All Chapters of Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku: Chapter 131 - Chapter 140

159 Chapters

Plin-Plan

"Dia adalah anak buahnya Sean.""Sean, itu siapa?" tanya Haikal yang memang merasa asing dengan nama tersebut."Sean adalah orang yang dijodohkan denganku." Terlihat wajah Zahra mendadak menjadi sedih. "Sean menyuruh anak buahnya untuk membawaku menemuinya, karena dia ingin mengajakku pergi ke hotel, tapi aku menolak."Kedua netra Haikal seketika membulat saat mendengar kata hotel. Dia menatap getir kepada wanita yang saat ini tengah duduk di sampingnya.Sama sekali tak pernah Haikal sangka jika Zahra mempunyai masalah yang begitu sangat rumit seperti Jihan, bahkan sampai harus diseret oleh seorang pria untuk menuju hotel."Untuk apa dia menyeretmu sampai harus masuk ke hotel? Apa dia akan berbuat yang macam-macam? Dan ... dari mana kamu tahu kalau kamu akan dibawa ke sana?"Terlihat helaan nafas yang begitu berat dari Zahra, dia menatap lurus ke arah depan kemudian menjawab, "Aku tak sengaja mendengar anak buahnya saat bertelepon dengan Sean, itu kenapa aku berontak dan tidak mau. Ak
Read more

Mengelabui

Haikal melihat jam yang berada di tangannya dan sudah menunjukkan pukul 17.00 sore. Dia pun bergegas untuk pulang dari kantor.Akan tetapi, mobilnya melaju bukan menuju rumah tetapi dia menuju sebuah restoran untuk memesan makanan, dan setelah selesai pria itu pun melajukan mobilnya kembali.Tanpa Haikal sadari di belakangnya ada sebuah mobil yang terus mengikutinya sejak ia keluar dari kantor, dan orang itu adalah suruhannya Fadli."Kenapa perasaanku tidak enak ya?" gumam Haikal.Dia merasa seperti ada orang yang mengikutinya, dan saat melihat dari kaca spion dia melihat ada sebuah mobil berwarna hitam di belakangnya, tapi Haikal tidak berpikir jika orang itu mengikutinya sebab jalanan ramai dan mungkin saja mereka memang satu arah.Haikal pun membelokkan mobilnya ke arah POM bensin, dan mobil itu pun melakukan hal yang sama tapi menjaga jarak dengan Haikal.'Aneh. Mobil itu dari tadi terus aja mengikutiku?' batin Haikal, padahal dia sebentar lagi akan masuk tol untuk keluar kota.Se
Read more

Darimana Kamu?

Haikal sampai di villa, dia menenteng makanan yang sejak tadi ditunggu oleh Jihan, dan wanita itu duduk sambil mondar-mandir di ruang tamu. Saat melihat kedatangan Haikal membuat mata Jihan berbinar.Lebih tepatnya bukan berbinar saat melihat Haikal yang datang, tetapi makanan yang dibawa oleh pria itu. Karena dia sudah tidak sabar ingin sekali malahapnya."Kamu ini kenapa lama sekali? Aku nunggu sampai lumutan tahu," gerutu Jihan dengan wajah cemberut.Haikal merasa gemas saat melihat wajah itu, ingin sekali dia mencubit kedua pipi Jihan, akan tetapi pria tersebut menahannya karena dia tahu mereka bukan mahram."Maaf, di jalan tadi ada kendala. Ya ... masalah kecil lah," jawab Haikal sambil mengedipkan sebelah matanya, "ya sudah, ini makan, nanti keburu dingin nggak enak.""Rasanya memang sudah dingin, tapi it's okelah ... daripada aku kelaparan," jawab Jihan sambil membuka bungkusan tersebut.Dia langsung melahapnya setelah membaca doa, sementara Haikal duduk di hadapannya sambil te
Read more

Kepanikan Calista

Haikal tidak menyangka jika Fadli akan bertanya segamblang itu yang bisa memojokkan dirinya sendiri, namun seketika pria tersebut tersenyum sinis. Dia memiliki ide yang berilian untuk menjebak Fadli dalam pertanyaannya sendiri"Kok Kak Fadli bisa tahu kalau aku habis dari mall?" tanya Haikal dengan tatapan memicing.Mendengar pertanyaan balik dari adiknya Fadli seketika menjadi gelagapan. Dia merutuki dirinya sendiri di dalam hati, karena telah ceroboh bertanya sesuatu hal yang seharusnya tidak ia lontarkan pada Haikal.'Kenapa aku ceroboh ini sih!' batin Fadli, 'Gawat! Kalau sampai dia tahu jika aku menyuruh orang untuk memata-matainya, bagaima?'"Kenapa Kakak diam saja? Dari mana kakak tahu kalau aku habis dari mall?" tanya Haikal kembali dengan nada mendesak"Tadi aku tidak sengaja saja melihatmu masuk ke dalam mall," alibi Fadli dengan nada cuek.Dia mencoba untuk bersikap biasa saja, akan tetapi Haikal sudah membaca semua gelagat Fadli. Bahkan dia sudah mengetahui semuanya. Pria
Read more

Matilah Aku

Mereka pun menaiki mobil untuk menuju rumah sakit. Berkali kali Calista menolak, akan tetapi mama Kirana terus saja memaksanya, membuat wanita itu tak bisa berkutik.Di dalam mobil ia mengirimkan pesan kepada Fadli, mengabarkan tentang apa yang terjadi.(Mas, gawat! Tadi Mama melihat darah di bajuku, sebab darah haid-ku tembus. Dan Mama menyangka jika aku pendarahan. Sekarang kita lagi ada di jalan menuju RS Sejahtera. Mas, aku takut. Bagaimana jika nanti dokter memeriksa kandunganku dan semua akan terbongkar? Aku gak mau Mas).Calista sejak tadi terus saja terlihat panik, bahkan dia tidak tahu jika sedari tadi Mama Kirana memperhatikan dirinya.'Lihatlah Calista! Kamu bahkan seperti seseorang yang sedang dilanda kebingungan dan seperti orang yang sedang dikejar oleh rentenir. Tapi Mama sangat menikmati raut wajah itu, hahaha!' batin Mama Kirana merasa puas.Dia juga tahu jika Calista mengirimkan pesan kepada Fadli, tetapi wanita tersebut tidak peduli. Dia akan melihat drama apalagi y
Read more

Merindukannya

Dengan langkah sedikit diseret Calista memasuki ruangan dokter. Berkali-kali dia meneguk salivanya dengan kasar, karena wanita tersebut begitu takut jika kebohongannya akan terbongkar.Pasrah. Hanya satu kata itu yang saat ini ada di benak Calista, karena tidak ada lagi tempat untuknya melarikan diri."Tunggu Mah!" ucap seseorang sambil menahan tangan Calista yang baru saja sampai di ambang pintu."Fadli!" kaget Mama Kirana, namun di dalam hati dia tersenyum karena drama sebentar lagi akan dimulai. "Kamu lama banget sih? Istri kamu itu tadi sudah sangat kesakitan.""Iya, maaf Mah. Biar aku aja yang antar Calista ke dalam ya." Fadli mencoba untuk membuat Mama Kirana agar tidak masuk ke dalam."Tidak. Mama juga mau ikut, kan Mama ingin tahu kondisi bayi di dalam kandungan Calista itu seperti apa."Fadli mengangguk, lalu dia memegang kedua bahu Mama Kirana. "Iya aku tahu ... tapi kali ini biarkan aku yang menemani Calista. Nanti apapun hasilnya, aku akan memberitahu Mama. Please!" Fadli
Read more

Pria Durjana

Sepanjang meeting itu berlangsung, wanita tersebut terus saja memperhatikan kearah Haikal dengan senyuman merekah di bibirnya. Bahkan ia sama sekali tidak berpaling.Akan tetapi tatapan itu malah membuat Haikal merasa tak nyaman. 'Kenapa sih dia harus datang ke sini. Dan kenapa pula harus menatapku seperti itu?' batinnya merasa tak tenang.Dan setelah meeting selesai, Haikal segera mengemasi berkasnya lalu dia pun keluar dari ruangan itu setelah bersalaman dengan beberapa klien. Bahkan dia melewati salaman dengan wanita tersebut."Kamu duluan saja! Saya mau angkat telepon dulu," ujar Haikal kepada asistennya saat teleponnya berbunyi.Setelah selesai, pria itu pun berjalan menuju lift, akan tetapi tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh seseorang dan mengajaknya menuju sebuah ruangan kosong."Mau ngapain kamu?" tanya Haikal dengan ekspresi datarnya.Tanpa menjawab wanita itu langsung memeluk Haikal, membuat pria itu mematung. Namun, beberapa detik kemudian dia langsung melepaskannya deng
Read more

Acara 7 Bulan

Hari yang di tunggu telah tiba, dimana acara 7 bulanan kehamilan Jihan dan Calista akan di langsungkan.Dan, saat ini di kediaman mama Kirana sudah ramai oleh para tamu undangan, padahal jam masih menunjukan pukul 8 pagi."Mas, sejujurnya aku merasa heran deh sama mama dan papa," ucap Calista yang saat ini sudah siap dengan segala aksesoris khas orang 7 bulanan dengan bunga di pundak serta kepalanya."Aneh kenapa?" jawab Fadli sambil mengancingkan bajunya."Ya aneh lah Mas. Mereka itu adain acara pagi sekali? Kan bisa agak siangan? Kayak di kejar sama waktu," jelas Calista.Fadli henya menatap sekilas ke arah sang istri, kemudian dia berjalan mengambil blangkonnya."Sudahlah, jangan terlalu negative thinking. Mungkin papa masih banyak urusan. Ayo kita turun ke bawah, acara udah mau mulai!" ajaknya.Calista turun dengan wajah cemberut. Dia masih merasa aneh dengan sikap mama dan papa mertuanya yang mengadakan acara terlalu pagi.Setelah sampai di lantai bawah, Calista melihat para tamu
Read more

Kesakitan

Fadli mengendarai mobilnya menuju salah satu mall untuk merefreshkan otak. Dia menuju tempat karaoke yang ada di mall tersebut, ditemani oleh beberapa wanita seksi.Pikirannya berkecamuk saat mengingat sikap keluarganya yang terasa begitu aneh, bahkan terkesan tak peduli kepadanya dan juga Calista."Jihan," lirih Fadli saat melihat wanita yang berada di hadapannya yang kini tengah menari.Tanpa sadar Fadli segera memeluk tubuh itu. "Aku sangat merindukanmu. Kemana saja dirimu? Aku selalu mencarimu, tapi kau tak ada.""Maaf Tuan, maksudnya?" tanya wanita tersebut, dan saat Fadli melepaskan pelukannya. Dia terlonjak kaget karena wanita yang baru saja dipeluknya bukanlah Jihan."Ada apa, denganku? Kenapa wajahnya tiba-tiba berubah menjadi Jihan?" Fadli mengusap wajahnya dengan kasar, lalu dia duduk kembali di sofa.Ternyata bukan itu saja, semua wanita yang ada di sana tiba-tiba menjadi Jihan, dan itu membuatnya sangat frustasi. Kemudian Fadli keluar dari ruangan tersebut, namun tiba-tib
Read more

Mendesak

"Zahra."Kedua netra Zahra membulat sempurna dengan wajah yang begitu kaget saat melihat Fadli yang berada di hadapannya. Dia langsung membereskan berkas yang ada di lantai kemudian pergi dari sana.Akan tetapi, tangannya segera dicekal oleh Fadli. "Mau ke mana kamu? Katakan! Di mana Jihan?" desaknya.Sudah beberapa kali dia mencari Zahra, tapi ternyata wanita itu kabur, dan sekarang Tuhan mempertemukannya dengan wanita tersebut, karena dia yakin jika Zahra mengetahui keberadaan Jihan."Sorry ya! Lo apaan sih nanya-nanya keberadaan Jihan sama gue? Memangnya gue emaknya. Udah, awas minggir! Gue lagi banyak kerjaan," ucap Zahra."Nggak. Aku nggak bakal lepasin sebelum kamu bilang di mana keberadaannya Jihan. Aku yakin kamu tahu kan Jihan di mana."Zahra menepis kasar tangan Fadli,nkemudian dia menatap tajam dengan menyipit.n"Lo ini kan suaminya, jadi kenapa lo nanyain keberadaannya Jihan sama gue? Bukannya suami itu harusnya lebih tahu?"Fadli cukup terkejut, tapi sejenak dia teringat j
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status