"Memangnya faktanya bukan seperti itu?" tanya Yuki sambil memiringkan kepalanya."Gunung Narima nggak pernah ikut campur urusan dunia persilatan, tapi kali ini mereka tiba-tiba mengadakan kompetisi seni bela diri. Pasti ada maksud lain di balik semua ini," jelas Elio.Merekrut genius berbakat, meraih kehormatan untuk negara. Jika dewan militer yang melakukannya, orang-orang mungkin masih bisa percaya. Jika Gunung Narima, itu tidak mungkin terjadi."Jadi, apa alasannya dong?" tanya Yuki."Aku juga nggak tahu. Aku cuma menikmati keseruan yang ada," balas Elio yang mengedikkan bahu. Dia tahu betul statusnya sehingga tidak akan melakukan hal-hal yang berlebihan."Ozias, karena kamu yang bertanya, kamu pasti tahu alasannya, 'kan?" tanya Elsa yang mengalihkan pandangannya kepada Ozias."Aku cuma mendengar beberapa informasi, entah benar atau nggak. Setahuku, belakang Gunung Narima adalah area terlarang. Belakangan ini, ada harta karun yang muncul di sana. Harta karun ini bukan cuma berdampak
Saat ini, sudah ada banyak orang berkumpul di lapangan. Sebagian besar adalah pesilat. Pemuda yang dikerumuni tampak memakai baju samurai, bakiak, dan bersanggul.Pemuda itu duduk di sebuah bangku panjang. Di depannya adalah sebuah meja. Hanya ada 2 macam barang di atas meja, yaitu seteko arak dan sebilah pedang.Pemuda itu menikmati araknya dengan santai tanpa peduli pada gosip orang-orang. Di belakangnya, tampak seorang pria paruh baya yang terlihat seperti kepala pelayan. Dia memakai setelan rapi dan sarung tangan berwarna putih.Ketika menghadapi pemuda itu, sikap pria paruh baya itu tampak sangat rendah diri. Namun, ketika berhadapan dengan kerumunan, dia akan membusungkan dadanya dan tampak angkuh."Semuanya, dengar baik-baik." Setelah orang yang berkumpul makin banyak, pria paruh baya itu berujar dengan lantang, "Ini adalah tuan mudaku, Haruto Kusama. Kami dari Negara Dikara. Kami datang ke Gunung Narima untuk menantang ahli bela diri Negara Drago.""Kami akan mendirikan arena d
"Aku Karif, Pelindung Organisasi Mondial!" timpal Karif sambil meletakkan kedua tangannya di belakang punggung."Apa? Dia Karif?""Organisasi Mondial adalah pemimpin sekte di dunia persilatan. Mereka punya 10 pelindung. Aku nggak nyangka akan bertemu Tuan Karif di sini.""Tuan Karif sudah menjadi pelindung selama bertahun-tahun. Dia punya posisi tinggi. Aku yakin dia bisa membuat kedua pesilat Negara Dikara itu kalah telak!"Semua orang bergosip sambil menatap Karif dengan tatapan penuh hormat. Meskipun tidak pernah melihat Karif, mereka tahu reputasinya.Sebagai salah satu dari 10 pelindung Organisasi Mondial, Karif adalah tokoh terkemuka di dunia persilatan. Baik itu kemampuan, pengalaman, ataupun prestisenya, semuanya luar biasa."Ternyata kamu ahli bela diri Organisasi Mondial. Aku sudah lama mendengar tentangmu," ujar pria berjas itu sambil mengangguk ringan. Kalau dibandingkan dengan sebelumnya, sikapnya tidak termasuk begitu angkuh lagi.Sebagai pesilat Negara Dikara, mereka ten
"Aku murid Sekte Pedang! Biar aku yang menghadapi bajingan itu!" Tiba-tiba, terdengar teriakan dari belakang kerumunan. Orang yang berbicara tidak lain adalah Elio. Mereka baru tiba.Mereka awalnya hanya ingin mencari tahu, tetapi malah mendengar pesilat Negara Dikara berbicara selancang ini. Sebagai murid Sekte Pedang dan pemuda yang berantusias, dia tidak mungkin tahan melihat situasi ini."Elio, aura orang itu terlihat sangat kuat. Dia nggak mudah dihadapi. Jangan bertindak gegabah." Elsa yang berdiri di samping segera memperingatkan.Meskipun Elio termasuk berbakat, dia baru bergabung dengan Sekte Pedang beberapa tahun dan masih membutuhkan banyak pelatihan. Elio bisa mengalahkan pesilat tingkat sejati dengan mudah, tetapi akan kewalahan menghadapi ahli bela diri yang sesungguhnya."Kak, cuma orang asing kok. Nggak usah takut. Ilmu pedangku kalah darimu, tapi pasti cukup untuk melawan orang seperti dia," sahut Elio.Meskipun baru bergabung dengan dunia persilatan, Elio punya ambisi
Dengan adanya Hasta yang menjaga di depan, tidak ada yang berani meremehkan murid dari Sekte Pedang. Oleh karena itu, saat melihat Elio inisiatif menawarkan diri untuk bertarung, kebanyakan orang merasa sangat yakin dengannya."Elio, dengarkan saranku. Senjata tidak memandang tuannya, jangan bertindak gegabah," kata Elsa sambil mengernyitkan alis.Kali ini, Elsa membawa Elio dan Yuki keluar hanya untuk melihat dunia dan siapa saja yang menjadi genius di Negara Drago dalam beberapa tahun ini. Situasi seperti ini, dia sebenarnya tidak menyukainya. Menurutnya, sebagai murid Sekte Pedang seharusnya kultivasi teknik pedang dan hati. Jika terlalu memperhatikan ketenaran, pada akhirnya tidak akan berjalan jauh.Bagaimanapun juga, persaingan di Sekte Pedang sangat ketat, tidak ada tempat untuk yang lemah. Jika tidak lolos dalam ujian tahunan, mereka akan langsung diusir dari sekte. Mereka yang berpikir bergabung dengan Sekte Pedang bisa bersantai, pada akhirnya akan menjadi buangan sekte."Kak
"Sialan! Bocah ini benar-benar terlalu sombong, sama sekali meremehkan murid Sekte Pedang!""Berengsek! Belum bertarung saja sudah omong kosong. Kalau nanti dia kalah, aku mau lihat bagaimana dia mengatasinya!""Aku sudah nggak tahan lagi! Cepat bawa pedangku ke sini!"Sikap Haruto yang sombong dan meremehkan memicu kemarahan banyak orang.Terutama Elio yang ekspresinya langsung menjadi muram. Dia selalu bangga bisa menjadi murid dari Sekte Pedang dan selalu dipuja ke mana pun dia pergi dengan statusnya itu. Sekarang, dia malah dipermalukan di depan umum, benar-benar tidak bisa dimaklumi.Elio berkata dengan marah, "Anak kecil, aku nggak peduli siapa kamu dan juga seberapa hebatnya kamu. Di sini, kamu harus tetap menunduk dan diam. Kamu berani membuat tantangan di Gunung Narima, aku akan memberimu pelajaran. Biar kamu mengerti masih ada orang yang lebih hebat dibandingkan kamu."Setelah mengatakan itu, Elio langsung menarik pedangnya dan mengarahkannya pada Haruto. Pakaiannya tetap ber
Yuki berkata dengan ekspresi meremehkan, "Huh! Aku rasa kamu sudah berlutut terlalu lama sampai nggak bisa berdiri lagi. Apa hebatnya bocah itu? Apa pantas kamu memujanya seperti ini? Aku nggak percaya kalau Kak Elio nggak bisa mengalahkannya!""Lihat saja nanti," Luther tidak menjelaskan lebih lanjut dan juga malas untuk berdebat. Dalam duel seperti ini, yang diadu adalah kekuatan nyata. Siapa yang lebih kuat dan lemah, akan terlihat jelas saat bertarung."Huh! Setelah Kak Elio mengalahkan bocah itu nanti, aku ingin bagaimana kamu berdebat lagi," kata Yuki dengan kesal. Pada saat genting seperti ini, semua orang seharusnya mendukung Elio. Orang di depannya ini bukan hanya tidak mendukung, melainkan berbicara dengan nada meremehkan. Benar-benar menjengkelkan."Lihatlah! Mereka sudah mulai bertarung!" Pada saat itu, satu kalimat dari Ozias langsung menarik perhatian semua orang.Saat ini, Elio sudah mengarahkan pedangnya ke Haruto. Pergelangan tangannya bergerak dan pedangnya bergetar,
"Hah?" Melihat Elio yang tidak sadarkan diri, semua orang menjadi bingung dan mata mereka semua membelalak karena tidak berani percaya dengan apa yang telah mereka lihat. Mereka tidak menyangka akhirnya akan seperti ini. Ozias hanya melayangkan satu serangan saja, Elio sudah terpental. Pemandangan ini terlalu berlebihan, 'kan?Mereka bertanya-tanya bukankah sebelumnya serangan Elio menekan Haruto. Mengapa dalam sekejap saja situasinya sudah berbalik? Apakah sebenarnya yang telah terjadi?"Aku ... nggak salah lihat, 'kan? Murid dari Sekte Pedang malah kalah dalam satu serangan?""Kenapa bisa seperti ini? Murid-murid dari Sekte Pedang semuanya adalah ahli elite, kenapa tidak bisa menahan satu serangan pun?""Nggak ... nggak mungkin! Bagaimana mungkin bocah ini bisa sehebat ini?"Setelah hening sejenak, suasana di seluruh tempat itu menjadi gempar. Mereka mengira Elio yakin akan menang saat melihat Elio menantang dengan begitu percaya diri, sehingga mereka bersorak untuk mendukungnya. Nam
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga