Dimas POV, Sebuah pesan whats*pp dari Mbak Astri siang tadi membuatku cukup terkejut hingga sekarang ini. Saking terkejutnya, aku sampai tidak konsentrasi menyelesaikan sisa pekerjaan yang ada. Karenanya, aku beberapa kali mendapat teguran dari rekan sejawat. Memang sudah berkali-kali aku mendengar keluhan Mbak Astri mengenai istriku yang mendekati suaminya. Pada awalnya, aku pun hanya menganggap keluhan itu sebatas angin lalu. Karena bagiku, Tiana tidak akan mungkin menyukai Mas Ruslan. Dan apabila ada hal-hal yang menjurus ke arah hubungan tidak pantas itu, pastilah Mas Ruslan yang memulai. Akan tetapi, hasil screenshot pesan dari Tiana pada Mbak Astri yang dikirim padaku membuatku sungguh tidak bisa berkata-kata. Aku yang biasanya tidak merokok pun, akhirnya memilih sebatang lintingan tembakau itu untuk mengalihkan pikiran. "Nggak pulang, Bro?" tanya Anton yang melihatku sedang merokok di bawah pohon mangga depan kantor. "Tumben b
Read more