Share

Bab 158 - Sebisaku, Dalam Keterbatasan

Remuk, hanya kata itu yang mungkin bisa menggambarkan seperti apa perasaan Alex dengan hanya mendengar cerita Lara.

Dia berlutut dan tertunduk semakin dalam di depan Lara. Kedua tangannya terkepal, meremas jemarinya sendiri, di atas lututnya yang terasa kebas dan kesemutan.

Matanya perih.

Kenyataan menamparnya sekali lagi dengan fakta kejam, bahwa dirinyalah yang kejam.

Dia tidak menduga jika satu hal yang dia lakukan sore itu, mengusir Lara pergi dari rumah adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal. Hal yang membuatnya dirundung sesal kemudian sepanjang sisa hidupnya.

“Maaf, Lara ....” sesalnya sekali lagi.

Suaranya terdengar parau. Lebih parau dari suara burung gagak yang barangkali bertengger di pohon tabebuya yag ada di luar rumah mereka.

Tapi tahu apa yang dilakukan oleh Lara?

Dia meraih kedua bahu Alex, mengusapnya dengan lembut.

Jari telunjuknya menyentuh dagunya agar dia tak selamanya tertunduk.

Suara lembutnya membisikkan,

“Sudahlah ... sudah terjadi sangat lama, ‘kan? Yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status