Bagai petir di siang hari. Ucapan Kirani barusan laksana bara yang mengubah kayu menjadi arang. Seperti hujan yang menghapus keindahan pelangi yang terbit di cakrawala senja.Bu Maryam terdiam, Danu kelu. Buncahan perasaan bahagia di hatinya tadi, terhempas. Jauh, jatuh kedalam jurang yang Kirani cipta dalam diamnya selama ini. rasanya Danu tak terima. Takdir apa ini? ia ingin Kirani kembali menjadi miliknya, meski luka yang begitu dalam pernah ia guris dalam relung kalbu wanita ini.Netra bu Maryam memerah. Tak percaya dengan apa yang Kirani ucapkan barusan. Mantan menantu kesayangannya akan menjadi menantu bagi mertua yang lain. Pupuslah sudah harapan bu Maryam selama ini. rasanya bu Maryam ingin agar Kirani menarik kembali kata-katanya. Namun melihat kesibukan orang-orang yang lalu lalang di rumah sederhana ini juga suara mixer kue di ruang belakang, menyadarkan bu Maryam, bila impian beliau untuk memiliki Kirani kembali sebagai menantunya, sudah kandas.“Apa maksud kamu, Ran?” Da
Read more