Luther melirik Ozias yang duduk di samping. Memang cantik, tetapi dia tidak mungkin menyukai seorang pria."Uhuk, uhuk, uhuk ...." Ozias juga tersedak. Dia tersenyum getir sambil bertanya, "Kak, sebenarnya kamu memujiku atau mengejekku?""Tentu saja memujimu. Pria mana yang nggak jatuh cinta melihat wajahmu ini?" sahut Elsa dengan serius."Eee ...." Ozias seketika tidak bisa berkata-kata. Kalaupun hasilnya seperti itu, Elsa tidak perlu bicara begitu, 'kan? Kedengarannya aneh sekali."Kalau nggak percaya, kamu tanyakan saja pada Elio," ucap Elsa tiba-tiba.Saat ini, Elio sedang menatap Ozias lekat-lekat. Ketika mendengar Elsa berbicara begitu, dia sontak termangu dan segera mengalihkan tatapannya. Ekspresinya tampak panik, seolah-olah dia ketahuan berbuat jahat."Eh? Aku?" Ekspresi Elio tampak canggung. "Jangan bercanda, Kak. Apa hubungannya aku dengan hal ini?""Kak Elio, kamu kelihatan aneh." Yuki mengangkat alisnya sambil memandang ke kanan dan kiri. Dia tersenyum nakal sambil meneru
Baca selengkapnya