Aku meloncat kaget dan mengayunkan telapak tangan yang penuh dengan lendir bekicot dengan perasaan jijik. Aku mengelap lendir yang menempel di telapak tanganku ke bathrobe yang kupakai kemudian berusaha membuka bathrobe tersebut, tapi sepertinya ada kesengajaan oleh Zacky-pria itu ternyata mengikatnya dengan simpul yang erat. Terpaksa aku meninggalkan bathrobe melorot ke pinggang.Dengan nafas menderu dan amarah membuncah, kucari apa yang bisa kugunakan untuk memutuskan ikatan pada bathrobe sial ini."Aarghhhh! Zacky jeleekkk!" teriakku lantang.Sementara Zacky memegang perutnya di depan layar tv, tertawa sampai terpingkal-pingkal karena aksi yang kulakukan.Bu Martha segera berlari ke kamarku karena teriakan yang sempat membuat semua penghuni mansion itu terbangun."Ada apa?" tanya bu Martha dengan khawatir."Hiks, ada bekicot ... di kantongku, Zacky jahaaattt, Huaaawhhhh."Aku menangis dan memeluk kepala pelayan itu dengan sedih karena aku jijik dengan binatang berlendir yang sekara
Aku mengikuti langkah Emma menuju ke sisi lain dari mansion. Sebuah ruangan mewah yang hampir sama besar seperti kamar yang ditempati oleh Zacky tadi. "I-ni, ruanganku?" tanyaku tak percaya. Ruangan ini memang lebih kecil dari ruangan yang ditempati Zacky tetapi 1 kamar ini sudah lebih besar bahkan daripada ukuran rumahku. Emma tersenyum sambil memegang kenop pintu. "Masuklah,Sayang." Aku melangkah masuk mengikutinya dengan pandangan penuh takjub. Bu Martha dan seorang pelayan kecil sudah berada di dalam kamar. Mereka membungkukkan kepalanya dengan hormat. "Semua pakaianmu sudah disediakan bu Martha. Martha, mana guntingnya?" tanya Emma. "Inu Nyonya Besar," ucap bu Martha seraya memberikan gunting kepada Emma. Emma mendekatiku dan memotong simpul pada bathrobe-ku. Lega sekali karena bathrobe jorok itu akhirnya terlepas dari tubuhku. "Mandilah. Mulai sekarang, aku akan menyuruh Martha dan pelayan kecil menemanimu. Mereka akan menyediakan semua kebutuhanmu sampai misi dan tugasmu s
Aku terbangun dengan kepala berat. Aku menatap langit ruangan dan merasa heran. Semua putih! Samar-samar tercium bau anyir dan obat-obatan menusuk sampai ke hidung. "Di mana ini?" gumamku sembari terduduk. Aku menyadari bahwa aku sedang duduk di atas sebuah brankar rumah sakit. Mataku mendelik, terkejut sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling. "I-ini kamar mayat!" teriakku seraya merinding. Panas dingin terasa walau ruangan ini terkesan dingin, tetapi dalam jiwa ragaku seolah terasa panas seperti sedang berada di bawah terik matahari. Keringat sebiji jagung pun mulai menyembul dari kedua sisi kening. "Ba-bagaimana aku bisa berada di sini," ucapku dengan gemetar. Aku melihat ke kiri serta ke kanan. Masih belum berani turun dari brankar yang kutempati. Aku menelan ludah dengan begitu susah dan tubuhku gemetaran begitu hebat. "M-mayat!" ucapku terbata-kuraba sisi tengkuk yang mulai terasa dingin. "A-apakah aku sudah mati?" Aku berkata sembari mengerjapkan mata beberapa kali lal
Aku membuka mataku, "Ahh, masih tercium bau darah yang sudah mengering." Aku baru sadar dari pingsan. Ya, aku rasa beberapa saat lalu, diriku pingsan di ruangan ini dengan keadaan meringkuk di belakang pintu kamar mayat. Mengandalkan rasa takut yang sudah menyelimuti seluruh jiwa raga, aku hanya mampu bertahan sampai ada yang membuka pintu.Kengerian semakin memuncak saat mulai terdengar suara-suara aneh. Lemari seolah terbuka dan tertutup sendiri, aku memberanikan diri melirik ke arah lemari yang berjejer jauh dari tempatku. Semua lemari itu dalam kondisi sama, bahkan dalam keadaan terkunci gembok kecil. Sepertinya lemari itu berisi dokumen mengenai identitas mayat.Aku semakin kesusahan mengatur nafasku, mataku memutar melirik mayat yang terbunuh. Bagian perutnya yang terurai dan terlihat menjijikan sekali. Dinginnya suhu ruangan mencapai minus 14 derajat.Aku semakin mengigil. Teringat ada selimut di bangkar yang tadi kutempati. Aku memberanikan diri mengambil selimut itu. Dengan l
Aku membuka kedua mataku, tepat sekali! Wajah bekicot begitu dekat denganku. Walaupun lampu kamar dimatikan menyisakan pantulan cahaya dari kaca jendela. Aku dapat mengenalnya dengan baik."Arrghh!" Aku berteriak sekuat mungkin, tetapi dengan singgap Zacky langsung menutup mulutku menggunakan tangannya."Diam!" Kedua matanya mendelik melihatku. Mataku tidak kalah besar, menatapnya dengan benci."Aku hanya mencium keningmu, bila kamu berteriak lagi, maka akan kucium bibirmu! Setuju?" tanya Zacky setengah berbisik.Aku menganggukkan kepala karena ketakutan. "Gadis pintar!" Zacky melepaskan tangannya pelan-pelan."Dengar! Aku hanya mengucapkan selamat malam kepadamu dengan mencium keningmu. Tidak bermaksud melakukan hal yang tidak baik, mengerti?"Aku menganggukkan kepalaku sekali lagi. "Baiklah, kalau begitu. Aku akan tidur. Bila ada yang kamu butuhkan, panggillah aku," lanjutnya.Wajahnya tetap menatapku dan jaraknya begitu dekat sehingga aku bisa mencium aroma mint dari bibirnya. Aku
Aku membaringkan tubuh yang masih terasa berat ini ke ranjang. Kami tiba di mansion Zacky sekitar pukul dua siang. Sebelumnya, dalam perjalanan pulang akmi sudah menyantap makan siang di restoran yang searah dengan perjalanan dari rumah sakit ke mansion.Tidak banyak percakapan yang aku lakukan bersama pria bekicot itu sepanjang perjalanan kami."Aku ingin tidur siang saja," ucapku seraya mencari posisi nyaman dalam berbaring. Aku merangkul batalku yang empuk.Tapi kenyamanan yang kumiliki hanya berlangsung setengah jam. Pria bekicot itu sudah memulai aksinya dengan mengedor pintu."Apa sih?" tanyaku dengan malas. Suaraku agak keras karena jarak ke pintu cukup jauh."Buka pintu atau aku akan mendobraknya!" teriak Zacky dari luar."Hu-uh, mengganggu saja!" Aku bergerak dengan malas, langkahku pelan dan sengaja kuperlambat."Iya, lho. Sebentar!"Zacky menatapku dengan pandangan nyalang saat aku membuka pintu. Aku memalingku wajahku dengan rasa enggan bertatapan dengannya."Apaan sih!" A
"Aku akan berhasil!" aku berseru sembari mematut diri di cermin. Memutar tubuhku yang sudah berpakaian lengkap dengan perut palsu yang buncit seolah kehamilan berusia sekitaran 6 bulan."Ahh, tetap cantik," ucapku dengan bersemangat. Aku melirik jam di dinding, "Sudah pukul 2 sore, seharusnya semua sedang istirahat. Ini saat yang tepat!""Baiklah, aku akan memulai misi ini." Aku memutar kenop pintu dan melihat ke luar kamar. Biasanya, pintu memang tidak dikunci pada saat makan siang diantarkan kepadaku. Bu Martha akan mengambil bekas piringku setelah jam 3 saat semua pekerjaannya selesai di dapur. Aku memanfaatkan celah waktu ini untuk melarikan diri. Semua sudah kuperhatikan dengan detail.Zacky juga akan berada di kantor memata-matai kejadian di perusahaannya di waktu seperti ini sampai dengan jam 5 sore."Dimana Emma ya? Aku harus pamit dengannya supaya bisa juga meminjam mobil," gumamku sembari menoleh ke kiri lalu ke kanan.Mansion itu sangat luas. Aku sama sekali tidak tahu ara
"Mengapa kamu tertawa? Bagian mana yang lucu?" Aku mengerutkan dahiku dan memandang pria itu dengan serius."Kamu siapa?" tanyaku penuh dengan kecurigaan."Aaah ... perkenalkan, aku Sam-pria yang memang dicurigai akan menculikmu!"Aku menelan saliva dengan berat, "A-aku sedang diculik?"Sam menggelengkan kepalanya pelan, "Entah sih ya, tadi kamu masuk sendiri."Pria itu berkata seraya memegang dagunya sendiri. Aku pun merasa sedikit aneh, karena pada kenyataannya; aku memang masuk sendiri ke mobilnya secara sukarela."Kalau begitu, antarkan aku pulang!"Sam menatapku dengan penuh arti, "Boleh, setelah aku puas bermain denganmu." Sam terkekeh sembari mengatakan demikian, membuat hatiku menjadi kecut.Aku diam dan otakku sedang berputar dan bermonolog, "Apa yang harus kulakukan?"Sam-pria muda seumuran dengan Zacky tiba-tiba mendekatkan wajahnya, memandangku lebih teliti."Apaan sih?" ucapku dengan ketus."Kamu ... mencintai Zacky?"Aku mendelikkan kedua mataku kemudian memalingkan waja
Hallo para pembaca setiaku, mohon maaf atas kesalahan penerbitan Bab yang saya lakukan tanpa sengaja sehingga keseruan Anda terganggu oleh Bab yang hilang yaitu Bab 107 sampai dengan 110. Sebagai penghargaan dan permintaan maaf dari saya, Bab 107 sd 110 ini saya lampirkan di sini dan Bab ini GRATIS tanpa perlu pembelian koin. Terima kasih atas kesetiaan Anda untuk membaca cerita ini. Jangan lupa singgah ke akun saya untuk cerita seru lainnya. Salam Pembaca, Bab 107 Aku menundukkan kepala untuk melihat bagian dadaku yang sudah basah. "Astaga," pekikku lalu menutup bagian yang terekspos dengan kedua tangan dan merasa malu. Aku segera memutar tubuh dan menghadap ke arah lain, membelakangi Zacky. Namun, petir sepertinya bekerjasama dengan Zacky. Suara yang menggelegar membuatku terkejut dan memeluk Zacky dengan gemetaran. "Eh." Suara Zacky yang ikut terkejut karena petir tersebut dan dia pun memelukku dengan erat. "Angel," panggil Zacky dengan lembut setelah suara petir mereda.
