Semua Bab Menikahi Mayat Palsu CEO: Bab 91 - Bab 100

183 Bab

Bab 91

"Dunia ini begitu sempit ya," ujarku dengan wajah cemberut lalu masuk duluan ke dalam restauran, meninggalkan ketiga orang itu."Aku memang sudah sembuh. Sebenarnya aku ingin memancing pelaku yang menyebabkan kecelakaan aku dan Ayah, tetapi usahaku hanya kesia-siaan, malah membuatku kehilanganmu," ucap Zacky dengan nada lirih.Bukannya menyahut perkataan Zacky, Zevina malah menggandeng tangan suaminya."Yuk, masuk." Terdengar suara Zevina. Sekilas aku melirik wanita itu merangkul tangan suaminya dengan mesra meninggalkan Zacky yang masih mematung di tempatnya.Aku tersenyum mengejek ke arah Zacky lalu memilih tempat duduk yang dekat ke arah balkon karena menyukai pemandangan kota.Zacky duduk di sampingku dan berhadapan dengan Michael. Aku bisa melihat wajah Zacky yang memandang cemburu dengan kemesraan oleh dua sejoli di hadapannya."Kalian pesan apa?" tanya Zacky sambil menyerahkan menu makanan kepada mereka."Sayang, kamu mau makan apa?" Michael membisikkan dengan suara lembut ke
Baca selengkapnya

Bab 92

"Kamu sudah bangun?"Aku membenci suara itu. Pelan-pelan membuka mata dan menyesuaikan dengan cahaya."Anakku?" Dengan refleks aku memegang perutku yang sudah rata.Zacky menatapku dengan mata sembab. Sepertinya ia baru menangis juga."A-aku minta maaf," ucap Zacky dengan suara sendu."Anakku?"Aku mengerjapkan mata berulang kali menatapnya."Anakku?" ulangku sekali lagi. Zacky menggelengkan kepalanya.Aku terbaring dengan lesu. Tubuh yang sakit menandakan bahwa aku baru saja mengalami keguguran.Aku langsung memalingkan wajah, tidak lagi sudi menatap Zacky. Zacky langsung memelukku dan mengatakan maaf sekali lagi."Maaf, aku kehilangan akal tadi. Maaf." Tubuh dan pikiranku sama sekali tidak sanggup merespon apapun yang disampaikan bekicot itu. Apalah artinya semua perjuanganku. Hidupku terasa seperti secarik kertas kosong yang sangat rapuh saat ini."Pergilah, aku sangat membencimu. Kumohon, pergilah!"Setelah beberapa saat keheningan terjadi, akhirnya aku mendengar langkah be
Baca selengkapnya

Bab 93

Aku duduk di tepi tempat tidur dalam kamar inap rumah sakit, melipat-melipat pakaian yang baru saja dicuci bersih dan diberikan oleh perawat. Merasa senang akan pulang, tetapi juga gelisah karena masa depan yang sulit menanti.Mama dan Papa duduk di kursi di sudut kamar samping jendela, wajah mereka dipenuhi dengan campuran kebahagiaan dan keprihatinan. Mama mencoba meyakinkanku, "Nak, kita sangat senang melihatmu sembuh dan pulih."Aku memberikan sebuah senyuman dan berusaha menyimpan rasa perih di dalam dada.Papa menambahkan, "Kamu harus ingat, Angel, keluarga ini selalu ada untukmu. Kami akan mengatasi semua masalah bersama-sama."Aku hanya bisa tersenyum lemah, merasa hangat dengan dukungan orangtuaku ini. "Terima kasih, Mama, Papa. Aku berjanji akan lebih berhati-hati."Sesaat kemudian, Zacky memasuki kamar dengan langkah mantap. Tatapannya yang dingin dan berat seolah-olah membekukan udara di kamar. "Selamat tinggal, Angel," ucapnya dengan nada tajam.Aku menelan ludah, merasa
Baca selengkapnya

Bab 94

Melihatku yang masih diam Mama memulai pembicaraan, "Kami pikir ada tempat yang mungkin cocok untukmu tinggal sementara. Rumah nenek di desa di pinggiran kota."Aku melihat ke arah Mama dan tersenyum, tidak mengiyakan ataupun menolak.Papa menambahkan, "Kami pikir itu bisa menjadi lingkungan yang lebih tenang untukmu, Nak. Di sana, kamu bisa mendapatkan ketenangan pikiran untuk fokus pada pemulihan dan mengatasi hutangmu."Aku tetap akum dan merenung sejenak, tentu saja aku tahu bahwa kedua orangtuaku haku ingin yang terbaik bagiku. "Aku mengerti, Mama, Papa. Aku akan mencoba."Mama tersenyum lembut. "Nenek pasti akan senang memiliki kita semua di sana. Dan kamu bisa memiliki waktu untuk merencanakan langkah selanjutku."Aku tahu bahwa Mama dan Papa ingin menjaga kewarasan piiranku dari tekanan dan konflik dengan Zacky, sambil memberiku kesempatan untuk memulihkan diri.Mama menjelaskan lebih lanjut, "Nak, rumah nenek adalah tempat yang tenang dan jauh dari semua kekacauan. Kamu akan
Baca selengkapnya

Bab 95

Keesokkan harinya, kami berangkat ke rumah Nenek. Sepanjang perjalanan, kami tidak banyak bicara.Perjalanan menuju rumah nenek berlangsung dalam hening yang tegang. Mama dan Papa duduk di depan, sementara aku duduk di kursi belakang mobil, menatap keluar jendela dengan pandangan kosong.Mama menatap ke depan, tetapi wajahnya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam. Aku bisa menebak, Mama pasti merasa sedih harus terpisah dari putrinya, dan hati yang ikut hancur melihat Aku yang harus menghadapi semua ini."Aku akan baik-baik saja," ucapku berusaha menenangkan Papa dan Mama.Papa, dengan tangan yang kuat di atas kemudi. Aku tahu, dia pasti merasa berat dengan tanggung jawab untuk menjaga keluarganya agar tetap bersatu dan aman. Meskipun Papa mencoba untuk tetap tenang, aku tahu bahwa keheningan ini terasa begitu berat dan mengganggu.Di kursi belakang, aku merenung dalam hening. Pikiranku masih dipenuhi oleh semua perubahan drastis yang akan terjadi dalam hidup.Aku tahu bahwa rumah n
Baca selengkapnya

Bab 96

Menjalani 1 minggu di rumah nenek dengan rutinitas yang cermat. Aku tetap berada di dalam kamar untuk sebagian besar waktu.Aku keluar hanya untuk makan, mencuci piring, dan membantu nenek membersihkan rumah. Ini adalah periode di mana aku mencoba mencari ketenangan dalam rutinitas sehari-hari.Ketika aku keluar dari kamarku, aku melaksanakan tugas-tugas rumah tangga dengan tekun, mencoba memberikan kontribusi pada nenekku yang sudah tua. Itu adalah cara aku mencoba merasa bermanfaat dan mengalihkan perhatianku dari beban yang sedang aku hadapi.Di antara kami hanya terjadi sedikit percakapan karena Nenek akan berangkat pagi sesudah sarapan dan pulang sore hari. Dia bekerja di ladang tak jauh dari rumah. Memetik dauh teh dari kebun jurangan teh yang baik hati di desa itu.Namun, setelah pekerjaan rumah selesai, aku akan kembali ke dalam kamarku tanpa bakuk percakapan. Perasaan cemas dan perenungan masih merayap dalam diriku, dan aku merasa bahwa aku masih perlu waktu untuk merenung da
Baca selengkapnya

Bab 97

"Eh?" Wisnu menatapku dengan heran.Aku menelan ludah dan menyadari bahwa sesaat aku kehilangan kontrol dan menganggap Wisnu sebagai bekicot yang mengerikan."Aah, maaf," ucapku dengan canggung.Kami berjalan bersama menuju rumah, dan aku tiba-tiba merasa sedikit malu. Aku menunduk dan berbicara dengan lembut pada Wisnu, "Maaf, saya tadi agak canggung. Aku ... aku baru saja pindah ke sini dan masih mencoba beradaptasi."Wisnu tersenyum ramah lalu berkata, "tidak apa-apa, Angel. Kami semua paham bagaimana rasanya menjadi pendatang baru. Desa ini memiliki pesona tersendiri, dan kamu pasti akan merasa seperti di rumah seiring berjalannya waktu." "Jadi, Angel, apa yang membawamu ke desa ini?"Aku menatapnya sekilas lalu menjawab, "aku sebenarnya tinggal di kota sebelumnya, tapi beberapa masalah membuatku memutuskan untuk datang ke sini. Rumah nenek adalah satu-satunya tempat di mana aku bisa merasa aman sekarang.""Kadang-kadang, kita perlu perubahan untuk mendapatkan perspektif yang bar
Baca selengkapnya

Bab 98

Keputusanku untuk setuju dan melamar menjadi guru honorer di sekolah tempat Wisnu bekerja adalah langkah yang berani dan penting dalam perjalanan hidupku di desa.Setelah berbicara dengan Wisnu dan merasa bahwa ini adalah peluang yang bagus, aku memutuskan untuk mencoba hal baru dan memberikan kontribusi positif pada komunitas yang baru.Pagi hari, Wisnu sudah menunggu di depan pagar. Aku meminta izin kepada Nenek yang menatap kami dengan penuh arti."Semoga kamu berhasil melawati cobaan ini dan memulai hidup yang baru, Angel," ucap Nenek saat aku mencium punggung tangannya."Iya, Nek. Doakan Angel, ya," balasku."Pasti, Nak.""Permisi, Nek, kami jalan dulu," ucap Wisnu meminta izin.Kami pun melangkah meninggalkan rumah Nenek."Terima kasih, Wisnu, atas tawaran ini. Aku benar-benar bersemangat untuk mencoba menjadi guru honorer.""Akuyakin kamu akan melakukan dengan baik, Angel. Sekolah ini butuh guru yang berdedikasi seperti kamu," balas Wisnu."Yan, aku akan berusaha keras. Dan, t
Baca selengkapnya

Bab 99

Kanya berkacak pinggang dan merasa rambut di kepalanya mulai mendidih bahkan bisa digunakan untuk merebus daun ubi."Zacky seperti bekicot, sementara kamu seperti cicak. Menempel terus di mana pun kami pergi," ujar Kanya sambil mendorong kembali tubuh Tom agar tidak menghalangi jalan masuk mereka."Pergi! Pergi!""Tolong Bu Kanya, Pak Smith, aku memohon kepada Anda. Angel adalah seseorang yang bisa menyelamatkan pekerjaanku, dan aku percaya Zacky melakukan semua ini karena pria itu sangat khawatir tentang keberadaannya. Kami hanya ingin membantu dan memastikan dia aman."Smith kembali tertawa, "Kalian seperti sedang memainkan drama," ucapnya lalu masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Meninggalkan Kanya."Kami telah memberi tahu Anda, Tom, kami tidak tahu di mana dia berada. Tolong lepaskan Angel. Dan kamu ... kamu bisa mencari pekerjaan baru. Kami ingin dia mendapatkan kesempatan baru tanpa tekanan dari masa lalunya," ucap Kanya sambil menutup pintu pagar lalu memutar tubuhnya menin
Baca selengkapnya

Bab 100

Tom menyerahkan foto dan titik lokasi kepada Zacky serta dokumen mengenai keberadaan Angel. Bukannya merasa gembira, Zacky malah marah dan memukul meja, semua foto dilemparnya.Bagaimana tidak? Foto-foto itu menunjukkan beberapa wajah Angel yang tersenyum manis, bersama dengan beberapa warga desa juga Wisnu."Ini apa, Tom? Foto-foto Angel? Ini tidak berguna! Aku ingin tahu di mana dia sekarang, bukan kenangan-kenangan ini!" geram Zacky sambil memukul meja.Zacky melemparkan foto-foto itu dengan kemarahan, menghancurkan sebagian dari mereka. Foto-foto itu menunjukkan Angel dalam berbagai momen bahagia, termasuk bersama warga desa dan Wisnu. Zacky marah melihat wajah Angel yang bahagia.Sebuah foto tertinggal di meja Zacky. Angel sedang tersenyum dan menggandeng tangan Wisnu di pasar malam.Zacky segera meraih foto itu dan mengoyaknya menjadi 2 bagian. Bagian gamabr Wisnu dicabik-cabiknya menjadi kepingan kecil, meninggalkan sisa bagian wajah Angel.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
19
DMCA.com Protection Status