“Jovi, Hai.” Langkah yang empunya nama terhenti ketika mendengar sapaan itu. Padahal dia baru saja mencapai lantai basement untuk mengejar Vanessa, tapi malah bertemu dengan orang lain. “Maaf, Manda.” Jovi segera menghindar. “Aku sedang ada urusan penting.” “Urusan penting apa?” Sayangnya, Manda enggan melepas sang mantan begitu saja. “Kalau bukan pasien gawat, tidak perlu ke rumah sakit. Kan masih ada banyak dokter yang lain.” “Kau bilang apa?” tanya Jovi dengan kening berkerut. “Aku bilang, tidak perlu ke rumah sakit.” Manda tidak segan untuk mengulang, bahkan memperjelas. “Masih banyak dokter di sana, jadi sekali pun ada yang gawat ....” “Tidakkah kau sangat keterlaluan?” Jovi menyentak tangan yang menggenggam lengannya. “Kau baru saja membicarakan tentang nyawa seseorang dengan begitu entengnya, seolah itu tidak berharga.” “Nyawa seseorang tentu saja berharga, tapi kan masih banyak dokter lain.” Manda sama sekali tidak merasa bersalah dan malah terlihat kesal. “Kau pu
Last Updated : 2024-12-12 Read more