"Apa yang sebenarnya telah terjadi tadi? Kenapa hasilnya bisa seperti ini?"Setelah hening sejenak, suasana di seluruh tempat itu menjadi gempar. Situasi yang terjadi benar-benar di luar dugaan semua orang.Sofian berasal dari sekte terkenal, memiliki keahlian tombak yang luar biasa, kultivasi yang tinggi, dan serangan yang tajam. Saat bertarung dengan Haruto tadi, dia selalu lebih unggul. Mengapa dalam satu serangan saja dia malah tiba-tiba kalah? Apa yang sebenarnya telah terjadi?"Dia ... kalah?" Yuki langsung tertegun, matanya membelalak, dan tidak tahu harus bagaimana.Sejak Sofian muncul, Yuki selalu memperhatikan pria itu. Penampilan tampan, aura bangsawan, kultivasi yang kuat, dan keahlian tombak yang luar biasa dari Sofian semuanya membuatnya terpesona. Dia bahkan membayangkan berbagai macam skenario kemenangan Sofian, dia tidak menyangka hasil akhirnya akan seperti ini."Ah ini ...." Elio tidak bisa berbicara dan ekspresinya terlihat canggung. Sebelumnya, dia yakin Sofian pas
Melihat Sofian yang berani mati, semua orang merasa terharu. Meskipun sudah kalah, Sofian tetap teguh dan tidak menyerah pada Haruto. Semangat ini patut menjadi teladan bagi semua orang.Namun, sekarang Sofian sudah terluka parah dan tombaknya juga patah, Sofian benar-benar akan mati jika terus bertarung. Mereka merasa bakat seperti Sofian seharusnya tidak gugur di sini."Sofian, pemenangnya sudah dipastikan, jangan keras kepala lagi. Cepat mundur!" marah Karif.Meskipun Organisasi Mondial memiliki banyak murid, hanya beberapa yang benar-benar genius dan Sofian termasuk salah satunya. Dia bisa bertahan begitu lama melawan ahli tingkat master dengan kultivasinya yang tingkat semi-master, prestasi ini sudah cukup membanggakan. Karif tentu saja tidak ingin dia mati hanya karena kalah dalam satu pertarungan."Selama aku masih berdiri, aku nggak akan pernah menyerah!"Sofian memegang setengah ombak perak dan berteriak dengan marah, "Haruto, ayo bertarung lagi!"Setelah mengatakan itu, Sofia
"Aku tanya sekali lagi, masih ada yang ingin menantang prajurit dari Negara Dikara?" tanya Karif lagi. Dia sangat berharap ada seorang master muda inisiatif menerima tantangan untuk menekan Haruto dan mengharumkan nama negara. Jika tidak, dia sendiri yang terpaksa turun tangan.Pria paruh baya itu tersenyum dengan bangga dan terus memprovokasi, "Kenapa? Nggak ada yang berani menantang tuan mudaku? Sepertinya rumor itu memang benar. Negara Drago bukan hanya penuh dengan orang-orang lemah, tapi juga penuh dengan pengecut."Begitu mendengar perkataan itu, suasana di seluruh tempat itu menjadi gempar."Sialan! Bocah, omong kosong apa yang kamu katakan? Aku akan membunuhmu!""Berengsek! Benar-benar keterlaluan!""Aku nggak tahan dengan penghinaan ini lagi, aku akan bertarung dengan kalian!"Semua ahli di tempat itu mulai marah dan berteriak dengan menggertakkan gigi dan ekspresi sangat marah. Beberapa pemuda yang bersemangat bahkan langsung maju ke atas, tetapi mereka dihentikan oleh Karif.
"Hei! Siapa kamu? Bisakah kamu nggak membuat keributan di sini? Cepat mundur!""Benar! Nggak masuk sekte pun berani menerima tantangan, siapa yang memberimu nyali?""Aku pikir kamu begitu hebat, ternyata hanya pemuda tak terkenal saja."Kata-kata Luther bukan hanya membuat Karif mengernyitkan alis, dia juga menuai kritik yang merendahkan dari semua orang di sana. Jika dia berasal dari sekte besar, mereka masih akan menghargainya. Namun, dia hanya seorang pengembara, tidak memiliki sekte, dan reputasi apa pun. Mereka berpikir tokoh kecil seperti ini tidak berhak menerima tantangan.Perlu diketahui, pertarungan terakhir ini menyangkut kehormatan negara. Jika kalah, seluruh ahli di Negara Drago akan dipermalukan. Bagaimana mungkin mereka menaruh harapan ini pada seorang yang tak terkenal?"Anak muda, pertarungan ini bukan sebuah permainan. Kalau kamu nggak yakin, sebaiknya menyerahlah," kata Karif sambil menggelengkan kepala, jelas agak kecewa. Memiliki keberanian adalah sebuah hal baik,
Mata Karif membelalak dan hatinya diam-diam merasa terkejut. Dengan kekuatannya ini, dia merasa benar-benar aneh karena dia tidak sempat merespons jarum yang ditembakkan Luther. Jika ini digunakan pada Haruto, mungkin saja Luther benar-benar memiliki peluang untuk menang.Yang terpentingnya adalah saat jarum Luther melintas di wajahnya, Karif samar-samar bisa merasakan aura seorang ahli tingkat master. Apakah pemuda tak terkenal di depannya ini adalah seorang ahli tingkat master yang bersembunyi?"Pak Karif, aku harusnya sudah berhak untuk bertarung dengan Haruto, 'kan?" tanya Luther.Setelah ragu sejenak, Karif akhirnya menganggukkan kepala. "Baiklah. Kalau kamu begitu percaya diri, aku akan membiarkanmu mencobanya. Aku harap kamu nggak mengecewakan kita."Jika Luther benar-benar seorang ahli tingkat master dan ditambah dengan keterampilan senjata rahasianya yang luar biasa, dia memang memiliki peluang besar untuk mengalahkan Haruto."Pak Karif, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Kamu
Ekspresi Yuki dipenuhi kekesalan. Sofian yang merupakan ahli bela diri saja kalah, apalagi Luther yang tidak bisa apa-apa. Jadi, dia pasti akan mendapat pedang itu."Siapa kamu? Perkenalkan dirimu," ucap pria paruh baya bersetelan saat melihat Luther maju. Dia mengira Karif akan turun tangan, tetapi muncul lagi seorang pemuda. Jika majikannya menang lagi, reputasinya tidak akan mengalami peningkatan pesat karena lawannya bukan tokoh terkemuka."Aku Luther. Aku ingin tahu sehebat apa ilmu bela diri pesilat Negara Dikara," timpal Luther dengan tidak acuh."Kamu bukan lawan majikanku. Suruh Karif maju," ujar pria paruh baya itu dengan ekspresi angkuh. Menurutnya, para tokoh kecil ini sangat lemah dan hanya membuang-buang waktu. Dengan mengalahkan tokoh terkemuka seperti Karif, tuan mudanya baru bisa menjadi terkenal."Orang seperti kalian nggak pantas bertanding dengan Tuan Karif. Aku sudah cukup untuk melawan kalian," sahut Luther dengan culas."Kurang ajar! Kamu tahu siapa majikanku? Be
"Buset! Sombong sekali pemuda ini! Dia ingin menantang Haruto dengan tangan kosong?""Orang Negara Dikara ini memang menjengkelkan, tapi dia nggak seharusnya meremehkannya. Apa yang dilakukannya?""Yang pakai senjata saja belum tentu bisa menang. Bukankah dia bakal mati tragis kalau begini?"Orang-orang sibuk mengkritik perbuatan Luther. Tidak ada yang menduga bahwa Luther masih bisa berbicara seangkuh itu di situasi seperti ini."Dia sudah gila ya? Dia mau melawan Haruto dengan tangan kosong? Dia mau bunuh diri ya?" tanya Elio dengan terkejut dan heran."Huh! Aku rasa dia cuma mencari alasan untuk diri sendiri. Dia tahu dia nggak bisa mengalahkan Haruto. Jadi, kalau kalah, dia bakal bilang wajar karena dia nggak pakai senjata. Aku bisa menebak rencana busuknya itu!" jelas Yuki dengan ekspresi sok pintar."Rupanya begitu." Elio mengira dirinya sudah paham. Menurutnya, Luther benar-benar tidak tahu malu. Jelas-jelas tahu dirinya akan kalah, tetapi masih memainkan trik kotor semacam ini.
Haruto berjinjit sedikit, lalu mengerahkan energi dahsyat hingga permukaan arena retak sedikit. Saat berikutnya, dia memelesat ke depan layaknya anak panah. Dengan ekspresi ganas, dia hendak menyerang Luther.Pada kedua pertarungan sebelumnya, Haruto membiarkan lawan menyerang terlebih dahulu. Akan tetapi, ucapan Luther tadi membuatnya murka, jadi dia ingin mengakhiri pertarungan ini secepat dan sekejam mungkin. Dia ingin memberi peringatan kepada seluruh pesilat Negara Drago!Whoosh! Haruto menghunuskan pedangnya. Cahaya merah yang aneh memancar, lalu menyerbu ke arah Luther dengan kecepatan kilat.Ruang yang dilewati cahaya pedang tampak terdistorsi, juga muncul retakan dan bekas hitam seperti hangus di permukaan tanah."Cepat sekali!" ucap Karif yang membelalak terkejut. Serangan itu terlihat sederhana, tetapi sangat cepat dan kejam. Jika dibandingkan dengan serangan sebelumnya, yang ini jauh lebih tajam berkali-kali lipat.Bisa dilihat bahwa Haruto terus menahan kekuatannya sejak t
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga