“Kalau begitu … silakan Bu Vamela pulang saja. Bukan saya ngusir, ya, maaf-maaf. Hanya saja … rasanya Bu Vamela yang luar biasa ini, tak pantas berada di pernikahan yang serba biasa.” Ibu terdengar tegas.“Maaf, Bu Nilam. Saya masih harus di sini sampai akad selesai. Setidaknya saya yakin, kalau Bu Nilam tak mengada-ada.” “Baiklah, silakan saja … tapi maaf jika jamuan kami tak memuaskan.” Ibu terdengar tenang dan tak terlihat terintimidasi. Aku memutar tubuh sebelum Ibu melihatku. Sengaja tak mau menunjukkan wajahku di depan Tante Vamela. Kasihan, takut dia tertular oleh kehidupanku yang serba biasa.Imelda masih di tempatnya ketika aku kembali. Aku duduk pada kursi yang tersedia, tak mungkin duduk lesehan karena kebaya yang aku kenakan. “Selfie dulu, yuk, Bestieku!” Imelda bangun. Tanpa babibu, dia langsung mendekat dan mengarahkan kamera ke arah kami.“Jangan posting dulu di SW, ya! Dari sekolah gak ada yang diundang soalnya. Gak enak.” Aku bicara padanya. “Aish, iya, lupa. Yahhh
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya