Home / Romansa / Zahrana Gadis Tangguh / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Zahrana Gadis Tangguh: Chapter 81 - Chapter 90

109 Chapters

81. Kedengkian Midah

Di kampung ...Mbok Lastri sedang membersihkan rumah Zahrana, menyapu rumah dan halamannya. Setiap hari dia membersihkan rumah yang kini di tempatinya selama Zahrana tinggal di kota dengan suaminya. Perempuan tua itu sangat senang dan ikut bahagia ketika di kabarkan kalau Zahrana kini sedang hamil anak Ibra."Syukurlah, neng Zahrana sekarang sedang mengandung. Berarti hubungan neng Zahrana dan tuan Ibra baik-baik saja ya." kata mbok Lastri ketika Zahrana menghubunginya melalui ponselnya."Iya mbok, doakan semoga aku dan calon anakku baik-baik dan lahir dengan mudah." kata Zahrana berharap mbok Lastri mendokannya selalu."Amiin neng, semoga lahiran dengan lancar dan bayinya sehat ya. Jadi, neng tidak akan pulang kampung dalam waktu dekat ya? Karena sedang hamil." tanya mbok Lastri."Sepertinya juga tidak mbok, karena mas Ibra juga tidak akan mengizinkan aku pergi jauh dan perjalanan jauh juga." jawab Zahrana."Tidak apa neng, mbok di sini selalu menjaga rumah neng. Barangkali suatu saa
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

82. Belum Sadar

Tetangga Zahrana membantu mbok Lastri menaikan kembali di sofa. Menidurkannya dan segera menyuruh Laila mengambil minyak kayu putih agar di oleskan pada perempuan tua yang sedang tidak sadarkan diri.Beberapa menit belum juga sadar mbok Lastri, Laila menangis terus. Membuat bu Kokom tetangga itu jadi bingung sendiri."Jangan menangis, Laila. Nanti nenekmu sadar kok." kata bu Kokom lagi."Tadi bu bi Midah jahat sekali bu, masa nenekku di tendang dan di injak sama dia. Hik hik hik." ucap Laila sembari menangis saja."Sudah, kamu tunggu saja ya. Nanti kalau belum juga sadar, kamu panggil ibu saja. Ibu pulang dulu, suami ibu belum makan." kata bu Kokom."Iya bu.""Oh ya, kamu hubungi saja Zahrana. Beritahu keadaan nenekmu, kalau pun tidak bisa datang setidaknya dia tahu keadaan nenekmu." kata bu Kokom lagi."Iya bu, terima kasih."Bu Kokom tersenyum tipis, dia kasihan sekali pada mbok Lastri. Sangat kejam dan jahat memang Midah itu, dulu memfitnah Zahrana dan sekarang menganiaya perempua
last updateLast Updated : 2023-09-23
Read more

83. Kasus Midah

Laila terus mencari ponsel neneknya, dia benar-benar bingung untuk memberitahu pada Zahrana kalau neneknya itu masuk rumah sakit dan belum sadar. Gadis berusia sepuluh tahun itu banyak mengalami kesusahan, sama halnya dengan neneknya. Beruntung di tolong Zahrana sewaktu sedang kelaparan dan memberikan sisa sayuran untuk di masak oleh neneknya."Laila, apa sudah ketemu dompetnya?" tanya suami bu Kokom."Domoet sudah pak, tapi saya cari ponselnya nenek. Saya mau beritahu kak Zahrana kalau nenek masuk rumah sakit." jawab Laila."Nenekmu taruh di mana ponselnya?" tanya laki-laki yang sudah beruban itu, pak Karto."Saya tidak tahu pak. Makanya saya lagi cari ponselnya." jawab Laila.Saat Laila kebingungan mencari ponsel neneknya, suara dering ponsel terdengar sayup-sayup. Pak Karto menajamkan pendengarannya, begitu juga dengan Laila. Laila dengan cepat menuju sumber suara ponsel yang berbunyi, ternyata ada di dalam kamar yang dulu di tempati Zahrana.Laila langsung masuk dan mencari ponsel
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

84. Menutup Mata

Zahrana dan Ibra akhirnya pulang ke kampung, bersama Raka mereka mengendarai mobil menuju kampung Zahrana. Meski dalam keadaan hamil empat bulan, Zahrana tetap memaksa segera pulang kampung untuk menemui mbok Lastri yang sedang sakit. Kabarnya, mbok Lastri sudah sadar dari pingsannya selama satu hari dua malam itu."Kamu baik-baik saja sayang?" tanya Ibra menoleh ke arah istrinya."Bagaimana aku baik-baik saja mas, mbok Lastri sakit. Aku tidak mau terjadi apa-apa dengannya, hanya beliau yang aku miliki sebagai orang tuaku. Paman dan bibi itu bukanlah kerabatku, mereka tega sekali menganiaya mbok Lastri sampai masuk rumag sakit." kata Zahrana."Aku sudah menghubungi detektif yang dulu kusewa untuk menyelidiki bibimu waktu itu. Dia harus mencari saksi waktu kejadian ibumu jatuh ke sungai, dia saksi kunci bibimu yang telah sengaja mendorong ibumu ke sungai. Bibimu harus di jebloskan ke dalam penjara." kata Ibra lagi."Kenapa waktu itu kamu tidak segera melaporkannya, mas? Jika sudah tahu
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

85. Kabar Dari Meli

"Cepat panggil dokter!" teriak Ibra panik, dia melihat Zahrana terus menggoyangkan tubuh mbok Lastri tapi perempuan tua itu tidak bereaksi sama sekali."Cepat panggilkan dokter!" kata Ibra lagi, bu Kokom terkejut, dia tergagap tapi kemudian langsung berbalik cepat keluar dari ruang inap tersebut."Mbok Lastri! Cepat bangun!" teriak Zahrana menangis, Laila mendekat menatap neneknya."Sayang, tenanglah." ucap Ibra menenangkan istrinya."Mbok Lastri, mas. Dia kenapa? Hik hik hik!" ucap Zahrana sambil menangis."Nenek, bangun nek. Hik hik hik." Laila ikut menangis dan mendekap mbok Lastri.Di kamar itu Zahrana dan Laila menangis histeris, Ibra menekan hidung mbok Lastri. Napasnya sudah tidak ada, meski masih hangat terasa. Tapi sepertinya memang baru saja menghembuskan napas terakhir, Zahrana terus menangis. Ibra menarik tubuh istrinya dan mendekapnya, Raka duduk di sofa kebingungan kenapa bunyanya menangis.Tak lama dokter datang dengan bu Kokom yang panik juga. Dokter memeriksakan detak
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

86. Kejadian Di Rumah Shalih

Pak Shalih bergegas pulang ke rumah dengan anaknya Meli. Dia penasaran kenapa ada polisi di rumahnya, dan kenapa juga Midah mau di bawa. Meski dia tahu istrinya itu telah banyak berbuat jahat, tapi warga kampung tidak akan berani melaporkan semua perbuatannya. Kecuali ada seseorang yang melaporkannya, yaitu Zahrana. Itu juga atas pengaduan suaminya, begitu pikir Shalih."Kenapa ada polisi, Meli?" tanya Shalih masih dengan langkah cepat."Aku tidak tahu pak, kata ibu di suruh cari bapak dulu. Di sana juga ada orang juga selain polisi." jawab Meli."Siapa?" tanya Shalih."Tidak tahu pak, tapi pakaiannya rapi. Pakai jas dan dasi, gagah juga pak." jawab Meli"Kamu itu, di tanya orangnya tapi kenapa memperhatikan penampilannya?" ucap Shalih heran dengan anaknya."Ya memang benar pak, dia gagah dan kelihatan orang kaya juga." ujar Meli."Ya sudah, susah kalau tanya sama kamu itu. Tidak nyambung!" ucap Shalih semakin kesal dengan penjelasan anaknya mengenai orang yang bersama polisi di rumah
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

87. Uang Tebusan

Shalih kesal dengan tingkah anaknya, dia juga pusing dengan kejadian yang menimpa istrinya Midah. Dia akan datang ke kantor polisi untuk menjenguk Midah dan menanyakan langsung tentang kejadian sepuluh tahun silam. Meski dulu dia tahu kalau istrinya itu tidak suka pada kakak iparnya, tapi motifnya belum jelas dan Shalih tidak tahu."Sebaiknya kamu jangan keluar rumah Mila, bapak mau ke kantor polisi." kata Shalih."Bapak, Mila ikut. Aku ngga mau ibu di penjara pak, suruh gadis sialan itu menarik laporannya pada ibu. Aku tidak terima ibu di penjara!" kata Mila dengan keras."Mila! Jangan berteriak pada bapak. Bapak tidak budek! Lama-lama kamu itu semakin susah di atur seperti ibumu!" ucap Shalih semakin kesal dengan anaknya yang berkata keras padanya."Huh! Bapak ini sebenarnya sayang tidak sama ibu? Kalau bapak tidak mau bicara pada gadis sialan itu, aku yang akan bicara sama dia. Jangan mentang-mentang sudah menjadi istri orang kaya, lalu melaporkan ibu ke polisi. Nenek tua itu saja
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more

