Arbi terkejut bukan main, saat merasakan telapak tangan itu melayang tepat di pipinya yang belum sempat ia cukur. Rona merah dan rasa panas menjalari pipinya yang nampak sedikit tirus.“Saya memang tak merestui anak saya dinikahi sama karyawan biasa seperti, Kamu!” Gelegar suara bu Irene, memenuhi lobi UGD itu. Bukan rasa sakit yang membuat Arbi tertunduk, tapi rasa malu, sebab kelakuan nekat ibunya Violetta barusan, mengundang perhatian pengunjung yang lainnya.Bila Kirani tadi masih bisa menegurnya cukup pelan, namun mertua yang satunya ini, tak seperti Kirani. Attitudenya sedikit berbeda. Dari cara berpakaian saja sudah jauh berbeda. Ibunya Violetta ini sudah empat puluh tujuh tahun, tapi masih senang berpakaian yang cukup terbuka.Sungguh malu Arbi hari ini. “Hari ini, gara-gara kamu, anak saya dapar celaka. Awas aja, kamu kalau terjadi apa-apa sama Violetta!” ancam bu Irena penuh amarah.Dengan menahan rasa malu dan rasa perih di pipi, Arbi tetap melangkah mengikuti arah mertua
Read more