All Chapters of Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!: Chapter 311 - Chapter 320

430 Chapters

Bab 311 Aku Sponsor Acara Ini

Di satu sisi, seorang staf memberikan isyarat mata dengan putus asa. Namun, sayangnya dua artis wanita yang tidak terlalu terkenal itu seolah sudah tenggelam dalam amarah yang dahsyat.Lydia tidak punya kebiasaan untuk menahan amarahnya.Dia meletakkan ponselnya, berdiri dan berbalik badan, lalu menatap kedua orang itu dengan dingin.Ada sedikit ketidakpedulian dalam suaranya, yang terdengar malas.“Aku sponsor acara ini. Kalau kalian nggak puas dengan pengaturan kursi dan tempat duduk, bisa adukan aku ke penyelenggara acara.”Yang jelas, kalau pengaduan itu sampai di telinga Damian, dia penasaran apa dua artis kecil ini bisa bertahan dalam industri?Setelah melihat wajah Lydia dan mendengar kata-katanya dengan jelas, raut muka kedua artis itu langsung menegang.Di bawah sinar lampu, wajah mereka yang didempul tebal dengan bedak menjadi semakin pucat.Mereka berdiri dengan panik, lalu berkata dengan gugup dari beberapa kursi jauhnya, “Bukan …. Ternyata Bu Lydia. Kami yang nggak mengena
Read more

Bab 312 Tak Tahu Malu

Di sekeliling sangat hening dan sunyi.Lydia tidak peduli pujian Dylan itu tulus atau tidak.Memangnya dia masih memerlukan pria itu memujinya cantik?Hanya saja, perkataan Dylan untuk sesaat membuat hati Lydia sedikit berdebar.Dia masih belum stabil. Dia tertegun sejenak, hampir saja terlena karena mulut manis pria itu.Untungnya, dia bereaksi tepat waktu. Jangan harap Dylan bisa merayunya!Mendengar jawaban Lydia, banyak artis papan atas yang diam-diam mengacungkan jempol.Lydia memang berbeda.Jawaban “terima kasih” adalah jawaban bas abasi yang standar. Jawabannya bisa diberi nilai seratus.Detik berikutnya, musik mulai bermain dan acara penghargaan dimulai.Lydia sudah dijadwalkan untuk memberikan penghargaan untuk Chuck, jadi begitu nominasi penghargaan untuk Pendatang Baru Terbaik keluar, Lydia pergi untuk bersiap.Biasanya ada dua pemenang untuk penghargaan Pendatang Baru Terbaik. Salah satunya adalah Chuck. Dia pantas mendapatkannya.Namun, Chuck tidak mengetahui semua ini.P
Read more

Bab 313 Tidak Sejalan

Dylan memberikan pidato penghargaan yang tidak berbobot, tetapi semua orang dengan hormat memberikan tepuk tangan meriah.Lydia ingin sekali memutar bola matanya, tapi dia tetap memasang senyuman yang ramah dan sopan di wajahnya.Saat penyerahan penghargaan, Dylan mengambil piala dan sertifikat, lalu menyerahkannya kepada Melani.Melani sangat gugup. Orang yang memberinya penghargaan adalah Dylan Tansen!Mana mungkin dia tidak gugup?Pria ini bisa membuat gempar dunia bisnis hanya dengan sedikit sikap dan pernyataannya. Kalau dia bisa mendekati pria ini, dia tidak perlu khawatir tentang pembicaraan bisnis dengan klien ke depannya.Dia dengan hati-hati mengambil sertifikat dan piala yang diberikan Dylan kepadanya dan mengumpulkan seluruh keberaniannya. Raut mukanya malu-malu dan memerah, tetapi dia akhirnya tetap berkata dengan sedikit gugup dan penuh harap, “Terima kasih, Pak Dylan. Aku sudah sering mendengar tentang Bapak. Aku harap kita bisa punya kesempatan untuk bekerja sama.”Dyla
Read more

Bab 314 Apakah Bukan Mimpi Buruk?

Lydia awalnya berencana bermain ski dengan Gabrielle dan Bella. Akan tetapi beberapa kali dihalangi oleh Dilap. Lelaki itu memintanya untuk ikut ke acara petualangan yang dia buat sendiri. Lydia sama sekali tidak tertarik karena untuk apa dia mencari susah di saat hidupnya enak?Dia memang bukan tipikal orang yang menyukai tantangan dan kesulitan. Namun Dilap berkali-kali menghalanginya di depan rumah seakan ingin tinggal di rumahnya. Bahkan Rizal dan Liam dibuat jengah oleh tingkah lelaki itu. Keduanya ikut membujuknya agar mengikuti acara tersebut.Lydia meminjamkan tim kerjanya pada perempuan itu. Asisten dan tata rias serta supir juga sudah ada sehingga Lydia tidak perlu pusing dan repot lagi. Saat ini perempuan itu tengah duduk di kursi goyang dengan payung lebar yang menutupinya dari matahari. Matanya terpejam karena hembusan angin yang menerpa wajahnya.Asisten sang tata rias yang bernama Domi sedang membawa teh dan kue-kue yang sudah disiapkan oleh pelayan rumah. Dengan wajah m
Read more

Bab 315 Kamu Tidak Senang?!

Melani juga merasa terkejut sekali. Namun acara sudah berjalan dan tidak mungkin berhenti. Secara otomatis dia juga tidak boleh berubah pikiran. Apalagi siaran kali ini merupakan siaran langsung!Ketiga lelaki tersebut sangat puas dengan hasil itu. Tidak ada perempuan yang merepotkan mereka dan mereka bisa menang dengan cantik. Lydia sendiri tidak mengatakan apa pun. Yang penting dia bisa lolos, tidak masalah menang atau kalah.Sayangnya, dalam proses pengambilan gambar, asistennya tidak boleh ikut. Para bintang tamu juga tidak akan mendapatkan bantuan apa pun. Lydia mengambil peralatan yang sudah mereka siapkan yaitu tas ransel dan sebuah map. Setelah itu Dilap menunjukkan mereka di sebuah jalan yang terpisah.Dia menunduk dan memperhatikan jalur petualang tersebut dengan serius. Sebuah jalan setapak gunung dan sebuah jalan setapak di air. Yang dia dapatkan adalah jalanan setapak di air. Melani mengikutinya dari belakang dengan sorot mata yang terlihat iri serta sedikit sulit dijelask
Read more

Bab 316 Hapus Bagian Ini!

Hutan tempat acara mereka kali ini terdapat rumput tinggi dan pepohonan yang rimbun. Bahkan daun dari pohon mampu menutupi terpaan sinar cahaya matahari. Langkah kaki Lydia juga tampak tidak seimbang dan tampak sangat sulit.Mereka harus tiba di pos selanjutnya sebelum hari mulai gelap. Di sana terdapat kasur lipat untuk istirahat. Jika tidak maka mereka hanya bisa istirahat di atas batu saja. Oleh karena itu, Lydia tidak ingin bersandiwara dengan Melani. Akan tetapi perempuan itu masih tidak lelah mencoba bersandiwara sedari tadi.“Kak, aku hanya berpikir kalian sudah melewati kesulitan bersama, hubungan kalian pasti sangat baik. Aku nggak ada maksud lain.”Sikapnya yang begitu hati-hati sungguh menyebalkan sekali. Lydia berhenti dan berbalik menatap perempuan itu. Melani tidak menyangka bahwa Lydia akan berhenti sehingga dia secara refleks mundur selangkah.Saat telah tersadar, Lydia masih tetap menatapnya dengan sorot dingin sambil berkata, “Bu Melani, aku lebih kecil dua tahun dari
Read more

Bab 317 Dia Mau Ganti Kelompok

Gua itu tidak terdapat di peta, oleh karena itu pasti ada sesuatu. Lydia menyingkirkan rumput liar dengan menggunakan tongkat. Sedangkan Melani juga ikut membantu.Di dalam sana sangat gelap. Bau di dalam goa tersebut sulit dijelaskan. Lydia menarik napas dalam-dalam, kemudian dengan hati-hati dia masuk sambil mengarahkan senternya. Melani melihat ke sekeliling dan akhirnya dia memajukan bibirnya dan dengan ragu berkata,"Lydia, gua ini nggak ada kamera, mungkin ini bukan tempat yang kita cari. Lebih baik kita jangan membuang-buang waktu kita."Pengalamannya dalam acara televisi mengatakan bahwa tempat yang tidak terdapat kamera maka bisa dipastikan merupakan tempat tidak penting.Lydia melangkah maju dan berbicara dengan suara datar, "Kalau begitu kamu tunggu di luar saja."Dia juga tidak mau memaksa perempuan itu. Lydia dan kameramennya sudah masuk dan meninggalkan Melani beserta dengan kameramen perempuan itu di luar gua. Melani mengerutkan keningnya dalam. Meski dia tidak ingin me
Read more

