Home / Romansa / Jerat Gairah Paman Kekasihku / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Jerat Gairah Paman Kekasihku: Chapter 221 - Chapter 230

279 Chapters

Bab 221 - Kedatangan Seseorang

“Selamat siang, Tuan. Ini adalah salinan berkas final yang akan digunakan dalam proses peradilan beberapa hari ke depan.”Mario menyerahkan satu bundel dokumen kepada Stevan. Berkat bukti dari asisten Harris, polisi semakin mudah untuk menyelesaikan penyelidikan. Selain itu, Alex juga cukup kooperatif memberikan keterangan lebih lanjut mengenai keterlibatan Hilda.“Aku percayakan semuanya padamu dan kuasa hukum kita. Jika tidak ada yang mendesak, tidak perlu mendatangiku lagi. Cukup sampaikan di telepon saja.”Suara Stevan terdengar datar, tidak ada kebanggaan maupun antusiasme yang tampak di wajahnya. Kabar baik yang dibawakan oleh asistennya, hanya dianggap sebagai angin lalu saja. Tidak penting sama sekali.Hari-hari berlalu dengan cepat. Setelah proses yang cukup panjang, kasus itu akhirnya selesai. Stevan hadir dalam persidangan dan menyaksikan hakim mengetuk palu yang menandakan kasus itu akhirnya selesai.Harris dan Hilda ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti dengan seng
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Bab 222 - Sebatang Kara?

“Kenapa tidak membalas pelukanku, Sayang? Apa kamu tidak senang melihat kedatanganku?” Suara Stella yang menuntut jawab membuat Alex mengerjap matanya, berkedip-kedip tersadar dari keterkejutannya. Dia tidak bisa berkata-kata, hanya bisa menatap Stella dan Clara bergantian. Tubuhnya kaku, benar-benar tidak bisa digerakkan. Kedua tangan yang sedari tadi terentang ke samping, perlahan turun ke sisi badan, tapi tidak balas memeluk gadis dengan make up tebal di wajahnya. Alex benar-benar terkejut dengan kedatangan Stella yang tiba-tiba. Berbulan-bulan mereka tidak bertemu, bahkan berkirim pesan maupun telepon pun tidak pernah. Setelah hari kematian Papa Elisa, Hilda dan Stella menghilang begitu saja. Sama sekali tidak diketahui keberadaannya. “Tu … tunggu sebentar. Tolong lepaskan pelukanmu,” pinta Alex dengan suara serak, napasnya tercekat di tenggorokan. Perasaan tidak nyaman menyergapnya, benar-benar berada di situasi yang menyulitkannya karena ada Clara di sana. Bukan hanya Alex y
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Bab 223 - Selagi Aku Masih Sabar

“Kalau kamu mengabaikanku, ke mana lagi aku mengadu?”Keluhan Stella bersama suara gemetarnya membuat Alex tidak tega melepaskan tautan tangan gadis itu di depan perutnya. Satu bagian hatinya terasa sakit, seperti ada jarum tajam yang menusuknya begitu dalam.Bayang-bayang kebahagian saat bersama Stella kembali terbayang. Gadis itu bersedia menemaninya ke mana pun dia mau. Tidak peduli pagi, siang, sore, atau bahkan malam. Sebelum menghilang saat Andara meninggal, hubungan mereka benar-benar sangat baik.“Aku menyesal karena pergi meninggalkanmu. Aku tidak tahu semua akan seperti ini. Aku benar-benar sendiri.”Alex membalik badannya dan menatap Stella lekat-lekat.“Apa maksudmu?”Alih-alih menjawab pertanyaan Alex, tangisan Stella justru semakin menjadi. Air matanya berderai membasahi pipi tanpa henti.“Stella, dengarkan aku!”Alex berusaha mendapatkan atensi gadis itu dengan mengguncang-guncangkan kedua lengannya. Dia tidak sabar mendengar penjelasan Stella. Namun, mata yang basah da
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Bab 224 - Tamparan Telak

Stella terisak. Air mata kembali jatuh membasahi wajah yang terlihat tirus dan tertekan.“Aku tidak punya siapa-siapa lagi sekarang. Mama … Mama pergi meninggalkanku sendirian. Dia menghilang tanpa jejak, juga tanpa kata perpisahan. Sudah beberapa minggu ini aku berusaha menghubungi dan mencarinya, tapi dia tidak ada di mana pun.”“Hah?!”Alex tidak lantas percaya. Dia merasa penuturan Stella aneh.“Bagaimana bisa kamu kehilangan ibumu? Bukankah kalian selalu bersama?” Anggukan terlihat bersama jemari Stella yang kembali menghapus bulir hangat yang menembus pertahanannya.“Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi Mama terlihat sangat sibuk beberapa hari terakhir saat kami masih bersama. Dia pergi dengan tergesa, tapi akan pulang saat malam. Atau terkadang, dia pergi tengah malam dan kembali keesokan harinya.”Stella menyusut hidungnya yang berair dengan tisu.“Awalnya aku pikir Mama pergi seperti biasa dan akan kembali dalam beberapa hari. Mungkin ada urusan bisnis yang tidak aku menger
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Bab 225 - Alex Terguncang

“Apa yang Mama lakukan?!”Alex yang terkejut, spontan bertanya dan menatap Shana dengan wajah penuh tanda tanya. Keributan tak terduga itu jelas membuat kepalanya penuh oleh berbagai pemikiran yang tidak jelas pangkal ujungnya. Di sisi lain, Stella yang tidak mengantisipasi tamparan dari Shana, kehilangan pijakan dan mundur beberapa langkah. Tubuhnya limbung, hampir luruh ke lantai jika tidak berpegangan pada lengan kursi.“Aku tidak tahu apa yang membuat Mama jadi seperti ini. Kepalaku hampir pecah melihat keributan kalian yang tidak aku tahu penyebabnya.”“Alex, dengar. Aku hanya berusaha—”“Diam kamu!”Stella baru membuka mulutnya, bersiap melayangkan protes dan membela dirinya di depan Alex, tetapi Shana lebih dulu menyela. Kilat tajam tampak di matanya yang dipenuhi kemarahan.“Kamu benar-benar gadis yang tidak tahu malu. Sama seperti ibumu!”Alex menatap ibu dan mantan kekasihnya bergantian. Dia sama sekali tidak tahu ada konflik apa di antara keduanya.“Jika bukan karena keser
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Bab 226 - Luluh Lantak

 Musik menghentak terdengar memekakkan telinga saat Alex menginjakkan kaki di sebuah kelab malam elit yang selama ini menjadi tempatnya menghabiskan waktu dan bersenang-senang.Dengan wajah suntuk penuh beban, Alex sengaja mendatangi tempat itu, berharap bisa membuang penat. Setidaknya dia bisa melupakan masalah tentang Clara dan Stella, juga tuntutan ibunya yang meminta solusi atas badai yang tengah mengepung mereka.Namun, harapan Alex tak semudah itu menjadi nyata. Alih-alih melupakan masalah yang membuat kepalanya nyaris meledak, justru hal menjengkelkan yang harus dia dapatkan.“Hoho, lihat siapa yang datang,” ucap seorang pria dengan jaket kulit yang pertama kali melihat kedatangan Alex. Senyum miring tampak di wajahnya, tidak menyangka terduga tersangka pembunuhan
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Bab 227 - Apa Kamu Akan Meninggalkanku?

“Alex, bangun!” Clara berusaha menjaga nada bicaranya meski dalam hati terkejut luar biasa. Di hadapannya, tampak seorang pria dengan jaket kulit warna hitam yang tidur terlentang di atas jalan raya. Matanya terpejam seperti kehilangan kesadaran. “Alex!” Seruan Clara semakin keras, tapi tak ada pergerakan dari Alex. Bahkan, membuka matanya saja tidak. Jarak yang masih tersisa beberapa langkah membuat Clara meragu. Detik berikutnya, Clara yang panik karena Alex tetap bergeming di tempat seolah nyawanya tidak lagi bersatu dengan raga, langsung menghampirinya. Napasnya tercekat di tenggorokan, membayangkan berbagai kemungkinan buruk yang terjadi kepada pria itu. Tangan Clara terulur, hendak menyentuh lengan Alex. Namun, gerakan itu terhenti saat hanya berjarak satu jengkal saja. Keraguan menyergapnya, mengingat interaksi Alex dengan seorang gadis muda siang tadi. “Bodoh!” umpat Clara sambil tertawa, menertawakan dirinya sendiri. “Untuk apa memedulikannya? Aku bukan siapa-siapa,” imb
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

