Semua Bab Menikahi Mayat Palsu CEO: Bab 21 - Bab 30

183 Bab

Bab 21. Album lama

Angel menjalani operasi usus buntu, sementara Zacky-pria dingin itu sedang meringkuk di ruangan bawah tanah.Neneknya menghukumnya selama dua hari. Tanpa izin dari sang nenek, Zacky tidak boleh makan atau pun minum.Zacky memandang sekitaran ruangan yang gelap dengan emosi membuncah. "Mengapa aku masih harus menjalani hukuman yang menggelikan ini? Nenek tidak pernah menganggapku dewasa!" gerutu Zacky sembari membanting beberapa barang lama yang ada di basement.Pria itu sudah berumur 28 tahun. Menerima hukuman seperti ini membuatnya semakin membenci Angel. "Kehidupanku menjadi terganggu karena kehadiran gadis barbar itu!" pekik Zacky dengan marah.Zacky mulai menjadi tidak selera dengan wanita penghibur hanya karena selalu membayangkan gadis barbar yang mendengkur dalam tidur. Suara dengkur yang keras dan liar selalu tergiang di telinga pria itu sehingga menurunkan selera terhadap wanita. Sudah dua hari pria itu fokus bekerja dan tidur tanpa ditemani permainan liar yang biasa dilakuka
Baca selengkapnya

Bab 22. Panggil Dokter!

"Apakah aku sudah boleh bebas?"Aku memandang mertuaku dan nenek keluarga Sanjaya dengan pandangan penuh harap.Emma menggenggam tanganku dan menghela nafas dengan berat. "Maafkan kami, Nak.""Perusahaan kami saat ini sangat bergantung kepada kehamilan palsumu. Saat ini, kami sedang mengalami dilema karena adanya musuh dari dalam keluarga kami sendiri.""Hanya 4 bulan lagi, maka kehamilan palsumu selesai. Kami sudah mendapatkan seorang bayi yang akan berperan sebagai anak yang kamu lahirkan. Kamu akan diceraikan secara tertulis."Emma menghela nafas sesaat, seolah berat untuk melanjutkan alur rencana yang sudah mereka buat."Saat itu, kami akan membayar kompensasi untuk kehidupanmu," ucapnya dengan lirih."Kami sungguh minta maaf karena Zacky sudah memperlakukanmu dengan tidak adil," lanjut Emma.Perkataan Emma membuatku bingung, "Zacky? Mayat itu?""Eh." Emma menutup mulutnya."Maksudku, menjadi istri Zacky pasti sudah membuatmu menderita." Emma berusaha meralat perkataannya."Aah,
Baca selengkapnya

Bab 23. Zacky demam.

Seorang pelayan yang tidak begitu pintar, berlari menuju ke ruangan dimana Aku dirawat. Tanpa mengetuk pintu, dia langsung menerobos masuk, "Dimana Dokter Sam?" Perawat melihatnya dengan bingung, aku pun sama halnya. Kami berdua memandangnya dengan bingung. Mengapa pelayan itu panik sekali. "Sudah pulang, kenapa?" tanya perawat yang sedang membetulkan letak bantal kepalaku agar aku bisa duduk dengan benar. "Zacky pingsan di ruang bawah tanah!" serunya sambil lalu berlari kembali menuju ke pintu utama. "Mungkin Dokter Sam masih di parkiran," pikirnya. Aku mengernyitkan alisnya dengan aneh, dari perkataan pelayan itu, mengapa aku merasa Zacky sepertinya masih hidup? Apakah itu adalah Zacky yang sama? Mayat yang menikah denganku? Atau ada yang bernama Zacky lagi di mansion ini? "Siapa Zacky yang dimaksudnya?" Aku memberanikan diri bertanya kepada perawat yang sudah mengambil posisi duduk dan menatap handphone di tangannya. "Entah, aku tidak mengenal siapapun di mansion ini," ucapn
Baca selengkapnya

Bab 24. Terbongkar

Zacky melahap bubur yang tersisa dengan rakus. Bubur hanya tersisa sedikit dan tidak mampu memuaskan rasa lapar dalam dirinya. Dengan kesal, Zacky membuka pintu kulkas, mencari makanan lain. "Ahh, belum ada yang dimasak, semua bahan mentah," ucap Zacky sembari membongkar isi kulkas. Pria itu lalu memutuskan untuk memasak sendiri. Ia mengenakan celemek dan mulai mengeluarkan berbagai bahan makanan. Tidak ada pelayan yang berani mendekatinya. Selain karena takut, mereka juga tidak ingin menjadi sasaran empuk bagi Zacky bila keinginan untuk memainkan wanita kambuh. Enam pelayan dan bu Martha mundur dengan teratur sembari berbisik, "Mundur saja, biarkan dia masak sendiri!" Zacky mulai memotong selada dan wortel dengan telaten. Pria itu sungguh tampan dengan celemek yang membungkus dirinya. "Ahh!" Pisau menggores jarinya tanpa sengaja. Zacky menghisap jarinya sendiri daripada sibuk mencari obat merah. "Hmm, dar*h prang ganteng tetap lebih manis," puji Zacky untuk dirinya sendiri. Zac
Baca selengkapnya

Bab 25. Perjanjian tidak bisa dibatalkan.

Emma Sanjaya terkejut-mendapat laporan dari bu Martha mengenai kedua sejoli yang memang diperhatikan olehnya dari jauh. Kepala pelayan itu memang tugasnya memata-matai semua kejadian di dalam mansion.Tapi karena sudah malam, awalnya ia tidak berani mengganggu Emma. Tapi karena takut dimarahi majikannya, maka wanita itu berjingrak perlahan menuju ke kamar Emma."Katamu, mereka makan bersama kemudian mengobrol?" tanya Emma sekali lagi dengan mata membulat sempurna."Iya, betul!" Martha mengatur nafas tuanya yang ngos-ngosan karena berlari tadi."Ahh, sudahlah. Aku akan mengecek sendiri," ucap Emma kemudian mengambil kemeja tidur panjang dan memakainya.Kedua orang itu bergegas menuju ke dapur.Alangkah terkejutnya mereka karena melihat Zacky dan Angel hampir berciuman, kedua wajah sejoli itu begitu dekat.Mereka mematung di depan pintu dapur. Zacky dan Angel memandang ke arah mereka bersamaan.***"Eh." Aku berdiri tiba-tiba karena terkejut, langkahku langsung limbung karena salah gera
Baca selengkapnya

Bab 26. Papa datang!

Aku merasakan bagaimana Zacky menggendongku dengan panik, sampai ke sebuah ruangan. Aku menyadari tubuhku yang terguncang dan seolah menaiki tangga. "Panggil Dokter Sam!" teriaknya sembari membuka pintu dengan kakinya. Aku dibaringkan ke ranjang yang empuk. Tak lama kemudian terdengar suara Dokter Sam. "Sudah kuperintahkan untuk menjaga pasien. Dia tidak boleh asal gerak! Bukankah dia baru menjalani operasi?" "Maaf, Dokter Sam. A-aku tertidur." Terdengar suara perawat. Aku tidak sanggup membuka mataku, namun pendengaranku masih bekerja dengan baik. Sepertinya aku hampir kehilangan kesadaranku, samar-samar masih terdengar suara Zacky. "Coba periksa bagaimana keadaannya!" "Baik, Tuan Muda." Aku merasakan sentuhan tangan Dokter Sam yang sedang memeriksaku, kemudian perawat memberikan suntikan, sepertinya aku dipasangkan selang infus lagi. Ahhh, sakit ... Aku mengernyitkan alisku. "Uhhh" Zacky bergegas duduk disampingku, "Angel? Kamu sudah sadar?" Aku tidak sanggup menjawab kare
Baca selengkapnya

Bab 27. Rencana selanjutnya.

Aku berusaha berdiri dengan kaki gemetaran, melangkah pelan keluar kamar. Masih kudengar teriakan dari Papa dan suara nyalang dari Mama."Kembalikan anakku pokoknya! Ini satu Milyar milik kalian!"Aku sampai ke ujung tangga dan melihat uang yang diberikan mama diletakkan begitu saja di meja tamu. Ekspresi Zacky dan Emma sangat datar.Aku masih menuruni satu anak tangga, namun rasa nyeri di perutku makin tak tertahankan. Aku terduduk di anak tangga dengan pandangan ke arah mereka."Apakah kamu pikir uang itu cukup?" tanya Zacky dengan pandangan tajam ke arah ayahku."Kami akan membayar sisanya! Aku sangat terkejut karena kalian menipuku. Sekali lagi kukatakan, aku tidak akan menjual anakku!""Berapa yang harus kita bayar? Kami akan menyicilnya!" ucap mamaku dengan pandangan nanar.Emma dan Zacky tidak bergerak, merespon saja tidak. Kedua orang itu begitu dingin terhadap kedua orang tuaku. Aku semakin marah. Aku berusaha berdiri untuk melanjutkan langkahku.Tapi, langkahku terhenti kemb
Baca selengkapnya

Bab 28. Negosiasi

"Apa rencanamu?" tanya papaku, menatap Zacky dengan tatapan tidak suka. Ia memang tidak pernah menyukai pria yang suka bergonta-ganti pasangan sejak dewasa. Kami mengedarkan pandangan secara bersamaan, menatap Zacky dengan penuh pertanyaan."Maaf menyela, sarapan sudah siap," ucap bu Martha tiba-tiba."Ahh, tepat sekali waktunya, mari sarapan bersama," ucap Zacky berusaha menenangkan suasana.Zacky berdiri dan tanpa bisa kutolak-pria itu menggendongku seperti menggendong boneka yang ringan. Aku merasakan panas di wajahku yang mulai merona.Secara refleks aku mengalungkan tanganku ke lehernya yang kekar. Tubuh kami menempel dan dalam hati kami timbul desiran aneh dengan degup jantung yang tak karuan.Zacky menatapku dengan wajah yang begitu dekat dan memamerkan senyumannya yang menawan."Ahh, aku mau bangun dari mimpi ini. Tidak mungkin pria dingin ini menyukaiku!" gumamku dalam hati, berusaha tersadar dari mimpi yang panjang.Zacky menggendongku sampai ke kursi makan, ia mengambil tem
Baca selengkapnya

Bab 29. Hamil beneran atau memancing pelaku

"Aku tidak akan hamil nyata, apalagi denganmu!" seruku dengan cuek. Aku meletakkan sendok dan garpuku dengan kasar sehingga terdengar suara dentingan."Tidak sopan!" Nenek Suliatri langsung menatapku dengan tajam.Semua diam dan tidak berani mengeluarkan suara apapun dalam sesaat itu. Aku menelan ludahku dengan kasar. Aku merasa aura nenek sungguh mencekam. Leherku terasa dingin.Nenek melembutkan pandangannya setelah amarah dalam hatinya berhasil dikuasainya."Kamu harus belajar sopan santun. Tidak boleh menjadi gadis barbar di sini," ucap Suliatri. Nenek itu tersenyum kepadaku, tidak terlihat lagi wajah seram tadi. Aku sungguh heran begitu cepat raut wajahnya berubah."I-iya, Nek," jawabku sembari menundukkan kepalaku."Bila kamu tidak ingin hamil beneran, maka pilihannya adalah kamu akan memancing pelaku keluar seperti yang sudah kubicarakan tadi." Zacky berkata seraya menatapku dengan sendu.Aku terdiam dan berpikir, apakah dia menginginkan aku hamil beneran? Bukankah itu berarti
Baca selengkapnya

Bab 30. Lain kali tarik nafas!

Hmmpttt hmpttt ... Aku mendelikkan kedua mataku. Pria dingin itu menciumku."Lepaskan!" teriakku seraya meronta dalam pelukannya.Hmmmpt hmmmmpt"Kamu bodoh sekali dalam berciuman!" teriak Zacky dengan marah. Pria itu menghapus saliva yang tertinggal di bibirku dengan jempolnya.Sementara aku berusaha menarik nafas dan mengatur degup jantungku yang sudah tidak teratur."Lain kali belajar tarik nafas!" ucapnya seraya menjentikkan jarinya ke keningku."Aowh!" seruku terkejut."Istirahatlah!" perintahnya kemudian pria itu melangkah keluar dari kamar.Aku memegang bibirku, bekas ciumannya seolah masih menempel. "I-itu ciuman pertamaku! Aarghhh!" Aku berteriak dengan marah. Ciuman pertama direnggut oleh pria yang berpura-pura menjadi mayat!Sekilas terlintas dalam ingatanku akan perkataannya, "Lain kali belajar tarik nafas!""Apa maksud dia lain kali?" tanyaku kepada diriku sendiri."Dia masih mau menciumku lain kali? Uhhhhgh ... jangan harap! Kesal! Sebal!" Bantal yang empuk menjadi sasa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status