Home / Romansa / Jerat Gairah Paman Kekasihku / Bab 209 - Kesaksian Alex

Share

Bab 209 - Kesaksian Alex

last update Last Updated: 2023-12-08 10:24:50
Stevan mengurut pelipisnya, menatap langkah Renata yang menjauh darinya. Wanita itu menaiki anak tangga, pastilah akan mengecek kondisi Elisa karena sempat tertunda karena kedatangan Shana tadi.

“Aku akan menemuinya besok pagi. Katakan padanya untuk bersabar atau dia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya dari hukuman berat atau bahkan penjara seumur hidup.”

Setelah satu dua percakapan lainnya, Stevan menutup panggilan telepon dua arah itu dan kembali melanjutkan aktivitas pribadinya di dapur. Dia memasak makanan kesukaan Elisa dan menemaninya makan.

Sementara itu, Renata melihat kelembutan Stevan dalam memperlakukan Elisa dengan senyum hangat di wajah. Dia benar-benar terharu karena Stevan berubah menjadi sosok yang sebaik itu.

“Terima kasih karena sudah bertahan sejauh ini bersama Stevan, Sayang.”

Renata menggenggam tangan Elisa, menatap menantu dan putranya bergantian.

Elisa yang masih belum pulih benar kondisi psikisnya, hanya menatap sendu ke arah Renata tanpa mengucapkan sepatah k
Creative Words

Menurut kalian, Alex bohong atau jujur?

| Like
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Salamah
akurasa Alex jujur thor
goodnovel comment avatar
Nah Asnah
pasti jujur.
goodnovel comment avatar
Lauwsiokhiang
alex, termkn oleh asuhan dari ortu, yg slalu bri harapan tapi tdk menjelaskan hrs usaha keras u/menghasilkan ,jadi mendidik dan arahan yg baik itu sulit juga hrs imbangi karakter...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 210 - Korban Cinta

    “Kesaksianmu itu tidak lantas membuatmu bebas dari tuduhan, Lex. Entah aku percaya atau tidak, hukum tetap bekerja sesuai bukti yang ada.” “Aku bersumpah aku rela melakukan apa pun asalkan setelahnya Paman benar-benar percaya padaku!” Stevan tersenyum miring, mengangkat bahu dan berdiri dari kursinya. Dia tidak bisa mempercayai keponakannya itu seratus persen, tidak ada jaminan dia benar-benar jujur. “Bisa saja kau mengatakan hal itu untuk menyelamatkan dirimu sendiri. Kita lihat saja penyelidikan dari pihak kepolisian. Apa mereka bisa membuktikan ucapanmu itu, atau pria itu akan memberatkan hukumanmu. Kita tunggu saja.” Stevan menyergah napas kasar, menatap Alex tajam sebelum keluar dari ruangan itu. Semua kesaksian Alex tentu saja berguna, tapi dia tidak akan gegabah dengan menaruh perhatian lebih. Sebaliknya, dia meminta Mario memastikan kebenaran informasi itu. Di sisi lain, pihak kepolisian, khususnya dua detektif yang menemui Stevan kemarin, bergerak dengan cepat dan mencari

    Last Updated : 2023-12-12
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 211 - Sebuah Bukti

    “Clara, aku bisa menjelaskannya.” “Jawab saja pertanyaanku. Apa kamu berusaha membunuh pamanmu?!” sela Clara dengan tidak sabaran. Dia hanya butuh jawaban iya atau tidak, bukan penjelasan. Meski hatinya yakin bahwa Alex bukanlah pelakunya, tapi logika dan akal sehatnya justru berkata sebaliknya. Pria itu dan ayahnya terkenal licik, jadi bukan tidak mungkin jika keduanya menghalalkan segala cara untuk mengambil alih kekuasaan Stevan. Alex sudah mengantisipasi pertanyaan dari Clara itu, tapi entah kenapa saat mendengarnya langsung dari mulut Clara, membuat dadanya terasa begitu sesak. Sorot mata gadis itu yang penuh kesedihan, juga semburat kemarahan yang tersimpan, membuat Alex kesulitan bicara. “Kenapa diam?!” Suara Clara meninggi, membuat dua petugas yang berjaga di depan pintu saling pandang. Sesaat lalu, saat Stevan yang datang, tidak ada keributan sama sekali. Padahal, pria itu korban kecelakaan yang diduga Alexlah tersangkanya. “Apa pun yang aku katakan, tidak akan mengubah

