Home / Pernikahan / TAMU ITU TERNYATA MADUKU / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of TAMU ITU TERNYATA MADUKU: Chapter 1 - Chapter 10

100 Chapters

Bab 01. Kedatangan Tamu Asing

"Assalamu'alaikum." "Wa'alaikum salam. Maaf, cari siapa ya Mbak?" tanya ku ketika seorang wanita mengucapkan salam."Mas Azzam-nya Ada?" tanyanya. Aku tertegun sesaat lamanya. Ku perhatikan wanita yang kini berdiri di hadapan ku."Heh! Ada tamu bukannya disuruh masuk malah bengong ajah!" tegur Mama mertuaku cukup mengejutkan."Eh? Iya, maaf, Mah. Mari silahkan masuk, Mbak!" sambutku meskipun hati diliputi sejuta pertanyaan yang memantik rasa penasaranku. Aku menebak jika itu saudara jauh dari keluarga Mas Azzam suamiku. Karena Aku sendiri tak memiliki saudara kandung atau saudara yang cukup dekat apa lagi mau mencari jauh-jauh untuk mendatangi yang berbeda kabupaten."Kayla, buatkan minum saja sana! dari pada bengong kaya gitu," omel Mama. Wanita itu itu menyambut tamu dan mengajaknya masau lalu duduk di kursi ruang tamu."Baik, Mah!" Aku pun berjalan menuju dapur berniat untuk membuatkan minuman untuk tamu sesuai perintah nyonya ratu.Ketika aku masih sibuk di dapur. Terdengar Ma
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 02. Kabar Buruk

Jantungku seolah ingin lepas dari tempat. Mulut tanpa sadar sudah ternganga lebar. Tak percaya apa yang baru saja aku dengar. Laksana petir menyambar di siang hari. Kabar yang benar-benar mengejutkan membuatku merasa miris sendiri akan nasib yang aku alami. Satu atap dengan keluarga toxic membuat hidupku seakan tak berati. Ingin rasanya aku menjerit, menagis dan berteriak sekuat tenaga. Menumpahkan kekecewaan dan kekesalahan akan kenyataan yang harus aku terima. Ketika kesetiaan berbalas pengkhianatan sedemikan rupa. Saat awal menikah, sudah kedatangan tamu yang entah siapa. Masih bisa aku bersabar dan bertahan. Segala hinaan dari Mama mertua sudah biasa aku terima hari-harinya. Ketika Daffa baru berusia tujuh bulan lahir. Aku ditinggal Mas Azzam merantau ke Palembang. Satu tahun setengah tanpa ada kabar dan berita. Aku tanya semua teman-teman Mas Azzam yang pergi bersama. Mereka semua sudah bisa pulang di hari raya. Tetapi, Mas Azzam sendiri tidak pulang tidak juga berkiriman uang
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 03. Menemukan Alat Pengaman

Plak! plak! Dua kali Mas Azzam menampar wajahku. Selama ini, Mas Azzam jika marah hanya sekedar membentak. Tetapi, kali ini. Dia sudah berani main fisik. Oke, suamiku ini sudah menabuh gendrang perang. "Maksud kamu apa? menemukan alat pengaman." Tanya Mas Azzam terlihat panik. "Aku menemukan ko**om di saku celana kamu," dengan tegas aku menjawab. Si gundik pun berlari keluar. Setelah aku berkata demikian. Sungguh, sepertinya banyak sekali rahasia yang Mas Azzam sembunyikan. "Kayla ... puas kau?" teriak Mas Azzam murka. Aku hanya menyunggingkan senyuman penuh dengan kebencian seraya memegangi pipi yang terasa panas karena tamparan kuat Mas Azzam. Aku melangkahkan kaki masuk kedalam kamar. Untuk melihat Daffa yang tadi sempat terlihat tidur di lantai karena kelehan bermain sendirian. Cukup lama aku terdiam di kamar. Aku memandangi wajah tampan bocah itu. Wajah yang sangat mirip sekali dengan Mas Azzam. Menjalani biduk rumah tangga dengan Mas Azzam rasanya banyak sekali cobaan. Ad
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 04. Kita Akhiri Saja

Aku memilih diam saja sembari terus melangkah menuju kamar. Mendengar ucapan Mas Azzam, aku sudah tak ingin perduli apapun kata dia. Yang katanya tak akan melepaskan aku. Mungkin dia belum puas sebelum melihat hidupku benar-benar hancur lebur. "Kay ... buatkan Mas kopi!" pinta dia dengan santainya. Seolah tak terjadi apa-apa di antara kami. Meskipun hati tak mau. Terpaksa aku melakukan tugas sebagai istri. Aku buatkan kopi pesanan mafia kelamin sebelum membuat hati semakin sakit dengan segala hinaan dan siksaannya. Setelah selesai membuat kopi. Aku lekas membawa ke kamar. Karena Mas Azzam masih di dalam menemani Daffa yang masih terlelap dalam tidur siang. Padahal hari sudah semakin sore. Aku lirik jam sudah menujuk di angka 15.15menit WIB. "Kay, Mau mandi? Mandi bareng Mas yuk!" ajak Mas Azzam ketika melihatku mengambil handuk dan membawa baju ganti. Aku bergegas keluar kamar dan menuju kamar mandi yang terletak di samping dapur tanpa mau menjawab pertanyaan Mas Azzam. Tetapi ..
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 05. Keterpaksaan

"Keylaaa ... !!! Dari tadi brisik terus. Ada apa sih?" sentak Mama. Kepalanya menyembul dibalik pintu kamarku. Aku hanya melirik sinis pada Mama. Hatiku sudah benar-benar sakit sekali. Aku raih Daffa dan kugendong keluar kamar melewati Mama yang masih berdiri dekat kamarku dengan sorot mata kebenciannya. Sedangkan Mas Azzam entah sudah kabur kemana. "Cucu, Bun," pinta Daffa menunjuk kotak susu yang biasa aku taruh di atas meja kecil samping rak piring. Segera saja kubuatkan susu agar tangisnya mereda. Memar dikeningnya membiru. Aku lekas mengambil es batu yang kebetulan tak di gembok untuk meredakan nyerinya setelah selesai membuat susu. "Maafin Bunda ya Nak!" ucapku seraya menggosok-gosokkan es batu ke luka memarnya meskipun Daffa merintih kesakitan.Setelah tangis Daffa mereda. Aku kembali masuk ke dalam kamar dan menidurkan Daffa yang tertidur lagi dalam dekapanku. Aku raih koper yang ada di atas almari. Kemudian, aku membereskan baju-baju milik aku dan Daffa lalu aku masukan k
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 06. Selembar Kertas

Tubuhku seolah membeku mendengar apa kata Teh Nani barusan. Mas Azzam telah membawa pergi Daffa ke rumah istri muda.Aku bingung harus berbuat apa? Tega-teganya Mas Azzam akan memisahkan ibu dengan anaknya. Mending kalau ibu tirinya baik. "Kay, Kamu coba kejar saja! Siapa tahu belum jauh." Kata Teh Nani memberi saran.Tetapi karena waktu salat telah tiba dan segera akan di mulai untuk berjama'ah. Terpaksa aku mengurungkan niat untuk mengejar mereka yang hendak kabur membawa Daffa.Seteleh selesai melakukan kewajiban sebagai muslim. Lekas aku keluar dari musholah dan berlari ke jalan raya. Tetapi naas, di tepi jalan masih sepi dan hanya ada beberapa pedagang yang memang buka di malam hari dan tutup menjelang pagi."Buk, maaf. Tadi ada lihat Mas Azzam naik mobil bawa Daffa nggak?" Aku bertanya pada pemilik warung yang kebetulan pintunya nampak terbuka."Eh? Kay. Ia tadi naik angkot sama Daffa sama siapa tuh cewek? Ibu kurang tahu ceweknya siapa?" jawab pemilik warung.Hatiku mencelos m
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

