"Sialan! Bocah ini benar-benar terlalu sombong, sama sekali meremehkan murid Sekte Pedang!""Berengsek! Belum bertarung saja sudah omong kosong. Kalau nanti dia kalah, aku mau lihat bagaimana dia mengatasinya!""Aku sudah nggak tahan lagi! Cepat bawa pedangku ke sini!"Sikap Haruto yang sombong dan meremehkan memicu kemarahan banyak orang.Terutama Elio yang ekspresinya langsung menjadi muram. Dia selalu bangga bisa menjadi murid dari Sekte Pedang dan selalu dipuja ke mana pun dia pergi dengan statusnya itu. Sekarang, dia malah dipermalukan di depan umum, benar-benar tidak bisa dimaklumi.Elio berkata dengan marah, "Anak kecil, aku nggak peduli siapa kamu dan juga seberapa hebatnya kamu. Di sini, kamu harus tetap menunduk dan diam. Kamu berani membuat tantangan di Gunung Narima, aku akan memberimu pelajaran. Biar kamu mengerti masih ada orang yang lebih hebat dibandingkan kamu."Setelah mengatakan itu, Elio langsung menarik pedangnya dan mengarahkannya pada Haruto. Pakaiannya tetap ber
Yuki berkata dengan ekspresi meremehkan, "Huh! Aku rasa kamu sudah berlutut terlalu lama sampai nggak bisa berdiri lagi. Apa hebatnya bocah itu? Apa pantas kamu memujanya seperti ini? Aku nggak percaya kalau Kak Elio nggak bisa mengalahkannya!""Lihat saja nanti," Luther tidak menjelaskan lebih lanjut dan juga malas untuk berdebat. Dalam duel seperti ini, yang diadu adalah kekuatan nyata. Siapa yang lebih kuat dan lemah, akan terlihat jelas saat bertarung."Huh! Setelah Kak Elio mengalahkan bocah itu nanti, aku ingin bagaimana kamu berdebat lagi," kata Yuki dengan kesal. Pada saat genting seperti ini, semua orang seharusnya mendukung Elio. Orang di depannya ini bukan hanya tidak mendukung, melainkan berbicara dengan nada meremehkan. Benar-benar menjengkelkan."Lihatlah! Mereka sudah mulai bertarung!" Pada saat itu, satu kalimat dari Ozias langsung menarik perhatian semua orang.Saat ini, Elio sudah mengarahkan pedangnya ke Haruto. Pergelangan tangannya bergerak dan pedangnya bergetar,
"Hah?" Melihat Elio yang tidak sadarkan diri, semua orang menjadi bingung dan mata mereka semua membelalak karena tidak berani percaya dengan apa yang telah mereka lihat. Mereka tidak menyangka akhirnya akan seperti ini. Ozias hanya melayangkan satu serangan saja, Elio sudah terpental. Pemandangan ini terlalu berlebihan, 'kan?Mereka bertanya-tanya bukankah sebelumnya serangan Elio menekan Haruto. Mengapa dalam sekejap saja situasinya sudah berbalik? Apakah sebenarnya yang telah terjadi?"Aku ... nggak salah lihat, 'kan? Murid dari Sekte Pedang malah kalah dalam satu serangan?""Kenapa bisa seperti ini? Murid-murid dari Sekte Pedang semuanya adalah ahli elite, kenapa tidak bisa menahan satu serangan pun?""Nggak ... nggak mungkin! Bagaimana mungkin bocah ini bisa sehebat ini?"Setelah hening sejenak, suasana di seluruh tempat itu menjadi gempar. Mereka mengira Elio yakin akan menang saat melihat Elio menantang dengan begitu percaya diri, sehingga mereka bersorak untuk mendukungnya. Nam
Pada saat ini, Karif berbicara dengan energi astral tingkat master, sehingga suaranya menggelegar ke seluruh tempat. "Negara Drago selalu mengutamakan keadilan. Kita sudah sepakat untuk bertanding di atas panggung, kita harus bertarung satu lawan satu secara terang-terangan. Kalau nggak, menang pun nggak terhormat."Mendengar perkataan itu, keributan tadi akhirnya perlahan-lahan mereda. Meskipun merasa tidak puas, mereka tahu mereka juga harus menghormati peraturan bertarung. Ini adalah pertarungan antara para ahli dari dua negara, segala bentuk ketidakadilan akan selalu menjadi bahan cemooh."Pak Karif, kamu yang paling senior di sini, kami semua menghormatimu. Kamu pilihlah seseorang yang kuat untuk memberi pelajaran pada kedua bocah ini dan mengembalikan kehormatan bagi Negara Drago.""Benar. Kali ini kita nggak boleh meremehkan lawan , harus bertarung dengan seluruh tenaga!"Semua orang terus berbicara untuk meminta Karif menunjuk seseorang untuk maju bertarung.Karif menganggukkan
"Kalian ...."Wajah Yuki memerah karena merasa terpojok oleh kata-kata Raine dan Baize. Saat dia baru saja hendak membalas, terdengar suara sesuatu jatuh dengan kuat. Ternyata, Elio yang baru saja sadar kembali pingsan ke tanah karena tekanan darahnya meledak."Kak Elio!" Yuki terkejut dan segera berlutut, lalu memberi obat dan merangsang titik-titik akupunktur Elio dengan panik.Luther melirik Elio, lalu menjentik jarinya dan menusuk jarum perak ke tubuh Elio. Jarum itu mengandung energi sejati misterius yang segera menyebar ke seluruh tubuh Elio dan membuka semua nadi yang tersumbat. Beberapa menit kemudian, Elio akhirnya kembali membuka matanya. Meskipun Elio masih sangat lemah, setidaknya kondisi Elio tidak berbahaya lagi."Nggak disangka, Luther juga seorang dokter yang andal, aku sangat kagum," kata Ozias dengan terkejut. Melukai seseorang dengan jarum terbang bukan hal yang sulit, tetapi bukan hal yang mudah untuk menusukkan jarum ke titik akupunktur dengan tepat untuk menyelama
Kehadiran Sofian membuat suasana yang awalnya tenang segera menjadi ramai dan semua orang terlihat sangat gembira. Menurut mereka, Sofian si Dewa Tombak ini pasti bisa mengalahkan Haruto dengan mudah."Bagus! Kalau kamu turun tangan, aku bisa tenang sekarang!" Melihat Sofian yang berani maju, Karif tersenyum lega.Sebagai seorang pelindung di Organisasi Mondial, Karif tentu saja sangat jelas dengan kemampuan Sofian. Sofian sudah mencapai tingkat semi-master pada usia yang baru 25 tahun dan menjadikannya sebagai genius di seluruh Organisasi Mondial. Hanya orang luar biasa seperti Adam yang bisa menandingi Sofian."Ahli dari Negara Dikara berani membuat keributan di Gunung Narima. Dari sudut pandang apa pun, Organisasi Mondial nggak bisa hanya tinggal diam. Meskipun kemampuanku terbatas, aku juga ingin berjuang demi negara dan membersihkan dunia dari kejahatan," kata Sofian dengan lantang."Bagus sekali. Ada pemuda sepertimu di Organisasi Mondial, bagaimana mungkin sekte kita nggak berke
"Teknik tombak yang bagus!" Saat Sofian menusukkan tombaknya, mata Karif bersinar. Seperti yang dikatakan, seorang ahli akan langsung terlihat begitu bertindak.Dibandingkan dengan murid dari Sekte Pedang sebelumnya, Elio, Sofian jauh lebih unggul baik dalam hal kekuatan, teknik, dan pengalaman bertarungnya. Dia bukan hanya menunjukkan kekuatannya yang mengejutkan hanya dengan satu tusukan sederhana itu, serangan itu juga memiliki perubahan yang membuatnya sulit untuk diantisipasi.Kekuatan Sofian ini bahkan sudah mampu bersaing dengan seorang ahli tingkat master yang biasa. Harus diakui, dia adalah seorang genius yang sebenarnya.Klang!Menghadapi serangan mematikan Sofian, Haruto tetap tenang. Dia segera mengeluarkan Pedang Demon dan mengayunkannya ke depan. Tebasan ini sederhana dan tegas, tanpa gerakan berlebihan.Saat Pedang Demon itu ditebaskan, cahaya merah menyala dan udara di sekitarnya menjadi terasa sangat berat. Pedang itu menciptakan garis busur yang menyeramkan di udara d
Elio berpikir hanya ada Adam di Organisasi Mondial yang bisa dianggap sebagai pahlawan sejati, sekarang malah muncul Sofian si Dewa Tombak lagi. Yang terpenting adalah dia dan Sofian sebaya, tetapi kemampuan mereka malah jauh berbeda.Dia tidak mampu menahan satu serangan dari Haruto, sedangkan Sofian bisa bertarung dengan Haruto dan bahkan sepertinya lebih unggul dari Haruto. Hal ini membuktikan betapa kuatnya Sofian."Luther, menurutmu, siapa yang akan menang pada akhirnya antara Sofian dan Haruto ini?" tanya Ozias lagi pada Luther setelah menyaksikan pertarungan itu."Teknik tombak Sofian memang sudah mencapai puncak dan sangat berpengalaman dalam bertarung juga. Kalau tingkatan mereka sama, peluang Sofian untuk menang akan lebih tinggi," kata Luther sesuai penilaiannya."Huh! Bahkan orang buta pun bisa melihatnya, nggak perlu kamu mengatakannya," cibir Yuki. Serangan Sofian begitu hebat sampai Haruto tidak mampu membalasnya. Selama tidak buta, orang itu pasti bisa melihat siapa yan
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga