Home / Romansa / Di Bawah Kendali sang CEO / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Di Bawah Kendali sang CEO: Chapter 91 - Chapter 100

141 Chapters

Sebelum Badai Bagian 2

Erik masuk ke mansion dengan langkah setengah tidak sabar. Sebuah senyuman terukir di bibir, membayangkan Starla ada di depan pintu menyambutnya. Tanpa sehelai benang pun, dengan collar yang baru ia beli dan sikap penyerahan diri sepenuhnya.Rasanya Erik sudah sangat ingin mendomi-nasi tubuh Starla lagi. Membuat ia mengerang dibawahnya dan menyebut nama Erik berkali-kali. Percaya atau tidak, Erik menyukai hal tersebut. Suara yang keluar dari bibir Starla saat menyebut namanya terasa begitu pas, merdu dan menggoda. Membuat Erik tidak pernah puas atau bosan malah menginginkan lebih.Erik menghela napas. Tidak percaya jika dia akhirnya bisa memiliki seorang slave dalam jangka waktu lama. Biasanya dalam beberapa bulan ia memutuskan hubungan dengan submissivenya sebab pengakuan cinta mereka namun sampai sekarang Starla tidak pernah men
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

Menolak Mendengarkan

"Aku pernah begitu mendamba sentuhanmu karena selalu ada kelembutan di sana. Namun ketika kelembutan itu menghilang, aku tidak merasakan apapun lagi." ~ Starla Azkia ~ *** Starla baru saja tertidur sekitar lima belas menit yang lalu ketika tubuhnya di sentak untuk bangun. Mengerjab demi menyesuaikan cahaya yang masuk, Erik sudah menyeretnya turun dari ranjang an keluar dari kamar. “Erik,” tukas Starla, terseok-seok mengikuti langkah kaki Erik yang panjang dan cepat. Hampir saja Starla jatuh tersandung kakinya sendiri. Mengabaikan Starla, Erik membuka red room. Menyentak tangan Sta
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Sebuah Mimpi

Saat Starla membuka mata, ia menemukan diri sudah berada di kamar. Adrie sedang mengoleskan salep di tubuhnya sambil menahan tangis."Nona, kau sudah bangun!" seru Adrie bernapas lega. Hampir saja ia memeluk Starla jika ia tidak ingat dengan memar-memar di sekujur tubuh Starla.Starla mengerang pelan, merasakan tubuhnya remuk dan sakit di seluruh bagian tubuh."Jangan banyak bergerak dulu, Nona." Adrie mencegah Starla yang ingin beringsut duduk."Apa yang terjadi, Adrie?""Kau pingsan," jawab Adrie. "Lagi. Dan demam."Pantas saja Starla merasa kepalanya sedikit pusing dan sekujur tubuhnya terasa terbakar. Ternyata ia demam."Kau harus makan. Sudah seharian lebih kau tidak sadarkan diri," tukas Adrie. "Tapi sebelum itu, apakah Anda mengalami sakit yang luar biasa di bagian tertentu?"
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

Menunggu Hari Esok

Espen sudah merasa curiga sejak menghilangnya Starla selama satu malam. Lebih lagi ketika Starla muncul tapi tidak ada Groot bersamanya. Malah Isaac yang ia temui.Kecurigaan Espen semakin bertambah karena hari-hari berikutnya Groot tidak juga kunjung kembali. Padahal Espen mengenal Groot cukup baik. Pria itu adalah tipe orang yang tidak akan pergi tanpa memberi kabar apalagi ini menyangkut dengan tugas dan pekerjaannya sebagai salah satu bawahan Erik.“Selamat pagi, Tuan Jensen,” sapa Espen, masuk ke dalam ruang makan di mana Erik sedang sarapan di temani seorang koki yang berdiri di sampingnya.Adrie yang berada dalam balik dapur melirik sekilas pada kehadiran Espen lalu melanjutkan kegiatannya; memotong-motong buah dan sayuran. Wanita paruh baya itu nampak lebih acuh dan dingin sejak ia tidak diijinkan lagi melayani Starla
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Melihat yang Tidak Semestinya

Sudah sejak kejadian malam di mana Starla hampir diperko-sa yang menyebabkan Erik salah paham, Starla terus mengirim pesan pada Erik untuk membicarakan yang sebenarnya terjadi. Biasanya Starla mengirim pesan malam sebelum ia tidur.Tak peduli hati dan fisiknya disakiti Erik berkali-kali—bahkan memar-memar di tangan, kaki dan perut masih terlihat jelas karena Erik yang selalu mengikatnya tiap malam dengan kencang dan mencambuknya sebelum menyetubuhinya dengan paksa—Starla tetap keras kepala mengiriminya pesan.Biasanya Erik hanya akan membacanya tanpa membalas. Lalu besok di malam hari ia akan datang, Starla ingin berbicara tapi pria itu sudah langsung menyeretnya ke red room. Bermain sepuasnya dengan tubuh Starla lalu meninggalkannya begitu saja.Starla tidak pernah putus asa. Meski ia menangis saat mengirimkan pesan
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Rencana yang Sempurna

