Share

Momo

Penulis: Si Mendhut
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-27 12:51:55

Setelah sarapan sebungkus nasi goreng, kemudian meminum semua obat yang diberikan oleh dokter, lalu Jiya pun kembali merebahkan tubuhnya di ranjang itu.

“Kenyang?“ tanya Dila sambil menatap ke arah Jiya yang terlihat sangat tenang.

“Iya, aku benar-benar lapar, Dil,” sahut Jiya sambil terkekeh.

“Orang pasti kaget kalau tahu ada orang sakit yang bisa ngabisin sebungkus nasi goreng dalam waktu sepuluh menit,” komentar Dila sambil membersihkan bungkus nasi goreng tersebut.

“Namanya juga orang laper, Dil,” sahut Jiya dengan santai.

“Laper sih laper, tapi masa kamu nggak malu sama infus di tanganmu,” seloroh Dila.

Jiya kembali terkekeh. “Iya, setelah perawat datang aku mau meminta mereka melepas infus ini,” sahutnya sambil menatap ke arah botol infus yang tergantung di dekat ranjang Jiya.

Setelah itu Dila kembali duduk di kursi yang di dekat ranjang Jiya. “Em … Ji, gimanw kaki kamu sudah ada perubahan atau belum?“ tanyanya dengan resah.

“Sudah ini sudah mulailah bisa digerakkan. Kena
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Terpaksa di Hotel

    Satu hari berlalu. Saat ini Jiya merasa kondisi tubuhnya sudah kembali pulih. Dia pun memutuskan untuk keluar dari rumah sakit karena tidak mau merasakan terlalu lama diinfus. Dan ketika berada di dalam mobil Adam, tiba-tiba ponsel Adam berdering.“Tolong ambil ponselnya dan lihat siapa yang menelpon,” pinta Adam.Jiya yang duduk di sebelah Adam pun langsung mengambil ponsel Adam yang diletakkan di dashboard mobil.“Tulisannya Ayah,” ucap Jiya sambil mengerutkan dahi.“Itu ayahmu, angkat saja. Mereka pasti khawatir karena ponsel kamu hilang,” ujar Adam.'Dia bahkan menamai nomor Ayah dengan nama yang sama, haisss …,' batin Jiya yang kemudian berdesis di akhir kalimatnya.Kemudian Jiya mengangkat panggilan itu.“Halo,” ucap Jiya ketika mengangkat panggilan itu.“Halo, ini kamu Jiya?“ Suara pak Ghofur terlihat panik di dalam panggilan itu.“Iya Yah, ini aku,” jawab Jiya dengan tenang agar ayahnya berhenti panik.“Kamu di mana?“ tanya pak Ghofur memburu.“Aku sekarang sedang naik mo

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Cemburu

    “Iya, aku tanya berapa lama kamu kerja di sini?“ Jiya kembali mengulangi pertanyaannya.“Sudah lebih dari satu tahun. Apakah ada yang salah?“ Tanya pelayan itu sambil tersenyum canggung ke arah Jiya.“Nggak ada. Aku hanya ingin tanya apakah ada lowongan pekerjaan karena ada salah satu temanku yang baru saja lulus sekolah dan mencari pekerjaan,” ucap Jiya sambil tersenyum ramah.“Sepertinya sedang tidak ada lowongan pekerjaan di tempat ini. Jika ada, biasanya kami akan menempelkan tulisan di depan atau memberikan selebaran,” jawab pelayan itu dengan sopan.Jiya mengangguk-angguk mendengar hal itu. “Baiklah, terima kasih,” sahutnya.Setelah itu mereka pun sarapan pagi bersama sambil mengobrol santai. Dua jam berlalu. Saat ini seperti perkataan Adam, Adam sedang berada di tempat proyek. Dan ketika Adam memiliki waktu istirahat, dia pun langsung mengambil ponsel yang ada di dalam sakunya dan menelpon seseorang.“Halo, Tuan,” ucap orang yang ada di dalam panggilan itu.“Di mana

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Cara Menebus Kesalahan

    Sore harinya. Setelah merencanakan berbagai hal kemudian Jiya dan Adam check out dari hotel tersebut. Adam membawa mobil itu dengan cepat ke arah rumah yang disewa untuk Bumi.“Bukankah kamu bilang kamu mencarikan apartemen untuk Bumi, kenapa sekarang menjadi rumah sewa?“ tanya Jiya yang penasaran dengan hal itu.Adam menghela napas kasar. “Aku tidak bisa menempati apartemen itu karena … lebih tepatnya karena pemilik apartemen itu memiliki hubungan kerjasama dengan Raka,” jawabnya.Jiya mengepalkan tangannya mendengar hal itu. “Ini benar-benar keterlaluan, Mas.““Dia benar-benar memaksa aku untuk menunjukkan keberadaan kamu,” ucap Adam. “Begini saja, kamu kembalikan Bumi ke Jakarta. Itu adalah satu-satunya cara agar Bumi bisa aman,” sahut Jiya sambil menoleh ke arah Adam. “Iya, itu yang sedang aku lakukan. Bumi akan kembali ke Jakarta bersama salah satu anak buahku. Nanti malam dia akan berangkat.“Jiya menghela nafas panjang mendengar hal itu. “Aku menjadi merasa sangat bersal

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Hamil?

    Dua hari berlalu. Kini Jiya tinggal di perumahan itu bersama dengan Bumi dan Adam. Sementara Jiya terus bersembunyi di rumah itu, Adam terus bergerak seperti biasanya. Dia pergi ke tempat proyek dan juga melakukan semua aktivitas seperti biasanya karena ada beberapa orang yang terlihat terus mengikuti dia.”Aku harus segera melakukan sesuatu,” gumam Adam ketika baru saja turun dari mobilnya yang baru saja dia parkirkan di teras rumah sewa yang dia tinggali.Saat ini dia mengingat anak buah Raka yang terus mengikutinya hingga akhirnya ditahan oleh satpam perumahan itu.Namun pikiran-pikiran Adam tentang anak buah Raka itu langsung berganti ketika melihat rumah sewanya itu. Dia mengerutkan keningnya dan bergumam, “Di mana wanita itu?” Saat kemudian Adam melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah itu. Rasa hawatir mulai muncul di hatinya karena saat ini rumah itu terlihat sangat sepi.Kemudian dia meletakkan kue yang dia beli di salah satu toko ketika perjalanan pulang tadi d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Improvisasi

    Setelah Adam mengganti pakaiannya kemudian dia kembali ke dapur itu. Dia pun duduk di meja makan sambil menatap layar ponselnya.“Ini minumannya,” ucap Jiya sambil meletakkan salah satu minuman di tangannya di samping Adam. Setelah itu Jiya pun duduk di kursi yang ada di samping Adam sambil meletakkan minuman yang hangat suam suam kuku itu di meja yang ada di depannya.“Oh iya, hari ini di sini hujan lebat sejak siang tadi. Apa di tempat proyek juga sama?” tanya Jiya mencoba memulai pembicaraan dengan Adam. “Aku sedikit khawatir karena sejak pagi Bumi belum membalas pesanku,” ucapnya.“Iya, di sana juga hujan lebat. Maka dari itu aku terlambat pulang, seharusnya dari sini ke tempat proyek itu hanya membutuhkan waktu setengah jam paling lama. Tapi saat pulang hari ini, aku membutuhkan waktu dua jam. Dan juga baru sesaat yang lalu Bumi mengirim pesan kepadaku kalau dia sedang sangat sibuk menghadapi guru lesnya.““Oh …,” gumam Jiya sambil mengangguk beberapa kali menanggapi cerita Adam.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Telepon Dari Dimas

    ”Tentu saja aku harus memasak, besok sudah waktunya mulai berpuasa,” jawab Jiya lalu keluar dari kungkungan Adam dan kemudian mengambil beberapa sayur yang sudah dia beli dari dalam kulkas.“Baiklah, buatkan sesuatu yang pedas,” sahut Adam.“Iya, tapi aku hanya membeli beberapa bahan makanan. Kalau mau request, besok saja saat buka puasa,” sahut Jiya dengan santai.Mendengar hal itu Adam kemudian memiliki ide jahil. Perlahan dia berjalan dan kemudian kembali memeluk Jiya dari belakang. “Karena besok akan mulai puasa apa kita bisa—”Thak! Jiya berbalik badan dan kemudian memukul kening Adam menggunakan spatula di dekatnya. “Jangan berpikir macam-macam!“ ucap Jiya dengan mata melotot sambil mengayun-ayunkan spatula di tangannya.Adam yang saat ini mengusap-ngusap keningnya lalu menyahut, “Kamu bisa terkena tindak pidana jika melakukan hal ini kepada orang lain.““Kamu juga bisa dipenjara karena melecehkanku,” sahut Jiya dengan ekspresi ala ibu-ibu galak.“Baiklah, kalau begitu—” Kalima

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Sahur

    “Hah apa iya?” gumam Jiya sambil menggaruk keningnya memikirkan tentang hal itu.Setelah cukup lama diam, sambil berfikir, kemudian ….“Jangan terlalu banyak berpikir, kamu pikirkan pun tidak akan berguna karena kamu tidak akan menemukan jawabannya,” ujar Adam yang kini terus menatap ekspresi wajah Jiya.“Aku tahu kamu pasti mengerjaiku. Jika tidak, kamu pasti akan membangunkanku saat aku melakukan hal itu,” sahut Jiya yang kemudian melemparkan bantal yang ada di sampingnya ke arah wajah Adam. Adam pun dengan sigap menangkap bantal tersebut. 'Dia tetap saja menggemaskan seperti dulu,' batinnya. Setelah itu Jiya bergegas bangun dari tempat tidur lalu melangkah keluar dari kamar itu.“Kamu mau ke mana?” tanya Adam yang penasaran.“Ya mau masaklah, Mas. Memangnya kamu tidak mau sahur? Baru juga puasa sehari masa tidak puasa,” ucap Jiya sambil melangkah keluar dari kamar itu. Setelah itu Adam segera bangun dari ranjangnya dan menyusul Jiya ke dapur. Setelah sampai di dapur, Adam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Undangan Dari Tante Desi

    Beberapa jam berlalu. Saat ini Jiya sedang berada di toko untuk membeli bahan makanan, tak lupa dia menggunakan masker untuk menutupi wajahnya. Namun ketika dia mengambil beberapa sayur segar tiba-tiba seorang wanita yang juga membawa troli berdiri tepat di sampingnya.“Apakah kamu senang sudah membuat anakku kebingungan saat ini?“ Wanita tersebut sambil menoleh ke arah Jiya.Tentu saja Jiya terkejut mendengar hal itu. Dia pun langsung menoleh dan berapa detik kemudian matanya terbelalak ketika melihat siapa orang yang ada di sampingnya.“Jangan pura-pura tidak mengenaliku,” ucap wanita paruh baya itu dengan tatapan tajamnya.'Bagaimana dia bisa mengenaliku padahal aku sudah memakai masker dan topi seperti ini,' batin Jiya yang akhirnya hanya bisa menghela napas panjang.Kemudian dia dengan tenang melepas maskernya. “Lalu menurutmu apa yang harus aku lakukan, Tante?““Apa aku harus muncul di depan Raka dan kemudian menjadi bulan-bulanan Raka?“ tanya Jiya. “Aku tahu tante pasti

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30

Bab terbaru

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Bapak Rumah Tangga

    “Sudah turunin aku, aku bisa jalan ke kamar sendiri,” ucap Jiya yang juga mendengar panggilan dari lantai satu.“Tidak perlu, biarkan saja orang itu menunggu,” sahut Adam yang mempercepat langkahnya naik ke lantai dua.Jiya pun tersenyum menatap Adam yang sedang membawanya naik tangga. “Lucu,” gumamnya.“Apa?“ tanya Adam yang kini terus menatap ke arah depan.“Nggak ada Mas,” sahut Jiya lalu kembali menunduk.Setelah mengantar Jiya masuk ke dalam kamar mandi, kemudian Adam mengganti pakaiannya dan turun ke lantai satu untuk melihat orang yang bertamu ke rumahnya pagi itu. Dia berjalan ke arah ruang tamu, tetapi dia tidak menemukan siapa pun di sana.“Apakah orangnya sudah pulang?“ gumam Adam karena dia mendengar kalau orang yang bertamu itu memanggil namanya, jadi seharusnya orang itu sudah sangat mengenal dirinya.Sesaat kemudian terdengar langkah kaki yang berasal dari ruangan yang lebih dalam. Adam pun menoleh, menunggu pemilik suara langkah kaki tersebut.“Tuan muda,” ucap pemban

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Ngompol

    Mata Jiya terbelalak ketika tiba-tiba Adam mencium pipinya. “Apa sih kamu, Mas,” ketusnya.Adam terkekeh karena merasa geli melihat Jiya yang salah tingkah. Merasa kesal dengan tawa Adam, Jiya dengan cepat mengambil sebuah potongan apel dan memasukkannya ke dalam mulut Adam. Dan seketika Adam pun berhenti tertawa.“Bagaimana kalau aku tersedak,” ucap Adam sambil mengunyah apel itu.“Ya habisnya kamu ngeselin sih, Mas,” sahut Jiya sambil cemberut.Adam kemudian tersenyum kembali lalu menggelitiki pinggang Jiya, hingga membuat Jiya tertawa terbahak-bahak. “Aduh, ampun Mas,” ucap Jiya sambil mencoba untuk menjauh dari Adam, tetapi Adam terus menahan dan menggelitiki pinggang Jiya. Hingga akhirnya dia merosot ke lantai karena lemas terlalu banyak tertawa.Namun, tiba-tiba salah satu asisten rumah tangga kiriman Nyonya Titi masuk ke dalam ruangan itu dan membuat Adam berhenti menggelitiki Jiya.“Kenapa kamu ke sini?“ tanya Adam dengan tatapan tajamnya.“Itu … saya, saya ….“ Asisten rumah

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Mengusir ART

    Jiya mendesis cukup keras ketika dia akan bangun dari ranjangnya. 'Pinggangku rasane koyo copot,' batin Jiya lalu berpegangan pada pinggiran ranjang itu dan kemudian berdiri.“Apa yang yang kamu lakukan?“ tanya Adam sambil memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Jiya.“Aku ngadek Mas, berdiri.“ Jiya mengucap kata Berdiri dengan pernekanan agar Adam tahu arti istilah jawa yang dia ucapkan. “Masa kamu nggak lihat,” ketusnya.Adam tersenyum kecil. “Lalu kenapa kamu seperti nenek-nenek? Ingin berdiri harus berpegangan kepada sesuatu,” selorohnya.“Pinggangku habis diseruduk truk tronton, puas?“ Jiya masih menyahut dengan ketus. Kini Jiya berjalan ke arah kamar mandi sambil memegangi pinggangnya.“Apa perlu aku bantu?“ Tanya Adam.“Nggak usah Mas, yang ada kamu malah nyusahin bukannya ngebantu,” jawab Jiya sambil masuk ke dalam kamar mandi.Adam pun merebahkan tubuhnya. Matanya menatap langit-langit kamar itu, tak lupa sebuah senyum masih terukir di wajahnya.“Jiya,” gumam Adam.*Keesokan

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Ikat Pinggang Di Pergelangan Tangan

    “Pak Adam,” gumam semua orang sambil berdiri dari kursi mereka, termasuk Nathan yang langsung meletakkan berkas di tangannya.“Berani sekali kalian!“ teriak Adam dengan tatapan tajam yang seolah ingin membakar semua laki-laki yang ada di dalam ruangan itu.Para laki-laki itu saling melirik karena tidak mengerti asal mula kemarahan Adam.Kemudian Adam menoleh ke arah Jiya. “Ke sini!“ Namun Jiya langsung melengos. “Pulanglah, aku bisa pulang sendiri,” sahutnya dengan ketus.Mendengar hal itu Adam mengepalkan tangannya dan kemudian melangkah ke arah Jiya. “Apa yang ingin kamu lakukan di sini?“ tanyanya sambil menggenggam tangan Jiya.“Tunggu Pak,” ucap Nathan yang ingin membela Jiya karena merasa kalau Adam akan memarahi Jiya, walaupun dia juga tidak tahu apa penyebab kemarahan Adam saat ini. “Dia datang ke sini untuk menjemput Leni, dia—”“Siapa kamu berani berbicara mewakili istriku!“ sentak Adam.Mata Nathan pun membulat mendengar kalimat Adam, begitu juga dengan semua orang yang ada

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Jiya Bukan Anak Baru

    Feni lebih terkejut lagi saat melihat dua orang yang sedang belutut di halaman rumah itu. “Siapa mereka?“ tanya Feni karena saat ini dua orang itu menundukkan kepala mereka.“Angkat kepala kalian!“ teriak Dimas memberikan perintah.Kemudian dua orang tersebut mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Feni.“Dia …,” ucap Feni lalu kembali menatap ke arah Dimas.“Benar, orang yang ada di foto itu adalah dia bukan aku. Ada orang yang sengaja ingin merusak hubungan kita,” sahut Dimas.“Ini benar?“ tanya Feni sambil kembali menatap ke arah laki-laki yang mirip dengan suaminya itu.“Tentu saja. Aku tidak mungkin menghianati kamu dan dua anak kita,” sahut Dimas sambil mengusap perut Feni dengan lembut.Feni pun terdiam dan menundukkan pandangannya. “Maaf,” ucapnya lirih.Dimas kemudian menggenggam tangan Feni. “Kamu tidak perlu minta maaf, ini tidak sepenuhnya kesalahan kamu,” sahutnya sambil mengecup punggung tangan Feni itu.Feni kembali mengangkat pandangannya. “Apakah kamu tahu siapa

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Berhasil

    Mereka pun cukup lama bersantai di pinggir kolam tersebut sambil terus membicarakan masalah mereka masing masing, dan juga membahas masalah rencana Dimas dan memaltangkan rencana tersebut.Hingga malam menjadi semakin larut, dan mereka pun masuk ke dalam rumah. Mereka memutuskan untuk beristirahat malam itu. Dimas pun memilih menempati salah satu kamar tamu di rumah itu. Dimas juga sempat memperhatikan pelayan yang dibicarakan Adam tadi, dan benar saja pelayan itu ternyata cukup mencurigakan.****3 hari kemudian..Setiap hari Adam menjemput dan mengantar Jiya pulang ke rumah Dimas, tapi dalam beberapa hari itu semua yang mereka bahas hanya seputar masalah Dimas dan Feni tidak ada yang lain.Hingga malam pun tiba...Adam dan Dimas sedang berada di luar sebuah club malam. Anak buah Adam menemukan bahwa wanita itu bekerja di club malam ini sebagai penari striptis. “Gimana, semua udah siap?” tanya Dimas lewat telpon yang ada di genggamannya“Siap Tuan!” suara di dalam telpon

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Rencana Dimas

    “Ahhkk!” ucap Jiya sambil bangun dari lantai tempatnya terjatuh. Setelah itu Jiya bangun, dan melihat ke arah orang yang sedang memegang daun pintu tersebut.“Astaga Mbak, kamu kenapa?” ucap Jiya terkejut melihat Feni yang kusut, berantakan. Kemudian Jiya segera menggandeng Feni untuk duduk di sofa ruang tamu tersebut. Feni lalu menangis keras “Hiks.. hiks.. huwa…!” “Bagaimana nasibku dan anakku. Kenapa mas Dimas tega seperti ini padaku,” ucap Feni sambil terus menangis memeluk Jiya.Kemudian Jiya pun memeluk sambil mengelus pundak Feni “Sabar mbak, Sabar. Ingat Mbak sedang mengandung, kasihan anak Mbak kalau Mbak menangis seperti ini,” ucap Jiya mencoba menenangkan Feni“Tapi Ji, bagaimana aku bisa tenang saat tahu kalau mas Dimas selingkuh seperti itu,” ucap Feni“Iya Mbak, aku sudah tahu itu dari Mas Dimas,” ucap Jiya“Jadi kamu kesini disuruh Dimas?” ucap Feni langsung melepaskan pelukannya dari dia‘Eh, aku salah bicara,’ batin Jiya kaget“Tentu saja tidak. Aku memang mendenga

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Ibu Kantin

    Pyarrrr! Brughhh!… Terdengar suara piring pecah dan di ikuti benda jatuh dari dapur.Kemudian Jiya, Lena dan Leni saling menatap sejenak. Lalu, mereka bertiga pun langsung berlari ke arah dapur. Dan saat sampai di pintu dapur, mereka pun kaget melihat Ibu kantin sedang terbaring di lantai dan sebuah piring pecah di sampingnya.Lena yang sampai di dapur duluan, langsung mencoba membangunkan ibu kantin, tapi tidak ada respon“Kita tidak mungkin kuat menggotong dia,” ucap Lena sambil melihat tubuh Ibu kantin yang memang bisa di sebut mengalami obesitas.Lalu Lena meletakkan kepala ibu kantin di pangkuannya, dan terlihatlah ada darah di lantai tepat di bagian bekas tempat kepala ibu kantin terjatuh.“Astaga, darah!” teriak Leni.Lena pun terdiam seketika, wajahnya berubah memucat.. “Len, sabar… Len,” ucap Leni menggoyang-goyangkan tubuh saudara kembarnya tersebut“Astaga!”teriak Jiya “Leni, kamu jaga Lena dan Ibu kantin. Aku cari bantuan,” ucap JiyaKemudian Jiya pun langsung berla

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Dimas Akan Bercerai

    Setelah mengendarai mobil selama 15 menit, kemudian mereka sampai di sebuah kafe langganan Adam dan Dimas.Adam pun segera masuk ke dalam cafe tersebut, dikuti oleh Jiya yang ada di belakangnya.Setelah mereka masuk ke dalam Cafe tersebut. Kemudian Adam dan Jiya melihat ke sekitar, lalu menemukan Dimas yang sedang duduk di salah satu meja yang agak jauh dari mereka. Dimas terlihat tak bergerak sedikitpun, ia teeus menatap ke arah luar jendela kaca di sebelahnya.Kemudian mereka pun mendekat ke arah Dimas. Tapi, Dimas tidak bergeming sedikitpun. Dia tidak sadar dengan kedatangan Jiya dan Adam yang sudah duduk di depannya.“Ehem!” Adam berdehem. Kemudian Dimas pun tersadar dari lamunannya, dan langsung menoleh dan melihat ada Adam dan Jiya yang sudah duduk depannyaLalu Dimas pun kini mengusap-ngusap wajahnya.“Ada apa?” tanya Adam penasaran pada sahabatnya tersebut karena terlihat sangat kacau“Aku sedang pusing, istriku minta cerai,” ucap Dimas“Apa!” ucap Adam dan Jiya bersamaan, kag

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status