Semua Bab Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku: Bab 141 - Bab 150

159 Bab

Melahirkan

"Memangnya kenapa kalau aku jatuh cinta pada istriku sendiri? Apa itu salah?" Fadli menatap sinis ke arah Calista.Wanita tersebut maju ke hadapan Fadli, dia tentu saja tidak terima jika Fadli sudah jatuh cinta kepada Jihan, hal yang selama ini ia takutkan."Jadi benar, kalau kamu sudah jatuh cinta padanya?"Bukannya menjawab, Fadli malah beranjak dari duduknya. Kemudian dia membuka kancing kemejanya lalu masuk kamar mandi.Akan tetapi, saat Fadli baru saja sampai di ambang pintu kamar mandi tiba-tiba tangannya ditahan oleh Calista."Lepaskan aku, Calista! Aku gerah, mau mandi.""Tidak. Sebelum kamu menjawabku, Mas! Kamu benar-benar sudah jatuh cinta kepada Jihan? Kamu kan sudah berjanji kepadaku, Mas, bahwa kamu menikahinya tidak dasar cinta. Kita hanya menginginkan anaknya, Mas. Hanya anaknya!" teriak Calista dengan air mata yang sudah mengenang di kedua pelupuk netranya.Mendengar hal tersebut, Fadli menghela nafasnya kemudian dia mengacak rambutnya dengan kasar. "Cukup Calista! Cu
Baca selengkapnya

Pengakuan Jihan

"Dia begitu kehilangan lo, Han. Dan gue sangat yakin kok, kalau Fadli itu sangat mencintai lo. Dia sudah menyadari perasaannya, dan dia mengakui itu di hadapan gue," terang Zahra.Semua yang ada di sana terdiam, tetapi tidak dengan papa Zahid dan mama Kirana. Mereka tersenyum senang saat mendengar hal tersebut.Sementara Haikal merasa hatinya serasa diremas-remas saat mendengar penuturan Zahra, kemudian dia menatap lekat ke arah Jihan dan melihat binar bahagia di wajah wanita itu."Han, sekarang katakan! Apa lo juga mencintai kak Fadli? Apa lo juga memiliki rasa yang sama?" tanya Haikal Jihan menatap ke arah Haikal saat mendengar pertanyaan pria tersebut, dia sebenarnya masih ragu, tapi Jihan sangat yakin jika ia juga sangat mencintai Fadli. Walau dengan keadaan mereka yang seperti ini, apalagi saat ini ada bayi yang menjadi jembatan bagi mereka berdua.Melihat tidak ada jawaban dari Jihan, Mama Kirana pun berjalan ke arah wanita tersebut. "Nak, jika Fadli sudah mencintaimu, apa kau
Baca selengkapnya

Belum Saatnya

Jihan saat ini tengah menyusui bayinya, karena air susunya memang sudah keluar dari beberapa hari yang lalu, sebab Jihan juga suka memakan sayur."Oh iya Bu Kirana, bagaimana dengan rencana kita? Jadi, setelah ini, apakah kita akan memberitahu Fadli?" tanya ibu Kulsum saat mereka duduk di sofa.Jihan yang mendengar itu pun segera menoleh, "Iya Mah, apa sekarang kita akan memberitahu Mas Fadli tentang kelahiran bayi ini?"Mama Kirana nampak berpikir, kemudian dia pun menggelengkan kepalanya. "Belum saatnya. Kamu harus sembuh dulu, dan anak kamu juga harus sehat baru kita akan membongkar semuanya. Mama juga sudah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk Calista dan Fadli, dan saat itu kamu akan melihatnya sendiri.""Sesuatu? Apa itu, Mah?" Jihan merasa penasaran."Nanti juga kamu akan tahu Nak. Hanya beberapa hari lagi kok, semua akan terkuak. Tapi sekarang kamu fokus untuk kesembuhanmu dan juga bayimu dulu ya, baru nanti kita akan pulang ke Villa. Karena untuk bertemu dan menikmati drama
Baca selengkapnya

