Semua Bab PENYESALAN MANTAN SUAMI: Bab 31 - Bab 40

86 Bab

Bab. 30

“Masih jauh rumahnya, Nur? Danu bertanya sambil menatap jalan di depan. Ini sudah masuk di pinggiran kota. Tidak jauh di depan sana ada jejeran berbagai macam pabril. Rupanya rumah orang tua Nurma dekat dengan kawasan pergudangan dan pabrik.“Sepuluh menit ada, Pak,” jawab Nurma. Gadis muda ini sebenarnya tak enak hati sebab merepotkan atasannya malam-malam begini, tapi kalau naik ojek online juga rasanya lebih was-was lagi. Sebab ini sudah cukup larut.“Kiri, kanan?” tanya Danu lagi.“Lurus, Pak. Lewat GOR di depan itu.” Nurma menunjukkan arah. Ini hampir setengah dua belas malam. Jalanan nampak mulai sepi. Semakin kedalam semakin sepi dan sedikit gelap. Pantas saja tadi Nurma gelisah ingin pulang duluan. Tapi drama si karyawan manja Amanda, membuat Danu dan Nurma harus membereska dulu kekacauan yang ia timbulkan pada pakaian lelaki ini.“Yang di sebelah kiri itu kan, perumahan subsidi itu, Kan? Yang di bangun sama cabang kita?” tanya Danu saat melewati perumahan tipe 24. Ada plan n
Baca selengkapnya

Bab. 31

Herda baru ingat cicilan emas yang Willy sudah jual masih belum lunas sementara uang untuk membayar sudah tak cukup. Lalu dengan menekan rasa malu. Herda mengirim pesan pada satu nomor yang ia rasa bisa membantu dirinya.Lalu ia nekat menghubungi nomor mbak Dwi, mantan kakak iparnya. Meski dulu ia jarang menyapa bahkan terkesan judes pada ipar dan metuanya, tapi Herda sudah tak tahu harus menghubungi siapa dan minta tolong pada siapa. Hanya dalam sekejap mata kwan-kawan sosialita yang dulu ramai memuji dirinya, sekarang semua hikang entah kemana. Bahkan dua orang kawan yang cukup akrab dengannya dan masih punya tunggangan utang padanya, ternyata sudah memblokir nomornya.Banyak pelajaran hidup yang bisa Herda ambil dari kejadian-kejadian yang menimpa dirinya. Entah dari Herda sendiri, mau berubah diri atau tidak.Dering telepon sudah ia ulangi ketiga kalinya, tapi mbak Dwi tak kunjung mengangkat. Lalu ia sengaja mengirim pesan, berharap permohonan bantuannya bisa dikabulkan mantan kak
Baca selengkapnya

Bab. 32

Setiap apa yang manusia kerjakan, pasti ada balasannya. Baik yang berbuat dalam kebaikan ataupun keburukan. Tak ada yang luput dari akibat perbuatan tersebut.Namun kadang kala manusia hanya mementingkan kesenangan sesaat, atau bahkan tak kuat dengan ujian sengsara yang diberikan lalu nekat mengambil jalan pintas dengan cara berbuat kecurangan.Ada pula yang lena dengan godaan duniawi, hingga tersesat begitu jauh dalam labirin dosa yang berliku.Gani menatap mata terpejam itu. Dengkurannya menandakan bila wanitanya benar-benar lelah. Dulu, begitu banyak godaan syahwat yang mendekati lelaki ini. Hingga dirinya nyaris terjerumus. Rokok dan alkohol pernah menjadi teman akrabnya di masa itu. Bahkan wanita-wanita yang menggadai harga diri banyak yang datang menggoda padanya. Usia muda, punya pekerjaan yang cukup bagus. Tubuh tinggi dan kekar dengan kulit kecoklatan yang didapat dari ayahnya yang masih keturunan Indonesia bagian timur berpadu dengan wajah lembut dari ibunya yang berasal d
Baca selengkapnya

Bab. 33

“Jadi berapa harga mobil itu akan, kau jual?” Mbak Dwi bertanya pada Herda yang tertunduk antara menahan malu dan sedih. Kehabisan uang untuk hidup sehari-hari di tambah biaya ibunya yang sedang sakit, membuatnya harus menahan malu menawarkan mobil yang dulu ia rampas dari Danu. mobil itu atas nama Danu, tapi Herda memaksa ingin memilikinya, sebab dulu tergiur dengan iming-iming akan hidup enak bersama Frans bila sudah berpisah dari Danu.Rupanya mobil itu memang bukan rejekinya Hera, buktinya belum setahun sudah akan berpindah tangan saja. uang dan harta yang Herda miliki seperti air yang mengalir keluar dari genggamannya. Kata orang dulu, laksana menggengam air. Akan keluar dengan sendirinya hingga habis mengering.Tiap-tiap manusia sudah ada rejekinya masing-masing. Berusaha dan berdo’a untuk mendapatkan semuanya dengan cara yang baik adalah kewajiban. Bukan dengan berpangku menunggu datangnya rejeki, tapi bukan pula mendapatkan dengan cara merampas milik orang lain.Herda baru m
Baca selengkapnya

Bab. 34

Danu benar-benar sudah muak dan tak ingin lagi mendengar kabar tentang Herda. Juga tak ingin tahu bagaimana keadaan mantan istri keduanya itu. Pertemuan terakhir mereka pada acara ulang tahun perusahaan sudah cukup membuat Danu, tahu bagaimana keadaan mantan keduanya itu. Sepertinya tak sesuai dengan apa yang ia gembar gemborkan selama ini bila ayah kandung Dinar akan memberinya hidup yang enak.Danu sudah tak perduli sama sekali pada Herda. Bahkan rasa rindu pada aktivitas intim yang pernah mereka lakukan nyaris tak membekas. Sungguh jauh berbeda dengan Kirani. Mantan istri pertama yang ia sakiti, walau hidup bersama Cuma tiga tahun, kenangannya masih begitu membekas.Bahkan Danu terkadang mengingat hal yang sebenarnya tak boleh lagi ia kenang. “Saya sudah nggak ada uang buat beli mobil, Mbak.”Danu begitu enggan menanggapi kabar yang mbak Dwi sampaikan padanya."Katanya buat, bayar utang!" Suara mbak Dwi di seberang sana terdengar prihatin."Mbak aja yang beli. Kalau pun uangnya c
Baca selengkapnya

Bab. 35

“Siapa lelaki yang mengantarmu kemarin malam?” Nurma yang baru keluar kamarnya, terjengkit kaget. Sebab Nunik, sudah ada di depan pintu dan memberondongnya dengan tanya.“Bukan urusan, Mbak!” Nurma yang jengah ditanya seperti itu, menjawab pertanyaan kakaknya dengan ketus. Sebenarnya mereka tak lagi serumah, hanya karna sekarang ibunya sakit-sakitan jadilah Nunik dan suaminya sering datang untuk melihat ibu jika Nurma sedang bekerja.Kebiasaan Nunik yang cemburu pada Nurma, sebab hingga sekarang adik perempuannya ini belum menikah. Ia selalu cemburu dan takut bila Handi, lelaki yang dulu ia rebut dari Nurma, akan kembali pada adiknya.Sungguh cemburu yang tak beralasan. Siapa yang merebut, siapa yang cemburu.“Urusan mbak, juga. Maksudnya, kalau ada yang dekatin kamu diterima aja, biar mas Handi nggak khawatirin kamu lagi kamu terlambat pulang. Mbak cemburu, mas Handi khawatirin perempuan lain!” sindir Nunik cukup tajam membuat Nurma hampir emosi pagi itu.Ternyata suami istri ini men
Baca selengkapnya

Bab. 36

Utang-utang Herda sudah lunas, meski penjualan mobil tak sesuai harapan, tapi setidaknya masih tersisa sedikit untuk ia gunakan satu dua bulan kedepan. Karna Danu tak berniat membeli kembali mobil itu, akhirnya mbak Dwi mengantarkan Herda pada showroom mobil yang khusus menjual dan membeli mobil bekas. Kebetulan pemiliknya kawan almarhum suami mab Dwi.“Mbak, terima kasih banyak sudah membantu, saya!” ucap Herda sambil menatap ke arah mbak Dwi. Dapat ipar yang sebaik ini, tapi Herda malah sering bersikap ketus padanya, bahkan pada ibu mertuanya. “Maaf, atas semua sikap dan kesalahan saya yang dulu, Mbak.” Herda menunduk, rasanya malu betul mengingat kelakuannya yang dulu.Namun mbak Dwi yang bijak, tetap memberikan senyum yang tulus. Rasa marah itu pasti ada, tapi jika Herda ingin mengubah diri ke arah yang lebih baik. Kenapa tidak dibantu.“Lalu apa rencana selanjutmu? Kamu kan ada Dinar yang harus kamu biayai. Sebenarnya mbak Dwi ingin mengajak Herda untuk bekerja di toko baju milik
Baca selengkapnya

Bab. 37

Sejak malam dimana Danu menginvasi hati dan pikiran Nurma tentang cucu yang diinginkan oleh ibu atasannya itu, gadis ini semakin takut saja dekat-dekat dengan lelaki itu. Bahkan Nurma tidak atau belum mengiyakan permintaan aneh atasannya, tapi lelaki itu seolah Nurma sudah setuju saja jadi istrinya. meski perbedaan umur yang cukup jauh tapi Danu pede saja.Perasaan yang Danu rasakan entah semangat apa namanya. Semangat puber kedua atau semangat muda Nurma yang menulari dirinya. Padahal Nurma ini orangnya tidak pecicilan, malah terkesan pendiam dan tenang. Mirip-mirip sifat Kirani, tapi Danu saja yang blingsatan. Ingin buru-buru ada yang menemani tidurnya. Apalagi umur lelaki ini yang sudah mau tiga delapan. Tentu kematangan hormon birahinya sedang berada di puncak-puncaknya.Bila saat bersama Herda Danu merasa lebih tua dari usianya. Bahkan wajahnya pun terlihat tua dari umurnya saat masih menjadi suami istri bersama Herda.“Pak Danu jadi duda, malah tambah muda,” seloroh pak Victor d
Baca selengkapnya

Bab. 38

Sejak malam dimana Danu menginvasi hati dan pikiran Nurma tentang cucu yang diinginkan oleh ibu atasannya itu, gadis ini semakin takut saja dekat-dekat dengan lelaki itu. Bahkan Nurma tidak atau belum mengiyakan permintaan aneh atasannya, tapi lelaki itu seolah Nurma sudah setuju saja jadi istrinya. meski perbedaan umur yang cukup jauh tapi Danu pede saja.Perasaan yang Danu rasakan entah semangat apa namanya. Semangat puber kedua atau semangat muda Nurma yang menulari dirinya. Padahal Nurma ini orangnya tidak pecicilan, malah terkesan pendiam dan tenang. Mirip-mirip sifat Kirani, tapi Danu saja yang blingsatan. Ingin buru-buru ada yang menemani tidurnya. Apalagi umur lelaki ini yang sudah mau tiga delapan. Tentu kematangan hormon birahinya sedang berada di puncak-puncaknya.Bila saat bersama Herda Danu merasa lebih tua dari usianya. Bahkan wajahnya pun terlihat tua dari umurnya saat masih menjadi suami istri bersama Herda.“Pak Danu jadi duda, malah tambah muda,” seloroh pak Victor d
Baca selengkapnya

Bab. 39

Kirani terharu luar biasa, saat dokter Dina memperlihatkan janin dalam perut Kirani. Masih sangat kecil tapi denyut jantungnya sudah kedengaran tadi. “Masya Allah, Mas.” Netra Kirani berembun, luar biasa perasaan haru yang dirasakan. Sekian lama dirinya menanti. Akhirnya merasakan kembali kehamilan yang dulu terenggut. Jika kehamilannya yang dulu tak diketahui mantan suaminya, maka di kehamilan yang kedua ini, sang suami dengan setia menemani dan memperhatikan segala inginnya.Gani yang ikut terharu, menggenggam jemari kanan istrinya dan melihat sama-sama ke layar monitor di atas sana.“Sudah dua bulan ya, bu Kiran. Janin sehat. Cuma ibunya yang HB agak rendah, nanti saya resepkan penambah darah, dan bapak jangan terlalu buat ibu begadang ya. ini masih trimester pertama. Ditahan-tahan dulu, Pak. Boleh berhubungan tapi perhatikan kesiapan dan jam istirahat ibu.Sudah puluhan tahun menjadi dokter kandungan, tentu dokter Dina tahu aktivitas suami istri di trismester pertama harus bagaim
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status