Semua Bab Membawa Lari Anak Kembar CEO: Bab 151 - Bab 160

362 Bab

Bab 151 - Gara-gara Handuk Kimono

Menghindari Alex?Hm ... rasanya Lara tak akan bisa lakukan itu. Niat Lara adalah menghindar dari Alex atas tanyanya yang berkaitan dengan yang manakah yang akan Lara pilih. Apakah itu yang atas, yang bawah, ataukah yang tengah.Tapi katakan bagaimana caranya dia lakukan itu jika—“Jangan berpaling, Lara-ku yang manis!”Jari Alex menahan dagu Lara agar dia tidak menghindari tatapannya.“Lihat di sini! Jest ada di sini, tidak di manapun.”Alex tersenyum di hadapan Lara yang kedua pipinya memerah. “Kamu memilih yang mana ini? Hm?”Matanya masih mengamati Lara dengan tatapannya yang seduktif.“Apa sih? Aku tidak memilih yang manapun.”“Kalau begitu biar aku saja yang tentukan karena kamu bingung memilih yang mana, ‘kan?” tanya Alex dengan menurunkan handuk kimono yang ada di bagian atas tubuhnya.Mempertontonkan bagaimana lebar bahunya yang Lara sangat suka saat Alex dalam mode seduktif seperti ini.Lara melihat matanya yang sudah dipenuhi oleh kabut hasrat yang memenuhi setiap sisi, ta
Baca selengkapnya

Bab 152 - Jatuh Wibawa

***...Jika kemarin Lara dan juga Alex menghabiskan waktu di kamar hotel dengan panas, tetapi hari ini Alex memang benar-benar harus kepanasan.Dia ada di halaman JS Group, keluar dari mobilnya dan saat itu rasanya matahari sampai di ubun-ubunnya. Sengatannya yang diserap oleh jas hitam yang dia kenakan menusuk kulitnya sehingga dia harus berlari untuk memasuki lobi.Dia dan Ibra baru saja datang dari bertemu dengan rekan bisnisnya di luar, sebelum nanti malam adalah perayaan ulang tahun anak kembarnya Neo dan juga Shenina yang ke lima.“PAK ALEX!”Mengabaikan panggilan Ibra yang menyusul di belakangnya dan mereka hampir bertabrakan setelah Alex memasuki lobi.“Apa, Ibra?” tanyanya sembari memutar tubuhnya. Gerakan tiba-tibanya itulah yang membuat Ibra terkejut dan mereka hampir bertabrakan kening tetapi untungnya tidak jadi.“Pak Alex kenapa lari sih! Aku kaget loh aku kira ada apa!”“Kamu yang kagetan! Jangan gampang kaget loh jadi orang!”“Coba saja Pak Alex jadi aku! Pak Alex j
Baca selengkapnya

Bab 153 - Menuju Pesta

....Lara memastikan tampilannya malam ini. Apakah dia sudah terlihat cantik, ataukah belum. Dia hanya ingin tampil cantik di acara ulang tahun anak kembarnya, Neo dan Shenina.Lara sibuk memastikannya, memutar tubuhnya, melihat bagian punggung dan juga rambut panjangnya yang jatuh di atas pinggul.Memeriksa apakah make up yang dia aplikasikan sendiri ini terlalu menor ataukah sudah pas."Semoga ini tidak berlebihan karena aku menolak Alex yang bilang akan kasih make up artist buatku."Lara membuang napasnya dengan gugup. Ini pesta pertamaanya dengan keluarganya setelah cukup lama Lara tidak ikut atau mengadakan pesta. Yang terakhir kali itu adalah di makan malam tertutup yang dia gelar bersama dengan keluarganya saja, dulu setelah dia memperbarui nikah dengan Alex."Alex?"Lara terkejut karena saat dia menoleh ke belakang, dia melihat Alex yang sudah berdiri di dekat pintu walk in closet, mengamatinya dengan tidak mengatakan apapun."Kamu di sana dari tadi?" tanya Lara saat dia berj
Baca selengkapnya

Bab 154 - Twin's Birthday

Meninggalkan berbagai persoalan dan juga drama yang ada di rumah. Dimulai dengan Neo yang alih-alih memuji Alex dengan pakaian couple ayah dan anak mereka yang berwarna putih dengan menamai mereka sebagai keluarga burung merpati, atau Alex yang sepanjang jalan menggerutu pada Lara bahwa sekali saja dia ingin mendapatkan pujian seperti Shenina memujinya.Akhirnya ....Keluarga mereka tiba di The Hemera Hotel. Hotel milik JS Group yang salah satu ballroom-nya digunakan sebagai tempat ulang tahun si kembar Neo dan Shenina yang genap ke lima.Mereka disambut oleh Staf saat tiba di hotel. Lalu dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang nantinya akan terhubung ke tempat pesta.Lara menyaksikan antusiasnya Neo dan Shenina. Ini adalah pesta pertama mereka yang dirayakan dengan sangat megah. Atas izin Alex, keinginan mereka yang dikabulkan tanpa banyak 'ba bi bu' sehingga mereka berempat ada di dalam sini dengan keadaan hati yang bahagia.Samar-samar Lara mendengar pembawa acara yang ada di ba
Baca selengkapnya

Bab 155 - Perbedaan Hadiah Darimu Dan Hadiah Dariku

Saat mikrofon berpindah ke tangan kecil Shenina, tidak banyak yang disampaikan oleh anak gadisnya itu.Dia hanya menyampaikan,“Shen sayang Mama dan Papa. Ayo kita bersama-sama untuk waktu yang lama.”Syukurnya, Shenina hanya mengatakan itu, jika tidak, Lara tidak bisa bayangkan sederas apa air matanya karena setelah mendengar Neo saja hatinya seperti diremas dan dirundung nestapa.Sedikit banyak, anak-anaknya telah melihat Lara yang dulu kerap kali menangis.Yang membuat Lara merasa bersalah karena dulu dia banyak mengeluh dan mengadu pada Tuhan tentang bagaimana cemasnya dia terhadap masa depan. Jika tahu itu akan melukai anak-anaknya seperti ini, mungkin Lara akan mencari tempat untuk mengadu yang lebih rahasia agar mereka tak perlu melihatnya.Jika Lara merasa bersalah, Alex diremukkan berulang kali.Mendengar Neo, mendengar Shenina, siapa yang tidak akan hancur hatinya.Bayangkan saja ... anak yang tak dia ketahui dilahirkan dari rahim seorang wanita yang dia benci itu mengatakan
Baca selengkapnya

Bab 156 - Kue Ulang Tahun Yang Aku Hutang Di Toko Bakery

Ini tentang ingatan Lara yang hari itu masih dibelenggu oleh banyak duka dan lara. Kembali pada hari di mana dia harus merayakan ulang tahun anaknya yang pertama, yang ke satu. Untuk Neo dan Shenina yang menunggunya pulang ke rumah pada sore hari.....Lara baru saja keluar dari apotek milik keluarga Karel saat jam menunjukkan pada pukul tiga sore lewat beberapa menit yang dingin.Dia menatap langit dari ujung barat yang tampak mengelung mendung kelam. Akan ada hujan dalam waktu kurang dari setengah jam. Jika dugaannya benar, wilayah ini hingga nanti sampai dia tiba di rumah akan diguyur oleh hujan.Tapi Lara tidak ingin itu terjadi. Lara ingin Tuhan menunda hujan agar tak turun sekarang sebab ada yang ingin dia lakukan.“Lara.”Panggilan sebuah suara laki-laki membuat Lara yang berjalan di atas jalur pedestrian berhenti.Dia menoleh ke belakang dan menjumpai Karel yang berlari kecil setelah keluar dari mobilnya yang dia parkir di dekat apotek.“Dokter Karel. Mampir ke sini?”“Iya. Ka
Baca selengkapnya

Bab 157 - Untuk Ulang Tahun Neo Dan Shenina

Kemudian dengan bergegas, Lara membawa kuenya pergi dari Dessert Bar milik Adam. Setelah membayar degan uang yang dia miliki, dia berlari dengan hati yang buncah oleh berbagai macam perasaan. Senang, dan terharu.Benar-benar masih ada orang yang baik di dunia ini.Meski gerimis tak begitu baik karena jatuh dan mengejek kepulangan Lara, Lara sampai di rumah pada akhirnya.Dia menutup pintu dengan sedikit kasar. Dia tidak ingin melihat hujan.Dia benci dengan hujan.Napasnya memburu saat dia menghadap pada pintu yang tertutup di rumah kontrakan yang tak jauh dari apotek.Dia menata napasnya, menata hatinya, tersenyum. Dia harus tersenyum di depan Neo dan Shenina yang menunggunya pulang.Melewati ruang tamu kecil setelah memutar tubuhnya, Lara—saat itu—berpikir jika ada baiknya mungkin dia memiliki rumah sendiri yang akan dia cicil dalam sistem KPR?Nanti, akan dia rencanakan ulang. Tapi sekarang saatnya dia harus menemui buah hatinya yang paling dia sayang.Lara sudah mendengar celote
Baca selengkapnya