Tidak Akan

Mama Kirana dan juga Papa Zahid akhirnya sampai di rumah, dan jam menunjukkan pukul 22.00 malam. Sebab mereka ingin berlama-lama dengan baby Dixon.Namun, saat mereka akan masuk ke dalam kamar tiba-tiba seseorang menghentikan langkah mereka. "Mama dan Papa habis dari mana! Kenapa jam segini baru pulang?" tanya Fadli yang akan menuju dapur.Seketika membuat Mama Kirana dan papa Zahid menengok ke arah belakang, dan ternyata Putra pertama mereka sedang menatapnya dengan tajam, bahkan tatapan itu penuh curiga "Habis dari acara teman," jawab apa Zahid dengan datar."Selarut ini? Tidak biasanya Mama dan Papa pulang selarut ini. Kalian pergi dari siang dan--""Emangnya kenapa? Itu bukan urusan kamu, Fadli. Yang penting acara istri kamu berjalan lancar kan? Sudahlah, mama dan Papa lelah mau istirahat. Ayo Pah!" potong Mama Kirana sambil mengajak suaminya untuk masuk ke dalam kamar.Fadli menatap orang tuanya sambil menggelengkan kepala dengan kecil. "Semakin hari sifat mama dan papa semakin
Baca selengkapnya

Acara Penyambutan

Hari ini di kediamannya Papa Zahid terlihat begitu ramai, membuat Calista dan Fadli merasa heran, karena mereka tidak tahu jika ada acara di rumah itu."Pah, ini ada apa ya? Kok rame sekali? Memangnya mau ada acara?" tanya Fadli saat berada di ruang tamu, karena hari ini dia tidak ke kantor."Iya, itu kenapa Papa minta kamu untuk meliburkan kantor terlebih dahulu. Nanti malam akan ada acara, ya ... itung-itung adalah acara untuk penyambutan cucu dalam keluarga kita."Calista nampak begitu senang saat mendengar penuturan Papa Zahid, dia mengusap perutnya yang ternyata hanya buntelan bantal. Sementara Mama Kirana menatapnya dengan sedikit sinis."Acara penyambutan? Tapi kan bayi kami belum lahir, Pah? Calista saja belum melahirkan?" bingung Fadli dengan alis bertaut.Entah kenapa dia merasa ada yang janggal dari kata penyambutan. Namun, Fadli mencoba untuk berpositif thinking, walaupun sudah beberapa hari ini dia mengawasi keluarganya lewat detektif yang ia sewa, tapi ternyata tidak ada
Baca selengkapnya

Tamu Spesial

Jihan dan ibu Kulsum sampai di salah satu hotel. Mereka tidak langsung ke kediamannya papa Zahid atau mama Kirana, karena semua sudah diatur."Ya sudah, kalau gitu kamu dan juga ibu istirahat! Nanti malam aku jemput ya," ujar Haikal dan langsung dibalas sang bukan oleh Jihan.Haikal beserta dengan Zahra pun meninggalkan Jihan dan ibu Kulsum di hote. Mereka pulang, akan tetapi Haikal ingin mengantarkan zahra terlebih dahulu."Lo abis ini mau ke mana?" tanya Zahra."Nggak kemana-mana sih. Emang kenapa?""Anterin gue yuk makan bakso! Gue laper nih. Kayaknya seger deh kalau makan bakso ... lagian cuaca juga lagi mendung."Haikal nampak berfikir, kemudian dia pun mengangguk. Tidak ada salahnya makan bakso bersama dengan wanita tersebut."Oke. Kita cari restoran!""What! Restoran? Ngapain?" kaget Zahra."Makan bakso ... jadi udah kita cari restoran.""Udah, jangan ke restoran. Ikut gue aja, nanti gue arahin jalannya!"Haikal pun hanya manut, karena dia tidak ingin berdebat dengan Zahra, kem
Baca selengkapnya

Kedatangan Jihan

"Waalaikumussalam," jawab semua orang serempak."Owalaah ... jadi tamunya pacarnya Haikal?" ucap Calista, tapi seketika netranya membulat saat tahu siapa wanita yang berada di samping Haikal. 'Lho! Dia kan sahabatnya Jihan?' batinnya sambil melirik ke arah Fadli.Sementara pria itu hanya diam saja saat melihat kedatangan Zahra. Lalu, Calista menyenggol lengan Fadli, membuat pria itu menolah. Akan tetapi, Fadli tak mengerti dengan kode alis naik turun dari istrinya.Zahra berjalan mendekat ke arah kedua orang tua Haikal, lalu mencium tabgannya. "Maaf ya Om, Tante, Zahra dan Haikal agak lama." "Iya, gak apa-apa kok sayang," jawab Mama Kirana sambil tersenyum manis.Fadli menatap heran, karena ia pikir tamu spesial itu bukan Zahra. Namun, tidak menampik jika pria tersebut juga merasa sangat kaget saat melihat kedatangan Zahra berbarengan dengan Haikal."Mah, Pah, jadi ini tamu spesial yang kalian maksud?" tanya Fadli memastikan.Papa Zahid tersenyum miring, kemudian dia menatap kearah i
Baca selengkapnya

Dia Anakku

Jantung Fadli berdetak kencang saat mendengar ucapan mamahnya. Kedua wajah suami istri tersebut sudah pucat pasi, seperti tidak memiliki darah sama sekali, karena keduanya sedang dilanda ketakutan.'Apa maksud dari ucapan, Mama? Apa mama mengetahui sesuatu! Atau jangan-jangan ... selama ini Mama sudah tahu bahwa Calista tidak hamil?' batin Fadli menerka-nerka."Kenapa wajah kalian sepucat itu?" Mama Kirana nama malah terkekeh kecil, kemudian dia menepuk pundak keduanya. "Jangan terlalu tegang! Rilex-kan saja dulu," ujarnya.Kemudian dia berjalan ke arah Dixon lalu menggendongnya, kembali berjalan ke arah Fadli lalu menatap pria itu dengan sinis."Lihatlah! Dia tampan bukan? Bayi ini benar-benar sangat tampan. Tapi sayangnya dia memiliki seorang ayah yang begitu tega menukarnya hanya demi uang," ucapnya sambil tersenyum miris."Ma-maksud, Mama?" Fadli masih tidak ingin berasumsi apapun."Wkwkwk! Masih belum mengerti juga? Jihan ... sini Nak!" panggil mama Kirana.Jihan pun mendekat, ke
Baca selengkapnya

Tertusuk

"Calista, kamu jangan macam-macam ya! Lepaskan Jihan!" tegas Mama Kirana.Namun, bukannya melepaskan, Calista malah semakin mencekik Jihan sehingga membuat wanita itu terbatuk. Dia begitu puas saat melihat Jihan menderita, apalagi melihat raut cemas di wajah semua orang."Kamu seharusnya enyah saja dari dunia ini! Menyesal aku telah menikahkanmu dengan Mas Fadli. Kamu seharusnya pergi dari hidupku Jihan, bersama dengan anak sialanmu itu!" bentak Calista dengan marah.Fadli mencoba mendekat, akan tetapi Calista menunjuk wajahnya. "Jangan berani mendekat, Mas! Atau Jihan dan juga bayi ini akan mati di tanganku!""Calista ... jangan jangan lakukan itu! Kamu hanya sedang dikuasai emosi Calista, aku mohon! Kita bisa bicarakan ini baik-baik."Mendengar hal tersebut Calista malah tertawa getir. "Hahaha! Bicara baik-baik kamu bilang, Mas? Kamu pasti akan meninggalkanku dan lebih memilih dia. Sekalipun aku menerima dia sebagai maduku dan kita bersama, sudah pasti kasih sayangmu akan berpihak k
Baca selengkapnya

Nekat

"Lepas! Lepaskan aku!" teriak Calista sambil memberontak saat Haikal dan Zahra memegangi tangannya."Tidak. Kami harus membawamu ke kantor polisi. Kamu harus mempertanggungjawabkan kesalahan mu Calista!" bentak Haikal karena dia merasa marah sebab Fadli terluka.Walaupun Haikal marah pada Fadli, karena Jihan lebih memilih dirinya, akan tetapi tetap saja Fadli adalah kakaknya dan Haikal tidak ingin hal buruk terjadi."Tidak. Aku tidak mau. Lepaskan aku!" pinta Calista. Dia terus saja memberontak dan berteriak, akan tetapi cengkraman Zahra dan Haikal begitu kuat."Mah, Pah, Jihan. Kalian bawa saja Kak Fadli ke rumah sakit! Biar nenek lampir ini aku dan Zahra yang urus," ujar Haikal. Kemudian dia menyeret Calista keluar dari rumah.Mereka berdua hendak membawa Calista untuk ke kantor polisi mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun, Calista terus saja berontak, karena dia tidak ingin dipenjara. Walaupun sejujurnya dia juga merasa sakit saat Fadli membelanya Jihan."Seharusnya bukan Mas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status