Home / CEO / Pernikahanku Dengan CEO tampan. / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pernikahanku Dengan CEO tampan.: Chapter 71 - Chapter 80

135 Chapters

Bab 71 : Kekuatan Keluarga Montague

Amy berlari sekuat tenaga keluar dari rumah itu, melewati taman belakang yang sudah ditumbuhi rumput liar. Dia hampir terjatuh beberapa kali, namun adrenalin membantunya tetap bergerak. Begitu berada di luar area rumah, Amy langsung mengingat rencana darurat yang telah disepakati sebelumnya. Jika terjadi sesuatu, Amy harus segera menghubungi nomor telepon yang sudah diberikan oleh Celia. Dengan tangan gemetar, Amy mengambil ponselnya dan mencari nomor tersebut. Dia tidak tahu siapa pemilik nomor itu, hanya tahu orang tersebut bisa membantu Celia."Ya?" suara seorang pria di ujung sana terdengar. Itu adalah suara Thomas Montague."Tuan. Saya Amy, Celia… mereka menangkapnya! Tolong, bantu kami!" Amy berkata setengah berbisik berusaha menahan isak tangisnya saat dia berbicara.Thomas sontak berdiri dari kursinya. "Dimana kalian sekarang?" tanya Thomas dengan suara tegas namun tenang.Amy memberikan lokasi mereka, dan Thomas segera menghubungi orang-orangnya untuk bergerak cepat. Dia tid
Read more

Bab 72 : Prosecutor Thomas, Keenan dan Luxian

Malam itu di jalan raya yang lengang, dua rombongan mobil berkecepatan tinggi melaju ke arah yang berlawanan tapi dengan tujuan yang sama, yaitu menyelamatkan Celia. Angin malam berhembus kencang, seolah-olah tahu bahwa pertemuan tak terduga akan segera terjadi. Di satu sisi jalan, konvoi Keenan Montague membawa Celia yang masih dalam keadaan shock setelah diselamatkan dari cengkeraman Simon. Di sisi lain, rombongan Luxian yang terlambat tiba di tempat Simon, kini sedang dalam perjalanan mencari Celia, berusaha untuk menyelamatkannya dari bahaya yang dia ketahui sedang mengancam.Kedua rombongan ini tiba-tiba berhadapan di sebuah persimpangan jalan yang sepi. Cahaya lampu mobil dari kedua arah saling bertabrakan, menerangi malam yang gelap. Keenan, yang mengemudikan mobil di barisan depan, segera mengenali mobil mewah milik Luxian yang melaju ke arahnya. Dia memperlambat laju mobil dan memberikan isyarat kepada anak buahnya di belakang untuk berhenti.Di sisi lain, Luxian yang bera
Read more

Bab 73 : Simon Menjadi Buronan & Whispers Terancam Bangkrut

Dengan adanya dokumen dan rekaman video yang ditemukan di tempat tersebut, menjadi jelas bahwa Simon telah mengoperasikan jaringan kejahatan yang jauh lebih besar dan lebih keji dari yang dibayangkan sebelumnya.Thomas, dengan suara yang penuh otoritas, memberikan instruksi kepada timnya untuk menutup klub secara permanen. Segel polisi dipasang di setiap pintu, memastikan tidak ada yang bisa masuk atau keluar tanpa izin dari otoritas. Para korban yang ditemukan di klub tersebut segera diamankan dan diberikan perlindungan, sementara para tersangka langsung dibawa ke tahanan untuk diperiksa lebih lanjut.Operasi malam ini tidak berhenti di satu tempat. Thomas telah merencanakan untuk menutup semua klub yang dimiliki oleh Simon di seluruh kota. Dalam waktu yang hampir bersamaan, tim lain yang dikerahkan oleh Thomas menutup paksa setiap klub dan properti yang terkait dengan Simon. Dari hasil penggeledahan di berbagai lokasi, semakin banyak bukti yang ditemukan, uang tunai dalam jumlah bes
Read more

Bab 74 : "Dia Adalah Milikku."