    Last Updated : 2023-12-13
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 212 - Memanjakan Istri

    “Bagaimana keadaanmu, Sayang?”Stevan menghadiahkan satu kecupan di kening saat Elisa menyambutnya. Meski masih terlihat sedikit pucat, tapi senyum simpul sudah terukir di sudut bibirnya.“Baik. Hari ini Maria masak banyak makanan kesukaanku.”“Pasti itu permintaan anak-anak Daddy di dalam sana, ya?” Stevan berjongkok, menciumi perut Elisa dengan penuh cinta. Tangannya bersemayam di pinggang, terlihat begitu mesra.Elisa dan Renata yang berdiri bersisian saling pandang dan sama-sama mengulas senyum. Stevan yang dulu terlihat dingin dan tidak memiliki hati, nyatanya sekarang begitu lembut dan pengertian. Karakternya benar-benar berubah banyak.“Bagaimana dengan urusan di kantor polisi? Kudengar Alex mau memberikan keterangan.”Stevan menarik napas dalam, melirik Renata yang sedari pagi menemani Elisa. Wanita itu hanya mengedikkan bahu. “Mama berniat tidak mengatakan apa pun, tapi Elisa yang mendesak Mama. Dia khawatir ke mana kamu pergi karena tidak bisa dihubungi. Jadi, mau tidak mau

    Last Updated : 2023-12-14
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 213 - Kepuasan Batin

    “Kamu dan Thomas ….”Stevan menegakkan tubuhnya dan mulai bercerita bahwa dia adalah pemilik Thomas and Co yang sebenarnya. Namun, selama ini dirinya berlindung di balik sosok Thomas dalam setiap pengambilan keputusan.Meski awalnya Elisa kembali dibuat tak percaya, tapi Stevan benar-benar menunjukkan bukti kepemilikan saham di firma usaha itu. Dia juga mengungkapkan bahwa dirinya hanya berniat menolong karyawan dari beberapa perusahaan kecil itu, sama sekali tidak ingin menguasainya.“Maaf karena sudah berpikir buruk tentang itu sebelumnya, Steve. Aku pikir kamu akan melahap habis orang-orang yang sudah mengkhianatimu dan membiarkan karyawan kecilnya menderita. Aku salah.” Elisa terharu, memeluk suaminya itu dengan mata berkaca-kaca.“Akulah yang harus meminta maaf padamu, Sayang. Maaf karena baru bisa menceritakannya sekarang. Bukan aku tidak percaya padamu, tapi aku tidak ingin menambah beban pikir di kepalamu. Kau harus fokus untuk kesehatanmu dan anak-anak kita.”Elisa mengangguk

    Last Updated : 2023-12-14
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 214 - Merusak Pagi yang Indah

    Aroma makaroni panggang dibalut lelehan keju menggelitik hidung Elisa, membuat nyawanya terkumpul. Mata indahnya mengerjap beberapa kali, menyesuaikan cahaya matahari yang masuk melalui jendela.Perlahan tapi pasti, Elisa menarik selimut yang menutupi tubuhnya, duduk bersandar di kepala ranjang. Dia hanya memakai kaos milik Stevan yang sudah pasti kebesaran di tubuhnya.“Kau sudah bangun, Sayangku?”Stevan menyapa sambil menggeser pintu menggunakan kaki karena kedua tangannya sibuk memegang nampan berisi makanan. Seperti permintaan Elisa setelah pergulatan panas mereka semalam, pria itu harus bertanggung jawab dengan perutnya dan anak-anak yang kelaparan.“Aku sudah buatkan makanan kesukaanmu.”Elisa tersenyum, merasa tersanjung dengan perhatian dan sikap lembut Stevan. Enam bulan yang lalu, jangankan memperlakukannya demikian, menatapnya saja seolah tak sudi.Setelah meletakkan meja lipat di depan Elisa, Stevan menyajikan makanan di atasnya. Selain mac and cheese, masih ada nasi puti

