Yuki berkata dengan ekspresi meremehkan, "Huh! Aku rasa kamu sudah berlutut terlalu lama sampai nggak bisa berdiri lagi. Apa hebatnya bocah itu? Apa pantas kamu memujanya seperti ini? Aku nggak percaya kalau Kak Elio nggak bisa mengalahkannya!""Lihat saja nanti," Luther tidak menjelaskan lebih lanjut dan juga malas untuk berdebat. Dalam duel seperti ini, yang diadu adalah kekuatan nyata. Siapa yang lebih kuat dan lemah, akan terlihat jelas saat bertarung."Huh! Setelah Kak Elio mengalahkan bocah itu nanti, aku ingin bagaimana kamu berdebat lagi," kata Yuki dengan kesal. Pada saat genting seperti ini, semua orang seharusnya mendukung Elio. Orang di depannya ini bukan hanya tidak mendukung, melainkan berbicara dengan nada meremehkan. Benar-benar menjengkelkan."Lihatlah! Mereka sudah mulai bertarung!" Pada saat itu, satu kalimat dari Ozias langsung menarik perhatian semua orang.Saat ini, Elio sudah mengarahkan pedangnya ke Haruto. Pergelangan tangannya bergerak dan pedangnya bergetar,
"Hah?" Melihat Elio yang tidak sadarkan diri, semua orang menjadi bingung dan mata mereka semua membelalak karena tidak berani percaya dengan apa yang telah mereka lihat. Mereka tidak menyangka akhirnya akan seperti ini. Ozias hanya melayangkan satu serangan saja, Elio sudah terpental. Pemandangan ini terlalu berlebihan, 'kan?Mereka bertanya-tanya bukankah sebelumnya serangan Elio menekan Haruto. Mengapa dalam sekejap saja situasinya sudah berbalik? Apakah sebenarnya yang telah terjadi?"Aku ... nggak salah lihat, 'kan? Murid dari Sekte Pedang malah kalah dalam satu serangan?""Kenapa bisa seperti ini? Murid-murid dari Sekte Pedang semuanya adalah ahli elite, kenapa tidak bisa menahan satu serangan pun?""Nggak ... nggak mungkin! Bagaimana mungkin bocah ini bisa sehebat ini?"Setelah hening sejenak, suasana di seluruh tempat itu menjadi gempar. Mereka mengira Elio yakin akan menang saat melihat Elio menantang dengan begitu percaya diri, sehingga mereka bersorak untuk mendukungnya. Nam
Pada saat ini, Karif berbicara dengan energi astral tingkat master, sehingga suaranya menggelegar ke seluruh tempat. "Negara Drago selalu mengutamakan keadilan. Kita sudah sepakat untuk bertanding di atas panggung, kita harus bertarung satu lawan satu secara terang-terangan. Kalau nggak, menang pun nggak terhormat."Mendengar perkataan itu, keributan tadi akhirnya perlahan-lahan mereda. Meskipun merasa tidak puas, mereka tahu mereka juga harus menghormati peraturan bertarung. Ini adalah pertarungan antara para ahli dari dua negara, segala bentuk ketidakadilan akan selalu menjadi bahan cemooh."Pak Karif, kamu yang paling senior di sini, kami semua menghormatimu. Kamu pilihlah seseorang yang kuat untuk memberi pelajaran pada kedua bocah ini dan mengembalikan kehormatan bagi Negara Drago.""Benar. Kali ini kita nggak boleh meremehkan lawan , harus bertarung dengan seluruh tenaga!"Semua orang terus berbicara untuk meminta Karif menunjuk seseorang untuk maju bertarung.Karif menganggukkan
"Kalian ...."Wajah Yuki memerah karena merasa terpojok oleh kata-kata Raine dan Baize. Saat dia baru saja hendak membalas, terdengar suara sesuatu jatuh dengan kuat. Ternyata, Elio yang baru saja sadar kembali pingsan ke tanah karena tekanan darahnya meledak."Kak Elio!" Yuki terkejut dan segera berlutut, lalu memberi obat dan merangsang titik-titik akupunktur Elio dengan panik.Luther melirik Elio, lalu menjentik jarinya dan menusuk jarum perak ke tubuh Elio. Jarum itu mengandung energi sejati misterius yang segera menyebar ke seluruh tubuh Elio dan membuka semua nadi yang tersumbat. Beberapa menit kemudian, Elio akhirnya kembali membuka matanya. Meskipun Elio masih sangat lemah, setidaknya kondisi Elio tidak berbahaya lagi."Nggak disangka, Luther juga seorang dokter yang andal, aku sangat kagum," kata Ozias dengan terkejut. Melukai seseorang dengan jarum terbang bukan hal yang sulit, tetapi bukan hal yang mudah untuk menusukkan jarum ke titik akupunktur dengan tepat untuk menyelama
Kehadiran Sofian membuat suasana yang awalnya tenang segera menjadi ramai dan semua orang terlihat sangat gembira. Menurut mereka, Sofian si Dewa Tombak ini pasti bisa mengalahkan Haruto dengan mudah."Bagus! Kalau kamu turun tangan, aku bisa tenang sekarang!" Melihat Sofian yang berani maju, Karif tersenyum lega.Sebagai seorang pelindung di Organisasi Mondial, Karif tentu saja sangat jelas dengan kemampuan Sofian. Sofian sudah mencapai tingkat semi-master pada usia yang baru 25 tahun dan menjadikannya sebagai genius di seluruh Organisasi Mondial. Hanya orang luar biasa seperti Adam yang bisa menandingi Sofian."Ahli dari Negara Dikara berani membuat keributan di Gunung Narima. Dari sudut pandang apa pun, Organisasi Mondial nggak bisa hanya tinggal diam. Meskipun kemampuanku terbatas, aku juga ingin berjuang demi negara dan membersihkan dunia dari kejahatan," kata Sofian dengan lantang."Bagus sekali. Ada pemuda sepertimu di Organisasi Mondial, bagaimana mungkin sekte kita nggak berke
"Teknik tombak yang bagus!" Saat Sofian menusukkan tombaknya, mata Karif bersinar. Seperti yang dikatakan, seorang ahli akan langsung terlihat begitu bertindak.Dibandingkan dengan murid dari Sekte Pedang sebelumnya, Elio, Sofian jauh lebih unggul baik dalam hal kekuatan, teknik, dan pengalaman bertarungnya. Dia bukan hanya menunjukkan kekuatannya yang mengejutkan hanya dengan satu tusukan sederhana itu, serangan itu juga memiliki perubahan yang membuatnya sulit untuk diantisipasi.Kekuatan Sofian ini bahkan sudah mampu bersaing dengan seorang ahli tingkat master yang biasa. Harus diakui, dia adalah seorang genius yang sebenarnya.Klang!Menghadapi serangan mematikan Sofian, Haruto tetap tenang. Dia segera mengeluarkan Pedang Demon dan mengayunkannya ke depan. Tebasan ini sederhana dan tegas, tanpa gerakan berlebihan.Saat Pedang Demon itu ditebaskan, cahaya merah menyala dan udara di sekitarnya menjadi terasa sangat berat. Pedang itu menciptakan garis busur yang menyeramkan di udara d
Elio berpikir hanya ada Adam di Organisasi Mondial yang bisa dianggap sebagai pahlawan sejati, sekarang malah muncul Sofian si Dewa Tombak lagi. Yang terpenting adalah dia dan Sofian sebaya, tetapi kemampuan mereka malah jauh berbeda.Dia tidak mampu menahan satu serangan dari Haruto, sedangkan Sofian bisa bertarung dengan Haruto dan bahkan sepertinya lebih unggul dari Haruto. Hal ini membuktikan betapa kuatnya Sofian."Luther, menurutmu, siapa yang akan menang pada akhirnya antara Sofian dan Haruto ini?" tanya Ozias lagi pada Luther setelah menyaksikan pertarungan itu."Teknik tombak Sofian memang sudah mencapai puncak dan sangat berpengalaman dalam bertarung juga. Kalau tingkatan mereka sama, peluang Sofian untuk menang akan lebih tinggi," kata Luther sesuai penilaiannya."Huh! Bahkan orang buta pun bisa melihatnya, nggak perlu kamu mengatakannya," cibir Yuki. Serangan Sofian begitu hebat sampai Haruto tidak mampu membalasnya. Selama tidak buta, orang itu pasti bisa melihat siapa yan
Bang!Terdengar suara ledakan yang mengguncang langit dan bumi.Pedang merah di tangan bayangan prajurit berzirah hitam itu langsung menebas kepala naga itu menjadi dua bagian. Benturan antara keduanya menghasilkan gelombang energi yang menyebar ke seluruh arah. Pasir beterbangan dan langit berubah warna ke mana pun gelombang itu melintas. Banyak penonton yang terpental mundur karena angin kencang itu dan tidak bisa membuka mata.Beberapa saat kemudian, keadaan di medan pertempuran sudah berubah saat keadaannya kembali tenang. Di sisi kiri, Sofian berdiri memegang tombak peraknya dengan ekspresi yang serius dan pakaian yang hancur. Tangan yang memegang tombak juga terlihat bergetar.Sementara itu, Haruto berdiri di sisi kanan dengan tenang, lalu perlahan-lahan menyimpan kembali Pedang Demon dan cahaya merah yang aneh dari pedang itu pun segera menghilang.Keduanya berdiri dengan jarak sejauh sepuluh meter dan saling menatap tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Pemandangan itu terlihat s
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru