"Aku murid Sekte Pedang! Biar aku yang menghadapi bajingan itu!" Tiba-tiba, terdengar teriakan dari belakang kerumunan. Orang yang berbicara tidak lain adalah Elio. Mereka baru tiba.Mereka awalnya hanya ingin mencari tahu, tetapi malah mendengar pesilat Negara Dikara berbicara selancang ini. Sebagai murid Sekte Pedang dan pemuda yang berantusias, dia tidak mungkin tahan melihat situasi ini."Elio, aura orang itu terlihat sangat kuat. Dia nggak mudah dihadapi. Jangan bertindak gegabah." Elsa yang berdiri di samping segera memperingatkan.Meskipun Elio termasuk berbakat, dia baru bergabung dengan Sekte Pedang beberapa tahun dan masih membutuhkan banyak pelatihan. Elio bisa mengalahkan pesilat tingkat sejati dengan mudah, tetapi akan kewalahan menghadapi ahli bela diri yang sesungguhnya."Kak, cuma orang asing kok. Nggak usah takut. Ilmu pedangku kalah darimu, tapi pasti cukup untuk melawan orang seperti dia," sahut Elio.Meskipun baru bergabung dengan dunia persilatan, Elio punya ambisi
Dengan adanya Hasta yang menjaga di depan, tidak ada yang berani meremehkan murid dari Sekte Pedang. Oleh karena itu, saat melihat Elio inisiatif menawarkan diri untuk bertarung, kebanyakan orang merasa sangat yakin dengannya."Elio, dengarkan saranku. Senjata tidak memandang tuannya, jangan bertindak gegabah," kata Elsa sambil mengernyitkan alis.Kali ini, Elsa membawa Elio dan Yuki keluar hanya untuk melihat dunia dan siapa saja yang menjadi genius di Negara Drago dalam beberapa tahun ini. Situasi seperti ini, dia sebenarnya tidak menyukainya. Menurutnya, sebagai murid Sekte Pedang seharusnya kultivasi teknik pedang dan hati. Jika terlalu memperhatikan ketenaran, pada akhirnya tidak akan berjalan jauh.Bagaimanapun juga, persaingan di Sekte Pedang sangat ketat, tidak ada tempat untuk yang lemah. Jika tidak lolos dalam ujian tahunan, mereka akan langsung diusir dari sekte. Mereka yang berpikir bergabung dengan Sekte Pedang bisa bersantai, pada akhirnya akan menjadi buangan sekte."Kak
"Sialan! Bocah ini benar-benar terlalu sombong, sama sekali meremehkan murid Sekte Pedang!""Berengsek! Belum bertarung saja sudah omong kosong. Kalau nanti dia kalah, aku mau lihat bagaimana dia mengatasinya!""Aku sudah nggak tahan lagi! Cepat bawa pedangku ke sini!"Sikap Haruto yang sombong dan meremehkan memicu kemarahan banyak orang.Terutama Elio yang ekspresinya langsung menjadi muram. Dia selalu bangga bisa menjadi murid dari Sekte Pedang dan selalu dipuja ke mana pun dia pergi dengan statusnya itu. Sekarang, dia malah dipermalukan di depan umum, benar-benar tidak bisa dimaklumi.Elio berkata dengan marah, "Anak kecil, aku nggak peduli siapa kamu dan juga seberapa hebatnya kamu. Di sini, kamu harus tetap menunduk dan diam. Kamu berani membuat tantangan di Gunung Narima, aku akan memberimu pelajaran. Biar kamu mengerti masih ada orang yang lebih hebat dibandingkan kamu."Setelah mengatakan itu, Elio langsung menarik pedangnya dan mengarahkannya pada Haruto. Pakaiannya tetap ber
Yuki berkata dengan ekspresi meremehkan, "Huh! Aku rasa kamu sudah berlutut terlalu lama sampai nggak bisa berdiri lagi. Apa hebatnya bocah itu? Apa pantas kamu memujanya seperti ini? Aku nggak percaya kalau Kak Elio nggak bisa mengalahkannya!""Lihat saja nanti," Luther tidak menjelaskan lebih lanjut dan juga malas untuk berdebat. Dalam duel seperti ini, yang diadu adalah kekuatan nyata. Siapa yang lebih kuat dan lemah, akan terlihat jelas saat bertarung."Huh! Setelah Kak Elio mengalahkan bocah itu nanti, aku ingin bagaimana kamu berdebat lagi," kata Yuki dengan kesal. Pada saat genting seperti ini, semua orang seharusnya mendukung Elio. Orang di depannya ini bukan hanya tidak mendukung, melainkan berbicara dengan nada meremehkan. Benar-benar menjengkelkan."Lihatlah! Mereka sudah mulai bertarung!" Pada saat itu, satu kalimat dari Ozias langsung menarik perhatian semua orang.Saat ini, Elio sudah mengarahkan pedangnya ke Haruto. Pergelangan tangannya bergerak dan pedangnya bergetar,
"Hah?" Melihat Elio yang tidak sadarkan diri, semua orang menjadi bingung dan mata mereka semua membelalak karena tidak berani percaya dengan apa yang telah mereka lihat. Mereka tidak menyangka akhirnya akan seperti ini. Ozias hanya melayangkan satu serangan saja, Elio sudah terpental. Pemandangan ini terlalu berlebihan, 'kan?Mereka bertanya-tanya bukankah sebelumnya serangan Elio menekan Haruto. Mengapa dalam sekejap saja situasinya sudah berbalik? Apakah sebenarnya yang telah terjadi?"Aku ... nggak salah lihat, 'kan? Murid dari Sekte Pedang malah kalah dalam satu serangan?""Kenapa bisa seperti ini? Murid-murid dari Sekte Pedang semuanya adalah ahli elite, kenapa tidak bisa menahan satu serangan pun?""Nggak ... nggak mungkin! Bagaimana mungkin bocah ini bisa sehebat ini?"Setelah hening sejenak, suasana di seluruh tempat itu menjadi gempar. Mereka mengira Elio yakin akan menang saat melihat Elio menantang dengan begitu percaya diri, sehingga mereka bersorak untuk mendukungnya. Nam
Pada saat ini, Karif berbicara dengan energi astral tingkat master, sehingga suaranya menggelegar ke seluruh tempat. "Negara Drago selalu mengutamakan keadilan. Kita sudah sepakat untuk bertanding di atas panggung, kita harus bertarung satu lawan satu secara terang-terangan. Kalau nggak, menang pun nggak terhormat."Mendengar perkataan itu, keributan tadi akhirnya perlahan-lahan mereda. Meskipun merasa tidak puas, mereka tahu mereka juga harus menghormati peraturan bertarung. Ini adalah pertarungan antara para ahli dari dua negara, segala bentuk ketidakadilan akan selalu menjadi bahan cemooh."Pak Karif, kamu yang paling senior di sini, kami semua menghormatimu. Kamu pilihlah seseorang yang kuat untuk memberi pelajaran pada kedua bocah ini dan mengembalikan kehormatan bagi Negara Drago.""Benar. Kali ini kita nggak boleh meremehkan lawan , harus bertarung dengan seluruh tenaga!"Semua orang terus berbicara untuk meminta Karif menunjuk seseorang untuk maju bertarung.Karif menganggukkan
"Kalian ...."Wajah Yuki memerah karena merasa terpojok oleh kata-kata Raine dan Baize. Saat dia baru saja hendak membalas, terdengar suara sesuatu jatuh dengan kuat. Ternyata, Elio yang baru saja sadar kembali pingsan ke tanah karena tekanan darahnya meledak."Kak Elio!" Yuki terkejut dan segera berlutut, lalu memberi obat dan merangsang titik-titik akupunktur Elio dengan panik.Luther melirik Elio, lalu menjentik jarinya dan menusuk jarum perak ke tubuh Elio. Jarum itu mengandung energi sejati misterius yang segera menyebar ke seluruh tubuh Elio dan membuka semua nadi yang tersumbat. Beberapa menit kemudian, Elio akhirnya kembali membuka matanya. Meskipun Elio masih sangat lemah, setidaknya kondisi Elio tidak berbahaya lagi."Nggak disangka, Luther juga seorang dokter yang andal, aku sangat kagum," kata Ozias dengan terkejut. Melukai seseorang dengan jarum terbang bukan hal yang sulit, tetapi bukan hal yang mudah untuk menusukkan jarum ke titik akupunktur dengan tepat untuk menyelama
Kehadiran Sofian membuat suasana yang awalnya tenang segera menjadi ramai dan semua orang terlihat sangat gembira. Menurut mereka, Sofian si Dewa Tombak ini pasti bisa mengalahkan Haruto dengan mudah."Bagus! Kalau kamu turun tangan, aku bisa tenang sekarang!" Melihat Sofian yang berani maju, Karif tersenyum lega.Sebagai seorang pelindung di Organisasi Mondial, Karif tentu saja sangat jelas dengan kemampuan Sofian. Sofian sudah mencapai tingkat semi-master pada usia yang baru 25 tahun dan menjadikannya sebagai genius di seluruh Organisasi Mondial. Hanya orang luar biasa seperti Adam yang bisa menandingi Sofian."Ahli dari Negara Dikara berani membuat keributan di Gunung Narima. Dari sudut pandang apa pun, Organisasi Mondial nggak bisa hanya tinggal diam. Meskipun kemampuanku terbatas, aku juga ingin berjuang demi negara dan membersihkan dunia dari kejahatan," kata Sofian dengan lantang."Bagus sekali. Ada pemuda sepertimu di Organisasi Mondial, bagaimana mungkin sekte kita nggak berke