    Last Updated : 2023-12-15
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 215 -  Laporan Mengejutkan

    “Stevan ….”Elisa memanggil sambil menyentuh lengan Stevan, mencoba mendapatkan atensinya pria yang masih tertegun setelah menerima telepon.“Ada apa?” ulang Elisa, menahan napas sambil memperhatikan perubahan raut wajah suaminya.Namun, karena Stevan tak juga menjawab, Elisa berinisiatif mencari tahu dari ponsel pria itu. Tampak nama seorang detektif dengan foto profil bergambar logo kepolisian.“Pihak kepolisian?” lirih Elisa yang hanya terdengar oleh telinganya sendiri. Dia segera tersadar dan kembali memperhatikan Stevan. “Apa yang detektif itu katakan? Kenapa kamu diam seperti ini?”Tangan Elisa menangkup kedua rahang pria itu, dan bertanya dengan suara yang lirih.“Stevan, aku bukan cenayang yang bisa mengerti isi kepalamu, jadi tolong katakan sesuatu. Kalau kamu hanya diam, aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi padamu.”Suara lembut Elisa mengembalikan kesadaran Stevan. Pria itu memeluk Elisa erat-erat, mencari kekuatan untuk mengungkap apa yang sesaat lalu ia dengarkan d

    Last Updated : 2023-12-18
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 216 - Tamu Tak Diundang

    “Waktu kematiannya adalah sepekan setelah Anda bangun dari koma. Mobil yang dikendarai meledak dan jasadnya tidak bisa diidentifikasi sama sekali.”Seperti tersambar petir di siang hari, baik Elisa maupun Stevan terdiam di tempatnya. Tubuh keduanya menjadi kaku seketika. Itu kabar yang sangat mengejutkan untuk keduanya. Kecelakaan itu terdengar tidak biasa.Stevan mengeraskan rahang mencerna semua informasi itu. Kesempatan untuk mendapatkan keterangan langsung dari pelaku pupus sudah.“Kalian sudah menyelidikinya lagi? Apa ada hal lain di sekitar tempat kejadian perkara?”“Kami sudah menyisirnya, tapi kami tidak menemukan apa pun.”“Bagaimana dengan ponsel pribadi milik pria itu? Bukankah kau mengatakan bahwa dia masih intens menghubungi Harris dan Hilda?”“Ponselnya tidak ada di rumah. Kemungkinan ikut terbakar saat kecelakaan itu.”Tangan Stevan terkepal erat di atas pangkuan. Dia yakin semua pasti sudah direncanakan oleh Harris dan Hilda. Keduanya panik saat Stevan terbangun dari ko

    Last Updated : 2023-12-18
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 217 - Menyerahkan Diri

    “Tidak perlu bertemu dengannya,” bisik Elisa sambil menahan tangan Stevan, mencegah pria itu menemui tamu yang tak diundang mendatangi rumah mereka. “El—”“Aku tidak mau dia membuat masalah lagi denganmu!” Cengkeraman tangan Elisa semakin erat. Dia menggeleng tegas, tidak membiarkan sang suami menemui tangan kanan Harris.Sejenak Stevan menimbang-nimbang, menatap Elisa dan asisten Harris yang menunduk dalam-dalam, tidak berani mengangkat wajahnya. Sebenarnya, Stevan pun bingung. Mengapa pria itu mendatanginya? Untuk kepentingan apa?“Aku akan memanggil Maria untuk mengusirnya.” Elisa melepas tautan tangannya di lengan Stevan, bersiap pergi ke belakang. Namun, pergerakannya terhenti detik berikutnya.“Kita temui saja. Mungkin ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.”“Tapi, Steve ….”Stevan menggeleng karena memiliki pertimbangan tersendiri. Selain karena penasaran, dia juga ingin tahu apa rencana pria yang selama ini selalu mengekor Harris ke mana-mana. Apakah pria itu masih setia kepad

