Hari-hari berlalu dengan nyaman dan aman. Aku selalu disajikan makanan sesuai apa yang kuminta. Giziku benar-benar diperhatikan saat ini. Luka di tubuhku juga sudah membaik. Dokter Sam mengizinkan aku keluar untuk jalan-jalan. Waktunya untuk menyelesaikan misiku.Walaupun dalam hatiku masih terasa takut, tapi aku sangat menginginkan kebebasan. Aku sudah sangat merindukan kedua orangtuaku juga masa kuliahku. Walaupun aku masih ragu apakah aku masih diterima dengan baik dalam kampus. Begitu juga dengan teman-teman yang sudah lama tidak kuhubungi.Terdengar pintu diputar, bu Martha masuk dan menenteng beberapa bungkusan kertas. Aku mengenalinya, pasti isinya perut palsu untuk kehamilan.Baru saja aku menebak dalam hati, perut palsu sudah dikeluarkan bu Martha."Kemarilah, ini agak berat. Kata Tuan Muda Zacky. Bagian operasi pada perutmu harus dilindungi!"Aku melangkah dengan malas. Aku tidak menyukai perut palsu itu, rasanya panas. Tapi mungkin ini adalah hari terakhir aku memakainya. K
Mobil mewah berwarna hitam itu diturunkan di depan pusat perbelanjaan terbesar di kota Jakarta yang padat ini."Turunlah! Bu Martha akan mengikutimu, tetapi nanti ia akan berpura-pura meninggalkanmu saat sudah melihatku. Aku akan turun agak jauh dari sini dan mengikutimu dari belakang!""Seseorang akan mencoba mendekatimu atau menculikmu. Waspadalah!"Perkataan Zacky yang duduk di samping supir terdengar jelas sekali. Aku hanya menganggukkan kepalaku kemudian keluar dari mobil dengan dibantu oleh bu Martha."Kita akan langsung menuju ke lobby utama," ucap bu Martha sembari melongok ke dalam mobil.Aku melirik sekilas Zacky yang memakai masker hitam dan kacamata hitam-pria itu kembali dingin dan datar, agak ketus dan membuatku menaikkan sebelah bibirku."Mudah-mudahan misi ini selesai hari ini!" gumamku pelan dalam hati. Aku tidak ingin bertemu dengan pria tidak jelas seperti itu!Sebenarnya dalam hati, aku agak penasaran, siapakah pelaku pembunuhan terhadap Zacky dan ayahnya? Apakah m
"Arrrgh," teriak Zacky saat aku berhasil memukulnya dengan lampu tidur. Pecahan kaca pada lampu tidur menembus kulit pada bahunya yang lebar. Aku menjadi ngeri melihat d*rah yang mulai menetes. Aku segera melepas lampu tidur yang sudah pecah dari tanganku. Terdengar pintu diketuk dari luar, suara Emma berteriak, "Apa yang terjadi di dalam, kalian baik-baik saja?" "Tidak apa-apa, Bu. Hanya salah paham, pergilah!" jawab Zacky sembari menahan sakit. Terdengar langkah kaki meninggalkan kamar. Sepertinya mertuaku sudah pergi. Aku terbengong di ranjang karena tidak pernah melukai siapapun sampai berd*rah seperti itu, tetapi sungguh terkejutnya diriku karena tubuh besar Zacky kembali menyerangku. "Aah!" Aku ditindih pria ini kemudian dia menciumku dengan kasar. Hmmmpttt hmpppt... Tentu saja aku meronta, tetapi aku tidak berani menyentuh pundaknya yang terluka dengan pecahan kaca masih menempel. "Tunggu, kamu terluka," ucapku sesaat pangutan terlepas. Pria bebal ini tidak menjawabku,
