"Ini harus segera di operasi!" Jawab dokter kandungan yang sedang memeriksa Tari. Begitu melihat raut wajah dokter yang terlihat panik, Akupun ikutan panik, hanya bisa berdoa agar kami berdua selamat. Semua ku pasrahkan kepada Tuhan yang memiliki diri ini, ibu dan Sherly dengan setia menemaniku, mereka tidak sekalipun meninggalkan aku. Berbeda dengan kelahiran kedua anakku sebelumnya yang ditemani oleh Mas Rendra, sekarang dia tidak ada di sini. "Selamat ya Ibu, anaknya cowo, sehat dan tampan." Ucap dokter yang memperlihatkan bayiku saat baru keluar dari perut. Karena masih terlalu lemah, antara sadar dan tidak karena masih dalam pengaruh obat bius, aku hanya menganggukkan kepala, lalu tertidur. "Kaka istirahatlah dahulu, sudah cukup geraknya, nanti lagi." Protes Sherly padaku yang masih melihatku tidak mau diam. "Kalau banyak gerak bisa cepet pulih, Sher. Biar kita bisa cepat pulang." Begitu aku sadar pasca operasi, suster menyarankan aku untuk segera belajar memiringkan badan
Baca selengkapnya