All Chapters of Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku: Chapter 121 - Chapter 130

159 Chapters

Tumben Diam

Sudah 3 hari Haikal tidak ke Villa, dan dia saat ini sedang bersama dengan mama Kirana untuk menuju ke sana. Mereka juga akan mempersiapkan untuk acara 7 bulanan Jihan nanti."Assalamualaikum," ucap mama Kirana dan Haikal bersamaan saat memasuki Villa."Waalaikumsalam," jawab ibu Kulsum, "eh ada nak Haikal, Ibu Kirana. Ayo masuk!" ajaknya."Jihan ke mana, Bu?" tanya Haikal sambil melihat ke kanan dan kekiri mencari keberadaan wanita itu."Dia lagi ada di samping villa, itu, lagi nanam bunga sama Zahra.""Wanita itu masih ada di sini?" tanya Haikal"Iya. Ya sudah, duduk dulu biar Ibu buatkan minum!"Haikal pamit untuk menuju samping villa di mana saat ini Jihan dan juga Zahra baru saja selesai menanam bunga."Gue kira lo udah balik. Ternyata betah juga di sini?" ledek Haikal sambil menyandarkan tubuhnya pada dinding Villa.Merasa ucapan itu untuk dirinya, Zahra pun menoleh. "Memangnya kenapa? Di sini ada Jihan. Lagi pula aku tidak merepotkanmu ini," jawab Zahra dengan nada yang ketus.
Read more

Jodohkan Mereka

"Kenapa dengan Haikal, Mah?" bingung Jihan.Mama Kirana menatap lekat ke arah Jihan, tidak terlontar kata apapun dari mulutnya dan itu membuat Jihan sangat bingung juga penasaran.'Kenapa Mama melihatku seperti itu ya? Dan ada apa dengan Haikal?' batin Jihan bertanya-tanya.Sedangkan Mama Kirana hanya dia mematung dan Jihan pun tidak berani untuk menanyakannya sampai wanita itu akan mengungkapkan tentang pertolongan apa yang harus dia bantu."Carikan jodoh untuk Haikal!" ungkap Mama Kirana seketika."Apa! Jodoh?" kaget Jihan dengan wajah yang dilanda keheranan.Mama Kirana menganggukan kepalanya. "Iya. Sahabat kamu itu belum mempunyai suami kan? Apa dia sudah mempunyai kekasih?""Maksud Mama ... Zahra?""Iya. Apa dia sudah punya pasangan?" Jihan langsung menggelengkan kepalanya, karena setahu dia memang Zahra sedang tidak dekat dengan siapapun."Tidak. Setahuku saat ini dia sendiri. Memangnya kenapa, Mah?" tanya Jihan penasaran. Seketika matanya membulat, "jangan bilang ... kalau mam
Read more

Harus Bagaimana

"Jangan putus asa seperti itu dong!" Haikal mencoba untuk memberikan semangat kepada Zahra.Dia menggenggam tangan wanita itu sehingga membuat Zahra seketika terpaku dan menatapnya dengan lekat."Lo itu cewek yang penuh dengan semangat, jadi ketika lo putus asa seperti ini ... rasanya gue seperti tidak mengenal lo. Setiap masalah itu bisa diselesaikan, pasti ada jalan. Jadi lo harus mencari jalan itu! Jangan berputus asa, karena Allah tidak menyukai orang yang gampang menyerah." Haikal mengedipkan sebelah matanya.Sementara Zahra masih diam terpaku menatap pria tersebut, kemudian tatapannya beralih kepada tangan yang saat ini masih digenggam oleh Haikal. Dan sadar akan hal itu, Haikal pun langsung melepaskannya."Maaf ... tadi refleks." Pria tersebut merasa canggung."Nggak papa. Thanks ya atas support lo. Dan mungkin aja memang lo benar, setiap masalah itu ada jalan keluarnya, dan gue rasa memang gue harus pulang. Apapun nanti yang terjadi, gue pasti hadapin kok, walaupun pada akhirn
Read more

Ikut

"Buat apa kamu mikirin Calista, Nak?" Mama Kirana merasa heran dengan jalan pikiran Jihan yang terus-terusan saja memikirkan orang lain, bahkan tidak memperdulikan dirinya sendiri.Biasanya orang akan fokus pada dirinya tanpa memperdulikan orang lain. Entah orang itu akan menderita karenanya atau tidak, tetapi Jihan berbeda.nDan itu membuat Mama Kirana benar-benar sangat menyayanginya, dan dia ingin Jihan menjadi istri satu-satunya untuk Fadli."Kamu tahu ... sifat inilah yang membuat Mama semakin menyayangimu kamu. Wanita yang baik, bahkan di atas penderitaanmu, kamu memikirkan wanita lain yang jelas-jelas hanya memikirkan dirinya sendiri, dan tanpa memikirkan keadaanmu, bahkan posisi serta penderitaanmu. Sesungguhnya Fadia akan sangat beruntung memiliki istri sepertimu, dan Mama sangat yakin saat ini dia sedang menyadari itu.""Maksudnya?""Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan omongan Mama. Sekarang sebaiknya kamu istirahat!ama dan Haikal juga harus pulang. Pokoknya nanti untuk acara
Read more

Jangan Ikut Campur

""Ini rumah kamu?" tanya Haikal saat mereka sampai di sebuah rumah yang lumayan mewah."Iya. Makasih ya Haikal, Tante, udah nganterin aku. Kalau gitu aku masuk dulu. Oh iya, Tante Sama Haikal mau mampir nggak?""Nggak usah sayang. Ini juga udah sore, suami tante dari tadi udah nanyain terus. Ya udah kalau gitu kamu masuk ya," ujar mama Kirana dan langsung dibalas anggukan oleh Zahra.Dia pun masuk ke dalam, dan saat pintu pagar dibuka Zahra langsung mendapat sebuah tamparan dari seorang wanita yang baru saja akan keluar dari rumah tersebut."Masih ingat pulang kamu ya!" marah seorang wanita yang bernama Ambar."Mama," lirih Zahra sambil memegangi pipinya yang terasa panas."Sudah satu minggu kamu tidak pulang ke rumah dan tidak bisa dihubungi, sekarang kamu ingat ke sini. Buat apa kamu pulang hah, setelah mempermalukan kami! Buat apa!" marah wanita itu sambil membentak Zahra.Haikal dan mama Kirana saling bertatapan di dalam mobil. Mereka baru saja akan meninggalkan tempat tersebut,
Read more

Aneh

"Tau apa kamu soal harta, hah!" marah mama Ambar.Zahra yang melihat Mama Kirana dibentak dan dimarahi pun merasa tak enak, kemudian dia pun berkata, "Tante, Haikal, tidak apa-apa aku bisa menangani ini. Tante dan Haikal pulang saja!""Tapi sayang--""Apa kamu budek hah? Anak saya kan sudah mengusir kalian, jadi ya sudah pulang!" bentak Mama Ambar.Mama Kirana sejujurnya tidak ingin meninggalkan Zahra dalam keadaan seperti itu, karena entah kenapa dia merasa khawatir, takut jika nanti orang tuanya akan berlaku kasar kembali.Tetapi melihat tatapan Zahra yang mengatakan bahwa dia akan baik-baik saja, membuat Mama kirain akhirnya mau tidak mau pulang bersama dengan Haikal. Mereka keluar dari rumah itu dan masuk ke dalam mobil."Sejujurnya mama sangat khawatir dengan keadaan Zahra. Mama takut kalau dia dipukuli lagi," ujar Mama Kirana saat berada di dalam mobil."Iya, sejujurnya aku juga Mah. Tapi mau bagaimana lagi? Kita memang tidak bisa ikut campur urusan keluarga mereka. Aku yakin ko
Read more

Jangan Sampai Tahu

"Ya aneh lah Mas. Jihan itu bukan orang kaya, dia juga tidak memiliki banyak uang, lalu bisa kabur tanpa diendus ke mana perginya. Sementara saudara-saudaranya Ibu sudah tidak ada." Calista merasa ada kejanggalan dalam kepergian Jihan.Fadli yang mendengar penjelasan sang istri pun terdiam, karena apa yang dikatakan Calista benar. Dia juga merasa ada yang aneh dengan kepergian Jihan."Aku yakin deh Mas, ada seseorang yang membantu Jihan untuk pergi. Dan aku rasa orang itu sangat berpengaruh, sehingga dia bisa menutupi jejak Jihan. Kamu bukannya sudah mengerahkan seorang detektif yang handal?" Calista memicingkan matanya.Fadli membenarkan ucapan sang istri. Dia memang sudah menyewa detektif handal untuk melacak kepergian Jihan, tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda apapun tentang keberadaan istri keduanya itu."Kamu benar sayang. Sepertinya memang ada yang membantu Jihan, tapi siapa?"Keduanya sama-sama terdiam memikirkan siapa dalang yang selama ini membantu Jihan, tetapi mere
Read more

