Home / Romansa / Jerat Gairah Paman Kekasihku / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Jerat Gairah Paman Kekasihku: Chapter 201 - Chapter 210

279 Chapters

Bab 201 - Rajukan Istri

“Sayang, tetaplah di rumah. Istirahat dengan baik dan tunggu aku kembali.”Sekali lagi Stevan membujuk Elisa yang bersikeras ingin melihat kondisi Harris dan Shana di rumah sakit, termasuk ikut pergi ke kantor polisi.Elisa merengut, mengalihkan tubuhnya membelakangi Stevan. Sejak bangun tidur, Elisa dibuat penasaran dengan keadaan ayah dan anak itu, tapi Stevan terus saja menghindar. Pagi ini, setelah sarapan, Mario tiba-tiba datang dan memberi kabar bahwa Stevan harus datang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Elisa langsung mengutarakan niatannya ikut, tapi Stevan menolaknya mentah-mentah. “Elisa ….”Lagi, Elisa menggeser tubuhnya menghadap ke arah lain, tidak peduli Stevan berjongkok di depannya. Dia sudah bersabar karena tidak diberitahu maupun diikutsertakan dalam rencana balas dendam. Dia juga sudah melakukan yang terbaik untuk menenangkan Stevan semalam, tapi permintaan kecilnya tidak dikabulkan oleh pria itu.Mario serba salah, hanya bisa menundukkan kepala menatap
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 202 - Bukan Pelaku Sebenarnya

“Ada apa? Alex menolak mengakui kejahatannya?” tebak Stevan setelah melirik Elisa sekilas.Polisi berusia empat puluh lima itu mengembuskan napas kasar dari mulut. Menghadapi orang-orang golongan atas sedikit lebih rumit dibandingkan warga sipil pada umumnya.“Terlapor bukan hanya tidak mau mengakui, dia bahkan tidak mau bersuara sama sekali. Sejak kemarin, dia hanya berteriak serampangan dan bersikeras akan membuat perhitungan dengan kami semua. Dia menunggu kedatangan pengacara keluarga.”“Jadi, kalian sama sekali belum bisa bertanya padanya?”Seringai di wajah Stevan membuat Elisa mengerutkan kening. Rencana apa yang ada di kepala suaminya? Kenapa dia terlihat begitu tenang meskipun Alex seolah mempersulit penyelidikan?Polisi itu menggeleng. “Kami sudah menggunakan berbagai cara untuk mengorek keterangan dari terlapor pertama, tapi dia selalu mengabaikannya. Kami tidak bisa berbuat banyak karena status terlapor belum tentu menjadi tersangka. Dia masih ada di area abu-abu.”“Apa la
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 203 - Dia Bukan Pembunuh!

Sepanjang perjalanan pulang dari kantor Stevan, Clara sama sekali tak membuka mulutnya. Asisten pribadi yang menjemputnya salah tingkah, tidak tahu bagaimana menghadapi Clara setelah penjelasan panjang yang dia sampaikan.“Nona, apa ada yang Anda butuhkan?”Clara menatap wanita yang membukakan pintu untuknya begitu sampai rumah, tapi lagi-lagi dia tidak ingin bicara. Langkahnya terlihat gontai menaiki anak tangga pendek yang menghubungkan carport dengan pintu samping rumah.Gunawan yang melihat itu, tidak bisa berbuat banyak. Kabar buruk yang menimpa Harris, juga penangkapan Alex yang pernah ia pergoki tengah berciuman dengan putri semata wayangnya, pasti membawa efek hebat untuk gadis itu.“Tuan,” sapa asisten Clara, mendekat ke arah Gunawan dan menundukkan kepala, tidak enak hati karena baru bisa membawa Clara pulang menjelang petang.“Kau boleh pulang. Terima kasih karena sudah menjaga putriku.”Wanita empat puluh tahunan itu mengangguk sebelum berpamitan. Hanya itu yang bisa ia la
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Bab 204 - Siapa Wanita itu?

“Kenapa Stevan belum keluar juga?” Elisa mondar-mandir ke sana kemari di ruang tunggu. Sudah satu setengah jam berlalu sejak pria itu meninggalkannya untuk menemui Alex. Namun, sampai sekarang belum terlihat batang hidungnya. Wanita hamil itu baru saja akan menemui petugas untuk menanyakan keberadaan Stevan saat pintu kaca terbuka. Pria yang memakai kemeja biru muda dalam balutan jas itu terlihat lelah. “Stevan,” panggil Elisa yang tidak bisa menyembunyikan raut khawatir di wajahnya. Meski begitu, dia heran kenapa Stevan keluar dari ruang pemeriksaan? Bukankah dia tadi masuk melalui pintu lain? “Apa yang—” Pertanyaan Elisa tak pernah terdengar lanjutannya karena Stevan tiba-tiba memeluknya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. “Stevan ….” Tetap tak ada jawaban dari Stevan. Justru pria itu menyergah napas kasar dari mulut seolah ada beban berat yang menggelayut di kedua pundaknya. Mau tak mau, Elisa harus menelan semua tanya dan menepuk-nepuk punggung sang suami. Cukup lama mereka
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 205 - Berita yang Menyesakkan

“Elisa, kau baik-baik saja?” Stevan tidak bisa untuk tidak cemas melihat Elisa yang berubah pias, tak ada rona di wajahnya. Pucat pasi dan menegang di kursinya. “Sir, apa hubungannya?!” desak Elisa, mengabaikan pertanyaan Stevan. Kekhawatiran sang suami tentang keadaannya, tidak lebih penting dari fakta bahwa Hilda terlibat dalam kasus rumit itu. “Anda … Elisa Andara?” balas pria jaket hitam, membuka komputer tablet di tangannya. Dia harus memastikan terlebih dahulu identitas wanita yang terus menatapnya dengan pandangan menuntut suatu penjelasan. “Ya!” tegas Elisa, mencongkongkan tubuhnya ke depan, membuat perutnya semakin dekat ke arah meja. Spontan, Stevan menghalanginya dengan tangan. Refleks otomatis untuk melindungi buah hati mereka. Detektif senior itu mengangguk, bisa mengerti jalan cerita Elisa setelah membaca riwayat hidup gadis itu yang didapat dari pihak intern kepolisian. Gadis itu pernah menjadi seorang pelapor atas penipuan dan pencucian uang yang dilakukan setelah
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 206 - Trauma itu Masih Nyata

“Mario, cari tahu informasi sebanyak mungkin tentang keluarga Gunadarma dan laporkan padaku secepatnya.” “Baik, Tuan.” Elisa menarik diri, membuat tubuhnya terpisah dari dekapan sang suami. Kebetulan, mobil yang mereka tumpangi juga sudah terhenti di carport. “Sayang, kau—” Elisa tak menggubris panggilan Stevan. Dia keluar dari mobil dan menaiki anak tangga pendek yang menghubungkan lahan parkir pribadi itu dengan kediaman mereka. “Tuan,” panggil Mario saat Stevan bersiap keluar dari mobil untuk menyusul Elisa. “Apa?!” “Hubungan Nona Elisa dan ibu tirinya itu tidak pernah baik. Dia keluar dari rumah karena keberadaan wanita itu dan anaknya yang sudah memanipulasi Tuan Andara selagi beliau masih hidup.” “Dari mana kamu tahu informasi itu? Kenapa tidak melaporkannya padaku?!” Suara Stevan sedikit meninggi, merasa kesal karena asisten pribadinya itu tidak pernah mengatakan apa pun. Itu membuatnya seolah menjadi suami paling bodoh di dunia. “Saya—” “Laporkan padaku selengkap-len
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 207 - Tidak Tahu Malu!

“Bagaimana?” Stevan beranjak dari ranjang dan menghubungi asistennya setelah lebih dulu memastikan Elisa masih terlelap dalam tidurnya. “Kau sudah menemukan informasi tentang wanita itu?” imbuhnya sambil melepas kancing kemejanya, berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.“Ada beberapa informasi yang sudah saya dapatkan, tapi belum terlalu lengkap. Mohon berikan saya sedikit waktu lagi, Tuan. Saya pasti akan segera melaporkannya kepada Anda tanpa ada yang terlewat satu poin pun.”Stevan meletakkan ponsel di salah satu sisi wastafel sebelum meraup wajahnya dengan air dingin. Suara air yang mengalir membuat Mario tahu bahwa tuannya sedang sibuk. Dia sabar menunggu responsnya.“Baiklah. Kau punya satu malam untuk memastikan semuanya. Besok pagi, kita bicarakan itu di kantor.”“Baik, Tuan. Saya mengerti.”“Cari keberadaan wanita itu secepat mungkin dan gunakan semua sumber daya yang kita punya. Aku tidak yakin pihak kepolisian bisa diandalkan. Kalau mereka benar-benar mencariny
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

Bab 208 - Telepon di Tengah Malam

“Ma, Harris juga anakmu. Bukan hanya Stevan!”“Aku pasti sudah gila karena mengizinkan parasit sepertimu tinggal di rumahku selama bertahun-tahun! Dasar wanita tidak tahu diri!”Shana memeluk kaki Renata, tapi wanita itu menghempaskannya dengan sekuat tenaga. Wajah Renata merah padam, benar-benar tidak bisa mengendalikan emosi. Dia hampir tidak percaya dengan apa yang didengar barusan. Alih-alih memohon dengan suara memelas dan mengakui kesalahan, dia masih saya menyalahkan Renata yang lebih perhatian pada anak kandungnya sendiri, Stevan.“Setelah semua yang terjadi, kamu dengan tidak tahu diri masih berani muncul di hadapan kami?!”Shana menengadah, menatap wanita yang sesaat lalu menamparnya sekuat tenaga. Rasa panas dan perih di pipi tak menyurutkan niatnya untuk memohon pertolongan. Urat malunya benar-benar sudah putus, tidak lagi mengindahkan tatapan jijik dari mertuanya itu.“Ma ….” Sekali lagi Shana meraih kaki Renata, juga menangkap tangan wanita itu.“Lepas! Singkirkan tangan
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 209 - Kesaksian Alex

Stevan mengurut pelipisnya, menatap langkah Renata yang menjauh darinya. Wanita itu menaiki anak tangga, pastilah akan mengecek kondisi Elisa karena sempat tertunda karena kedatangan Shana tadi.“Aku akan menemuinya besok pagi. Katakan padanya untuk bersabar atau dia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya dari hukuman berat atau bahkan penjara seumur hidup.”Setelah satu dua percakapan lainnya, Stevan menutup panggilan telepon dua arah itu dan kembali melanjutkan aktivitas pribadinya di dapur. Dia memasak makanan kesukaan Elisa dan menemaninya makan.Sementara itu, Renata melihat kelembutan Stevan dalam memperlakukan Elisa dengan senyum hangat di wajah. Dia benar-benar terharu karena Stevan berubah menjadi sosok yang sebaik itu.“Terima kasih karena sudah bertahan sejauh ini bersama Stevan, Sayang.”Renata menggenggam tangan Elisa, menatap menantu dan putranya bergantian.Elisa yang masih belum pulih benar kondisi psikisnya, hanya menatap sendu ke arah Renata tanpa mengucapkan sepatah k
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 210 - Korban Cinta

“Kesaksianmu itu tidak lantas membuatmu bebas dari tuduhan, Lex. Entah aku percaya atau tidak, hukum tetap bekerja sesuai bukti yang ada.” “Aku bersumpah aku rela melakukan apa pun asalkan setelahnya Paman benar-benar percaya padaku!” Stevan tersenyum miring, mengangkat bahu dan berdiri dari kursinya. Dia tidak bisa mempercayai keponakannya itu seratus persen, tidak ada jaminan dia benar-benar jujur. “Bisa saja kau mengatakan hal itu untuk menyelamatkan dirimu sendiri. Kita lihat saja penyelidikan dari pihak kepolisian. Apa mereka bisa membuktikan ucapanmu itu, atau pria itu akan memberatkan hukumanmu. Kita tunggu saja.” Stevan menyergah napas kasar, menatap Alex tajam sebelum keluar dari ruangan itu. Semua kesaksian Alex tentu saja berguna, tapi dia tidak akan gegabah dengan menaruh perhatian lebih. Sebaliknya, dia meminta Mario memastikan kebenaran informasi itu. Di sisi lain, pihak kepolisian, khususnya dua detektif yang menemui Stevan kemarin, bergerak dengan cepat dan mencari
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
28
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status