Home / Rumah Tangga / Miskin itu Memalukan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Miskin itu Memalukan: Chapter 21 - Chapter 30

62 Chapters

Salah mengerti

Miskin itu memalukan 21Bertanya pada SivaMelihatku yang tak dapat mengendalikan emosi membuat suamiku khawatir. Dengan segera Ruly berpamitan pada mama dan sedikit memaksaku pulang.“Pulang dulu, Ma,” kata Ruly. Aku pun berpamitan dan segera keluar dari rumah mama. Rasa kesal masih menggumpal si hatiku. Wajahku merengut sepanjang jalan gang. “Mbak Ufiii!” Seorang anak kecil berseragam atasan kotak-kotak merah dan rok panjang berwarna merah berlari dari mulut gang dan dengan cepat memeluk pinggangku. “Siva, hati-hati, sekarang perut mbak ada adiknya,” kataku tersenyum. Siva tertawa senang. Aku membetulkan kerudung di kepalanya yang sedikit melenceng, membuat poni rambut adikku kelihatan. “Baru pulang?” Tanya Ruly melihat Siva. Gadis bermata bulat itu mengangguk. Aku membuka tas dan mengambil uang seratus ribu untuk kuberikan pada Siva. Bocah itu tersenyum lebar melihat uang. Persis seperti mama, girang banget kalau lihat uang merah. “Ini buat ditabung, ya?” Menunjukkan uang di
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Kasih Ibu Sepanjang Hayat

Miskin itu Memalukan 22Doa mama tak pernah putus Sebenarnya aku ingin berterus terang kalau akan membawa mama dan adikku tinggal bersama tapi, lidahku tak sampai. Bagaimana mungkin, mamaku dan adikku jadi satu dengan Mertuaku? Dikata keluargaku benalu nanti. Situasinya tidak mengizinkan aku untuk membahas, lebih baik aku diam. Melirik suamiku yang kicep, aku jadi kasihan. Tidak seharusnya aku mendorongnya dalam situasi yang sulit seperti ini. “Tidak apa kalau tidak boleh, Ma … Ruly akan tinggal di sini, selamanya menjaga mama dan papa,” ucap Ruly akhirnya. Mama dan Papa mengangguk. Aku baru berani mengangkat wajah untuk melihat. Syukur deh, Ruly tidak menyinggung tentang permintaanku membawa Mama dan Siva tinggal bersamaku. Malu-maluin, ide bo-doh ternyata. “Coba bayangkan, kalau tiba-tiba kamu dan Ufi keluar dari rumah ini. Apa kata para tetangga dan saudara? Disangka mama tidak bisa atau jahat sama menantu. Apa mama ini mertua jahat, Ufi?” Tanya mama dengan suara pelan. “Nggak,
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Malaikat Kecilku

Miskin itu Memalukan 23Malaikat kecilku pergi Tidak terdengar tangis bayi saat dokter mengangkat orok dari rahimku. Aku berusaha melihat walau dengan sedikit puyeng. Bayiku berwarna kuning atau mataku yang berkunang-kunang, ya? Atau mungkin kalau operasi cesar begitu, bayinya nggak nangis. Aku tidak tahu. Terlihat dokter melakukan suatu tindakan pada anakku tapi, tak terdengar tangis juga. Seorang perawat membawanya ke ruangan lain sedangkan dokter dan perawat yang lain dengan cepat menangani aku. Mereka mengeluarkan plasenta dan menjahit luka di perutku mungkin, karena aku sendiri juga tidak dapat melihatnya. Sampai pagi aku tidak dapat melihat anakku. Ruly, mama, papa dan beberapa saudara yang menunggu nampak sibuk. Keadaanku belum memungkinkan untuk bergerak leluasa. Lukanya belum kering dan juga aku merasa takut kalau banyak bergerak nanti jahitannya lepas dan perutku sobek. “Mas, apa anak kita baik-baik saja?” Tanyaku pada Ruly yang berdiridi samping tempat tidur. “Sedang d
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Mamaku Pelakor?

