Home / Romansa / Maju Mundur Kena Duda Anak Satu / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Maju Mundur Kena Duda Anak Satu: Chapter 71 - Chapter 80

120 Chapters

Pertolongan Datang

Setengah jam berlalu, dan acara hari itu pun hampir selesai. Cincin pertunangan sudah terpasang di jari manis Jiya dan Raka. Begitu juga dengan sesi foto, sudah cukup banyak foto yang diambil termasuk foto bertiga antara Jiya, Raka dan Clayton.“Lalu Nyonya Jiya, bagaimana perasaan Anda yang saat ini sudah bertunangan dengan Tuan Raka?“ Salah satu dari sekian rentetan pertanyaan yang dilontarkan oleh wartawan kepada Jiya siang itu.“Tentu saja aku bahagia,” jawab Jiya sambil menunjukkan senyum palsunya ke arah kamera. Ya, Jiya bisa melakukan hal ini karena sudah terlatih saat menjadi istri Adam dulu.“Kami dengar kalau Anda pernah menikah sebelumnya, apakah mantan suami Anda juga mendengar hal ini?“ tanya salah satu wartawan yang langsung membuat para wartawan lainnya menoleh ke arah wartawan tersebut.Pertanyaan tersebut tentu saja membuat Jiya terkejut. Bagaimanapun, seharusnya pertanyaan itu tidak muncul saat ini. 'Nggak mungkin kalau ini salah satu rencana dari Mas Raka,' ba
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Jangan Suntik

Setelah itu Jiya dan Dila terus menunggu di dekat mobil Adam.“Sekarang kamu sudah yakin untuk ninggalin Raka kan?“ tanya Dila.“Tentu saja. Aku sekarang merasa sangat yakin,” jawab Jiya sambil mengepalkan tangannya kuat.“Oh iya, lalu kaki kamu itu kenapa?“ tanya Dila sambil menatap ke arah kaki Jiya.“Aku juga nggak tahu Dil, sejak aku sadar dari pingsan tadi kaki ini nggak bisa digerakin. Kata Raka ini hanya sementara, setelah kami selesai bertunangan kakiku akan sembuh,” jawab Jiya sambil menyentuh kakinya.“Bagaimana kalau aku bantu masuk mobil?“ tanya Dila yang kini khawatir dengan kondisi sahabatnya itu.“Aku benar-benar nggak bisa ngerasain kakiku,” jawab Jiya sambil menggelengkan kakinya.“Kalau begitu kita tunggu mereka saja, ya?“ Dila kembali menatap ke arah area acara pertunangan di mana Adam masih berkelahi. Lima belas menit berlalu. Setelah Adam dan Rangga selesai berkelahi mereka pun segera kembali ke mobil mereka. Setelah itu Adam segera membawa masuk Jiya
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Momo

Setelah sarapan sebungkus nasi goreng, kemudian meminum semua obat yang diberikan oleh dokter, lalu Jiya pun kembali merebahkan tubuhnya di ranjang itu.“Kenyang?“ tanya Dila sambil menatap ke arah Jiya yang terlihat sangat tenang.“Iya, aku benar-benar lapar, Dil,” sahut Jiya sambil terkekeh.“Orang pasti kaget kalau tahu ada orang sakit yang bisa ngabisin sebungkus nasi goreng dalam waktu sepuluh menit,” komentar Dila sambil membersihkan bungkus nasi goreng tersebut.“Namanya juga orang laper, Dil,” sahut Jiya dengan santai.“Laper sih laper, tapi masa kamu nggak malu sama infus di tanganmu,” seloroh Dila.Jiya kembali terkekeh. “Iya, setelah perawat datang aku mau meminta mereka melepas infus ini,” sahutnya sambil menatap ke arah botol infus yang tergantung di dekat ranjang Jiya.Setelah itu Dila kembali duduk di kursi yang di dekat ranjang Jiya. “Em … Ji, gimanw kaki kamu sudah ada perubahan atau belum?“ tanyanya dengan resah.“Sudah ini sudah mulailah bisa digerakkan. Kena
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Terpaksa di Hotel

Satu hari berlalu. Saat ini Jiya merasa kondisi tubuhnya sudah kembali pulih. Dia pun memutuskan untuk keluar dari rumah sakit karena tidak mau merasakan terlalu lama diinfus. Dan ketika berada di dalam mobil Adam, tiba-tiba ponsel Adam berdering.“Tolong ambil ponselnya dan lihat siapa yang menelpon,” pinta Adam.Jiya yang duduk di sebelah Adam pun langsung mengambil ponsel Adam yang diletakkan di dashboard mobil.“Tulisannya Ayah,” ucap Jiya sambil mengerutkan dahi.“Itu ayahmu, angkat saja. Mereka pasti khawatir karena ponsel kamu hilang,” ujar Adam.'Dia bahkan menamai nomor Ayah dengan nama yang sama, haisss …,' batin Jiya yang kemudian berdesis di akhir kalimatnya.Kemudian Jiya mengangkat panggilan itu.“Halo,” ucap Jiya ketika mengangkat panggilan itu.“Halo, ini kamu Jiya?“ Suara pak Ghofur terlihat panik di dalam panggilan itu.“Iya Yah, ini aku,” jawab Jiya dengan tenang agar ayahnya berhenti panik.“Kamu di mana?“ tanya pak Ghofur memburu.“Aku sekarang sedang naik mo
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Cemburu

“Iya, aku tanya berapa lama kamu kerja di sini?“ Jiya kembali mengulangi pertanyaannya.“Sudah lebih dari satu tahun. Apakah ada yang salah?“ Tanya pelayan itu sambil tersenyum canggung ke arah Jiya.“Nggak ada. Aku hanya ingin tanya apakah ada lowongan pekerjaan karena ada salah satu temanku yang baru saja lulus sekolah dan mencari pekerjaan,” ucap Jiya sambil tersenyum ramah.“Sepertinya sedang tidak ada lowongan pekerjaan di tempat ini. Jika ada, biasanya kami akan menempelkan tulisan di depan atau memberikan selebaran,” jawab pelayan itu dengan sopan.Jiya mengangguk-angguk mendengar hal itu. “Baiklah, terima kasih,” sahutnya.Setelah itu mereka pun sarapan pagi bersama sambil mengobrol santai. Dua jam berlalu. Saat ini seperti perkataan Adam, Adam sedang berada di tempat proyek. Dan ketika Adam memiliki waktu istirahat, dia pun langsung mengambil ponsel yang ada di dalam sakunya dan menelpon seseorang.“Halo, Tuan,” ucap orang yang ada di dalam panggilan itu.“Di mana
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Cara Menebus Kesalahan

Sore harinya. Setelah merencanakan berbagai hal kemudian Jiya dan Adam check out dari hotel tersebut. Adam membawa mobil itu dengan cepat ke arah rumah yang disewa untuk Bumi.“Bukankah kamu bilang kamu mencarikan apartemen untuk Bumi, kenapa sekarang menjadi rumah sewa?“ tanya Jiya yang penasaran dengan hal itu.Adam menghela napas kasar. “Aku tidak bisa menempati apartemen itu karena … lebih tepatnya karena pemilik apartemen itu memiliki hubungan kerjasama dengan Raka,” jawabnya.Jiya mengepalkan tangannya mendengar hal itu. “Ini benar-benar keterlaluan, Mas.““Dia benar-benar memaksa aku untuk menunjukkan keberadaan kamu,” ucap Adam. “Begini saja, kamu kembalikan Bumi ke Jakarta. Itu adalah satu-satunya cara agar Bumi bisa aman,” sahut Jiya sambil menoleh ke arah Adam. “Iya, itu yang sedang aku lakukan. Bumi akan kembali ke Jakarta bersama salah satu anak buahku. Nanti malam dia akan berangkat.“Jiya menghela nafas panjang mendengar hal itu. “Aku menjadi merasa sangat bersal
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Hamil?

Dua hari berlalu. Kini Jiya tinggal di perumahan itu bersama dengan Bumi dan Adam. Sementara Jiya terus bersembunyi di rumah itu, Adam terus bergerak seperti biasanya. Dia pergi ke tempat proyek dan juga melakukan semua aktivitas seperti biasanya karena ada beberapa orang yang terlihat terus mengikuti dia.”Aku harus segera melakukan sesuatu,” gumam Adam ketika baru saja turun dari mobilnya yang baru saja dia parkirkan di teras rumah sewa yang dia tinggali.Saat ini dia mengingat anak buah Raka yang terus mengikutinya hingga akhirnya ditahan oleh satpam perumahan itu.Namun pikiran-pikiran Adam tentang anak buah Raka itu langsung berganti ketika melihat rumah sewanya itu. Dia mengerutkan keningnya dan bergumam, “Di mana wanita itu?” Saat kemudian Adam melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah itu. Rasa hawatir mulai muncul di hatinya karena saat ini rumah itu terlihat sangat sepi.Kemudian dia meletakkan kue yang dia beli di salah satu toko ketika perjalanan pulang tadi d
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Improvisasi

Setelah Adam mengganti pakaiannya kemudian dia kembali ke dapur itu. Dia pun duduk di meja makan sambil menatap layar ponselnya.“Ini minumannya,” ucap Jiya sambil meletakkan salah satu minuman di tangannya di samping Adam. Setelah itu Jiya pun duduk di kursi yang ada di samping Adam sambil meletakkan minuman yang hangat suam suam kuku itu di meja yang ada di depannya.“Oh iya, hari ini di sini hujan lebat sejak siang tadi. Apa di tempat proyek juga sama?” tanya Jiya mencoba memulai pembicaraan dengan Adam. “Aku sedikit khawatir karena sejak pagi Bumi belum membalas pesanku,” ucapnya.“Iya, di sana juga hujan lebat. Maka dari itu aku terlambat pulang, seharusnya dari sini ke tempat proyek itu hanya membutuhkan waktu setengah jam paling lama. Tapi saat pulang hari ini, aku membutuhkan waktu dua jam. Dan juga baru sesaat yang lalu Bumi mengirim pesan kepadaku kalau dia sedang sangat sibuk menghadapi guru lesnya.““Oh …,” gumam Jiya sambil mengangguk beberapa kali menanggapi cerita Adam.
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Telepon Dari Dimas

”Tentu saja aku harus memasak, besok sudah waktunya mulai berpuasa,” jawab Jiya lalu keluar dari kungkungan Adam dan kemudian mengambil beberapa sayur yang sudah dia beli dari dalam kulkas.“Baiklah, buatkan sesuatu yang pedas,” sahut Adam.“Iya, tapi aku hanya membeli beberapa bahan makanan. Kalau mau request, besok saja saat buka puasa,” sahut Jiya dengan santai.Mendengar hal itu Adam kemudian memiliki ide jahil. Perlahan dia berjalan dan kemudian kembali memeluk Jiya dari belakang. “Karena besok akan mulai puasa apa kita bisa—”Thak! Jiya berbalik badan dan kemudian memukul kening Adam menggunakan spatula di dekatnya. “Jangan berpikir macam-macam!“ ucap Jiya dengan mata melotot sambil mengayun-ayunkan spatula di tangannya.Adam yang saat ini mengusap-ngusap keningnya lalu menyahut, “Kamu bisa terkena tindak pidana jika melakukan hal ini kepada orang lain.““Kamu juga bisa dipenjara karena melecehkanku,” sahut Jiya dengan ekspresi ala ibu-ibu galak.“Baiklah, kalau begitu—” Kalima
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Sahur

“Hah apa iya?” gumam Jiya sambil menggaruk keningnya memikirkan tentang hal itu.Setelah cukup lama diam, sambil berfikir, kemudian ….“Jangan terlalu banyak berpikir, kamu pikirkan pun tidak akan berguna karena kamu tidak akan menemukan jawabannya,” ujar Adam yang kini terus menatap ekspresi wajah Jiya.“Aku tahu kamu pasti mengerjaiku. Jika tidak, kamu pasti akan membangunkanku saat aku melakukan hal itu,” sahut Jiya yang kemudian melemparkan bantal yang ada di sampingnya ke arah wajah Adam. Adam pun dengan sigap menangkap bantal tersebut. 'Dia tetap saja menggemaskan seperti dulu,' batinnya. Setelah itu Jiya bergegas bangun dari tempat tidur lalu melangkah keluar dari kamar itu.“Kamu mau ke mana?” tanya Adam yang penasaran.“Ya mau masaklah, Mas. Memangnya kamu tidak mau sahur? Baru juga puasa sehari masa tidak puasa,” ucap Jiya sambil melangkah keluar dari kamar itu. Setelah itu Adam segera bangun dari ranjangnya dan menyusul Jiya ke dapur. Setelah sampai di dapur, Adam
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status