Panik

"Apa yang kalian maksud? Apa yang tidak boleh aku dan juga Calista tahu?" tanya Fadli saat dia membuka pintu kamar kedua orang tuanya.Mama Kirana dan papa Zahid seketika menoleh ke arah pintu dan mereka sangat terkejut saat mendapati Fadli di sana."Maksud kamu?" tanya Mama Kirana pura-pura bodoh."Nggak usah pura-pura tak tahu, Mah. Aku mendengarnya tadi. Apa yang dimaksud oleh Mama Papa? Kenapa aku dan Calista tidak boleh tahu apa yang kalian sembunyikan dariku?" tatapannya kini memicing ke arah kedua orang tuanya.Entah kenapa Fadli merasa jika mama Kirana dan juga Papa Zahid tengah menyembunyikan sesuatu yang besar darinya dan juga Calista, dan entah kenapa pikirannya menuju kepada Jihan."Itu ... kami sedang membicarakan soal ..." Mama Kirana terlihat gugup, dia pun bingung harus menjawab apa."Baguslah kalau kamu sudah tahu," timpal Papa Zahid, membuat Mama Kirana seketika menatapnya dengan tajam.'Apa yang Papa lakukan. Apa Papa akan memberitahukan semuanya kepada Fadli?' bati
Read more

Menikmati

"Ti-tidak ada Mah. Aku tidak menyembunyikan apapun," jawab Calista semakin gugup.Dia takut jika Mama Kirana memegang perutnya dan mengetahui jika saat ini dia tidak sedang hamil. 'Aduuh! Aku harus bagaimana ini? Mass ... tolong aku!' batin Calista dengan panik.Mama Kirana semakin memicingkan matanya, tangannya semakin maju terulur ingin memegang perut Calista. Sementara wanita itu sudah memejamkan matanya dengan nafas tertahan.Dia sudah pasrah jika pada akhirnya akan ketahuan oleh mertuanya, namun ternyata Dewi fortuna msih berpihak padanya saat ini."Mah ... kamu sedang apa?" tanya papa Zahid saat keluar dari kamarnya."Ini Pah, mama mau pegang perut Calista, soalnya tadi perutnya empuk sekali. Mama takut kalau kandunganya kenapa-napa," jawab mama KiranaSeketika tatapan papa Zahid mengarah pada wajah Calista yang nampak begitu tegang. Dia tersenyum tipis nan mengejek saat melihat kenapanikan di wajah cantik itu."Sudahlah Mah, kasian tuh Calista sampe keringetan," sindir papa Zah
Read more

Terluka

"Ya bahaya lah Mas. Kan nanti di acara 7 bulanan akan ada siraman. Kalau sampai mama dan papa mengusap perutku dan seperti yang tadi terjadi, maka tamatlah sudah riwayat kita," ungkap Calista dengan wajah gelisahnya.Fadli tidak mengerti dengan ucapan Calista, "kejadian tadi? Memangnya ada apa?" tanyanya yang memang belum mengerti.Kemudian Calista pun menjelaskan tentang kejadian tadi, di mana dia hampir saja tertangkap basah oleh mama Kirana.Fadli yang mendengar itu tentu saja sangat syok, "kamu itu ceroboh sekali sih!" rutuknya."Lho! Kok ceroboh sih Mas? Mana aku tahu kalau mama tadi bakalan keluar dari kamar. Lagian, kamu kelamaan di ruang kerjanya." Calista merasa kesal karena Fadli malah memarahinya...Pagi ini Fadli berangkat ke kantor lebih cepat karena dia sudah ada janji dengan salah satu detektif yang akan disewanya kembali untuk mencari keberadaan Jihan.Namun, saat dia melewati kamar Haikal tiba-tiba saja Fadli mendengar ucapannya bersama dengan seseorang."Baiklah, n
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status