88. Penyesalan Shalih

Shalih sudah berada di kantor polisi, sepeninggal Mila sewaktu berdebat di rumahnya. Dia tidak mencegah anaknya pergi ke rumah Zahrana, tapi dia malah datang ke kantor polisi untuk menjenguk istrinya yang di tangkap dan kini di tahan di kantor polisi.Dengan menaiki motornya, Shalih segera berangkat ke kantor polisi terdekat. Dia tahu kantor polisi mana yang membawa istrinya itu. Pikiran Shalih beralih pada ucapan pengacara yang mengatakan kalau Midah telah sengaja mendorong kaka iparnya ke sungai sewaktu istrinya itu pergi ke sawah, dan ada yang melihatnya. Siapa orang itu?"Apa benar ada orang yang melihat Midah mendorong mbak yuk ke sungai? Siapa dia? Keterlalua sekali Midah melakukan itu, apa dia sangat iri dengan mbak yuk itu? Iri kenapa?" gumam Shalih sepanjang jalan menuju kantor polsek.Benar-benar dia tidak menyangka kalau istrinya tega melakukan itu. Meski memang dua juga pernah jahat pada Zahrana, memaksa gadis itu untuk di kenalkan pada Suta sang mandornya waktu itu. Akiba
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more

89. Keangkuhan Midah

Ibra dan Zahrana janjian dengan pengacara yang dia sewa setelah kematian mbok Lastri itu. Dia memanggil detektif yang dulu di sewanya lalu menunjukkan siapa saksi yang melihat Midah mendorong ibunya Zahrana sampai ke sungai dan hanyut hingga ke kampung sebelah.Seorang laki-laki seusia Shalih itu datang bersama Ibra, dialah yang menjadi saksi ibunya Zahrana di dorong oleh Midah. Dan saksi tersebut untuk menanda tangani berkas BAP sebagai saksi. Selain bu Kokom dan juga Laila saksi ketika Midah menganiaya mbok Lastri."Apa pak Lani sudah di pastikan akan menjadi saksi kita mas? Dia sepertinya takut." kata Zahrana."Dia sudah janji sayang, dan bukannya takut. Mungkin dia enggan bertemu dengan bibimu, aku tidak akan mempertemukan bibimu dengan pak Lani." kata Ibra."Oh, begitu.""Ya, saksi kuncinya hanya dia. Meski bibimu itu di dalam penjara dan tidak akan mempengaruhi orang lain, tapi tetap saja aku harus menjaga dia agar aman dan nyaman." kata Ibra."Bi Midah tega sekali mendorong ibu
last updateLast Updated : 2023-10-01
Read more

90. Sidang

Sepeninggal Zahrana dan Ibra serta saksi yang akan memberatkan hukuman Midah, perempuan itu semakin kesal dan geram pada keponakannya. Terkadang dia menjerit keras karena polisi mengabarkan dia akan di sidang minggu depan. Bahkan Zahrana sendiri tega membiarkannya mendekam di penjara."Gadis sialan! Dia benar-benar sudah tega padaku untuk mendekam di penjara." ucap Midah dalam sepinya malam hari dan dinginnya lantai dalam bilik penjara yang berbagi tempat.Matanya mengedar di setiap sudut, dia melihat orang-orang yang satu sel dengannya sudah mulai tidur. Hanya ada dua orang yang sedang mengobrol asyik, Midah melihat keduanya mengobrol. Tapi kemudian ingatannya pada Zahrana dan hatinya kesal lagi."Aaargh! Gadis sialan!" teriak Midah.Membuat dua orang narapidana itu menoleh padanya. Heran kenapa Midah berteriak dan mengumpat."Hei, perempuan jelek! Jangan berteriak, semua lagi tidur. Jangan mengganggu!" ucap narapidana yang gendut itu menatap tajam pada Midah."Diamlah, jika tidak ma
last updateLast Updated : 2023-10-02
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status