Kehadiran Sofian membuat suasana yang awalnya tenang segera menjadi ramai dan semua orang terlihat sangat gembira. Menurut mereka, Sofian si Dewa Tombak ini pasti bisa mengalahkan Haruto dengan mudah."Bagus! Kalau kamu turun tangan, aku bisa tenang sekarang!" Melihat Sofian yang berani maju, Karif tersenyum lega.Sebagai seorang pelindung di Organisasi Mondial, Karif tentu saja sangat jelas dengan kemampuan Sofian. Sofian sudah mencapai tingkat semi-master pada usia yang baru 25 tahun dan menjadikannya sebagai genius di seluruh Organisasi Mondial. Hanya orang luar biasa seperti Adam yang bisa menandingi Sofian."Ahli dari Negara Dikara berani membuat keributan di Gunung Narima. Dari sudut pandang apa pun, Organisasi Mondial nggak bisa hanya tinggal diam. Meskipun kemampuanku terbatas, aku juga ingin berjuang demi negara dan membersihkan dunia dari kejahatan," kata Sofian dengan lantang."Bagus sekali. Ada pemuda sepertimu di Organisasi Mondial, bagaimana mungkin sekte kita nggak berke
"Teknik tombak yang bagus!" Saat Sofian menusukkan tombaknya, mata Karif bersinar. Seperti yang dikatakan, seorang ahli akan langsung terlihat begitu bertindak.Dibandingkan dengan murid dari Sekte Pedang sebelumnya, Elio, Sofian jauh lebih unggul baik dalam hal kekuatan, teknik, dan pengalaman bertarungnya. Dia bukan hanya menunjukkan kekuatannya yang mengejutkan hanya dengan satu tusukan sederhana itu, serangan itu juga memiliki perubahan yang membuatnya sulit untuk diantisipasi.Kekuatan Sofian ini bahkan sudah mampu bersaing dengan seorang ahli tingkat master yang biasa. Harus diakui, dia adalah seorang genius yang sebenarnya.Klang!Menghadapi serangan mematikan Sofian, Haruto tetap tenang. Dia segera mengeluarkan Pedang Demon dan mengayunkannya ke depan. Tebasan ini sederhana dan tegas, tanpa gerakan berlebihan.Saat Pedang Demon itu ditebaskan, cahaya merah menyala dan udara di sekitarnya menjadi terasa sangat berat. Pedang itu menciptakan garis busur yang menyeramkan di udara d
Elio berpikir hanya ada Adam di Organisasi Mondial yang bisa dianggap sebagai pahlawan sejati, sekarang malah muncul Sofian si Dewa Tombak lagi. Yang terpenting adalah dia dan Sofian sebaya, tetapi kemampuan mereka malah jauh berbeda.Dia tidak mampu menahan satu serangan dari Haruto, sedangkan Sofian bisa bertarung dengan Haruto dan bahkan sepertinya lebih unggul dari Haruto. Hal ini membuktikan betapa kuatnya Sofian."Luther, menurutmu, siapa yang akan menang pada akhirnya antara Sofian dan Haruto ini?" tanya Ozias lagi pada Luther setelah menyaksikan pertarungan itu."Teknik tombak Sofian memang sudah mencapai puncak dan sangat berpengalaman dalam bertarung juga. Kalau tingkatan mereka sama, peluang Sofian untuk menang akan lebih tinggi," kata Luther sesuai penilaiannya."Huh! Bahkan orang buta pun bisa melihatnya, nggak perlu kamu mengatakannya," cibir Yuki. Serangan Sofian begitu hebat sampai Haruto tidak mampu membalasnya. Selama tidak buta, orang itu pasti bisa melihat siapa yan
Bang!Terdengar suara ledakan yang mengguncang langit dan bumi.Pedang merah di tangan bayangan prajurit berzirah hitam itu langsung menebas kepala naga itu menjadi dua bagian. Benturan antara keduanya menghasilkan gelombang energi yang menyebar ke seluruh arah. Pasir beterbangan dan langit berubah warna ke mana pun gelombang itu melintas. Banyak penonton yang terpental mundur karena angin kencang itu dan tidak bisa membuka mata.Beberapa saat kemudian, keadaan di medan pertempuran sudah berubah saat keadaannya kembali tenang. Di sisi kiri, Sofian berdiri memegang tombak peraknya dengan ekspresi yang serius dan pakaian yang hancur. Tangan yang memegang tombak juga terlihat bergetar.Sementara itu, Haruto berdiri di sisi kanan dengan tenang, lalu perlahan-lahan menyimpan kembali Pedang Demon dan cahaya merah yang aneh dari pedang itu pun segera menghilang.Keduanya berdiri dengan jarak sejauh sepuluh meter dan saling menatap tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Pemandangan itu terlihat s
"Apa yang sebenarnya telah terjadi tadi? Kenapa hasilnya bisa seperti ini?"Setelah hening sejenak, suasana di seluruh tempat itu menjadi gempar. Situasi yang terjadi benar-benar di luar dugaan semua orang.Sofian berasal dari sekte terkenal, memiliki keahlian tombak yang luar biasa, kultivasi yang tinggi, dan serangan yang tajam. Saat bertarung dengan Haruto tadi, dia selalu lebih unggul. Mengapa dalam satu serangan saja dia malah tiba-tiba kalah? Apa yang sebenarnya telah terjadi?"Dia ... kalah?" Yuki langsung tertegun, matanya membelalak, dan tidak tahu harus bagaimana.Sejak Sofian muncul, Yuki selalu memperhatikan pria itu. Penampilan tampan, aura bangsawan, kultivasi yang kuat, dan keahlian tombak yang luar biasa dari Sofian semuanya membuatnya terpesona. Dia bahkan membayangkan berbagai macam skenario kemenangan Sofian, dia tidak menyangka hasil akhirnya akan seperti ini."Ah ini ...." Elio tidak bisa berbicara dan ekspresinya terlihat canggung. Sebelumnya, dia yakin Sofian pas
Melihat Sofian yang berani mati, semua orang merasa terharu. Meskipun sudah kalah, Sofian tetap teguh dan tidak menyerah pada Haruto. Semangat ini patut menjadi teladan bagi semua orang.Namun, sekarang Sofian sudah terluka parah dan tombaknya juga patah, Sofian benar-benar akan mati jika terus bertarung. Mereka merasa bakat seperti Sofian seharusnya tidak gugur di sini."Sofian, pemenangnya sudah dipastikan, jangan keras kepala lagi. Cepat mundur!" marah Karif.Meskipun Organisasi Mondial memiliki banyak murid, hanya beberapa yang benar-benar genius dan Sofian termasuk salah satunya. Dia bisa bertahan begitu lama melawan ahli tingkat master dengan kultivasinya yang tingkat semi-master, prestasi ini sudah cukup membanggakan. Karif tentu saja tidak ingin dia mati hanya karena kalah dalam satu pertarungan."Selama aku masih berdiri, aku nggak akan pernah menyerah!"Sofian memegang setengah ombak perak dan berteriak dengan marah, "Haruto, ayo bertarung lagi!"Setelah mengatakan itu, Sofia
"Aku tanya sekali lagi, masih ada yang ingin menantang prajurit dari Negara Dikara?" tanya Karif lagi. Dia sangat berharap ada seorang master muda inisiatif menerima tantangan untuk menekan Haruto dan mengharumkan nama negara. Jika tidak, dia sendiri yang terpaksa turun tangan.Pria paruh baya itu tersenyum dengan bangga dan terus memprovokasi, "Kenapa? Nggak ada yang berani menantang tuan mudaku? Sepertinya rumor itu memang benar. Negara Drago bukan hanya penuh dengan orang-orang lemah, tapi juga penuh dengan pengecut."Begitu mendengar perkataan itu, suasana di seluruh tempat itu menjadi gempar."Sialan! Bocah, omong kosong apa yang kamu katakan? Aku akan membunuhmu!""Berengsek! Benar-benar keterlaluan!""Aku nggak tahan dengan penghinaan ini lagi, aku akan bertarung dengan kalian!"Semua ahli di tempat itu mulai marah dan berteriak dengan menggertakkan gigi dan ekspresi sangat marah. Beberapa pemuda yang bersemangat bahkan langsung maju ke atas, tetapi mereka dihentikan oleh Karif.
"Hei! Siapa kamu? Bisakah kamu nggak membuat keributan di sini? Cepat mundur!""Benar! Nggak masuk sekte pun berani menerima tantangan, siapa yang memberimu nyali?""Aku pikir kamu begitu hebat, ternyata hanya pemuda tak terkenal saja."Kata-kata Luther bukan hanya membuat Karif mengernyitkan alis, dia juga menuai kritik yang merendahkan dari semua orang di sana. Jika dia berasal dari sekte besar, mereka masih akan menghargainya. Namun, dia hanya seorang pengembara, tidak memiliki sekte, dan reputasi apa pun. Mereka berpikir tokoh kecil seperti ini tidak berhak menerima tantangan.Perlu diketahui, pertarungan terakhir ini menyangkut kehormatan negara. Jika kalah, seluruh ahli di Negara Drago akan dipermalukan. Bagaimana mungkin mereka menaruh harapan ini pada seorang yang tak terkenal?"Anak muda, pertarungan ini bukan sebuah permainan. Kalau kamu nggak yakin, sebaiknya menyerahlah," kata Karif sambil menggelengkan kepala, jelas agak kecewa. Memiliki keberanian adalah sebuah hal baik,