Home / Pernikahan / PENYESALAN MANTAN SUAMI / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of PENYESALAN MANTAN SUAMI: Chapter 41 - Chapter 50

86 Chapters

Bab. 40

"Saya punya kesalahan di masa lalu yang sangat fatal, Nurma. Dan saya tak mau menyembunyikan dari kamu." Danu menatap piring sate milik Nurma yang masih tersisa banyak. Bahkan lontong di piring putih itu baru dimakan sedikit saja. Padahal tadi, ia juga mengaku lapar pada Danu.Sementara Nurma yang mendengar pengakuan Danu, mendadak merasa kenyang. Ada perasaan deg-degan. Kesalahan apa yang dulu atasannya lakukan ini hingga harus berpisah dengan istri yang nyaris sempurna dalam pandangan Nurma."Apa kamu siap mendengarnya?" Danu bertanya sambil memperhatikan perubahan pada raut wajah Nurma. Perempuan di hadapannya ini terlihat sedikit tegang. Membuat Danu jadi ikut-ikutan tegang.“Saya menerima ajakan, Bapak untuk makan, menerima kedatangan ibu anda ke rumah saya, dan saya harus siap dengan masa lalu, Bapak yang belum saya tahu ataupun yang sudah saya tahu!” ucap Nurma. Jiwa dewasanya sungguh membuat Danu takjub.Tentu banyak hal yang sudah Nurma lewati dalam hidupnya hingga bisa sede
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

Bab. 41

Tiga bulan masa penjajakan antara Danu dan Nurma, dirasa sudah cukup bagi keduanya untuk melangkah ke jenjang yang lebih halal. Eh, kenapa lebih halal? Soalnya Danu kerap menyenggol-nyenggol Nurma dengan sengaja.Nurma yang profesional dan begitu pandai menyimpan rasa dan status mereka, kadang membuat Danu gemas sendiri. Bahkan sekadar menatap Danu dengan mesra, pun tak pernah Nurma lakukan, meski rasa rindu juga kerap hadir di kalbu gadis ayu ini.Seperti saat makan siang bersama karyawan lain beberapa waktu lalu, Nurma malah membiarkan Kaila duduk di dekat Danu, dan ikut tersenyum saat yang lain meng-cie-cie-i keduanya. Nurma ikut menahan tawa, sementara Danu menahan geram.Bahkan saat Danu sengaja batuk, agar Nurma peka mengambilkan air minum atau ikut duduk di sampingnya, malah gadis itu membiarkan Kaila sibuk melayani calon suaminya.“Minum dulu, Mas,” tawar Kailan ramah dan sedikit salah tingkah.“Eh, biar Nurma saja, Mbak. jangan repot-repot!” Danu ingin menolak, apa daya gela
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

Bab. 42

Resah gelisah melanda Danu. Niat ingin menghabisi Nurma di malam pertama mereka, malah tertunda sebab tamu bulan yang datang tanpa di undang.“Nur,” Danu misuh-misuh. Ia tak bisa tidur, sebab ada yang terlanjur bangun namun tak bisa berbuat apa-apa.Sebentar-sebentar ia memeluk bantal guling, sebentar-sebentar memeluk Nurma yang juga jadi tak bisa tidur karna gangguan Danu yang sedang gelisah. “Nur!”“Tidur, Mas.” Kemudian Nurma memberanikan diri, ia melingkarkan pergelengannya pada pinggang Danu yang sedang berbaring miring ke arahnya.Jujur saja, sebenarnya Nurma gugup malam ini. ada rasa deg-degan, begitu pun dengan Danu. Bahkan Nurma tadi sangat grogi saat Danu pertama kali menyatukan bibir keduanya.“Nggak bisa tidur,” keluh Danu sambil mencubit pelan pipi dan hidung Nurma, bergantian.Gerimis diluar, juga hawa dingin dari pendingin ruangan menguarkan hawa dingin yang cukup menusuk tulang. Namun Danu yang terlanjur membakar api tadi, tak bisa merasakan dingin itu. tubuhnya gera
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

Bab. 43

“Herda yang dulu, merebut mas Danu dari mbak Kirani, kan? habis itu selingkuh sama pak Willy yang tukang judi, kan?” todong ibu tadi dengan sengaja. Membuat semua yang ada di area itu menoleh menatap ke arah Herda yang tertunduk malu.Beberapa pedagang dan pengunjung terlihat mencibir Herda. Namun tak sedikit yang menyalahkan ibu tadi. Tak ada yang tahu, bahkan Herda pun tak ingat. Ibu yang tubuhnya sedikit berisi ini adalah bu Maisa. Salah seorang istri karyawan senior yang menjadi saksi bagaimana genitnya Herda dulu pada Danu. Juga menjadi saksi bagaimana dulu Kirani menggeret kopernya keluar dari rumah itu setelah keguguran. Suami bu Maisa sudah pensiun. Tak ada siapa pun di rumah besar itu saat Kirani akan pulang ke rumah ibunya. Bu Maisa dan pak Dudi yang akan mampir di rumah Danu ingin menyerahkan dokumen kantor yang Danu perlukan. Tak menyangka bila akan menemukan pemandangan yang sdikit memilukan hati.Wajah pucat Kirani dan juga deraian air mata menyambut keduanya di teras r
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

Bab. 44

Gani mengusap kening Kirani yang berkeringat. Sesekali barisan alis tebal diwajah istrinya itu nampak berkerut, mengernyit menahan sakit. Keduanya sudah ada di rumah sakit. Kamar kelas satu menjadi pilihan Gani untuk perawatan Kirani nanti setelah melahirkan. Beruntung ada BPJS yang mengcover sebagian biaya persalinan istrinya, nanti kelebihan biayanya, akan Gani bayarkan sendiri.Tadi bu Asma dan Sofia serta Firman ikut mengantar Kirani ke rumah sakit. Beruntung juga ada Leli adik sepupu Gani dan Fatma, sudah dua bulan ini Leli ikut membantu mengajar anak-anak yang masih aktif mengaji.Hanya saja sekarang mereka bukan lagi mengaji di rumah Kirani, tapi sudah di pindahkan ke masjid yang pembangunannya baru saja selesai. Fatma dan Kirani yang berbarengan hamilnya, jadi tak bisa lagi membantu anak-anak belajar ngaji. Hanya sesekali mereka datang untuk memantau.Dokter Dina tadi sudah memeriksa keadaan Kirani yang kembali datang, padahal tiga hari yang lalu dia baru saja kontrol.“Ini pa
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

Bab. 45

“Ini apartemen siapa, Mas?” Nurma bertanya heran. Sebab Danu membawanya ke sebuah apartemen yang cukup jauh dari rumah.Ini apartemen yang dulu Danu beli atas nama Kirani. Namun mantan istrinya itu tak berniat sama sekali mengambil apalagi menuntut harta dari Danu dulu. “Punya orang, Dek. Kita pinjam sebentar,” jawab Danu.Ya, lelaki ini memang hanya berniat meminjamnya. Entah bagaimana caranya nanti agar bangunan ini bisa diterima oleh Kirani. Danu pun nanti akan jujur pada Nurma perihal kepemilikan apartemen ini.“Nggak mahal kah, sewanya, Mas?” tanya Nurma lagi sambil meletakkan tas di atas meja depan Tv. Pandangannya menyapu ruangan yang tak begitu besar, tapi cukup rapi dna bersih.“Nggak, Sayang. Buat bulan madu sama kamu, nggak ada yang mahal.” Danu sudah mendekat dan memeluk istrinya sebentar.Nurma yang sudah mengerti maksud suaminya membawa dirinya ke apartemen ini, lalu membalas pelukan itu. Nurma yang dulu sering tak percaya diri, sebab kekurangan yang memeluk hidupnya di
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

Bab. 46

Setiap perempuan yang pernah terluka berhak menentukan kebahagiaanya sendiri. Masing-masing dari mereka punya cara sendiri untuk menutupi goresan luka yang dulu diguriskan padanya. seperti Kirani yang memilih menutup luka lamanya dan memulai lembaran cinta yang baru bersama pria lain. Juga Fatma yang memilih Firman yang seorang bujang. Lalu Herda yang masih setia menggantung perasaan Willy. Bukan karna ingin dikejar, tapi Herda masih sanksi dengan perasaannya.Lalu dengan Nurma, yang menyetujui dinikahi atasannya, sebab kecewanya di masa lalu, masih setia merongrongnya. Nurma memeluk cinta dan perasaan Danu yang pernah salah namun juga pernah tersakiti. Meski usianya jauh dibawah Danu, Nurma begitu dewasa menyikapi dua masa lalu suaminya yang berbeda.bagaimana dengan bu Annisah? Hingga bu Annisa selesai melahirkan dan selesai nifas. Pak Rafa setia mendampingi. Meski kini keduanya punya batasan. Lamaran rujuk berulang kali pak Rafa utarakan. Namun bu Annisa masih geming. Bahkan buju
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more