Mood Erik berantakan. Sejak bangun tidur hingga saat ini. Espen menyadarinya, bahkan rasanya seluruh karyawan juga menyadari hal itu. Terbukti dari para kaum hawa yang biasanya menatap kagum ketika Erik lewat di depan mereka, saat ini mereka lebih memilih menunduk dan menghindari bertatapan dengannya. Sebab Erik menguarkan hawa ingin membantai dan membunuh siapapun yang ia lihat.“Apakah pihak dari HMD Group sudah datang ke lokasi?” tanya Erik, berjalan tegas keluar dari pintu lobi sebuah gedung perusahaan asuransi. Salah satu perusahaan yang berada dalam naungannya.Langit sudah hampir berganti petang. Matahari sudah tenggelam berganti dengan cahaya bulan. Tapi ini baru awal malam, masih sekitar pukul setengah tujuh. Terlalu awal bagi Erik untuk mengakhiri pekerjaannya yang akhir-akhir ini sengaja ia padatkan.&ldqu
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Aku Mencintaimu Erik

Sembari menunggu Erik keluar dari bangunan bertingkat puluhan yang berfungsi sebagai apartemen, Espen sibuk dengan panggilan telepon. Ia menghubungi pihak HMD Group perihal Erik yang tidak bisa datang ke lokasi meeting. “Saya minta maaf tapi kadang sesuatu yang mendesak terjadi. Ya, ya. Tuan Jensen baik-baik saja. Sebagai ganti, dalam 10 menit, seorang perwakilan dari perusahaan kami akan datang ke sana untuk membicarakan tender ke depan agar lebih jelas. Sekali lagi, kami minta maaf yang sangat besar,” ucap Espen, kemudian menutup panggilan teleponnya. Bekerja dengan Erik terkadang memang butuh spontanitas ekstra. Pria itu bisa tiba-tiba membatalkan janji temu jika ingin. Sungguh majikan yang budiman, senang sekali mendua kali lipatkan pekerjaan Espen. Untung ia dibayar mahal. Baru saja
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Sisi Gelap (1)

Ruang kerja bernuansa cokelat kayu yang semula mewah lengkap dengan berkas, furniture kayu-kayu mahal dan buku-buku bisnis yang tertata rapi di sebuah almari kayu berpelitur mengkilat kini nampak hancur berantakan. Lampu kerja, kursi dan bahkan vas bunga yang semula nampak indah menghias ruangan telah pecah berserakan memenuhi lantai.Alih-alih sebagai ruang kerja, ruang itu kini lebih mirip seperti kapal karam yang diterjang badai dan angin putiing beliung. Dan semua itu tak luput karena perbuatan seorang pria yang memiliki surai rambut berwarna cokelat gelap.Erik, duduk di antara semua kekacauan tersebut dengan menyandarkan tubuh di atas sebuah sofa. Matanya terpejam tapi dia tidak tidur. Dahinya mengernyit tidak nyaman. Perasaannya sangat kacau.“Aku mencintaimu Erik.”Bayangan wajah Starla saat mengat
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Sisi Gelap (2)

Starla terbangun saat mengalami sebuah mimpi mengerikan. Dalam mimpi tersebut ia terlempar kembali ke masa lalu. Saat di mana ia memergoki Bima mengkhianatinya di hari hujan, saat Lion memper-kosanya, dan saat Erik mencambuknya tanpa ampun.Napas Starla tercekat. Keringat membasahi sekujur tubuh. Ia memeluk tubuhnya sendiri yang gemetar ketakutan. Ingin sekali menangis tapi air matanya tertahan di sudut mata.Butuh beberapa menit sampai Starla benar-benar menguasai diri. Menyadari bahwa itu semua hanya mimpi.Tidak apa, Starla. Hanya mimpi, manteranya dalam hati berulang kali.Menoleh ke nakas, ia mendapati ini sudah pukul 2 malam. Starla beringsut bangun. Tenggorokannya terasa kering. Dia pun pergi mengambil air minum di dapur.Dalam setengah perjalanan, ia mendengar pintu depan di buka. Awalnya Starla tid
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Sisi Gelap (Fin)

Mencengkeram dagu Starla dan membenturkan punggung wanita itu ke dinding adalah hal pertama yang dilakukan oleh Erik. Starla tampak semakin pucat dari pada tadi dan membuat hati Erik semakin sakit melihatnya.“Kau pikir aku peduli soal surat kontrak sia-lan ini?!” desis Erik murka. Ia melempar surat tersebut ke sudut ruangan di mana tong sam-pah berada. Membuat kertas-kertas itu berhamburan.“Tanpa surat itu pun kau seharusnya adalah milikku! Aku membelimu seharga satu juta Euro untuk menjadikanmu bu-dak selama 3 tahun penuh!”Meski Starla kesakitan di bagian dagu, namun ia menahan diri untuk tidak menunjukkan ekspresi apapun. Hanya menatap Erik dingin dan mati. Air matanya serasa sudah habis karena menangis semalaman, dan ia tidak memiliki tenaga lebih lagi untuk mengeluarkan tangisan yang lain. Starla hanya ingi
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status