Miskin itu memalukan 24Mamaku Pelakor?“Mana mungkin, tante, mamaku tidak seperti itu. Emang tante tahu apa?” Tanyaku setengah berbisik, takut disangka ngajak ribut dan mengundang perhatian orang rumah. Biarpun aku suka jengkel dengan mama, aku terhina juga jika mamaku yang udah miskin masih dituduh pelakor. “Saya membaca chat dari ponsel papamu, mamamu sering berbalas chat dengannya.” “Aduh, tante, begitu saja sudah curiga. Dibaca baik-baik dong chatnya, apakah ada yang menjurus ke perselingkuhan? Jangan asal nuduh lho,” kataku. Mama Nina, atau aku panggil tante saja lah, terdiam dengan wajah menahan kesal. “Tante jadi ke kamar mandi, nggak?” Tanyaku ketus, setelah melihatnya hanya mematung. “OK, Ufi, kalau kamu tidak percaya, tante akan cari lagi buktinya. Mamamu itu kegatalan sama suamiku!”Wajahku panas mendengar omongan tante Nina yang semakin menghina mama gatal. Dia ini kan lebih muda sari mama ngapain cemburu buta?“Betul tante, nuduh itu harus disertai bukti. Silakan tan
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Penampilan baru Mama

Miskin itu Memalukan 25Penampilan baru MamaKalau lagi sendiri begini aku suka sedih teringat malaikat kecilku yang telah pergi. Seharusnya aku sudah menggendong bayi saat ini … tapi, sudahlah aku tak mungkin dapat melawan kehendakNya. Semua yang dititahkan Tuhan adalah yang terbaik. Mungkin aku sebagai manusia tidak dapat melihat apa maksud di balik ini semua tapi, entah lah mungkin nanti ada hikmah tersendiri yang akan aku tuai. Pakaian dan perlengkapan bayi yang sudah aku beli urung digunakan. Aku memberikan semuanya untuk beberapa saudara dan tetangga yang kebetulan memiliki bayi agar bermanfaat. Aku tidak menyimpan satu pun yang hanya akan menggugah kepiluan hatiku. “Ayo.” Ruly yang sudah rapi mengajakku turun. Karena bukan orang kantoran suamiku memakai baju casual saja. Seringnya ya celana jeans sama kaos kadang kemeja lengan pendek. Kalau aku lebih suka memakai kaos dan bawahan rok panjang model mekar atau susun renda. Tidak seperti dulu yang harus formal mengenakan seragam
last updateLast Updated : 2023-07-13
Read more

Mamaku dibully

Miskin itu Memalukan 26Imitasi Tin!Mas Budi menyalakan klakson mobil. Aku melihat ke luar, ternyata sudah sampai di depan toko. Menyudahi omongan akupun mengajak mama turun. “Ke sini dulu, ya, Ma, nanti pulang bareng aku. Dijemput Ruly jam 4.” Bersama mama aku masuk ke toko yang dipenuhi barang dagangan. Mama mengikutiku dari belakang dengan kepala berputar melihat isi toko. “Aku pesankan gofood aja buat makan siang ya, mama mau makan apa?” Tanyaku sambil menaruh tas di meja. “Mama lapar, nasi padang boleh, deh.”“OK, aku pesenin.”Mbak Wuri menghampiri dan menunjukkan nota pembelian yang dia buat selama aku nggak ada tadi.“Makasih, ya, mbak. Oh ya, kenalin ini mama aku,” kataku sambil menunjuk mama yang berdiri tak jauh dariku. “Pas itu sudah lihat, waktu mantenan,” kata mbak Wuri menyalami mama. “Wah, saya yang lupa.” Mama menyambut uluran tangan mbak wuri sambil mengulas senyum. “Tokomu besar juga, ya, Fi,” kata mama setelah mbak Ufi pergi. “Iya, alhamdulillah, Ma,”“Mam
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

Kerasukan apa?

Miskin itu Memalukan 27Kerasukan apa?“Terima kasih, Bu.”Mama menarik nafas sebentar kemudian menegakkan kepala menatap satu-persatu yang duduk di sekelilingnya, terutama Tante Nunik dan Tante Nita. Kedua perempuan julid itu diam dengan wajah malu bercampur kesal. “Sekarang kita mau ke mana, mbak Rosi?” Tanya mamaku. Ibu mertuaku tersenyum manis, “kita pulang saja,” ujarnya. Tak menunggu lama akupun berdiri dan bersiap pergi pun dengan mamaku. “Kalian kalau mau meneruskan acara sana,” kata mama Rosi pada tenan-temannya, “aku sudah nggak mood.” Mertuaku lalu berjalan meninggalkan restoran. Aku dan mama mengekor di belakang.Di mobil aku, mama dan mama mertua saling diam. Mungkin mama Rosi nggak enak hati dengan mamaku, secara tadi terjadi pembullyan di oleh teman-teman gengnya. Mamaku terlihat menerawang jauh. Aku berusaha menyelami perasaannya, bagaimana rasanya jika dihina di depan besannya. Lagian ngapain mama pakai emas imitasi, emas KW. “Jeng Fatma, nanti uang yang buat bayar
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