Bab. 47

Kado paket kelambu dan kasur bayi serta amplop menjadi hantaran Nurma dan Danu untuk baby Keenan. Putra Kirani dan Gani.Acara sudah selesai sejak tadi, namun kedua pengantin baru ini tiba sudah cukup sore. Tak ada lagi baju gamis. Yang ada Nurma memakai celana jeans biru dan kemeja flanel warna putih serta jilbab warna biru dongker menutup kepalanya.“Sore banget mbak Nurma.” Nampak Kirani berdiri tertatih menyambut kedua tamunya yang datang terlambat. Nyeris SC itu masih sedikit terasa.“Mbak, duduk aja! nanti aku yang kesitu,” ucap Nurma yang melihat Kirani nampak kesusahan berdiri. Lalu Kirani kembali duduk bersimpuh di samping bayinya yang sengaja dibaringkan di ruang tengah. Sementara Gani menyambut di depan tadi mempersilahkan Danu untuk duduk di ruang tamu dan berbincang. Lelaki ini hanya berbincang sebentar masalah kelahiran si baby boy, selebihnya mereka membicaraka masalah pekerjaan yang sudah hampir rampung.Leli dan beberapa kawannya yang datang membantu acara akikah bab
last updateLast Updated : 2023-08-12
Read more

Bab. 48

Sudah sehat kah, Sayang?" Gani menghampiri Kirani yang baru saja selesai mandi. Handuk putih kesukaan istrinya belum berganti dengan daster menyusui. Baby Keenan sekarang sudah dua bulan, itu artinya Kirani sudah selesai masa nifasnya dan Gani sendiri sudah gelisah sejak beberapa hari yang lalu.Kirani tersenyum. Ia mengerti maksud pertanyaan dari suaminya. Hanya saja, Kirani masih sedikit khawatir. Benarlah kata orang-orang, bila melahirkan lewat operasi lebih lama pemulihannya. Bahkan saat bersin atau batuk, kadang-kadang Kirani masih rasa nyeri. Dan bila terlalu lelah sering tiba-tiba menggigil."Aku, belum KB, Mas." Kirani khawatir sebab Gani ini sukanya kebablasan. Tak mau ikut KB alami. Gani tersenyum, mengerti kekhawatiran istrinya. Namun pria ini juga sudah mengantisipasi. Dua anak saja sudah cukup untuk mereka. Selain usia yang sudah tak muda, juga karna Gani tak ingin membuat Kirani terlalu kelelahan mengurus anak-anak.Hanya dirinya yang boleh membuat Kirani kelelahan.
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more

Bab. 49

Ada banyak wanita yang begitu pandai menyembunyikan luka. Menyembunyikan air mata, juga menyembunyikan lara hati. Entah karna pengkhianatan ataupun karna kekurangan ekonomi yang memeluk. Seperti bu Annisah. Luka itu jelas bekasnya, terkadang perihnya masih terasa. Dan bahkan tiba-tiba air matanya mengembun, menggenangi pelupuk bila teringat hari menyakitkan itu. namun bu Annisah tetap bisa tersenyum. Terutama dihadapan Raniya, putri bungsungnya yang sudah masuk SD tahun ini. Bu Annisah benar-benar tak ingin Raniya tahu, luka apa yang pernah ayahnya goreskan pada ibu dan ketiga kakaknya. Pada Arbi, Aryan dan Abyan, bu Annisah berpesan agar jangan sekali-sekali menceritakan masa lalu ayahnya pada sang adik. Bu Annisah tak ingin putri bungsunya itu terluka pada lelaki pertama yang mencintainya. “Ma, papa kok lama, sih?” Raniya berkerut lucu, tak sabar menunggu ayahnya pulang dari kantor. Selain usaha air minum, pak Rafa mengembangkan bisnisnya dengan membuka usaha jual beli bahan bang
last updateLast Updated : 2023-08-14
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status