Malam itu, di sebuah klub eksekutif yang megah, Luxian duduk sendirian di sebuah private room VVIP. Pemandangan diluar jendela memperlihatkan gemerlap kota, namun matanya tertuju pada layar besar yang menayangkan berita tentang Jaksa Thomas Montague. Wajahnya serius, merenung dalam-dalam tentang apa yang baru saja dia saksikan. Luxian menghela napas berat, menyesap minumannya perlahan. Pikiran-pikiran tentang intrik politik dan keadilan memenuhi benaknya, namun malam ini dia mencoba melupakan sejenak semua masalah itu. Di tempat lain dalam klub yang sama, di room biasa, Marco, setelah selesai syuting mengajak para artis untuk sekedar refreshing dan membangun kedekatan antar sesama pemain. Celia dan Abigail ada diantara mereka.Abigail mendapat informasi dari managernya bahwa Luxian berada di lantai atas, di ruangan VVIP. Matanya langsung berbinar penuh rencana. Tanpa membuang waktu, dia dengan cepat meninggalkan kelompoknya, menuju ke lantai atas untuk menemui Luxian. Di dalam pikir
Read more

Bab 75 : Pengambilalihan Warisan Celia

“Luxian adalah milikku! Dan dia berjanji kami akan segera menikah!”“Abigail cukup hentikan! Kita sepakat menunggu bayi itu lahir. Tes DNA yang akan membuktikan jika itu memang anakku atau bukan!”“Tentu saja ini anakmu!”Celia menatap dingin Luxian tanpa suara.“Hal itu tidak akan mempengaruhi pernikahan kita.” Kata Luxian cemas. Dia tahu hari ini pasti akan datang. Walaupun sudah menyiapkan mental, tapi tatapan dingin Celia tetap saja terasa menusuk.“Apa maksudmu kalian menikah?”“Celia, dia adalah istriku.”Abigail membelalakkan matanya, tidak percaya dengan apa yang dia dengar. “Celia, aku tidak akan membiarkanmu.” Pikirnya sambil berjalan keluar ruangan dengan marah.Di parkiran, saat menuju mobilnya, tiba-tiba saja seseorang membekap mulut Abigail dari belakang, masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan tempat itu.Di ruangan tinggal mereka berdua.Celia segera menjaga jarak dari Luxian. Dan berkata dengan dingin, “Dia hamil? Bagus sekali. Karena kau sudah mempunyai wanita un
Read more

Bab 76 : Pembunuh Bayaran Kiriman Eliza

Ketika juru sita mulai membacakan perintah pengusiran, suasana semakin memanas. Beberapa anggota keluarga Albern mulai berteriak, menuduh Celia sebagai pengkhianat, sementara yang lain mencoba menghalangi petugas yang datang untuk memindahkan barang-barang mereka. Ketegangan semakin terasa, dan Keenan tahu bahwa situasi ini bisa menjadi lebih buruk jika tidak segera ditangani.Untuk memastikan semuanya berjalan sesuai hukum, Keenan memberi isyarat kepada petugas keamanan yang dibawanya. Para petugas dengan tenang namun tegas mengawal anggota keluarga Albern keluar dari rumah, meskipun mereka terus melawan dan memprotes. Beberapa dari mereka mencoba membawa barang-barang berharga, tetapi Keenan telah memastikan bahwa semua aset di rumah tersebut telah diinventarisasi, sehingga tidak ada yang bisa diambil tanpa seizin Celia.Akhirnya, setelah beberapa jam yang penuh ketegangan, keluarga Albern dipaksa untuk melupakan rumah tersebut. Mereka tidak punya pilihan lain selain menerima kenya
Read more

Bab 77 : "Luxian, Tolong Tinggalkan Kami."

Luxian langsung menghentikan semua aktivitasnya begitu mendengar kabar dari Marco bahwa Celia terluka parah setelah diserang oleh orang tak dikenal. Kecemasan menyelimuti pikirannya sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Dia tidak bisa membayangkan jika sesuatu yang lebih buruk terjadi pada Celia. Segera setelah tiba di rumah sakit, Luxian dengan cepat menuju ruang tunggu, berharap bisa mendapatkan kabar terbaru tentang kondisi Celia.Namun, begitu dia tiba di sana, Luxian terkejut melihat Thomas Montague, seorang pria yang dikenal sebagai sosok terpandang, sedang berbicara dengan dokter. Wajah Thomas penuh kekhawatiran, hal itu membingungkan Luxian. Apa hubungan Thomas dengan Celia? Kenapa dia begitu peduli?Namun dia segera mengabaikan pikirannya. Tapi saat Luxian melihat Keenan juga ada di sana, orang itu tampak tegang dan serius, seperti sedang menunggu kabar seseorang yang sangat penting baginya. Membuat Luxian cemburu.Ketika pandangan mereka bertemu, ada ketegangan yang lan
Read more

