“Mereka bicara lebih lama dari yang aku kira,” gumam Derren, masih setia menunggu keluarnya Sean dari dalam kantor Ibu Mertuanya. Hafiz yang menunggu di ruangan yang sama dengan Derren, hanya bisa melihat kening dan alis lelaki itu terus berkerut sepanjang waktu. “Anda bisa meninggalkannya, Tuan. Saya akan mengabari Anda jika terjadi sesuatu.” Hafiz menatap ke arah ruangan Direkturnya. “Beliau dan Tuan Sean selalu melakukan diskusi dalam waktu yang lama. Tidak apa, Tuan. Anda bisa menunggunya di ruang tamu.” “Apanya yang bisa di tunggu di ruang tamu?” Marsha datang dengan tatapan sinis. Dengan tatapan matanya yang seperti itu, ia mampu membuat kedua sekretaris Dena merasa ciut dan terintimidasi. “Kolega yang seharusnya tidak bertemu Mamaku, kenapa di biarkan masuk sampai ke lantai ini?” “Bagaimana caramu bekerja, Tuan Hafiz? Apa sekarang aku tidak bisa percaya padamu?” Hafiz terdiam. Lelaki yang sedari tadi menen
Last Updated : 2023-09-06 Read more