Home / Pernikahan / Istri Buruk Rupa / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Istri Buruk Rupa: Chapter 81 - Chapter 90

172 Chapters

BAB 81 Misi Penting

Misi PentingDi dalam rumah Hesti, bu Anna terlihat mengamati Hesti dengan pandangan mendalam, penuh arti, lalu dia memeluk Hesti dengan pelukan erat penuh makna.“Bu Hesti,” ucap bu Anna.Hesti terlihat menerima pelukan tulus itu, dia tahu, hati lembut bu Anna tentu tidak mampu menerima keadaan yang seperti dia alami, namun dalam kasus yang berbeda.“Saya tahu bu Hesti adalah wanita kuat, bu Hesti akan mampu menghadapi ini semua, saya yakin,” ucap bu Anna.“Iya bu, semoga saya bisa sekuat bu Anna,” ucap Hesti.Bu Anna terlihat melepaskan pelukannya, dia mengusap air mata yang mengalir dari mata Hesti.“Mata cantik bu Hesti jadi seperti panda, seharusnya bu Hesti tidak perlu menangis seperti ini,” ucap bu Anna.“Bagaimana saya bisa tidak menangis bu, ini sangat menyakitkan,” ucap Hesti.“Kita berdua akan membantu bu Hesti, kita temukan bukti nyata, lalu ambil langkah yang terbaik,” ucap bu RT.“Bagaimana caranya bu RT?” ucap Hesti yang seolah pasrah.“Mas Hanung terus mengelak, dia ti
Read more

BAB 82 Pencarian Dalam Misi Genting

Pencarian Dalam Misi GentingHesti terlihat gugup setelah turun dari mobil bu RT, dia mengelilingi parkiran apartemen Gold Star, apartemen yang tergolong mewah dan memiliki harga jual tinggi.Hesti terus berlari, mencari keberadaan mobil suaminya, dengan sangat teliti mencari, hingga akhirnya dia menemukan mobil suaminya di deretan paling ujung. Seketika Hesti lemas, iya, suaminya berada di apartemen itu. Hesti tidak mampu menahan air matanya, dia menjatuhkan diri, bersimpuh di lantai parkiran mobil.Tangisnya pecah, benar benar tangis yang begitu menyakitkan. Dia terlihat menarik nafas panjang, lalu bangkit, dia hapus air matanya, mengumpulkan kekuatan dan berdiri.“DI mana kamu mas,” ucapnya.Hesti segera masuk ke dalam gedung apartemen, berusaha mencari, walaupun di dalam gedung itu ada puluhan unit. Hesti mendatangi satpam apartemen, dengan gugup menanyakan unit yang ditinggali Tania.“Pak, di unit berapa Tania tinggal?” tanya Hesti gugup.“Si-siap bu?” tanya satpam yang terlihat
Read more

BAB 83 Hari Minggu Yang Pahit

Hari Minggu Yang PahitHesti menyiapkan makanan, menyusunnya di atas meja. Hanung terlihat keluar dari kamar, baru terbangun dari tidurnya.“Dari mana kamu tadi malam mas?” tanya Hesti tanpa melihat ke arah suaminya.“Kamu sudah mau bicara padaku? syukurlah, rumah ini terasa seperti hutan, sangat sepi,” ucap Hanung.“Biasa, ke kedai, kamu mengabaikanku, aku bisa apa,” ucap Hanung. Mendengar hal itu, Hesti menatap wajah Hanung, dengan pandangan tajam, menusuk, benar benar membuat Hanung takut.“Satu minggu lagi Adam ulang tahun yang ke enam, setelah itu Bintang juga akan berusia satu tahun,” ucap Hesti.“Ya, terus?” tanya Hanung.“Apa kamu tidak akan membuat acara?” tanya Hesti.“Uruslah, aku sibuk akhir akhir ini, kamu ibunya, kamu pasti lebih tahu,” ucap Hanung yang kemudian segera berjalan menuju ke kamar mandi.Hesti terlihat menghela nafas panjang, menyembunyikan amarah dan rasa kecewanya.“Kamu sibuk berselingkuh mas, bahkan kamu tidak menyadari kesalahanmu sendiri,” gumam Hesti
Read more

BAB 84 Perasaan Yang Sesungguhnya

Perasaan Yang SesungguhnyaHesti datang ke kantor Evan, kantor yang sedang tutup karena ini adalah hari minggu. Hesti sudah membuat janji dengan Evan, menemuinya di kantor di hari minggu siang. Hesti mengajak kedua anaknya, karena Hanung tidak mau membantunya menjaga salah satu anaknya.Di depan kantor yang tutup, Hesti terlihat menghela nafas panjang.“Aku harus bisa,” ucap Hesti.“Mamah, ini rumah uncle ya?” tanya Adam.“Iya sayang,” jawab Hesti.“Asik, ada Grace?” tanya Adam.“Tidak ada sayang, Grace tidak tinggal di sini,” ucap Hesti dan jawaban itu rupanya membuat Adam kecewa.“Besok Adam bisa bertemu Grace di sekolah,” ucap Hesti.“Iya mamah,” jawab Adam.Hesti menekan bell yang ada di depan pintu, menunggu beberapa saat, lalu terlihat Evan keluar dari gedung kantornya. Evan terlihat memakai kaos putih berkerah, terlihat santai yang dipadukan dengan celana jins warna biru muda.“Hesti, Adam, ayo masuk,” ucap Evan.“Bintang ikut mamah juga ya,” Evan terlihat melempar senyum pada
Read more

BAB 85 Keputusan Penting

Keputusan Penting“Hesti, terimakasih, untuk makanannya yang sangat luar biasa,” ucap Evan yang mendekati Hesti dan kedua anaknya di area bermain mini, tempat yang dibuat Evan untuk anak anak Hesti.“Bukan masalah besar, apa kita sudah bisa bicara?” tanya Hesti.“Tentu saja, ayo kita duduk di sana,” ucap Evan.“Baiklah,” ucap Hesti seraya menggendong Bintang yang sepertinya sudah mengantuk.“Hesti, kamu tidurkan saja Bintang di kamar itu, ada kasur di sana, atau di kantor juga ada tempat tidur, seperti yang kamu lihat beberapa hari lalu,” ucap Evan.“Tidak apa apa?” tanya Hesti.“Tentu saja, kasihan jika tidur di gendongan, pasti kurang nyaman,” ucap Evan.“Baiklah, terima kasih,” ucap Hesti yang kemudian membawa Bintang masuk ke dalam kamar yang biasa digunakan Evan untuk tidur.Hesti menidurkan Bintang, menepuk nepuk tubuhnya supaya Bintang benar benar terlelap dengan nyama.“Anak hebat,” ucap Hesti.Setelah Bintang tidur, Hesti melihat lihat ke sekeliling kama. Cukup luas, nyaman d
Read more

BAB 86 Menyelesaikan Satu Persatu

Menyelesaikan Satu Persatu“Mah, kenapa kita pulang? Adam masih mau main sama uncle,” ucap Adam yang berjalan disebelah Hesti.“Kita pulang dulu ya, adik Bintang sudah lapar, harus makan siang,” ucap Hesti.“Setelah itu boleh ke tempat uncle lagi?” tanya Adam.“Lain kali kita ke sana lagi, ok?” ucap Hesti pada Bintang.Hesti, Adam dan Bintang terlihat berjalan kembali ke rumahnya. Dari jauh terlihat bu RT yang berdiri di depan rumah Hesti. Bu RT melambaikan tangan ke arah Hesti. Melihat itu, Hesti juga melambaikan tangan.“Adam, ada bu RT,” ucap Hesti.“Iya mah, apa ada Cinta juga?” tanya Adam menanyakan keberadaan putri semata wayang bu RT.“Mungkin Cinta sedang bersama papahnya, jadi tidak bisa ikut datang sayang,” ucap Hesti pada putranya.Hesti terlihat berjalan sedikit cepat, menuju ke rumahnya.“Bu RT, sudah lama?” tanya Hesti.“Tidak, saya baru saja datang, saya mau menengok keadaan bu Hesti, saya khawatir,” ucap bu RT.“Saya sudah tidak apa apa bu RT, ayo bu masuk,” ucap Hesti
Read more

BAB 87 Bukti Dari Chat Mesra

Bukti Dari Chat MesraHesti menyiapkan makan pagi, mau tidak mau Hanung harus makan di rumah, karena Hesti sudah tidak lagi membawakannya bekal.“Apa kamu benar benar tidak akan membawakan bekal untukku? wah, itu bisa membuatku berhemat,” ucap Hanung. Mendengar hal itu, Hesti hanya mengulaskan senyum kecut. Dia sudah tahu, ke mana larinya semua bekal bekal yang selama ini dia siapkan untuk suaminya. Bukan Hanung yang menikmati bekal itu, melainkan orang lain.Hesti hanya diam, dia masih sibuk berbenah, apa yang bisa dibenahi, juga menyiapkan bekal untuk Adam.“Din, din,” suara klakson mobil jemputan Adam.“Adam, mobil jemputan sudah datang, ayo salim sama papah,” ucap Hesti.“Iya mah,” jawab Adam yang terlihat segera turun dari kursi meja makan.Adam terlihat meraih tangan Hanung, lalu segera mengambil tas sekolah juga bekal makannya.“Assalamualaikum,” ucap Adam.“Waalaikumsalam,” jawab Hanung. Hesti dan Bintang terlihat mengantar Adam hingga naik ke atas mobil, melambaikan tangan, m
Read more

BAB 88 Setega Itu

Setega ItuHesti membuka ponselnya, tangannya masih bergetar. Hesti memberanikan diri untuk membaca pesan yang ditangkap oleh kameranya.Hesti mulai membaca pesan dari kontak dengan nama My Love.My Love : Selamat malam sayang, aku merindukanmu.Hanung : Sama sayang, aku juga sangat merindukanmu my love.My Love : Cintaku, kekasih hatiku, aku ingin kamu ada di sebelahku, aku tidur sendiri dan itu sangat menyebalkan. Kamu tahu, aku memakai baju tidur baru, sangat sexi.Hanung : Apa aku perlu ke sana?.My Love : Benarkah?.Hanung : Tentu saja.My Love : Aku tunggu.Hanung : Aku meluncur.Hesti membaca pesan antara My Love dengan suaminya, pesan di waktu yang sama, rupanya itu dikirimkan di hari di mana Hanung pergi keluar dengan alasan ke kedai kopi.“Rupanya kamu menemui wanita itu mas, tega sekali kamu mas,” ucap Hesti.Air mata Hesti semakin deras, dia tidak menyangka hubungan suaminya dengan wanita itu sungguh sangat dekat, seperti dua orang yang sedang jatuh cinta, di masa muda, se
Read more

BAB 89 Rumors Panas

Rumors Panas“Bu RT, ini teh chamomile, saya baca VT bu RT katanya bu RT sangat menyukai ini,” ucap Ema seraya menyerahkan segelas teh untuk bu RT. Ema, Angela dan bu RT terlihat duduk di pantry, bersantai setelah makan siang.“Terimakasih bu Ema, saya sangat merasa penuh kasih sayang di tempat ini,” ucap bu RT.“Chamomile tea sangat menenangkan,” lanjut bu RT.“Tentu, kami semua menyayangi bu RT. Walaupun kita baru kenal, tapi rasanya sudah sangat lama kenal,” ucap Angela.“Terimakasih,” ucap bu RT.“Tapi sepertinya ada beberapa yang tidak menyukai kehadiran saya,” ucap bu RT yang seketika merubah ekspresi tersenyumnya menjadi masam penuh kesedihan.“Siapa bu RT?” tanya Angela.“Ah tidak perlu, mungkin hanya perasaan saya saja. Mungkin karena saya terbiasa dengan orang orang yang terus saja tersenyum kepada saya, jadi jika saya melihat wajah masam, saya merasa sedih,” ucap bu RT.“Ah, saya tahu, pasti si Tania,” ucap Ema.“Ah, jangan pikirkan dia bu RT, dia memang begitu,” ucap Angel
Read more

BAB 90 Hanung Kembali Mengelak

Hanung Kembali MengelakPertengkaran demi pertengkaran kembali terjadi. Hesti memperlihatkan bukti chat yang ditemukannya, namun Hanung terus saja mengelak. Dia tidak menerima semua tuduhan, dia tetap bersikukuh, dengan pendiriannya, tidak berselingkuh, tidak melakukan kecurangan.Pertengkaran itu bahkan membuat Adam terbangun dari tidurnya. Hesti segera memeluk Adam, menutup telinga juga matanya.“Baiklah, tenangkan dirimu, aku akan pergi untuk sementara waktu, kamu juga harus merasakan, bagaimana jika tidak ada suami di sisimu,” ucap Hanung yang kemudian masuk ke dalam kamar, mengemasi sebagian pakaiannya ke dalam koper.Hesti mendekap putra pertamanya, sekuat tenaga. Adam yang terbangun dari tidur terlihat masih mengantuk. Anak tak berdosa yang harus berada di dalam situasi yang penuh dosa.“Mah, apa ini solusi yang bisa kamu berikan? Kabur dan pergi,” ucap Hesti dalam hatinya. Dia hanya bisa menangis, menangisi kenapa semua hal buruk ini bisa menimpanya.Hanung keluar dari kamar,
Read more
PREV
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status