Bab 78 : Sugar Daddy-nya Celia

Sementara itu di rumahnya, Eliza menunggu berita dari dua orang yang disewanya dengan gelisah.Tangannya meraih remote dan menyalakan televisi untuk sekedar mencari hiburan. Namun di layar, breaking news justru memperlihatkan adegan kecelakaan tragis dan mengerikan yang melibatkan dua orang pria tidak dikenal hingga tewas setelah tertabrak mobil. Eliza mengenali wajah-wajah itu dengan cepat, mereka adalah pembunuh bayaran yang disewanya untuk menghabisi Celia. Eliza merasa lega kedua orang itu tewas, karena dengan begitu tidak ada lagi yang bisa melacak jejak kembali ke dirinya. Namun, perasaan was-was masih menghantuinya, tidak ada berita apapun tentang kondisi Celia, apakah rencana mereka berhasil atau gagal? Eliza terdiam, jantungnya berdebar kencang. Dia berpikir keras, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun tidak ada petunjuk lebih lanjut dari berita tersebut. Ketidakpastian ini semakin membuatnya tidak tenang, pikirannya terus berputar, mencari jawaban yang mu
Read more

Bab 79 : "Dia Hanya Sebuah Aset..."

Pada awalnya, Jackson ragu dan merasa terpojok, tetapi situasinya terlalu genting untuk menolak tawaran dari seseorang sekuat Richard Montague.Dalam pertemuan rahasia yang diadakan di salah satu properti mewah keluarga Montague, Richard bertemu dengan Jackson. Di sana, Richard menawarkan solusi yang tampaknya merupakan satu-satunya jalan keluar bagi Whispers. Ia akan membeli saham mayoritas perusahaan dengan harga yang menguntungkan, cukup untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan, namun dengan syarat bahwa kepemilikan perusahaan akan sepenuhnya beralih ke tangan keluarga Montague.Setelah beberapa hari negosiasi yang intens, Jackson akhirnya setuju semua tawaran Richard. Dengan kesepakatan tersebut, Richard secara resmi mengambil alih Whispers. Sebagai langkah pertama, ia memerintahkan audit menyeluruh untuk membersihkan perusahaan dari setiap jejak keterlibatan dengan Simon dan jaringan bawah tanahnya. Richard juga memulai restrukturisasi besar-besaran di tubuh manajemen W
Read more

Bab 80 : Lady Eleanor & Rahasia Putrinya

Celia memperhatikan sosok Luxian dan tahu pria itu pasti sudah mendengar semuanya.Dia dengan santai mengangkat bahu.Biarkan dia mendengarnya. Bagaimanapun, mereka hanyalah suami-istri palsu. Siapapun yang jatuh cinta lebih dulu akan kalah.***Luxian kembali ke mobilnya. Bryan bertanya dengan ragu, "Tuan, di mana Nyonya?""Kemudikan mobilnya," kata pria itu dengan suara rendah.Bryan melirik Luxian melalui kaca spion.Bosnya selalu terlihat tenang. Jarang sekali melihatnya tampak begitu murung seperti sekarang. Bahkan matanya seakan ditutupi awan gelap.Satu jam yang lalu, ketika Bosnya mendengar bahwa Nyonya tetap syuting walaupun masih terluka, dia bahkan tidak sabar menunggu meeting berakhir dan segera bergegas untuk menjemputnya, khawatir Nyonya akan menderita atau mendapat kesusahan meskipun sedikit.Tapi bagaimana Bos bisa keluar sendirian sekarang? Bahkan ekspresinya terlihat tidak menyenangkan.“Tuan, Nyonya tidak apa-apa, kan?”"Siapa yang berani berbuat salah padanya."
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status