Beranda / Romansa / Jerat Gairah Paman Kekasihku / Bab 202 - Bukan Pelaku Sebenarnya

Share

Bab 202 - Bukan Pelaku Sebenarnya

Penulis: Creative Words
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-30 10:23:57

“Ada apa? Alex menolak mengakui kejahatannya?” tebak Stevan setelah melirik Elisa sekilas.

Polisi berusia empat puluh lima itu mengembuskan napas kasar dari mulut. Menghadapi orang-orang golongan atas sedikit lebih rumit dibandingkan warga sipil pada umumnya.

“Terlapor bukan hanya tidak mau mengakui, dia bahkan tidak mau bersuara sama sekali. Sejak kemarin, dia hanya berteriak serampangan dan bersikeras akan membuat perhitungan dengan kami semua. Dia menunggu kedatangan pengacara keluarga.”

“Jadi, kalian sama sekali belum bisa bertanya padanya?”

Seringai di wajah Stevan membuat Elisa mengerutkan kening. Rencana apa yang ada di kepala suaminya? Kenapa dia terlihat begitu tenang meskipun Alex seolah mempersulit penyelidikan?

Polisi itu menggeleng. “Kami sudah menggunakan berbagai cara untuk mengorek keterangan dari terlapor pertama, tapi dia selalu mengabaikannya. Kami tidak bisa berbuat banyak karena status terlapor belum tentu menjadi tersangka. Dia masih ada di area abu-abu.”

“Apa la
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 203 - Dia Bukan Pembunuh!

    Sepanjang perjalanan pulang dari kantor Stevan, Clara sama sekali tak membuka mulutnya. Asisten pribadi yang menjemputnya salah tingkah, tidak tahu bagaimana menghadapi Clara setelah penjelasan panjang yang dia sampaikan.“Nona, apa ada yang Anda butuhkan?”Clara menatap wanita yang membukakan pintu untuknya begitu sampai rumah, tapi lagi-lagi dia tidak ingin bicara. Langkahnya terlihat gontai menaiki anak tangga pendek yang menghubungkan carport dengan pintu samping rumah.Gunawan yang melihat itu, tidak bisa berbuat banyak. Kabar buruk yang menimpa Harris, juga penangkapan Alex yang pernah ia pergoki tengah berciuman dengan putri semata wayangnya, pasti membawa efek hebat untuk gadis itu.“Tuan,” sapa asisten Clara, mendekat ke arah Gunawan dan menundukkan kepala, tidak enak hati karena baru bisa membawa Clara pulang menjelang petang.“Kau boleh pulang. Terima kasih karena sudah menjaga putriku.”Wanita empat puluh tahunan itu mengangguk sebelum berpamitan. Hanya itu yang bisa ia la

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 204 - Siapa Wanita itu?

    “Kenapa Stevan belum keluar juga?” Elisa mondar-mandir ke sana kemari di ruang tunggu. Sudah satu setengah jam berlalu sejak pria itu meninggalkannya untuk menemui Alex. Namun, sampai sekarang belum terlihat batang hidungnya. Wanita hamil itu baru saja akan menemui petugas untuk menanyakan keberadaan Stevan saat pintu kaca terbuka. Pria yang memakai kemeja biru muda dalam balutan jas itu terlihat lelah. “Stevan,” panggil Elisa yang tidak bisa menyembunyikan raut khawatir di wajahnya. Meski begitu, dia heran kenapa Stevan keluar dari ruang pemeriksaan? Bukankah dia tadi masuk melalui pintu lain? “Apa yang—” Pertanyaan Elisa tak pernah terdengar lanjutannya karena Stevan tiba-tiba memeluknya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. “Stevan ….” Tetap tak ada jawaban dari Stevan. Justru pria itu menyergah napas kasar dari mulut seolah ada beban berat yang menggelayut di kedua pundaknya. Mau tak mau, Elisa harus menelan semua tanya dan menepuk-nepuk punggung sang suami. Cukup lama mereka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 205 - Berita yang Menyesakkan

    “Elisa, kau baik-baik saja?” Stevan tidak bisa untuk tidak cemas melihat Elisa yang berubah pias, tak ada rona di wajahnya. Pucat pasi dan menegang di kursinya. “Sir, apa hubungannya?!” desak Elisa, mengabaikan pertanyaan Stevan. Kekhawatiran sang suami tentang keadaannya, tidak lebih penting dari fakta bahwa Hilda terlibat dalam kasus rumit itu. “Anda … Elisa Andara?” balas pria jaket hitam, membuka komputer tablet di tangannya. Dia harus memastikan terlebih dahulu identitas wanita yang terus menatapnya dengan pandangan menuntut suatu penjelasan. “Ya!” tegas Elisa, mencongkongkan tubuhnya ke depan, membuat perutnya semakin dekat ke arah meja. Spontan, Stevan menghalanginya dengan tangan. Refleks otomatis untuk melindungi buah hati mereka. Detektif senior itu mengangguk, bisa mengerti jalan cerita Elisa setelah membaca riwayat hidup gadis itu yang didapat dari pihak intern kepolisian. Gadis itu pernah menjadi seorang pelapor atas penipuan dan pencucian uang yang dilakukan setelah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 206 - Trauma itu Masih Nyata

    “Mario, cari tahu informasi sebanyak mungkin tentang keluarga Gunadarma dan laporkan padaku secepatnya.” “Baik, Tuan.” Elisa menarik diri, membuat tubuhnya terpisah dari dekapan sang suami. Kebetulan, mobil yang mereka tumpangi juga sudah terhenti di carport. “Sayang, kau—” Elisa tak menggubris panggilan Stevan. Dia keluar dari mobil dan menaiki anak tangga pendek yang menghubungkan lahan parkir pribadi itu dengan kediaman mereka. “Tuan,” panggil Mario saat Stevan bersiap keluar dari mobil untuk menyusul Elisa. “Apa?!” “Hubungan Nona Elisa dan ibu tirinya itu tidak pernah baik. Dia keluar dari rumah karena keberadaan wanita itu dan anaknya yang sudah memanipulasi Tuan Andara selagi beliau masih hidup.” “Dari mana kamu tahu informasi itu? Kenapa tidak melaporkannya padaku?!” Suara Stevan sedikit meninggi, merasa kesal karena asisten pribadinya itu tidak pernah mengatakan apa pun. Itu membuatnya seolah menjadi suami paling bodoh di dunia. “Saya—” “Laporkan padaku selengkap-len

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 207 - Tidak Tahu Malu!

    “Bagaimana?” Stevan beranjak dari ranjang dan menghubungi asistennya setelah lebih dulu memastikan Elisa masih terlelap dalam tidurnya. “Kau sudah menemukan informasi tentang wanita itu?” imbuhnya sambil melepas kancing kemejanya, berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.“Ada beberapa informasi yang sudah saya dapatkan, tapi belum terlalu lengkap. Mohon berikan saya sedikit waktu lagi, Tuan. Saya pasti akan segera melaporkannya kepada Anda tanpa ada yang terlewat satu poin pun.”Stevan meletakkan ponsel di salah satu sisi wastafel sebelum meraup wajahnya dengan air dingin. Suara air yang mengalir membuat Mario tahu bahwa tuannya sedang sibuk. Dia sabar menunggu responsnya.“Baiklah. Kau punya satu malam untuk memastikan semuanya. Besok pagi, kita bicarakan itu di kantor.”“Baik, Tuan. Saya mengerti.”“Cari keberadaan wanita itu secepat mungkin dan gunakan semua sumber daya yang kita punya. Aku tidak yakin pihak kepolisian bisa diandalkan. Kalau mereka benar-benar mencariny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 208 - Telepon di Tengah Malam

    “Ma, Harris juga anakmu. Bukan hanya Stevan!”“Aku pasti sudah gila karena mengizinkan parasit sepertimu tinggal di rumahku selama bertahun-tahun! Dasar wanita tidak tahu diri!”Shana memeluk kaki Renata, tapi wanita itu menghempaskannya dengan sekuat tenaga. Wajah Renata merah padam, benar-benar tidak bisa mengendalikan emosi. Dia hampir tidak percaya dengan apa yang didengar barusan. Alih-alih memohon dengan suara memelas dan mengakui kesalahan, dia masih saya menyalahkan Renata yang lebih perhatian pada anak kandungnya sendiri, Stevan.“Setelah semua yang terjadi, kamu dengan tidak tahu diri masih berani muncul di hadapan kami?!”Shana menengadah, menatap wanita yang sesaat lalu menamparnya sekuat tenaga. Rasa panas dan perih di pipi tak menyurutkan niatnya untuk memohon pertolongan. Urat malunya benar-benar sudah putus, tidak lagi mengindahkan tatapan jijik dari mertuanya itu.“Ma ….” Sekali lagi Shana meraih kaki Renata, juga menangkap tangan wanita itu.“Lepas! Singkirkan tangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 209 - Kesaksian Alex

    Stevan mengurut pelipisnya, menatap langkah Renata yang menjauh darinya. Wanita itu menaiki anak tangga, pastilah akan mengecek kondisi Elisa karena sempat tertunda karena kedatangan Shana tadi.“Aku akan menemuinya besok pagi. Katakan padanya untuk bersabar atau dia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya dari hukuman berat atau bahkan penjara seumur hidup.”Setelah satu dua percakapan lainnya, Stevan menutup panggilan telepon dua arah itu dan kembali melanjutkan aktivitas pribadinya di dapur. Dia memasak makanan kesukaan Elisa dan menemaninya makan.Sementara itu, Renata melihat kelembutan Stevan dalam memperlakukan Elisa dengan senyum hangat di wajah. Dia benar-benar terharu karena Stevan berubah menjadi sosok yang sebaik itu.“Terima kasih karena sudah bertahan sejauh ini bersama Stevan, Sayang.”Renata menggenggam tangan Elisa, menatap menantu dan putranya bergantian.Elisa yang masih belum pulih benar kondisi psikisnya, hanya menatap sendu ke arah Renata tanpa mengucapkan sepatah k

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 210 - Korban Cinta

    “Kesaksianmu itu tidak lantas membuatmu bebas dari tuduhan, Lex. Entah aku percaya atau tidak, hukum tetap bekerja sesuai bukti yang ada.” “Aku bersumpah aku rela melakukan apa pun asalkan setelahnya Paman benar-benar percaya padaku!” Stevan tersenyum miring, mengangkat bahu dan berdiri dari kursinya. Dia tidak bisa mempercayai keponakannya itu seratus persen, tidak ada jaminan dia benar-benar jujur. “Bisa saja kau mengatakan hal itu untuk menyelamatkan dirimu sendiri. Kita lihat saja penyelidikan dari pihak kepolisian. Apa mereka bisa membuktikan ucapanmu itu, atau pria itu akan memberatkan hukumanmu. Kita tunggu saja.” Stevan menyergah napas kasar, menatap Alex tajam sebelum keluar dari ruangan itu. Semua kesaksian Alex tentu saja berguna, tapi dia tidak akan gegabah dengan menaruh perhatian lebih. Sebaliknya, dia meminta Mario memastikan kebenaran informasi itu. Di sisi lain, pihak kepolisian, khususnya dua detektif yang menemui Stevan kemarin, bergerak dengan cepat dan mencari

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12

Bab terbaru

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 278 - Jerat Selamanya

    *Satu minggu kemudian …. “Proses penyelidikan berjalan dengan lancar, Tuan. Tidak ada kendala. Tuan Harris dan juga Hilda mengakui semua perbuatan mereka. Bukti-bukti yang terkumpul sudah cukup untuk menuntut keduanya di meja hijau.” Stevan mengangguk sambil membaca berkas yang dibawa oleh Mario. “Tuntutan 10 tahun penjara?” “Benar, Tuan,” Mario mengangguk. Stevan mengangguk puas. Selain 10 tahun mendekam di balik jeruji besi, Harris dan Hilda juga harus membayar biaya denda yang tidak sedikit jumlahnya. Stevan lantas menutup dokumen dan menatap Mario. “Pastikan hal ini tidak mempengaruhi Wijaya Group.” Mario mengangguk. “Semuanya aman terkendali, Tuan. Semenjak Tuan Harris dikeluarkan dari jajaran direksi dengan cara tidak terhormat, kasus ini tidak membawa dampak besar bagi perusahaan.” “Bagus. Pertahankan,” kata Stevan.Mario kembali mengangguk. “Nyonya Besar akan mengambil alih selama Tuan cuti panjang?” “Ya. Kau bisa berkoordinasi dengan asisten Mama mulai hari ini. Janga

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 277 - Hampir Usai

    ‘Paman, maaf mengganggumu malam-malam. Tapi aku ingin mengabarkan kalau Papa sudah siuman. Dia sudah dipindahkan ke kamar inap biasa.’ Elisa membaca pesan yang dikirimkan oleh Alex kepada Stevan. Ia mengerjapkan mata beberapa kali untuk memastikan penglihatannya tidak keliru. Wanita itu lalu menatap Stevan yang tidak mengatakan apapun. Namun, melihat tubuhnya yang menegang, Elisa bisa memastikan bahwa suaminya juga sama terkejutnya dengan dirinya.“Steve? Kamu baik-baik saja?” Stevan tampak tercenung di tempatnya. Perasaannya campur aduk. Ia pikir Harris tak akan mampu melewati masa kritis panjangnya. Stevan pikir, pada akhirnya maut lah yang menjadi hukuman bagi kakaknya itu. Tapi ternyata, Sang Maha Kuasa punya rencana lain. Dan Stevan tidak tahu perasaan apa yang selayaknya ia rasakan saat ini. Melihat kemelut di wajah suaminya, Elisa lantas mengusap-usap lengannya dengan lembut, mencoba menyalurkan rasa nyaman yang menenangkan. “Apa yang kamu rasakan, Steve?” Elisa ragu-ragu

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 276 - Obrolan di Malam Hari

    “Minggu depan?!” Elisa menjauhkan ponsel dari telinganya mendengar suara pekikan gadis di seberang sambungan. Ia tertawa mendengar suara grasak-grusuk yang terasa familiar. Meski sudah lama tidak saling kontak, nyatanya sahabatnya itu belum berubah, masih heboh seperti dulu saat mereka pertama kali berteman. “Astaga, aku belum menyiapkan apapun untuk calon bayimu!” kata Sera, terdengar panik. “Tenanglah, Sera,” kata Elisa sambil tertawa. “Kamu tidak perlu menyiapkan apapun.” “Tidak perlu bagaimana?! Calon keponakanku yang pertama akan lahir ke dunia, tidak mungkin aku tidak menyiapkan apapun!” protes Sera. Nadanya terdengar panik sekaligus antusias. Elisa tersenyum, senang karena Sera menyebut calon buah hatinya sebagai keponakan meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah sama sekali. “Besok aku akan berbelanja setelah makalah sialan ini selesai,” gerutu Sera, yang lagi-lagi membuat Elisa tertawa mendengarnya. Sudah lama sejak terakhir kali mereka bertemu. Keduanya dis

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 275 - Titik Terang

    Stevan semakin sibuk menjelang hari persalinan Elisa. Ia ingin menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus sebelum mengambil cuti agar bisa fokus pada sang istri dan calon buah hati mereka nantinya. Kesibukan itu tentu berimbas pada banyak orang, tidak hanya Mario, tetapi juga divisi-divisi lain di bawah pengawasan Stevan, termasuk Alex yang sudah mendapatkan kepercayaan untuk mengepalai beberapa project besar. Namun, di tengah-tengah kesibukan itu, baik Stevan maupun Alex masih bisa mencuri waktu untuk orang-orang terkasih. Sesibuk apapun mereka di kantor, mereka masih meluangkan sedikit waktu untuk sekadar bercengkerama lewat panggilan telepon atau video. Obrolan singkat itu selalu menjadi pelipur di tengah hectic-nya pekerjaan di kantor. “Kau yakin tidak menginginkan apapun? Aku akan membelinya saat pulang nanti,” kata Stevan sambil menaikkan bingkai kacamata baca yang turun ke pangkal hidungnya. Matanya masih fokus pada dokumen di hadapan, dengan pulpen di tangan yang sesekali men

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 274 - Kebersamaan Tak Terduga

    “Elisa!” Stevan menaiki undakan tangga teras dengan langkah lebar. Raut wajahnya tampak mengeras, dengan dada naik turun karena napasnya tidak beraturan. Ia bahkan mengabaikan pelayan yang tergopoh-gopoh mengikutinya dari belakang. Pelayan itu tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi melihat aura dingin dari tuannya, pelayan tersebut memilih untuk bungkam. Namun, saat Stevan hendak menaiki tangga ke lantai dua, pelayan itu segera menyela dan mengatakan keberadaan Elisa. “Nona berada di taman belakang bersama—” Stevan tidak menunggu pelayan tersebut menyelesaikan kalimatnya, langsung membawa langkah lebarnya ke arah taman di belakang kediaman utama. “Elisa—” panggil Stevan, tapi ia tidak melanjutkan kalimatnya saat sepasang matanya menangkap pemandangan asing yang membuatnya terpaku. Rasa marah dan kesal yang sedari tadi ia bawa dari kantor, seketika langsung menguap begitu saja saat melihat apa yang ada di depan matanya kini. “Steve? Kamu sudah sampai?” tanya Elisa terkejut. Waj

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 273 - Harus Diberi Hukuman 

    “ALEX?!” Suara Stevan terdengar meninggi satu oktaf, berkas yang sedari tadi ia bolak-balik sambil membubuhi beberapa halaman dengan tanda tangan teronggok begitu saja di atas meja. Ia terlalu terkejut mendengar satu nama itu disebut membersamai kata ‘teman’ dari mulut istrinya. Sejak kapan Alex menjadi teman Elisa?!“Ya,” sahut Elisa, tidak menyadari kegundahan sang suami yang begitu kentara sebab ia tampak sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. “Sebentar lagi Alex akan datang ber—” “Tunggu di sana,” sela Stevan sambil bergegas. Ia melupakan berkas dokumen yang masih menumpuk di atas meja, lantas mengambil jasnya yang tersampir di sandaran kursi dan langsung bergegas menuju pintu. “Steve—”“Aku akan tiba dalam 15 menit.” Stevan tidak menunggu respon dari Elisa. Ia segera memutus sambungan dan menaruh ponsel genggamnya ke dalam saku celana. Mario baru saja ingin mengetuk pintu saat Stevan keluar dari ruangan dengan langkah tergesa. Mereka nyaris bertabrakan kalau saja M

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 272 - Teka-teki Tak Berujung

    “Tidak ada yang mengunjungi Tuan Harris sebelum beliau dirawat di ruang ICU, Tuan,” lapor Mario keesokan paginya saat Stevan baru saja tiba di kantor. “Saya sudah cek CCTV beberapa minggu ke belakang. Selain keluarga, tidak ada yang datang untuk menjenguk Tuan Harris. Hanya ada beberapa petugas dari kantor kepolisian yang berganti menjaga di depan kamar inap beliau,” tambah Mario. Laporan itu membuat dahi Stevan mengerut. “Kau yakin?” Mario kemudian menyerahkan sebuah tablet begitu tuannya sudah duduk di kursi kebesarannya. Layar pipih itu menampilkan satu rekaman CCTV, waktunya sekitar satu minggu sebelum Harris dipindahkan ke ruang ICU. “Bukankah gadis ini Stella?” Mario mengangguk. “Benar, Tuan. Dia pernah datang, tetapi tidak diizinkan masuk untuk menjenguk Tuan Harris.” “Kenapa?” tanya Stevan. “Penjaga berkata bahwa itu adalah pesan dari Tuan Alex. Ia meminta pada para petugas agar tidak memberi akses kepada siapa pun untuk menemui ayahnya kecuali keluarga inti dan p

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 271 - Si Jubah Putih

    “Stevan?” Stevan mengalihkan tatapannya, menatap wajah ibunya yang tampak lelah. “Kamu melihat apa?” tanya Renata sembari melihat ke arah ujung koridor yang sepi. Tidak ada siapa-siapa di sana. “Tidak,” sahut Stevan, terdengar tidak yakin bahkan di telinganya sendiri. Ia lantas berdiri dari kursi dan menatap ibunya sejenak. “Aku akan ke toilet sebentar,” katanya, langsung pergi tanpa menunggu respon dari Renata. Stevan berjalan ke arah koridor di mana ia melihat seseorang berdiri di sana beberapa saat yang lalu. Namun, sekarang tidak ada siapa-siapa sejauh matanya menyapu sekitar. Ia membawa langkahnya menyusuri koridor, barangkali akan menemukan sebuah petunjuk. Instingnya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Stevan merasa sedang diawasi. Tapi siapa? Dan untuk apa?Stevan mencoba menerka-nerka. Ia kemudian mengambil ponselnya di dalam saku dan bermaksud untuk menelepon Mario. Stevan akan meminta pria itu untuk mencari tahu siapa saja yang berkunjung ke ruangan Harris selama

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 270 - Waktunya Tidak Lama Lagi

    “Tuan Harris dalam kondisi kritis. Saat ini beliau sedang dirawat di ruang ICU.” Stevan meletakkan sendok dan garpu di atas piring, lalu mengarahkan tatapannya pada Maria yang baru saja menyampaikan informasi yang didapatkannya dari pelayan kediaman kakak sulungnya itu. “Stevan ….” Perhatian Stevan teralihkan pada Elisa yang juga baru saja menghentikan aktivitas makan malamnya. Elisa meraih jemari Stevan dan menatapnya lekat, seolah tengah mencari perubahan emosi yang dirasakan oleh suaminya itu lewat sepasang matanya. Namun, tidak ada. Stevan memang tampak tercenung, tapi itu hanya selama beberapa detik sebelum ekspresinya kembali datar, seolah kabar itu tidak pernah ia dengar sama sekali. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Elisa, tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Stevan hanya mengangguk sekilas, sebelum kembali mengambil sendok dan garpunya, lalu melanjutkan makan malam yang sempat tertunda. “Kita makan dulu,” kata Stevan ringan. Seolah dengan begitu, selera makan Eli

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status