Bab 228 - Dosa Terindah

WARNING! ADULT CONTENT! TIDAK UNTUK DITIRU, KECUALI PASANGAN SUAMI ISTRI! “Mati? Kamu ingin mati?” Mendengar pertanyaan putus asa dari Alex, hati Clara terasa nyeri luar biasa. Ada satu jarum tajam yang seolah menghujam tepat di ulu hatinya, memberikan rasa sesak bersama sakit yang tak terkira. “Kalau mau mati, mati saja! Kenapa harus mati di depanku?!” ketus Clara sambil menghempas tangan Alex sekuat tenaga. Matanya berkaca-kaca. Sejujurnya, gadis itu ikut terluka melihat apa yang terjadi. Ke mana pria muda penuh percaya diri yang selama ini dia kenal? Alex yang saat ini ada di hadapannya benar-benar terlihat seperti orang yang berbeda. Clara tidak pernah mengira seorang Cassanova seperti Alex akan berada di titik ini, di mana dirinya kehilangan segalanya, termasuk pesonanya yang memikat. “Aku menyesal sudah membawamu pulang ke apartemenku!” Clara yang tidak bisa lagi menahan luapan emosinya, memilih berteriak sekuat tenaga. Suaranya parau dan gemetar, menunjukkan dia tidak su
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Bab 229 - Tunggu Aku Pulang

“Benarkah ini nyata atau hanya mimpi saja?” gumam Alex lirih sambil menatap wajah cantik di depannya yang masih memejamkan mata.Bayangan adegan panas semalam kembali terbayang di kepala Alex Wijaya, membuat hatinya menghangat dan memancing sudut bibirnya untuk tertarik ke atas. “Ternyata, masih ada pelangi yang bisa kulihat setelah badai besar menghantamku,” gumamnya lebih lanjut, mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi Clara, mengelusnya penuh cinta. Matanya berkaca-kaca, mengingat kembali betapa hancur hidupnya sekarang.Tak terasa, satu bulir luruh menjebol pertahanan Alex, membuatnya terisak dan langsung membalik badannya. Sebagai seorang pria, jujur saja dia malu jika tertangkap basah harus menangis di depan gadis pujaannya.Pergerakan Alex yang tiba-tiba, membuat tidur lelap Clara terusik. Dia mengerjap matanya beberapa kali, berusaha mengumpulkan nyawa.Saat penglihatan Clara benar-benar jelas, Alex sudah berdiri di balkon sambil bersedekap. Pria itu menarik napas dalam berka
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 230 - Marah Karena Cemburu

“Kasus ini resmi ditutup. Terima kasih atas kerja sama Anda, Tuan. Jika ada yang Anda butuhkan, jangan sungkan untuk menghubungi kami.”Dua orang detektif yang selama ini diandalkan oleh Stevan dalam penanganan kasusnya dua bulan ke belakang, menghubunginya pagi-pagi buta untuk sekadar mengonfirmasi bahwa tugas mereka sudah selesai.Selain mengucapkan terima kasih atas bonus yang Stevan berikan melalui Mario, mereka juga memberi kabar tentang bebasnya Alex.“Alex sudah bebas?” tanya Elisa setelah memastikan panggilan telepon dua arah itu terputus dan Stevan meletakkan ponselnya. Meski tak ikut berbincang, Elisa mendengar setiap percakapan itu karena suaminya mengaktifkan fungsi pengeras suara.“Hmm. Dia keluar kemarin siang.”“Kemarin siang?” beo Elisa, memastikan telinganya masih berfungsi dengan baik.“Hmm.”“Di mana dia tinggal sekarang? Bukankah seluruh aset atas nama Harris maupun Shana sudah disita semua? Rasa-rasanya, aku tidak melihat dia pulang ke rumah Mama.”Alih-alih menja
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
28
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status