Zacky membaringkan Angel dengan lembut di atas ranjang lalu memeluknya erat-erat."Zacky, jangan ...," ucap Angel dengan wajah merona merah."Katakan, kamu merindukanku?" Zacky menatap kedua mata Angel dalam-dalam.Angel merasakan keintiman yang memang menjadi miliknya, walaupun dia tidak bisa mengingat dengan jelas, tetapi dia sangat menginginkan pria yang sedang memeluknya ini."Aku merindukanmu, Zacky," ucapnya lalu mencium Zacky dan pria itu membalasnya dengan keintiman yang penuh cinta.Malam panas dijalani mereka, terlepas dari masalah yang ada.***Besok harinya, Zacky terbangun dengan kepala dan tubuh yang segar bugar. Zacky mengelus punggung istrinya yang tertutup selimut lalu mempererat pelukannya."Hmmm, Zacky, aku masih mengantuk," ucap Angel pada saat pria itu hendak berlabuh sekali lagi sebagai aktivitas pria normal.Zacky membenamkan wajahnya dalam-dalam ke ceruk leher Angel. "Kamu wangi dan sangat menggai
S2 Bab 60Sam merasa hampa saat melihat Mina yang penuh luka digendong oleh petugas polisi. Hati Sam terasa hancur melihat wanita yang dicintainya menderita. Meskipun tidak bisa berbuat banyak dengan kedua tangannya yang terborgol, dia berjanji dalam hati bahwa dia akan melakukan segalanya untuk melindungi Mina di masa depan. Kedua matanya melirik Angel, tetapi dia tidak menaruh perhatian kepada wanita itu lagi."Mina ... " Sam memanggil dengan suara parau di dalam mobil yang berada agak jauh dari lokasi.Dorongan keras terhadap dirinya sendiri menguat saat petugas polisi menggendong Mina ke brankar dan menyukseskannya masuk ke dalam mobil ambulance. Sam mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Mina dengan lebih baik, tetapi dia juga merasa lega karena Mina akhirnya diselamatkan.Dalam kehampaan yang melanda hatinya, Sam memandang perjalanan mobil ambulance yang membawa Mina dengan mata yang penuh kekhawatiran dan mulai basah. Dia bertekad un
S2 Bab 59"Mengapa Dad mengatakan dia tidak berharga?" Sam melayangkan tatapan tajam kepada sang ayah."Memangnya kamu menginginkan seorang Ibu Tiri di usiamu seumur ini?" Johan bertanya sambil menaikkan sudut bibirnya. Memandang Sam dengan penuh tatapan penuh selidik."Pergilah, cari wanita baik-baik. Angel mungkin bisa kamu pertimbangkan, bukankah dia sudah berada dalam genggamanmu? Jangan katakan kamu sudah bosan kepada kelinci percobaan itu!"Usai mengatakan demikian, Johan tertawa sendiri lalu kembali menatap layar komputernya.Sam mengepalkan tangan dan menautkan alis. Dia merasa sia-sia saja mencari Johan. Akhirnya Sam pergi dari sana tanpa mengatakan sesuatu apa pun lagi.Sementara Zacky sudah menunggu dengan tidak sabaran."Gimana, Tuan? Apakah kita akan menyerang sekarang?" tanya salah seorang anak buah yang menunggu instruksi dari Zacky."Bagaimana dengan Mina? Bukankah dia suruh kita menunggu?""Tidak tahu, T
S2 Bab 58"Deon?" Angel terbangun dari tidurnya karena dua insan itu bermain di balkon dan suara mereka cukup menganggu.Sam buru-buru melepaskan dirinya dari Mina dan mereka segera memakai pakaiannya."Kamu sudah bangun, Sayang," sapa Sam dengan lembut sambil duduk di tepi ranjang."Ugh." Angel memegang kepalanya yang terasa berat. "Di mana Deon? Mengapa aku berada di sini lagi?"Mina sudah selesai membereskan pakaiannya, dengan wajah polos, Mina mendekati Angel lalu menggengam tangannya.Angel melihat Mina dan merasa asing, "siapa kamu?"Sam dan Mina terkejut bersamaan, Angel baru saja menunjukkan gelagat seperti tidak bisa mengingat apa pun lagi, padahal dia baru saja bertemu dengan Mina di sore harinya.Mina menyadari bahwa penyakit dalam kepala Angel sudah semakin parah."Angel, bukankah kalian sudah pernah ketemu dan saling berkenalan?" tanya Sam dengan frustasi.Angel menggelengkan kepala lalu menepuk kepal
S2 Bab 57Senyum indah mengambang di bibir Johan. "Baik, dua juta dollar, atau ada yang berani lebih tinggi lagi?""Tiga juta dollar!" seru pria bertopi yang tidak menyebut namanya. Mina mengarahkan tubuhnya ke pria itu agar dapat merekam dengan jelas."Baik, saudara kita James sudah bersuara, siapa lagi yang berani menindih harga?"Terjadi keheningan tiba-tiba. Harga itu sudah cukup tinggi bagi penemuan yang belum terbuktikan dengan baik.Mereka bahkan tidak memperdulikan apakah Angel, kelinci percobaan itu akan menjadi baik atau malah mengalami kerusakan otak.Mina mengepalkan kedua tangannya dengan marah, sementara Sam merasa tidak berdaya. Dia menyayangi Angel setulusnya dan tidak pernah membayangkan melukai Angel apalagi memakainya sebagai kelinci percobaan.Pena yang dipakai oleh Mina tersambung ke layar tangkapan di ruang kantor Zacky.Zacky mengetatkan rahangnya menyaksikan semua rekaman yang ada di hadapannya saat ini.
S2 Bab 56Sementara itu, di sudut gelap gudang, beberapa anggota mafia lainnya mengawasi situasi dengan ketat, senjata tersembunyi di balik jas mereka. Mereka menjadi bayang-bayang di antara rak-rak penyimpanan yang penuh dengan barang ilegal."Berapa harganya, Thom?" tanya Mark, menyembunyikan ketegangan di balik ekspresinya.Thom memberikan senyuman licik. "Kau tahu harga untuk barang berkualitas, Mark. Lima puluh ribu dollar untuk setiap paket."Mark mengangguk setuju, bahkan tidak menawar sama sekali seolah mereka memang sudah terbiasa dengan harga tersebut llau mengeluarkan sejumlah uang dari saku jaketnya. "Tidak usah banyak, bagi saja dengan yang lain," ucap Mark sambil tertawa. Mereka melakukan pertukaran dengan cepat, sementara bayangan-bayangan di sekitar mereka tetap waspada."Kami menginginkan transaksi cepat dan bersih," ucap Mark, memandang tajam ke arah Thom.Thom hanya mengangguk dan menatap Mark dengan tatapan dingin. "Tentu
S2 Bab 55"Tidak, kamu jangan salah paham dulu. Mari kita lihat apa yang terjadi nanti. Aku pikir aku juga mencintai Angel."Mina membalikkan tubuhnya dan menatap Sam dengan kecewa. "Baiklah. Kamu kembali kepada Angel dan aku akan kembali kepada Johan, Ayahmu yang suka sekali menyiksaku!"Mina mengatakan demikian lalu berdiri dan memakai pakaiannya."Ayahku menyiksamu?" tanya Sam dengan rasa terkejut.Mina mengangguk lalu mulai terisak dalam tangisan. "Dia tidak pernah puas bila aku tidak pingsan."Sam membulatkan kedua matanya dan merasa kasihan dengan wanita cantik itu. Tubuhnya begitu sempurna untuk disiksa dalam kukungan sang ayah yang gendut dan perut besar.Membayangkan hal itu saja sudah membuat Sam merasa marah."Aku akan memintamu dari Ayah," ucap Sam sambil merangkul kembali Mina dalam pelukannya."Dan hanya menjadikanku sebagai simpanan, sementara kamu akan menjadikan Angel sebagai istrimu?"Mina sengaj
S2 Bab 54Sam dan Mina bersiap-siap untuk menghabiskan waktu bersama di pusat perbelanjaan. Mereka tiba di mal yang ramai dengan lampu berkilauan dan suasana yang hidup. Sam, dengan senyum ceria, berkata kepada Mina."Mina, apa yang ingin kita lakukan dulu? Mungkin kita bisa mulai dari toko pakaian?""Iya, Sam! Aku ingin melihat-lihat koleksi terbaru. Siapa tahu ada yang menarik perhatianku."Mereka berjalan ke arah pusat perbelanjaan, memasuki toko pakaian yang penuh dengan pakaian dan aksesori berwarna-warni. Mina berhenti di depan rak dengan gaun-gaun cantik."Sam, bagaimana menurutmu gaun ini?""Wow, Mina, itu terlihat sangat cantik! Aku yakin itu akan membuatmu terlihat luar biasa."Mina tersenyum, "Aku rasa aku akan mencobanya." Dia mengambil gaun tersebut dan pergi ke ruang pakaian untuk mencoba.Sementara menunggu Mina, Sam melihat toko permainan di seberang lorong."Oh, lihat! Toko permainan! Apakah kamu ingin m