Home / Romansa / Jerat Gairah Paman Kekasihku / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Jerat Gairah Paman Kekasihku: Chapter 231 - Chapter 240

279 Chapters

Bab 231 - Lamaran Kerja?

Cup!Mata Elisa terbelalak dengan napas tercekat di tenggorokan. Dia belum selesai bicara saat bibirnya dibungkam paksa oleh Stevan yang dengan semena-mena melesakkan lidahnya juga. Tangan pria itu yang terbebas, mencengkeram kedua pinggang istrinya erat-erat.“Berhenti membahas mereka atau aku akan membuatmu bungkam dan hanya bisa mendesah sambil menyebut namaku!” ancam Stevan sambil menunjukkan senyum miring di sudut bibirnya. “Bagaimana? Pilih mana?”Elisa yang kesal, mendorong tubuh Stevan. Bibirnya mengerucut. Dia segera pergi dari hadapan sang suami sebelum terjadi hal-hal yang diinginkan.Stevan terkekeh. Dia tidak sepenuhnya marah kepada Elisa, justru sekarang dibuat gemas melihat wajah cantik si bumil yang tersipu. Mereka bukan lagi pengantin baru, tapi Elisa benar-benar masih malu-malu.Tidak ada interaksi berarti saat di meja makan. Elisa fokus melayani Stevan yang harus mendapat telepon dari Renata. Wanita itu membahas beberapa urusan bisnis yang membuat Stevan mau tidak ma
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 232 - Dua Sejoli

“Ada apa dengan wajahmu? Kenapa terus tersenyum sejak tadi?” tanya Elisa sambil menyajikan udang lada hitam kesukaan Stevan ke atas meja.Alih-alih menjawab, pria itu justru meraih jemari Elisa dan mengecup punggung tangannya, bersamaan mengerlingkan sebelah mata.“Karena kau begitu cantik malam ini, Sayang. Itu membuat hatiku berbunga-bunga,” jawab Stevan, sebisa mungkin menahan ekspresi wajahnya agar tidak tertawa. Namun, lelucon itu justru membuatnya harus menutup wajah dengan tangan.Melihat kening Elisa yang berkerut, juga rasa ingin tahu di wajah cantiknya, membuat Stevan gemas dan tidak bisa menyembunyikan kegembiraan di hatinya yang seolah-olah meluap-luap tanpa bisa dikendalikan.“Dasar gombal! Sejak kapan kamu menjadi perayu ulung seperti itu?!”Elisa menggelengkan kepala, mengambil piring Stevan dan mengisinya dengan satu sendok nasi hangat yang masih mengepulkan asap di atasnya.“Sejak jatuh cinta pada wanita yang akan melahirkan dua jagoan untukku.”“Siapa bilang jagoan? B
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab 233 - Paman VS Keponakan

“Kandidat nomor satu.”Petugas HRD keluar dari ruang wawancara, memanggil sesuai nomor urut yang sudah dikirimkan lewat email sebelumnya. Sebagai perusahaan besar, Wijaya Group tidak main-main saat melakukan perekrutan. Berbondong-bondong orang ingin menjadi karyawan di sana. Alex segera berdiri, membenahi penampilannya sambil berdeham. Dia sedikit mengendurkan dasinya yang terasa mencekik. Padahal, dirinya saja yang sedang gugup dan kesulitan bernapas.Di antara beberapa orang yang mendapat panggilan wawancara, dirinya mendapat nomor urut pertama. Satu hal yang membuat Alex semakin gugup dan was-was.“Silakan masuk.”Petugas wanita yang memakai rok span sebatas lutut mengingatkan Alex, menunjuk pintu kaca yang akan mengantarkan pria itu menemui pewawancara di dalam sana. Ternyata, ada dua orang yang duduk di samping kanan dan kiri Stevan. Wajah mereka semua terlihat datar.“Silakan,” ucap salah satu dari dua orang itu saat melihat Alex tertegun di ambang pintu. Tangannya menunjuk s
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab 234 - Mentor dan Murid

“Ra!” panggil Alex begitu melihat Clara keluar dari kantor. Dia sudah menahan diri, tidak menemui gadis itu, menunggunya sampai jam pulang kantor. “Alex?!” Clara tampak terkejut dan bertanya, “Apa yang kamu—” Belum selesai kalimat itu terucap, Alex sudah lebih dulu memeluk Clara. Gadis itu adalah orang pertama yang ingin ditemui usai interview. Dia meluapkan rasa bahagianya dengan sengaja mendatangi pusat perbelanjaan yang dikelola Clara dan menunggu di dekat mobilnya. Clara terkesiap, mengerutkan kening. Alex tidak mengirimkan pesan apa pun, dia pikir wawancaranya tidak berjalan dengan sukses. Namun, senyum yang lebar dan euforia kebahagiaan Alex menunjukkan sebaliknya. “Ada apa?” tanya Clara sambil mengurai pelukan Alex. Alih-alih menjawab, Alex justru mencium Clara karena dirinya teramat bahagia dan tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Mata indah Clara terbelalak, menahan napas dan refleks mendorong tubuh Alex. “Apa yang kamu lakukan?!” tegur Clara spontan, menutup m
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 235 - Sebatas Teman?

 “Selamat malam, Tante,” sapa Clara sambil menundukkan badannya, menjaga jarak dengan Alex yang berdeham untuk meredakan keterkejutannya.Sama seperti Alex, sebenarnya Clara juga tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya. Namun, dia bisa mengendalikan diri. Terlebih, ini adalah pertemuan mereka yang pertama dan Clara tidak tahu apakah Shana akan menerimanya dengan baik atau tidak.Clara beberapa kali bertemu Shana saat mendampingi Harris dalam acara gala dinner. Namun, mereka sama sekali tidak pernah berbincang secara pribadi. Paling jauh hanya bersinggungan, saling sapa, ramah-tamah basa basi. Tidak lebih.Satu alis Shana terangkat, memperhatikan penampilan gadis yang saat ini berdiri berdampingan dengan anak semata wayangnya.
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 236 - Hari Pertama 

“Ra, percayalah padaku. Aku mengakuimu sebagai teman karena Mama akan menuntut banyak hal padamu jika tahu kamu menyukaiku. Kamu lihat sendiri tatapan matanya. Aku yakin kamu tahu dia wanita seperti apa.”Clara mencari kejujuran dari kata-kata Alex. Tatap mata pria itu sungguh-sungguh, tidak terlihat sedang berbohong atau mengarang alasan. Lagi pula, dia sudah melihat saat Alex menjelaskan kepada Shana sesaat lalu.“Ra,” panggil Alex, mengambil jemari Clara dan mencium punggung tangannya. “Hanya kamu yang bisa aku andalkan saat kondisiku terpuruk seperti sekarang ini, tapi aku tidak mau melibatkanmu. Aku bukan orang yang seperti itu. Sepahit apa pun jalanku ke depan, aku akan berusaha berdiri di atas kakiku sendiri dan membuktikan bahwa aku layak bersanding denganmu.”Clara terharu, merasa tersentuh dengan tekad yang Alex ucapkan. Pria yang dulunya senang menggoda, mempermainkan perasaannya, sekarang berubah menjadi lelaki sejati yang tahu bagaimana menempatkan diri.“Aku tidak mengh
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 237 - Berubah 180 Derajat

“Mana mungkin. Aku baru pertama kali masuk ke sini.”“Aku juga,” sahut yang lain.Alex yang tidak ingin memicu kecurigaan, berseloroh lirih, “Mungkin mereka sedang terpesona dengan ketampanan kita. Siapa tahu ada yang tergila-gila dan bisa menjadi sugar mommy untuk kita.”Candaan Alex membuat beberapa orang yang mendengarnya tersenyum. Ketegangan yang semula menyelimuti mereka, berganti dengan kekehan ringan dan beberapa seloroh humor lainnya. Alex berhasil mengatasi situasi itu dengan baik.Bisik-bisik terdengar saat melihat Alex berjalan membawa setumpuk kertas ke mesin pengganda dokumen. Mereka mempertanyakan bagaimana keponakan presdir mereka bisa jatuh begitu dalam, menjadi pekerja biasa.Namun, bisik-bisik bernada negatif itu perlahan menghilang. Alex yang dulunya angkuh dan tidak pernah tersenyum kepada karyawan, sekarang menjadi orang yang paling ramah. Dia tidak segan membantu staf lama untuk membuat kopi atau sekadar meng-copy dokumen.“Alex, ikut dengan saya sekarang,” ajak
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 238 - Semakin Dekat, Semakin Banyak Rintangan

“Kami semua mempercayakan projek ini padamu,” ucap kepala divisi marketing kepada Alex yang saat ini tengah menjabat tangannya.Orang-orang di sekitar mereka bertepuk tangan, memberikan applause atas keputusan yang telah dibuat oleh atasan mereka. Meskipun masih belum lepas masa training, nyatanya Alex berbakat dan memiliki ide-ide yang out of the box.“Mohon bimbingannya. Saya benar-benar masih pemula. Banyak hal yang belum saya mengerti.”Lepas dari berjabat tangan, Alex menundukkan badannya di depan semua senior-seniornya. Sebenarnya, dia belum yakin bisa mengambil kepercayaan orang-orang itu padanya. Akan tetapi, menyerah sebelum berjuang sama sekali bukan sifatnya.Hari-hari berlalu dengan cepat dan membuat Alex disibukkan dengan agenda kerja
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 239 - Lebih Baik Berpisah

 “Selamat pagi, Cinta,” sapa Alex saat Clara memasuki mobil dan memakai sabuk pengaman di depan badan. Seperti biasa, dia menolehkan wajah ke samping, menunggu ciuman selamat pagi dari gadisnya. Singkat saja, tapi berhasil membuatnya bersemangat menjalani hari-hari.Sayangnya, pagi itu Clara tidak bereaksi apa-apa. Wajahnya murung, justru memakai kacamata dan masker.“Eh, kamu sakit?” Tangan kiri Alex terulur, bersiap memeriksa kening Clara. Namun, gadis itu menepisnya dan berkata, “Aku ada meeting pagi ini. Cepatlah. Jangan sampai terjebak macet.”Alex terkesiap. Nada bicara Clara jelas berbeda dengan semalam.
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Bab 240 - Ganjalan di Hati Clara

 “Tunggu!”Alex panik, terkejut bukan main mendengar ucapan Clara yang meminta berpisah jika tidak serius dengannya. Padahal sebelumnya, hubungan mereka baik-baik saja, bahkan sangat mesra. Clara tidak segan mengajarkannya banyak hal.“Tunggu sebentar. Apa yang terjadi?”Alex yang masih terduduk, mencoba meraih pinggang Clara agar berhadapan dengannya. Meski bingung mengapa Clara tiba-tiba bersikap aneh seperti itu, tapi Alex berusaha sebaik mungkin agar tidak memperkeruh keadaan.Perlahan tapi pasti, Alex melepaskan cengkeraman Clara dari tas berisi laptop dan meletakkannya kembali di meja. Tatapan lembut dan dan penuh pengertian diperlihatkan olehnya.“
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
28
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status