Setega ItuHesti membuka ponselnya, tangannya masih bergetar. Hesti memberanikan diri untuk membaca pesan yang ditangkap oleh kameranya.Hesti mulai membaca pesan dari kontak dengan nama My Love.My Love : Selamat malam sayang, aku merindukanmu.Hanung : Sama sayang, aku juga sangat merindukanmu my love.My Love : Cintaku, kekasih hatiku, aku ingin kamu ada di sebelahku, aku tidur sendiri dan itu sangat menyebalkan. Kamu tahu, aku memakai baju tidur baru, sangat sexi.Hanung : Apa aku perlu ke sana?.My Love : Benarkah?.Hanung : Tentu saja.My Love : Aku tunggu.Hanung : Aku meluncur.Hesti membaca pesan antara My Love dengan suaminya, pesan di waktu yang sama, rupanya itu dikirimkan di hari di mana Hanung pergi keluar dengan alasan ke kedai kopi.“Rupanya kamu menemui wanita itu mas, tega sekali kamu mas,” ucap Hesti.Air mata Hesti semakin deras, dia tidak menyangka hubungan suaminya dengan wanita itu sungguh sangat dekat, seperti dua orang yang sedang jatuh cinta, di masa muda, se
Rumors Panas“Bu RT, ini teh chamomile, saya baca VT bu RT katanya bu RT sangat menyukai ini,” ucap Ema seraya menyerahkan segelas teh untuk bu RT. Ema, Angela dan bu RT terlihat duduk di pantry, bersantai setelah makan siang.“Terimakasih bu Ema, saya sangat merasa penuh kasih sayang di tempat ini,” ucap bu RT.“Chamomile tea sangat menenangkan,” lanjut bu RT.“Tentu, kami semua menyayangi bu RT. Walaupun kita baru kenal, tapi rasanya sudah sangat lama kenal,” ucap Angela.“Terimakasih,” ucap bu RT.“Tapi sepertinya ada beberapa yang tidak menyukai kehadiran saya,” ucap bu RT yang seketika merubah ekspresi tersenyumnya menjadi masam penuh kesedihan.“Siapa bu RT?” tanya Angela.“Ah tidak perlu, mungkin hanya perasaan saya saja. Mungkin karena saya terbiasa dengan orang orang yang terus saja tersenyum kepada saya, jadi jika saya melihat wajah masam, saya merasa sedih,” ucap bu RT.“Ah, saya tahu, pasti si Tania,” ucap Ema.“Ah, jangan pikirkan dia bu RT, dia memang begitu,” ucap Angel
Hanung Kembali MengelakPertengkaran demi pertengkaran kembali terjadi. Hesti memperlihatkan bukti chat yang ditemukannya, namun Hanung terus saja mengelak. Dia tidak menerima semua tuduhan, dia tetap bersikukuh, dengan pendiriannya, tidak berselingkuh, tidak melakukan kecurangan.Pertengkaran itu bahkan membuat Adam terbangun dari tidurnya. Hesti segera memeluk Adam, menutup telinga juga matanya.“Baiklah, tenangkan dirimu, aku akan pergi untuk sementara waktu, kamu juga harus merasakan, bagaimana jika tidak ada suami di sisimu,” ucap Hanung yang kemudian masuk ke dalam kamar, mengemasi sebagian pakaiannya ke dalam koper.Hesti mendekap putra pertamanya, sekuat tenaga. Adam yang terbangun dari tidur terlihat masih mengantuk. Anak tak berdosa yang harus berada di dalam situasi yang penuh dosa.“Mah, apa ini solusi yang bisa kamu berikan? Kabur dan pergi,” ucap Hesti dalam hatinya. Dia hanya bisa menangis, menangisi kenapa semua hal buruk ini bisa menimpanya.Hanung keluar dari kamar,
Fakta Mengerikan Tentang Tania Part 1Di kantor Hanung, divisi keuangan, semua orang berkumpul karena ada sesuatu yang sangat penting dan mendesak. Manager Kim terlihat begitu sedih, kecewa dengan segala yang terjadi. Dia membereskan semua barang barangnya, dia harus keluar dari perusahaan karena sesuatu yang tidak dia lakukan.Fitnah yang sangat kejam, korupsi, tidak pernah terlintas di dalam benaknya. Dia mengingat peristiwa kemarin. Ketika direktur Jeff meminta Manager Kim dan juga Bram menemuinya di kantor pribadinya.“Apa ini manager Kim, saya sudah percaya padamu, tapi kamu melakukan ini,” ucap direktur Jeff seraya melempar beberapa berkas di depan manager Kim dan juga Bram.“Ini semua fitnah direktur Jeff, saya tidak pernah melakukannya,” ucap manager Kim membela diri.“Ya, itu hanya alasanmu, nyatanya tim audit menemukan transaksi mencurigakan juga bukti bahwa kamu menerima dana gelap,” ucap direktur Jeff.“Itu tidak mungkin direktur, saya tidak pernah melakukannya,” ucap mana
Fakta Mengerikan Tentang Tania Part 2Bram terlihat menemui orang dari bagian IT.“Herman, kamu sibuk?” tanya Bram pada Herman, staff yang bertugas di bagian IT. Herman terlihat sibuk memprogram sebuah komputer lipat milik salah satu staff kantor.“Hai Bram, tumben menemuiku, ada apa?” tanya Herman.“Kamu sibuk? mau makan siang denganku?” tanya Bram.“Wah, apa sudah tidak ada wanita untuk kamu ajak makan siang bersama?” ucap Herman menggoda.“Ah kamu ini, aku tunggu di kantin, aku akan mentraktirmu,” ucap Bram.“Baiklah, aku akan ke sana lima menit lagi,” ucap Herman.“Aku tunggu,” ucap Bram.“Iya iya, aku selesaikan pekerjaanku dulu,” ucap Herman.Bram terlihat keluar dari ruang kerja Herman, melangkah menuju ke kantin. Di dalam ruangannya Herman terlihat mengulaskan senyum.Lima menit setelah itu, Herman terlihat menghampiri Bram di kantin, duduk di kursi paling pojok.“Aku sudah memesankan ayam panggang dan segelas jus wortel untukmu,” ucap Bram.“Wah kamu perhatian sekali, masih
Fakta Mengerikan Tentang Tania Part 3Tania terlihat mendekat ke arah meja direktur Jeff, lalu duduk di hadapannya.“Selamat siang direktur,” ucap Tania seraya tersenyum.“Mau apa kamu menemuiku?” tanya direktur Jeff.“Wah, apa tidak boleh bawahan menemui atasannya?” tanya Tania.Direktur Jeff terlihat menghela nafas.“Aku mohon jangan ganggu aku, posisiku bisa terancam jika kamu terus begini,” ucap direktur Jeff yang terdengar berbicara santai dengan Tania, seperti dengan orang yang sudah dikenalnya lama dan sangat santai.“Iya iya, aku tidak akan mengganggumu, walaupun aku sangat kecewa dengan keputusan yang kamu ambil. Tapi tenang saja, itu dulu, sekarang aku sudah move on, sudah tidak lagi memikirkanmu, apalagi istrimu yang galak itu,” ucap Tania seraya memainkan kuku juga bibirnya.“Apa yang kamu inginkan? uang?” tanya direktur Jeff yang sepertinya segera ingin mengakhiri pertemuannya dengan Tania.“Tidak, aku masih bekerja dan aku punya cukup uang,” ucap Tania seraya melihat ke
Mission ImpossibleHesti, bu RT dan bu Anna sudah berada di rumah Hesti. Mereka akan menjalankan misi penting. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Adam dan Bintang sudah tidur.Hesti sudah bersiap dengan pakaian pengintaian, jaket besar, masker hitam, hijab yang terjahit jadi satu dengan topi, pakaian hitam, penampilan itu membuatnya terlihat seperti mata mata profesional, ditambah lagi berat badannya sudah turun drastis.Begitu juga dengan bu RT, dia juga menggunakan pakaian serba hitam, dengan masker hitam. Mereka berdua sudah terlihat sangat kompak. Hesti dan bu RT memperlihatkan penampilannya di depan bu Anna.“Tara, bagaimana bu Anna, penampilan yang sempurna bukan,” ucap bu RT.“Ini juga, kami siap,” ucap Hesti yakin.Bu Anna terlihat menghela nafas panjang.“Bu RT, bu Hesti, baru masuk apartemen juga sudah dihentikan satpam setempat, ndak bakal boleh masuk, bisa dikira teroris,” ucap bu Anna.Hesti terlihat menghela nafas panjang.“Benar juga, kenapa harus mencolok sepe
Seperti Dalam DramaHesti berjalan tergesa gesa, menyusul bu RT yang sudah lebih dulu di depannya, berjalan dengan tegap. Mereka menuju ke unit 033 yang ada di lantai empat.Hesti dan bu RT masuk ke dalam lift, mereka menuju ke lantai empat, dalam diam, tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka.Hesti berusaha menguatkan diri, bu RT berusaha memahami, dia yakin, Hesti benar benar dalam tekanan yang luar biasa.Hesti beberapa kali menekan dada, memukulnya pelan, sesak mulai menyerang, nyaris tidak bisa dikendalikan.Bu RT hanya bisa menggenggam tangan itu, dengan erat, menyalurkan kekuatan, berharap Hesti bisa sedikit saja tenang dalam menghadapi situasi yang cukup mengerikan ini.Mereka sampai di lantai empat, Hesti terlihat terhuyung, bu RT menangkap tubuh Hesti.“Bu Hesti harus kuat, jangan jatuh sekarang,” ucap bu RT yang memapah tubuh Hesti berjalan mencari unit 033.Hesti berusaha menguatkan diri, namun dia tetap hanya wanita biasa yang bagaimanapun juga tidak akan pernah sia