Bab 158 - Sebisaku, Dalam Keterbatasan

Remuk, hanya kata itu yang mungkin bisa menggambarkan seperti apa perasaan Alex dengan hanya mendengar cerita Lara.Dia berlutut dan tertunduk semakin dalam di depan Lara. Kedua tangannya terkepal, meremas jemarinya sendiri, di atas lututnya yang terasa kebas dan kesemutan.Matanya perih. Kenyataan menamparnya sekali lagi dengan fakta kejam, bahwa dirinyalah yang kejam.Dia tidak menduga jika satu hal yang dia lakukan sore itu, mengusir Lara pergi dari rumah adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal. Hal yang membuatnya dirundung sesal kemudian sepanjang sisa hidupnya.“Maaf, Lara ....” sesalnya sekali lagi.Suaranya terdengar parau. Lebih parau dari suara burung gagak yang barangkali bertengger di pohon tabebuya yag ada di luar rumah mereka.Tapi tahu apa yang dilakukan oleh Lara?Dia meraih kedua bahu Alex, mengusapnya dengan lembut.Jari telunjuknya menyentuh dagunya agar dia tak selamanya tertunduk.Suara lembutnya membisikkan,“Sudahlah ... sudah terjadi sangat lama, ‘kan? Yang
Baca selengkapnya

Bab 159 - Saat Diri Mulai Terbuai

Lara melihat mata terpejam Alex. Seperti dugaannya, dia selalu menjatuhkan bibirnya untuk menyapa bibir Lara dengan tidak berdaya setelah mengakui semua yang dia lakukan di masa lalu itu adalah sebuah kesalahan besar.Lara merasakan lembut dan manisnya bibir Alex yang memagutnya secara perlahan. Tangannya yang besar merengkuh pinggang Lara, membawanya mengambil langkah mundur ke belakang. Menjaga keseimbangan agar Lara tidak terjatuh, karena Alex yang akan menjatuhkannya di sini, di atas ranjang hangat milik mereka berdua.Alex memeluknya semakin erat saat mereka tenggelam di dalam gemuruh suara batin yang perlahan menerima. Ini adalah takdir mereka.Saat Alex melepas Lara, tatap mereka bertemu di udara. Dalam sayu, Lara menyaksikan telunjuk Alex yang menyentuh pipinya.“Cantik sekali.”“Itu rayuan, ‘kan?”“Iya. Rayuan.”“Aslinya? Aku tidak cantik?”“Tidak cantik tapi saaaangat cantik. Tapi tidak boleh cantik di mata orang lain karena cantik ini hanya miliknya Alex.”“Kamu tahu?”“Ap
Baca selengkapnya

Bab 160 - Antara Vampir Dan Drakula

***Segar sekali rasanya setelah mandi keramas.Pagi ini, Alex turun dari kamarnya dengan rambut yang masih setengah basah. Dia tersenyum sepanjang keluar dari kamar, sepanjang anak tangga, bersenandung tanpa henti meski itu hanya sebatas ‘hmm ... hmmm ....’ yang tak ada artinya.Apa ada yang bertanya kenapa dia mandi keramas?Ah ... itu karena Alex dan Lara baru saja melakukan hal yang menyenangkan tadi malam.Kok bisa? Di mana?Di dalam kamar mandi. Lewat tengah malam setelah anak-anak tenggelam di dalam lelap, Alex dan Lara tenggelam di dalam rasa nikmat.Pokoknya, ini hanya masalah pintar-pintar mengatur waktu, strategi, posisi. Jika ketiganya sudah bisa diatasi, kenikmatan akan singgah di dalam hati. Nikmat raga nikmat batin.Maka dari itu pagi ini wajahnya cerah, tidak ada cerita ditekuk-tekuk seperti kertas origami.Dia tiba di ujung anak tangga dan mencium bau wangi roti yang sepertinya baru saja keluar dari oven.Siapa lagi yang membuatnya jika bukan malaikat tanpa sayap mili
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
37
DMCA.com Protection Status