Semua Bab Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku: Bab 101 - Bab 110

159 Bab

Aku Memang Jahat

"Iya tidak masuk akal saja Mah. Kan yang salah itu Jihan," ucap Calista, "namun, kenapa Mama dan papa malah marahnya sama aku dan--""Cukup Calista!" potong Mama Kirana, "cukup kalian menjelekkan Jihan di hadapan mama dan papa! Kamu itu seorang kakak, harusnya menjaga aib adikmu sendiri bukan malah mempermalukannya di hadapan umum. Untuk apa Calista? Apa untungnya buat kamu? Seharusnya kamu mikir ... dengan membuat aib adikmu publish, sama saja mempermalukan diri kamu sendiri. Dan seharusnya kamu tak melakukan itu Calista, karena walau bagaimanapun bu Kulsum adalah ibu angkatmu."Setelah memberikan nasihat yang panjang dan tajam pada Calista dan Fadli, Mama Kirana pun pergi untuk melanjutkan langkahnya ke dalam kamar."Mas, kamu lihat kan bagaimana reaksinya mama dan papa sama kita? Aku semakin tak menyukai Jihan, dia sudah merebut perhatian mama dan papa dariku!" kesalnya."Ya Itu juga salah kamu sendiri," ujar Fadli dengan nada yang acuh."Maksud kamu apa, Mas?" Calista memicingkan
Baca selengkapnya

Panik

Sesampainya Fadli dimkantor, dia langsung menuju lantai atas di mana ruangannnya berada. Namun, ia melihat Jihan belum sampai sana."Apa aku terlalu kepagian ya?" ucap lirih Fadli.Fadli pun duduk di kursi kerjanya, namun ia merasa tak tenang. Pria itu bangkit dan mondar-mandir seolah sedang gelisah mnunggu kedatangan Jihan."Haduuh ... Jihan kemana sih? Kenapa jam segini belum datang juga?" cemas Fadli saat melihat jam menunjukan pukul 8 pagi. "Apa dia tak berangkat ya? Apa dia masih marah sama aku? Sama Calista juga?"Dia pun mengeluarkan ponselnya, namun sayang, nomor Jihan rupaya tak aktif. Bahkan pesan yang ia kirim semalam dan tadi pagi saja tidak aktif."Sepertinya benar dugaanku, jika Jihan memblokir nomorku,'' lirihnya.Fadli yang sudah di landa kecemasan dan rasa tak tenang, ia segera menyambar kunci mobilnya lalu pergi dari sana.Namun, baru saja Fadli keluar dari ruangannya dia berpapasan dengan Haikal, pria itu tidak memperdulikan kehadiran Fadli, karena dia sudah sangat
Baca selengkapnya

Lesu

Sesampainya Fadli di kantor wajahnya terlihat begitu lemas, dia berpapasan dengan Haikal yang akan masuk ke dalam ruangannya untuk menaruh data-data."Kak, satu jam lagi kita akan ada meeting," ucap Haikal."Kamu yang handle saja," jawab Fadli dengan acuh.Dahi Haikal mangkerut heran saat melihat reaksi kakaknya, di mana wajahnya terlihat begitu lesu, seperti orang tak bertenaga sama sekali. Kemudian dia mengikuti langkah Fadli yang masuk ke dalam ruangan."Wajahmu ksnapa ditekuk seperti itu, Kak? Nggak dapat jatah dari Kak Calista semalam, ya?" ledek Haikal dengan kekehan kecil."Tidak, bukan seperti itu," jawab Fadli dengan suara yang lesu, kemudian dia menatap ke arah Haikal "Oh ya ... kamu benar-benar tidak tahu ke mana Jihan?"Mendengar pertanyaan dari kakaknya membuat Haikal seketika menggelengkan kepala, "tidak. Memangnya Kakak sudah bertemu dengan Jihan?""Jika aku sudah bertemu dengannya, aku tidak akan bertanya kepadamu Haikal." kesal Fadli, "tadi aku ke rumahnya, barangkali
Baca selengkapnya

Orang Suruhan

"Itu Bu ... ibu Surti nelpon dan ngabarin katanya tadi ada pria yang ke rumah mencari kita, dan kata Bu Surti juga pria itu adalah menantu Ibu. Aku yakin deh kalau dia adalah Mas Fadli. Pasti Mas Fadli itu merasa heran karena aku tidak masuk ke kantor hari ini," jelas Jihan.Ibu Kulsum terdiam, nampak raut kekecewaan yang begitu dalam di wajah keriputnya, yang menandakan jika ia benar-benar sangat marah kepada Fadli."Biarkan saja ... dia mau mencari ke ujung dunia pun tidak akan pernah menemukan kita selagi Tuan Zahid dan juga Kirana tidak memberitahu di mana kita berada," jawab ibu Kulsum dengan nada datar.Jihan mengusap lengannya, dia tahu apa yang dirasakan oleh ibunya saat ini. Pastilah wanita itu tengah memendam luka yang begitu dalam tentang penderitaan putrinya.Lalu ibu Kulsum bangkit dari duduknya, berjalan ke arah pagar balkon menatap bukit-bukit yang terpampang begitu indah di hadapannya serta udara yang begitu segar namun tidak bisa menyegarkan hatinya yang sedang diland
Baca selengkapnya

Frustasi

"Kak Fadli!" kaget Haikal dengan mata membulat.Wajahnya seketika menjadi gugup, dia menelan ludahnya dengan kasar karena takut jika Fadli tadi mendengar ucapannya bersama dengan Jihan.'Gawat! Apa Kak Fadli dengar ucapanku tadi sama Jihan ya? Aduh ... kalau iya gimana ini? Bisa-bisa kacau rencanaku dan Mamah,' batin Haikal.Fadli mendekat ke arah sang adik, dia melihat raut kecemasan di wajah Haikal membuatnya seketika memicingkan mata menatap dengan curiga ke arah pria tampan tersebut."Siapa yang baru saja kamu telpon. Untuk apa makanan yang kamu pesan?" tanya Fadli dengan tatapan mengintrogasi."Bukan siapa-siapa. Lagian Kakak kenapa ke sini?" Haikal mencoba untuk menghilangkan kegugupannya agar Fadli tidak curiga."ku ke sini karena ingin meminta berkas yang sepertinya kamu lupa membawanya ke dalam ruangan. Hangan mengalihkan pembicaraan! Siapa tadi yang kamu telepon? Jangan-jangan, dia Jihan ya?" tebak Fadli dengan tatapan tajam."Apaan sih Kak? Kenapa Jihan? Ini temen aku, dia
Baca selengkapnya

Dasar Ular

"Tadi pagi aku ke rumahnya Jihan, karena dia tidak masuk kantor, dan--""Apa! Kamu ke rumahnya? Mau ngapain lagi sih Mas? Ingat ya! Kamu kan udah janji sama aku, kamu nggak bakalan membuka hatimu untuk Jihan, tapi kenapa kamu malah ke sana, Mas? Lagi pula, kalau dia tidak masuk kantor biarkan saja. Mungkin dia ingin mencari perhatian kamu karena kejadian kemarin dan ingin membuat kamu merasa bersalah.""Cukup Calista! Kamu itu bisa nggak sih nggak usah berpikiran negatif. Kita ini sekarang dalam keadaan genting." Fadli merasa kesal karena Calista memotong ucapannya.Wanita itu pun merengut sambil mendengkus dengan kasar, kemudian dia menjatuhkan bokongnya di tepi ranjang sambil menekuk wajah."Kamu tahu nggak, Jihan tidak masuk kantor dan aku pikir pun sepertinya dia marah, tapi saat aku ke rumah dengan alibi meminta maaf soal kejadian kemarin, ternyata Jihan dan ibu sudah tidak tinggal di sana.""Maksudnya?" tanya Calista dengan tatapan yang begitu kaget, namun juga dengan raut kebin
Baca selengkapnya

Harus Menjaga Jarak

Haikal baru saja sampai di sebuah Villa yang ditempati oleh Jihan dan juga Ibu Kulsum. Dia menenteng ayam bakar pesanan dari wanita itu."Assalamualaikum," ucap Haikal saat masuk ke dalam."Waalaikumsalam, eh Nak Haikal, ayo masuk ... Jihannya masih shalat magrib tuh," ujar Ibu Kulsum mempersilahkan pria itu untuk masukIbu Lela membawa plastik yang berisi ayam bakar pesanan Jihan ke dapur dan mempersiapkannya di meja makan, sementara Ibu Kulsum menemani Haikal di ruang tamu."Gimana? Ibu sama Jihan di sini betah kan di sini?""Alhamdulillah ibu sama Jihan betah kok. Makasih ya Nak, kamu dan juga kedua orang tuamu benar-benar berjasa. Entah harus ke mana Ibu dan Jihan pergi jika tanpa bantuan kalian," ucap ibu Kulsum dengan tulus.Haikal tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, "iya Bu sama-sama tidak apa-apa. Kalian kan juga keluarga kami, aku juga tidak mau melihat Jihan terus-terusan disakiti oleh kak Fadli maupun Kak Calista."Ibu Kulsum nampak terdiam memikirkan rumah tangga an
Baca selengkapnya

Sakit

Haikal memegangi dadanya yang terasa begitu sakit dan begitu menyesakkan dada saat mendengar ucapan Jihan dan juga Ibu Kulsum.'Aku tahu, mungkin di sini aku terlalu egois. Tapi apa yang bisa kulakukan? Karen sang Pemilik hati menetapkan hati ini padamu Jihan, dan aku tidak bisa berpaling. Sekuat apapun itu aku sudah mencobanya, tapi nyatanya aku tidak bisa.' batin Haikal dengan tatapan sedihnya.Dia tadi hendak ke dapur untuk mengambil air minum, namun saat akan melewati ruang tamu tidak sengaja ia mendengar ucapan Jihan dan juga ibunya.Haikal tahu bahwa perasaannya memang terlarang, di mana Jihan adalah kakak iparnya, tapi apa yang bisa Haikal lakukan. Karena dia pun tidak ingin itu, namun Tuhan malah berkata lain.Gerlihat Jihan begitu lahap memakan ayam yang dibelikan oleh Haikal, dia seperti orang kelaparan yang belum makan selama 5 hari, membuat Ibu Kulsum dan Haikal hanya bisa terbengong."Sayang, pelan-pelan dong makannya! Kamu ini kayak nggak pernah diberi makanan enak aja,"
Baca selengkapnya

Menolak

Haikal menatap kaget saat melihat Fadli. "Mau dari mana aja itu bukan urusan Kakak," jawabnya dengan nada yang cuek lalu dia pun masuk ke dalam kamar.Fadli menatap curiga, tidak biasanya Haikal pulang telat apalagi mereka keluar dari kantor bersamaan. Seketika ingatannya mengarah kepada kejadian tadi siang, di mana Haikal berkata bahwa dia akan bertemu dengan seorang wanita yang bernama Natasha."Apa dia baru bertemu dengan wanita itu? Tapi siapakah Natasha? Kenapa aku baru mendengar namanya?" gumam Fadli dengan heran.Berbagai pertanyaan muncul di benaknya, apalagi ada sedikit rasa curiga di hatinya terhadap Haikal jika pria itu mengetahui keberadaan Jihan dan ibu mertuanya."Mas," panggil Calista sambil menepuk pundak pria itu hingga membuat Fadli terlonjak kaget. "Kamu kenapa kok ngelamun di sini?" tanyanya dengan heran."Kamu ini ngagetin aja deh." Fadli mengusap dadanya, kemudian dia pergi meninggalkan Calista dan akhirnya membuat wanita itu mengikuti langkahnya menuju dapur."T
Baca selengkapnya

Akan Memilihmu

"Waalaikumsalam," jawab Jihan dan Bu Kulsum sambil menengok ke belakang dan ternyata yang datang adalah mama Kirana."Tante," ucap Jihan sambil mencium tangan Mama Kirana yang saat ini berada di sampingnya dan mengelus kepalanya dengan lembut."Masih saja panggil tante. Panggil Mama dong! Walau bagaimanapun kan sekarang kamu itu menantunya Mama, jadi sekarang kamu panggilnya Mama jangan tante!"Jihan mengangguk, "Mama udah sarapan belum? Kalau belum kita sarapan sama-sama yuk!" ajak Jihan."Mama udah sarapan sih tadi di rumah, tapi Mama temenin kamu." Mama Kirana duduk di samping Jihan.Melihat wanita itu begitu menyayangi Jihan, membuat Ibu Kulsum benar-benar bersyukur karena wanita tersebut mau menerima kehadiran Jihan yang notabenya adalah orang ketiga di dalam rumah tangga putranya.Setelah sarapan selesai mereka pun menuju teras untuk mengobrol. "Jihan, sebenarnya kedatangan Mama ke sini karena ingin mengajak kamu untuk belanja perlengkapan bayi," terang mama Kirana."Tapi Mah, k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status