"Apa kamu bilang? Dia menginginkan Angel malam ini?" Emma mengulang perkataan bu Martha. Kedua matanya membulat besar.Bu Martha menganggukkan kepalanya. "Betul, Nyonya. aku mendengar dengan jelas, Angel mengatakannya dengan rona wajah ketakutan.""Anak kurang ajar itu! Selalu tubuh wanita saja yang dipikirkannya!" Emma berkata dengan wajah mulai merona, kelihatan sekali kemarahan dalam dirinya mulai membuncah."Baiklah. Suruh Angel makan bersama, aku akan membiarkan Nenek yang mengurus Zacky dan tingkahnya yang menyerupai Almarhum Kakek!"Bu Martha tersenyum, merasa keadilan ada di pihak Angel. Entah mengapa, wanita paruh baya itu merasa senang seketika.Apakah karena Angel sudah menolongnya tadi siang? Entahlah.Bu Martha segera undur diri untuk menyiapkan makan malam. Sup rumput laut yang menjadi kesukaan Angel.Ia tahu karena mama Angel yang berpesan kepadanya, bahwa putrinya menyukai rumput laut dan ayam goreng. Tapi, ada satu hal yang Martha tidak tahu. Zacky-pria dingin itu mem
Zacky menyeringai sembari menunjukkan giginya yang rapi. "Aarghh!" Aku berlari menuju ke tangga atas dan mengedor pintu berharap Emma ataupun Suliatri dapat mendengarnya."Turunlah! Sia-sia saja tenagamu karena aku sudah pernah melakukannya!" ucap Zacky dari ujung tangga.Aku tidak mempedulikan apa yang dikatakan bekicot itu. Lebih suka menuruti kata hatiku. Mana tahu bu Martha mendengarku.Benar saja kataku, tak lama kemudian bu Martha membuka pintu. Aku mundur selangkah."Aku mengantarkan makan malam kalian. Turunlah!" ucapnya menatapku dengan sendu.Aku mengangguk kemudian pelan-pelan berjalan menuruni tangga.Bu Martha dan seorang pelayan kecil masing-masing memegang nampan di tangannya."Ini adalah porsi makanan untuk Tuan Muda dan sebelah sini adalah porsi makanan untuk Nyonya Muda. Kalian dilarang makan bersama karena Tuan Muda phobia kepada rumput laut."Bu Martha membungkukkan tubuhnya memberi hormat kemudian menapaki tangga, naik ke atas lagi. Pintu dikunci dari luar.Aku me
"Aku menginginkanmu saat ini," ucap Zacky dengan suara kecil. Terlihat sekali pria itu masih lemah.Aku memegang dahinya, "Sudah turun kok panasnya," celutukku dengan kesal.Baru saja mau berdiri, tanganku ditarik oleh Zacky. Tubuhku langsung jatuh menimpanya. Saat ini aku berada dalam pelukannya."Hei, bekicot! Lepaskan aku atau aku akan menggigitmu!" Aku panik dan berteriak dengan gusar."Sebentar saja. Aku pinjam kehangatanmu!" ucap Zacky.Sesaat kemudian, terdengar dengkuran halus dari pria yang sedang memelukku."Dia beneran sakit," gumamku dengan pelan."Ya sudahlah, aku akan meninjam pelukan hari ini!"Malam berlalu dalam senyap. Ruangan bawah tanah yang pengap berubah menjadi dingin. Aku merasa mulai mengigil karena dingin yang merambah mulai dari kaki.Aku membalikkan tubuhku dan memeluk tubuh kekar Zacky tanpa sadar. "Aah, sedikit hangat."Hembusan angin sepoi-sepoi dari celah kecil jeruji jendela besi yang terkunci rapat, mulai masuk semakin menambah dinginnya malam.Aku se