Bab 07. Bertemu Kepala Desa

Sesuai petunjuk Nani yang lebih tahu alamat itu, Kayla menaiki mobil bus sampai ke terminal yang ada di kota tersebut. Nani yang lumayan baik itu hanya mengarahkan saja, jalan apa dan naik kendaraan apa lagi nantinya. Nani tidak bisa mengantar Kayla karena ia tidak mau dicap sebagai pribadi yang suka ikut campur urusan orang. Ia juga ngeri jika bermasalah dengan keluarga Azzam. Tetapi bagi Kayla tak masalah. Yang paling penting dia sudah mengantongi alamat yang diberikan mertuanya. Tekad dia hanya ingin mengambil Daffa dari Azzam. Kayla tak rela jika anaknya dirawat madunya. Hampir 1 jam Kayla naik mobil bus dan akhirnya berhenti di terminal yang di maksud Nani. Kayla bergegas turun. Tetapi karena dia bingung selanjutnya naik apa lagi, Kayla pun bertanya kepada kondektur bus yang ia tumpangi tadi. "Kang, punten. Kalau ke alamat ini naik apa lagi dari sininya, ya?" Tanya Kayla sembari menunjukan kertas alamat yang dia ambil dari dalam saku sweater yang ia kenakan. "Oh ... ini naik
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more

Bab 08. Kehilangan Jejak

Berjalan di perbukitan yang terjal membuat Kayla merasa sedikit kesulitan. Ia yang baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat seperti itu, tentu saja merasakan sebuah pengalaman yang cukup menantang. Ia berjalan di antara tebing-tebing curam yang cukup mengerikan. Terpeleset sedikit saja, bisa membuatnya terjatuh ke dasar jurang yang sangat dalam dan menelan tubuhnya yang mungil itu. Hamparan kebun teh yang terdapat di bawah perbukitan tampak begitu indah menghijau dengan bunga-bunganya yang mulai tumbuh. Kayla takjub dengan keindahan alamnya, tetapi tidak dengan salah satu penduduknya. Wanita yang sudah menjadi duri dalam rumah tangga dirinya bersama Azzam, tinggal di tempat yang begitu indah dengan udara yang sangat sejuk. "Neng, jalan-nya hati-hati licin. Semalam teh habis hujan." Pak RT mengingatkan kepada Kayla yang berjalan mengekor di belakangnya. Kayla hanya mengangguk saja menanggapi seraya tersenyum sopan. Ingatan wanita itu terus me
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Bab 09. Kayla Rapuh

Ternyata Azzam dan Tia tidak membawa Daffa ke kampung halaman Tiara. 'Entah kemana perginya kedua manusia itu?' batin Kayla. Kayla berusaha menelan saliva yang terasa getir ketika Kepala Desa juga pak RT berkata. Lebih baik Neng pulang saja. Sungguh ... andaikan Kayla boleh meminta atau pun ia memiliki uang banyak, ingin rasanya ia menyewa rumah untuk beberapa hari saja di kampung tersebut. Kayla belum rela meninggalkan daerah itu sebelum menemukan Daffa, putranya. Tetapi ia tak kuasa untuk memberontak di kampung halaman orang. Meskipun kini warga kampung sudah tahu jika Kayla bukan pelakor. Semua yang mendukung Kayla hanya mampu berkata iba dan mencoba menguatkan Kayla dengan segala nasehat yang cukup menyejukkan hati meskipun hanya sesaat saja. Dengan bekal uang yang tersisa tak seberapa banyak. Kayla terpaksa harus pergi dari kampung halaman Tiara dengan tangan hampa. Tak seorang pun yang berbaik hati menawarkan untuk menginap di sana barang sema
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Bab 10. Daffa Babak Belur

Sebulan sudah berlalu. Azzam kembali ke rumah ibunya dengan membawa serta Daffa dan juga istri barunya. Entah bersembunyi di mana lelaki itu selama ini. Lelaki yang bekerja hanya sebagai security disalah satu pabrik tekstil di kota Bandung, tetapi tingkahnya mampu membuat Kayla mengelus dada. Baru sebulan Daffa bersama Azzam, Sang Ayah, tetapi badan bocah itu terlihat kurus kering. Bukan hanya itu saja, sekujur tubuhnya pun penuh luka lebam, serta ada benjolan di kepala. Yang paling mencolok adalah lebam di pelipis mata dan luka bekas cakaran kuku di bawah kelopak mata. Entah apa yang terjadi dengan Daffa. Andaikan saja Kayla melihat itu semua, sudah pasti perasaannya hancur lebur. Permata hati yang dia sayangi, kembali dalam keadaan tubuh penuh luka lebam serta kurus kering. "Allah Yaa Robb ... Daffa kamu kenapa, Sayang?" Tanya Nani ketika bocah itu diajak main oleh adik keduanya Azzam yang masih sekolah SMP. "Di ukul Ate Ia," jawab Daffa polos. N
last updateLast Updated : 2023-07-13
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status