Bab 318 Kamu Tidak Bisa Diandalkan

Ekspresi Lydia terlihat curiga, sedangkan Melani tampak sangat putus asa. Dia ingin menyalahkan Lydia yang salah memilih jalan, tetapi dia memilih bungkam ketika teringat status Lydia dan juga pandangan penonton.Dengan penuh kesabaran dia berkata, “Karena sudah jalan buntu, kita kembali saja?”Jika bukan karena Lydia yang tidak mau mengajaknya berdiskusi, mereka tidak akan sampai di jalan ini dan dia tidak mungkin terkilir! Kening Lydia berkerut ketika membaca peta tersebut. Dia merasa ada yang aneh karena arah ini hanya ada satu jalan yang terdapat di dalam gua. Kenapa bisa buntu?“Kalau peta ini benar, berarti jalan keluarnya ada di dalam gua.”Lydia menunjuk jalan yang terhalang batu. Dia melihat ke sekeliling dan berencana untuk memindahkan batu raksasa tersebut. Dia berusaha dengan sekuat tenaga, tetapi batu itu tidak bergerak.Keningnya berkerut dan mulai sibuk mencari sesuatu di sekeliling. Dia mendongak dan melihat batu yang berwarna gelap dan tampaknya sedikit lembab. Di atas
Read more

Bab 319 Konyol

Akan tetapi di sudut matanya terletak dua buah payung parasut. Lydia menggigit bibirnya dan ingin melakukan hal nekat. Hanya tersisa tahap paling akhir saja. Dia mengulurkan tangan mengambil payung dan dengan hati-hati mengikat talinya di tubuh. Setelah itu Lydia membantu kameramen untuk mempersiapkan semua barang-barang.Sinar mentari di luar sana tidak begitu terik dan semilir angin berhembus menerpanya. Rasanya sangat menyegarkan sekali.Lydia menarik napas dalam-dalam dan melompat turun setelah merasa dirinya siap. Angin kencang menyapu wajahnya. Lydia berusaha tidak membuka mulut agar wajahnya tidak hancur saat tertangkap kamera.Dia sungguh menyesal datang ke acara ini. Suara angin yang begitu kuat memekakkan telinganya. Tekanan udara yang begitu kuat menerjang telinganya. Lydia berusaha kuat untuk mencari arah udara yang bagus. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia merasa tubuhnya seperti ditangkap oleh seseorang. Semua orang mengelilinginya dan ternyata dia sudah mendarat.“Lydia
Read more

Bab 320 Menyenangkan Sekali!

Lydia melihat ke sekeliling dengan perasaan sedikit terkejut. Di sekitar jalan ini semuanya lautan dan di peta tidak ada tanda sama sekali. Tempat ini seperti berada di dunia yang berbeda.Ombak laut menghantam tepi pantai. Lydia mengulurkan tangannya menyambut tangan lelaki itu. sesungguhnya dia sedikit trauma terhadap air laut. Dulu setiap harinya dia melihat laut ketika berada di pulau. Seakan-akan tidak ada harapan lagi baginya. Masa-masa itu dipenuhi dengan masa kelam yang tidak ingin dia ingat kembali. Bahkan Lydia nyaris mati di tempat itu.Lydia melihat peta dan wajahnya tampak bingung serta tidak mengerti. Peta laut ini tidak begitu dipahami oleh Lydia. Sedangkan Malvin hanya terkekeh puas.“Bu Lydia, nggak perlu di lihat. Orang biasa nggak akan bisa mengerti.”Lydia menyimpan petanya dan menatap lelaki itu sambil bertanya, “Memangnya kamu tau arahnya?”Malvin mengangkat alisnya dan berkata, “Tentu saja, tapi yang jelas bukan di sini. Kamu duduk yang benar.”Setelah itu kapal
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
43
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status