Aku meloncat kaget dan mengayunkan telapak tangan yang penuh dengan lendir bekicot dengan perasaan jijik. Aku mengelap lendir yang menempel di telapak tanganku ke bathrobe yang kupakai kemudian berusaha membuka bathrobe tersebut, tapi sepertinya ada kesengajaan oleh Zacky-pria itu ternyata mengikatnya dengan simpul yang erat. Terpaksa aku meninggalkan bathrobe melorot ke pinggang.Dengan nafas menderu dan amarah membuncah, kucari apa yang bisa kugunakan untuk memutuskan ikatan pada bathrobe sial ini."Aarghhhh! Zacky jeleekkk!" teriakku lantang.Sementara Zacky memegang perutnya di depan layar tv, tertawa sampai terpingkal-pingkal karena aksi yang kulakukan.Bu Martha segera berlari ke kamarku karena teriakan yang sempat membuat semua penghuni mansion itu terbangun."Ada apa?" tanya bu Martha dengan khawatir."Hiks, ada bekicot ... di kantongku, Zacky jahaaattt, Huaaawhhhh."Aku menangis dan memeluk kepala pelayan itu dengan sedih karena aku jijik dengan binatang berlendir yang sekara
Aku mengikuti langkah Emma menuju ke sisi lain dari mansion. Sebuah ruangan mewah yang hampir sama besar seperti kamar yang ditempati oleh Zacky tadi. "I-ni, ruanganku?" tanyaku tak percaya. Ruangan ini memang lebih kecil dari ruangan yang ditempati Zacky tetapi 1 kamar ini sudah lebih besar bahkan daripada ukuran rumahku. Emma tersenyum sambil memegang kenop pintu. "Masuklah,Sayang." Aku melangkah masuk mengikutinya dengan pandangan penuh takjub. Bu Martha dan seorang pelayan kecil sudah berada di dalam kamar. Mereka membungkukkan kepalanya dengan hormat. "Semua pakaianmu sudah disediakan bu Martha. Martha, mana guntingnya?" tanya Emma. "Inu Nyonya Besar," ucap bu Martha seraya memberikan gunting kepada Emma. Emma mendekatiku dan memotong simpul pada bathrobe-ku. Lega sekali karena bathrobe jorok itu akhirnya terlepas dari tubuhku. "Mandilah. Mulai sekarang, aku akan menyuruh Martha dan pelayan kecil menemanimu. Mereka akan menyediakan semua kebutuhanmu sampai misi dan tugasmu s
Hallo para pembaca setiaku, mohon maaf atas kesalahan penerbitan Bab yang saya lakukan tanpa sengaja sehingga keseruan Anda terganggu oleh Bab yang hilang yaitu Bab 107 sampai dengan 110. Sebagai penghargaan dan permintaan maaf dari saya, Bab 107 sd 110 ini saya lampirkan di sini dan Bab ini GRATIS tanpa perlu pembelian koin. Terima kasih atas kesetiaan Anda untuk membaca cerita ini. Jangan lupa singgah ke akun saya untuk cerita seru lainnya. Salam Pembaca, Bab 107 Aku menundukkan kepala untuk melihat bagian dadaku yang sudah basah. "Astaga," pekikku lalu menutup bagian yang terekspos dengan kedua tangan dan merasa malu. Aku segera memutar tubuh dan menghadap ke arah lain, membelakangi Zacky. Namun, petir sepertinya bekerjasama dengan Zacky. Suara yang menggelegar membuatku terkejut dan memeluk Zacky dengan gemetaran. "Eh." Suara Zacky yang ikut terkejut karena petir tersebut dan dia pun memelukku dengan erat. "Angel," panggil Zacky dengan lembut setelah suara petir mereda.
Zacky membaringkan Angel dengan lembut di atas ranjang lalu memeluknya erat-erat."Zacky, jangan ...," ucap Angel dengan wajah merona merah."Katakan, kamu merindukanku?" Zacky menatap kedua mata Angel dalam-dalam.Angel merasakan keintiman yang memang menjadi miliknya, walaupun dia tidak bisa mengingat dengan jelas, tetapi dia sangat menginginkan pria yang sedang memeluknya ini."Aku merindukanmu, Zacky," ucapnya lalu mencium Zacky dan pria itu membalasnya dengan keintiman yang penuh cinta.Malam panas dijalani mereka, terlepas dari masalah yang ada.***Besok harinya, Zacky terbangun dengan kepala dan tubuh yang segar bugar. Zacky mengelus punggung istrinya yang tertutup selimut lalu mempererat pelukannya."Hmmm, Zacky, aku masih mengantuk," ucap Angel pada saat pria itu hendak berlabuh sekali lagi sebagai aktivitas pria normal.Zacky membenamkan wajahnya dalam-dalam ke ceruk leher Angel. "Kamu wangi dan sangat menggai
S2 Bab 60Sam merasa hampa saat melihat Mina yang penuh luka digendong oleh petugas polisi. Hati Sam terasa hancur melihat wanita yang dicintainya menderita. Meskipun tidak bisa berbuat banyak dengan kedua tangannya yang terborgol, dia berjanji dalam hati bahwa dia akan melakukan segalanya untuk melindungi Mina di masa depan. Kedua matanya melirik Angel, tetapi dia tidak menaruh perhatian kepada wanita itu lagi."Mina ... " Sam memanggil dengan suara parau di dalam mobil yang berada agak jauh dari lokasi.Dorongan keras terhadap dirinya sendiri menguat saat petugas polisi menggendong Mina ke brankar dan menyukseskannya masuk ke dalam mobil ambulance. Sam mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Mina dengan lebih baik, tetapi dia juga merasa lega karena Mina akhirnya diselamatkan.Dalam kehampaan yang melanda hatinya, Sam memandang perjalanan mobil ambulance yang membawa Mina dengan mata yang penuh kekhawatiran dan mulai basah. Dia bertekad un
S2 Bab 59"Mengapa Dad mengatakan dia tidak berharga?" Sam melayangkan tatapan tajam kepada sang ayah."Memangnya kamu menginginkan seorang Ibu Tiri di usiamu seumur ini?" Johan bertanya sambil menaikkan sudut bibirnya. Memandang Sam dengan penuh tatapan penuh selidik."Pergilah, cari wanita baik-baik. Angel mungkin bisa kamu pertimbangkan, bukankah dia sudah berada dalam genggamanmu? Jangan katakan kamu sudah bosan kepada kelinci percobaan itu!"Usai mengatakan demikian, Johan tertawa sendiri lalu kembali menatap layar komputernya.Sam mengepalkan tangan dan menautkan alis. Dia merasa sia-sia saja mencari Johan. Akhirnya Sam pergi dari sana tanpa mengatakan sesuatu apa pun lagi.Sementara Zacky sudah menunggu dengan tidak sabaran."Gimana, Tuan? Apakah kita akan menyerang sekarang?" tanya salah seorang anak buah yang menunggu instruksi dari Zacky."Bagaimana dengan Mina? Bukankah dia suruh kita menunggu?""Tidak tahu, T
S2 Bab 58"Deon?" Angel terbangun dari tidurnya karena dua insan itu bermain di balkon dan suara mereka cukup menganggu.Sam buru-buru melepaskan dirinya dari Mina dan mereka segera memakai pakaiannya."Kamu sudah bangun, Sayang," sapa Sam dengan lembut sambil duduk di tepi ranjang."Ugh." Angel memegang kepalanya yang terasa berat. "Di mana Deon? Mengapa aku berada di sini lagi?"Mina sudah selesai membereskan pakaiannya, dengan wajah polos, Mina mendekati Angel lalu menggengam tangannya.Angel melihat Mina dan merasa asing, "siapa kamu?"Sam dan Mina terkejut bersamaan, Angel baru saja menunjukkan gelagat seperti tidak bisa mengingat apa pun lagi, padahal dia baru saja bertemu dengan Mina di sore harinya.Mina menyadari bahwa penyakit dalam kepala Angel sudah semakin parah."Angel, bukankah kalian sudah pernah ketemu dan saling berkenalan?" tanya Sam dengan frustasi.Angel menggelengkan kepala lalu menepuk kepal
S2 Bab 57Senyum indah mengambang di bibir Johan. "Baik, dua juta dollar, atau ada yang berani lebih tinggi lagi?""Tiga juta dollar!" seru pria bertopi yang tidak menyebut namanya. Mina mengarahkan tubuhnya ke pria itu agar dapat merekam dengan jelas."Baik, saudara kita James sudah bersuara, siapa lagi yang berani menindih harga?"Terjadi keheningan tiba-tiba. Harga itu sudah cukup tinggi bagi penemuan yang belum terbuktikan dengan baik.Mereka bahkan tidak memperdulikan apakah Angel, kelinci percobaan itu akan menjadi baik atau malah mengalami kerusakan otak.Mina mengepalkan kedua tangannya dengan marah, sementara Sam merasa tidak berdaya. Dia menyayangi Angel setulusnya dan tidak pernah membayangkan melukai Angel apalagi memakainya sebagai kelinci percobaan.Pena yang dipakai oleh Mina tersambung ke layar tangkapan di ruang kantor Zacky.Zacky mengetatkan rahangnya menyaksikan semua rekaman yang ada di hadapannya saat ini.
S2 Bab 56Sementara itu, di sudut gelap gudang, beberapa anggota mafia lainnya mengawasi situasi dengan ketat, senjata tersembunyi di balik jas mereka. Mereka menjadi bayang-bayang di antara rak-rak penyimpanan yang penuh dengan barang ilegal."Berapa harganya, Thom?" tanya Mark, menyembunyikan ketegangan di balik ekspresinya.Thom memberikan senyuman licik. "Kau tahu harga untuk barang berkualitas, Mark. Lima puluh ribu dollar untuk setiap paket."Mark mengangguk setuju, bahkan tidak menawar sama sekali seolah mereka memang sudah terbiasa dengan harga tersebut llau mengeluarkan sejumlah uang dari saku jaketnya. "Tidak usah banyak, bagi saja dengan yang lain," ucap Mark sambil tertawa. Mereka melakukan pertukaran dengan cepat, sementara bayangan-bayangan di sekitar mereka tetap waspada."Kami menginginkan transaksi cepat dan bersih," ucap Mark, memandang tajam ke arah Thom.Thom hanya mengangguk dan menatap Mark dengan tatapan dingin. "Tentu
S2 Bab 55"Tidak, kamu jangan salah paham dulu. Mari kita lihat apa yang terjadi nanti. Aku pikir aku juga mencintai Angel."Mina membalikkan tubuhnya dan menatap Sam dengan kecewa. "Baiklah. Kamu kembali kepada Angel dan aku akan kembali kepada Johan, Ayahmu yang suka sekali menyiksaku!"Mina mengatakan demikian lalu berdiri dan memakai pakaiannya."Ayahku menyiksamu?" tanya Sam dengan rasa terkejut.Mina mengangguk lalu mulai terisak dalam tangisan. "Dia tidak pernah puas bila aku tidak pingsan."Sam membulatkan kedua matanya dan merasa kasihan dengan wanita cantik itu. Tubuhnya begitu sempurna untuk disiksa dalam kukungan sang ayah yang gendut dan perut besar.Membayangkan hal itu saja sudah membuat Sam merasa marah."Aku akan memintamu dari Ayah," ucap Sam sambil merangkul kembali Mina dalam pelukannya."Dan hanya menjadikanku sebagai simpanan, sementara kamu akan menjadikan Angel sebagai istrimu?"Mina sengaj
S2 Bab 54Sam dan Mina bersiap-siap untuk menghabiskan waktu bersama di pusat perbelanjaan. Mereka tiba di mal yang ramai dengan lampu berkilauan dan suasana yang hidup. Sam, dengan senyum ceria, berkata kepada Mina."Mina, apa yang ingin kita lakukan dulu? Mungkin kita bisa mulai dari toko pakaian?""Iya, Sam! Aku ingin melihat-lihat koleksi terbaru. Siapa tahu ada yang menarik perhatianku."Mereka berjalan ke arah pusat perbelanjaan, memasuki toko pakaian yang penuh dengan pakaian dan aksesori berwarna-warni. Mina berhenti di depan rak dengan gaun-gaun cantik."Sam, bagaimana menurutmu gaun ini?""Wow, Mina, itu terlihat sangat cantik! Aku yakin itu akan membuatmu terlihat luar biasa."Mina tersenyum, "Aku rasa aku akan mencobanya." Dia mengambil gaun tersebut dan pergi ke ruang pakaian untuk mencoba.Sementara menunggu Mina, Sam melihat toko permainan di seberang lorong."Oh, lihat! Toko permainan! Apakah kamu ingin m