Isi Hati Mama

Miskin itu Memalukan 28Isi Hati Mama“Fatma, kamu itu kok membentak anakmu Ufi? Sadar nggak to, kamu ini? Seharusnya kamu bersyukur punya anak Ufi yang nggak merepotkan kamu, nikah modal sendiri, kerja cari sendiri. Kamu itu bisanya cuma minta uang tok. Ibu macam apa kamu itu?” Sentak Budhe sengit setelah melihat mama berteriak padaku. “Iya, Mbakyu, aku ini memang ibu tak berguna, ibu miskin, memalukan, nggak pernah punya uang, selalu menyusahkan!” Mama terlihat sangat emosional. Dadanya sampai naik turun dan terisak-isak. Aku dan Budhe menatap tak berkedip. “Kalau aku punya uang, nggak usah diminta aku akan membiayai pernikahan Ufi, aku akan menyekolahkan Ufi sampai kuliah! Huhuhu,” mama semakin tersedu-sedu. Aku dan Budhe diam mendengarkan semua ocehan isi hati yang keluar dari bibir mama. “Apa aku ingin miskin, mbak? Apa aku ingin hidup susah? Enggak, mbak!” Mama menarik nafas hingga terdengar suara hiks, hiks dari hidungnya. Aku menelan ludah, kasihan juga sama mama sampai beg
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

PoV Author/Dituduh Selingkuh

Miskin itu Memalukan 29PoV - AuthorSelingkuh“Aku pergi dulu.”Sandy berpamitan pada istrinya Nina untuk perjalanan bisnis katanya. Nina mengangguk dengan senyum tipis menghiasi bibirnya. Mata perempuan itu menatap hingga mobil yang ditumpangi suaminya menghilang.Nina menaruh curiga pada Sandy, suaminya sendiri. Belakangan ini Sandy mendadak sering melakukan perjalanan ke kota Semarang. Hal yang dulu jarang bahkan tidak pernah dilakukannya. Wajar dong kalau sebagai istri Nina cemburu, karena setelah menghadiri pernikahan Ufi anak perempuan Sandy, Nina jadi tahu kalau mantan istri Sandy tinggal di ibukota Jawa tegah itu. Setelah memastikan Sandy tidak balik lagi, Nina mengeluarkan ponsel. Dengan wajah serius dua mengusap layarnya.“Ikuti dia dan jangan sampai ketahuan!” Hanya satu kalimat tapi, penuh kesan mendalam. Nina menggenggam ponsel, matanya menatap jauh dengan rasa dendam yang menumpuk. Nina merasa sedang dikhianati. “Aku akan membuktikan bahwa dugaanku benar, Mas!” Bibi
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

Menolak Bercerai

Miskin itu Memalukan 30Menolak bercerai“Apa? Mamaku digerebek?” Aku nyaris berteriak dan seketika berdiri. Tanganku pun spontan menutup mulut yang menganga. Benar-benar kaget dengan berita yang disampaikan oleh Tante Linda tetangga mama. “Ba_bagaimana ceritanya Tante?” Tanyaku dengan dada yang berdebar kencang. Mamaku digerebek sama Om Arif karena ketahuan selingkuh? Ya, Allah, benarkah itu? Lunglai semua persendianku rasanya. “Mamamu digerebek sama laki-laki bernama Sandy di sebuah hotel!” Tante Linda berbicara tergesa-gesa saking semangatnya bercerita. Sandy? Itu kan papa? Apa maksudnya …. Astaga! Jangan-Jangan benar omongan tante Nina kalau mama dan papa ada apa-apa. Mataku melebar sempurna. Nafasku pun mendadak cepat dan rasanya susah mau menelan ludah. Perlahan aku menjatuhkan bobot di tepi tempat tidur, kepalaku mendadak pening. “Halo, Ufi, kamu masih di situ?” Kembali suara teriakan tante Linda nyerocos dari ponsel yang menempel di telingaku. “Ma_masih, tante ….” Lirih
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status