    Last Updated : 2023-12-19

Latest chapter

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 278 - Jerat Selamanya

    *Satu minggu kemudian …. “Proses penyelidikan berjalan dengan lancar, Tuan. Tidak ada kendala. Tuan Harris dan juga Hilda mengakui semua perbuatan mereka. Bukti-bukti yang terkumpul sudah cukup untuk menuntut keduanya di meja hijau.” Stevan mengangguk sambil membaca berkas yang dibawa oleh Mario. “Tuntutan 10 tahun penjara?” “Benar, Tuan,” Mario mengangguk. Stevan mengangguk puas. Selain 10 tahun mendekam di balik jeruji besi, Harris dan Hilda juga harus membayar biaya denda yang tidak sedikit jumlahnya. Stevan lantas menutup dokumen dan menatap Mario. “Pastikan hal ini tidak mempengaruhi Wijaya Group.” Mario mengangguk. “Semuanya aman terkendali, Tuan. Semenjak Tuan Harris dikeluarkan dari jajaran direksi dengan cara tidak terhormat, kasus ini tidak membawa dampak besar bagi perusahaan.” “Bagus. Pertahankan,” kata Stevan.Mario kembali mengangguk. “Nyonya Besar akan mengambil alih selama Tuan cuti panjang?” “Ya. Kau bisa berkoordinasi dengan asisten Mama mulai hari ini. Janga

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 277 - Hampir Usai

    ‘Paman, maaf mengganggumu malam-malam. Tapi aku ingin mengabarkan kalau Papa sudah siuman. Dia sudah dipindahkan ke kamar inap biasa.’ Elisa membaca pesan yang dikirimkan oleh Alex kepada Stevan. Ia mengerjapkan mata beberapa kali untuk memastikan penglihatannya tidak keliru. Wanita itu lalu menatap Stevan yang tidak mengatakan apapun. Namun, melihat tubuhnya yang menegang, Elisa bisa memastikan bahwa suaminya juga sama terkejutnya dengan dirinya.“Steve? Kamu baik-baik saja?” Stevan tampak tercenung di tempatnya. Perasaannya campur aduk. Ia pikir Harris tak akan mampu melewati masa kritis panjangnya. Stevan pikir, pada akhirnya maut lah yang menjadi hukuman bagi kakaknya itu. Tapi ternyata, Sang Maha Kuasa punya rencana lain. Dan Stevan tidak tahu perasaan apa yang selayaknya ia rasakan saat ini. Melihat kemelut di wajah suaminya, Elisa lantas mengusap-usap lengannya dengan lembut, mencoba menyalurkan rasa nyaman yang menenangkan. “Apa yang kamu rasakan, Steve?” Elisa ragu-ragu

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 276 - Obrolan di Malam Hari

    “Minggu depan?!” Elisa menjauhkan ponsel dari telinganya mendengar suara pekikan gadis di seberang sambungan. Ia tertawa mendengar suara grasak-grusuk yang terasa familiar. Meski sudah lama tidak saling kontak, nyatanya sahabatnya itu belum berubah, masih heboh seperti dulu saat mereka pertama kali berteman. “Astaga, aku belum menyiapkan apapun untuk calon bayimu!” kata Sera, terdengar panik. “Tenanglah, Sera,” kata Elisa sambil tertawa. “Kamu tidak perlu menyiapkan apapun.” “Tidak perlu bagaimana?! Calon keponakanku yang pertama akan lahir ke dunia, tidak mungkin aku tidak menyiapkan apapun!” protes Sera. Nadanya terdengar panik sekaligus antusias. Elisa tersenyum, senang karena Sera menyebut calon buah hatinya sebagai keponakan meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah sama sekali. “Besok aku akan berbelanja setelah makalah sialan ini selesai,” gerutu Sera, yang lagi-lagi membuat Elisa tertawa mendengarnya. Sudah lama sejak terakhir kali mereka bertemu. Keduanya dis

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 275 - Titik Terang

    Stevan semakin sibuk menjelang hari persalinan Elisa. Ia ingin menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus sebelum mengambil cuti agar bisa fokus pada sang istri dan calon buah hati mereka nantinya. Kesibukan itu tentu berimbas pada banyak orang, tidak hanya Mario, tetapi juga divisi-divisi lain di bawah pengawasan Stevan, termasuk Alex yang sudah mendapatkan kepercayaan untuk mengepalai beberapa project besar. Namun, di tengah-tengah kesibukan itu, baik Stevan maupun Alex masih bisa mencuri waktu untuk orang-orang terkasih. Sesibuk apapun mereka di kantor, mereka masih meluangkan sedikit waktu untuk sekadar bercengkerama lewat panggilan telepon atau video. Obrolan singkat itu selalu menjadi pelipur di tengah hectic-nya pekerjaan di kantor. “Kau yakin tidak menginginkan apapun? Aku akan membelinya saat pulang nanti,” kata Stevan sambil menaikkan bingkai kacamata baca yang turun ke pangkal hidungnya. Matanya masih fokus pada dokumen di hadapan, dengan pulpen di tangan yang sesekali men

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 274 - Kebersamaan Tak Terduga

    “Elisa!” Stevan menaiki undakan tangga teras dengan langkah lebar. Raut wajahnya tampak mengeras, dengan dada naik turun karena napasnya tidak beraturan. Ia bahkan mengabaikan pelayan yang tergopoh-gopoh mengikutinya dari belakang. Pelayan itu tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi melihat aura dingin dari tuannya, pelayan tersebut memilih untuk bungkam. Namun, saat Stevan hendak menaiki tangga ke lantai dua, pelayan itu segera menyela dan mengatakan keberadaan Elisa. “Nona berada di taman belakang bersama—” Stevan tidak menunggu pelayan tersebut menyelesaikan kalimatnya, langsung membawa langkah lebarnya ke arah taman di belakang kediaman utama. “Elisa—” panggil Stevan, tapi ia tidak melanjutkan kalimatnya saat sepasang matanya menangkap pemandangan asing yang membuatnya terpaku. Rasa marah dan kesal yang sedari tadi ia bawa dari kantor, seketika langsung menguap begitu saja saat melihat apa yang ada di depan matanya kini. “Steve? Kamu sudah sampai?” tanya Elisa terkejut. Waj

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 273 - Harus Diberi Hukuman 

    “ALEX?!” Suara Stevan terdengar meninggi satu oktaf, berkas yang sedari tadi ia bolak-balik sambil membubuhi beberapa halaman dengan tanda tangan teronggok begitu saja di atas meja. Ia terlalu terkejut mendengar satu nama itu disebut membersamai kata ‘teman’ dari mulut istrinya. Sejak kapan Alex menjadi teman Elisa?!“Ya,” sahut Elisa, tidak menyadari kegundahan sang suami yang begitu kentara sebab ia tampak sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. “Sebentar lagi Alex akan datang ber—” “Tunggu di sana,” sela Stevan sambil bergegas. Ia melupakan berkas dokumen yang masih menumpuk di atas meja, lantas mengambil jasnya yang tersampir di sandaran kursi dan langsung bergegas menuju pintu. “Steve—”“Aku akan tiba dalam 15 menit.” Stevan tidak menunggu respon dari Elisa. Ia segera memutus sambungan dan menaruh ponsel genggamnya ke dalam saku celana. Mario baru saja ingin mengetuk pintu saat Stevan keluar dari ruangan dengan langkah tergesa. Mereka nyaris bertabrakan kalau saja M

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 272 - Teka-teki Tak Berujung

    “Tidak ada yang mengunjungi Tuan Harris sebelum beliau dirawat di ruang ICU, Tuan,” lapor Mario keesokan paginya saat Stevan baru saja tiba di kantor. “Saya sudah cek CCTV beberapa minggu ke belakang. Selain keluarga, tidak ada yang datang untuk menjenguk Tuan Harris. Hanya ada beberapa petugas dari kantor kepolisian yang berganti menjaga di depan kamar inap beliau,” tambah Mario. Laporan itu membuat dahi Stevan mengerut. “Kau yakin?” Mario kemudian menyerahkan sebuah tablet begitu tuannya sudah duduk di kursi kebesarannya. Layar pipih itu menampilkan satu rekaman CCTV, waktunya sekitar satu minggu sebelum Harris dipindahkan ke ruang ICU. “Bukankah gadis ini Stella?” Mario mengangguk. “Benar, Tuan. Dia pernah datang, tetapi tidak diizinkan masuk untuk menjenguk Tuan Harris.” “Kenapa?” tanya Stevan. “Penjaga berkata bahwa itu adalah pesan dari Tuan Alex. Ia meminta pada para petugas agar tidak memberi akses kepada siapa pun untuk menemui ayahnya kecuali keluarga inti dan p

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 271 - Si Jubah Putih

    “Stevan?” Stevan mengalihkan tatapannya, menatap wajah ibunya yang tampak lelah. “Kamu melihat apa?” tanya Renata sembari melihat ke arah ujung koridor yang sepi. Tidak ada siapa-siapa di sana. “Tidak,” sahut Stevan, terdengar tidak yakin bahkan di telinganya sendiri. Ia lantas berdiri dari kursi dan menatap ibunya sejenak. “Aku akan ke toilet sebentar,” katanya, langsung pergi tanpa menunggu respon dari Renata. Stevan berjalan ke arah koridor di mana ia melihat seseorang berdiri di sana beberapa saat yang lalu. Namun, sekarang tidak ada siapa-siapa sejauh matanya menyapu sekitar. Ia membawa langkahnya menyusuri koridor, barangkali akan menemukan sebuah petunjuk. Instingnya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Stevan merasa sedang diawasi. Tapi siapa? Dan untuk apa?Stevan mencoba menerka-nerka. Ia kemudian mengambil ponselnya di dalam saku dan bermaksud untuk menelepon Mario. Stevan akan meminta pria itu untuk mencari tahu siapa saja yang berkunjung ke ruangan Harris selama

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 270 - Waktunya Tidak Lama Lagi

    “Tuan Harris dalam kondisi kritis. Saat ini beliau sedang dirawat di ruang ICU.” Stevan meletakkan sendok dan garpu di atas piring, lalu mengarahkan tatapannya pada Maria yang baru saja menyampaikan informasi yang didapatkannya dari pelayan kediaman kakak sulungnya itu. “Stevan ….” Perhatian Stevan teralihkan pada Elisa yang juga baru saja menghentikan aktivitas makan malamnya. Elisa meraih jemari Stevan dan menatapnya lekat, seolah tengah mencari perubahan emosi yang dirasakan oleh suaminya itu lewat sepasang matanya. Namun, tidak ada. Stevan memang tampak tercenung, tapi itu hanya selama beberapa detik sebelum ekspresinya kembali datar, seolah kabar itu tidak pernah ia dengar sama sekali. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Elisa, tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Stevan hanya mengangguk sekilas, sebelum kembali mengambil sendok dan garpunya, lalu melanjutkan makan malam yang sempat tertunda. “Kita makan dulu,” kata Stevan ringan. Seolah dengan begitu, selera makan Eli

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status