Home / Romansa / Maju Mundur Kena Duda Anak Satu / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Maju Mundur Kena Duda Anak Satu: Chapter 51 - Chapter 60

120 Chapters

Pesanan Donat

Tiga jam lebih berlalu. Jiya yang sudah selesai menghias donat pun bersiap untuk mengantar pesanan itu.“Kalau kamu ragu biar aku saja yang mengantarnya,” ucap Dila sambil memasukkan donat-donat itu ke dalam dua buah kotak seperti permintaan customer mereka.“Tidak perlu. Lagi pula kalau yang namanya penasaran aku harus lihat sendiri, supaya hilang rasa penasaranku,” tolak Jiya yang saat ini merapikan penampilannya.“Baiklah, terserah kamu kalau begitu,” sahut Dila. “Tapi nanti kalau ada apa-apa kamu harus langsung ngabarin aku. Atau begini saja, bagaimana kalau kita pergi ke pantai berdua?” ucapnya.“Lalu yang jaga toko siapa?““Halah, tutup saja sebentar,” jawab Dila sambil menutup kotak berisi donat-donat itu.“Mana bisa sebentar dari sini ke pantai aja udah berapa menit itu,” sahut Jiya.“Rejeki nggak akan ke mana-mana kok,” ucap Dila sambil tersenyum menunjukkan deretan giginya ke arah Jiya.Jiya menghela napas panjang. “Ya sudah, kamu ganti baju sana. Biar aku yang lanjuti
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

Bicara Yang Tinggi-tinggi

Setelah beberapa menit melangkah masuk ke dalam area resort dan mendapatkan izin dari satpam, akhirnya Naomi dan Dila berkeliling resort itu untuk mencari salah satu kamar yang dikatakan oleh pemesan donat. “Ini yakin nih kita nggak sedang dikerjain?” ucap Dila sambil mengarahkan pandangannya ke sekitar resort yang terlihat cukup ramai pengunjung.“Semoga aja nggak. Sebenarnya aku sih juga jadi ragu, kenapa dia nggak nemuin kita aja. Tapi mau gimana lagi kita sudah terlanjur masuk ke sini,” ucap Jiya sambil terus melangkah.Sesaat kemudian sebuah panggilan masuk ke ponsel Jiya. Dia pun segera memberikan kotak di tangannya kepada Dila dan dengan cepat mengangkat panggilan tersebut. “Halo, bagaimana Kak?“ tanya Jiya dengan ramah.“Kamu di mana?“ tanya wanita pemesan donat.“Saya sudah masuk ke dalam resort dan berkeliling, tapi saya belum menemukan kamar yang kamu katakan,” jawab Jiya sambil menatap ke arah Dila yang saat ini mengerutkan keningnya.“Apa kamu menggunakan rok panja
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

BAB Di sini Saja!

“Aduh!“ pekik Dila tiba-tiba. Langsung saja Jiya menoleh ke arah Dila yang saat ini sedang memegangi perutnya. “Kamu kenapa Dil?“ tanya Jiya sambil bergerak ke arah Dila.“Perutku tiba-tiba melilit,” jawab Dila sambil meringis seolah menahan sakit.“Toilet?“ Jiya bertanya.Dila pun mengangguk sambil menggigit bibirnya agar terlihat sedang benar-benar menahan mulas diperutnya.“Ada toilet di dalam, kamu pakai saja,” ucap Natasha dengan ekspresi panik seolah benar-benar peduli kepada Dila, padahal saat ini dia sudah menebak kalau Dila sedang berpura-pura.'Jiambu! Goblok, kalaupun aku kebelet beneran, mana mungkin itunya bisa keluar kalau di depan kamarnya ada banyak orang,' maki Dila di dalam hati.“Ah, nggak. Biar kami cari toilet yang lebih umum aja, iya kan, Dil?“ tanya Jiya sambil memegang tangan Dila dengan lebih kencang dari sebelumnya.“Iya, benar. Agak sulit kalau di sini,” jawab Dila sambil berjalan menjauh dari tempat itu.“Baiklah kalau begitu aku akan menemani temanku,” uc
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Gengsi

Setelah itu Jiya dan Dila pun masuk ke dalam tempat makan itu. Setelah memesan beberapa menu makanan dan minuman kemudian Jiya mengambil sebuah snack.“Pak, saya pergi dulu sebentar ya,” ucap Jiya sambil mengambil dua minuman dingin.“Iya, nggak papa,” sahut laki-laki yang saat ini sedang sibuk mengambil ikan segar.“Oh iya, saya titip motor ya Pak,” ucap Jiya dengan ramah dan seolah sangat dekat.“Kamu naikin aja motornya, taruh dekat motor Bapak. Yang warna biru di samping warung,” ucap laki-laki tersebut dengan santai.“Iya Pak, kalau gitu saya naikin motornya,” sahut Jiya sambil berjalan keluar dari tempat itu.Sedangkan Dila saat ini hanya diam saja dan mengikuti di belakang Jiya. 'Hah, bocah gendeng, bisa-bisanya dia sok akrab gitu. Dia pikir penjual ikan bakar itu pakdhenya,' gerutu Dila di dalam hati karena saat ini beberapa pelanggan yang sedang makan di dalam tempat makan itu melirik ke arah dia dan Jiya.“Di sini kan, Pak?“ ucap Jiya setelah selesai memarkirkan motorny
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

Cinta Pertamamu?

Dengan cepat Jiya bangun dari posisinya dan kemudian duduk menatap laki-laki yang saat ini sedang duduk di tengah jalan masuk ke dalam gazebo berbentuk persegi yang berbahan dasar bambu dan atap genteng tersebut.“Kalian bisa pergi!“ ucap Adam sambil memberi tanda kepada dua laki-laki yang saat ini berdiri di depan gazebo itu untuk pergi.“Baik, Tuan,” jawab dua anak buah Adam tersebut bersamaan sambil menganggukkan kepala mereka.Sementara itu saat ini Jiya sedang menatap ke arah dua orang anak buah Adam yang berlari meninggalkan tempat itu.“Sejak kapan mereka di sini?“ tanya Jiya yang penasaran karena seingatnya terakhir kali dia datang ke rumah sewa Adam belum ada anak buah Adam yang datang ke Kalimantan.“Tadi pagi mereka sampai,” jawab Adam dengan tenang.“Jadi sekarang Bumi bersama anak buahmu?“ tanya Jiya sambil berganti menatap arah Adam yang saat ini masih menatap ke arah pantai.“Iya, dia aman bersama dengan Rangga,” jawab Adam dengan tenang.“Rangga? Rangga anaknya Bi Su
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

Tidak Perlu Bicara

“Mendekatlah,” ucap Adam sambil memberi tanda pada Jiya agar mendekat kepada dirinya.'Apa yang ingin dia lakukan?' Tentu saja Jiya curiga dengan tingkah Adam.“Tidak perlu, aku sudah tidak tertarik,” tolak Jiya sambil menoleh ke arah pantai.“Kamu akan menyesal jika kamu tidak mendengarnya hari ini,” sahut Adam yang kini terus menatap ke arah Jiya.Ya, kalimat Adam itu sukses membuat rasa penasaran di hati Jiya meningkat. “Katakan saja, nggak perlu main dekat-dekatan. Telingaku masih jelas untuk mendengar kamu bicara.“Adam tersenyum kecil. “Aku mencintaimu, masih sangat mencintaimu,” ucapnya dengan tenang.Mata Jiya membulat mendengar kalimat tersebut. Dia mengedipkan matanya beberapa kali tanpa bicara apa pun saat mendengar kalimat Adam itu. Tentu saja ini bukan pertama kalinya dia mendengar kalimat cinta dari Adam, tapi sudah lama dia tidak mendengar kalimat itu dengan suasana tenang seperti ini.“Aku tidak perlu kamu menjawabnya karena aku sudah tahu jawabannya,” ucap Adam lagi.
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

Jangan Tinggalkan Aku

Adam hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Jiya.'Kok malah senyum kaya gitu, emangnya mereka bikin bisnis apa kok ibuk nggak pernah cerita sebelumnya,' pikir Jiya yang tentu saja penasaran dengan hal itu.“Baiklah Bu nanti orang saya akan mengirimkan lagi ke sana, mungkin akan sampai dalam dua atau tiga hari,” jawab Adam dengan tenang.“Baiklah, Ibuk tunggu loh barangnya,” sahut Bu Mutia. “Terus bagaimana keadaan Jiya saat ini? Apakah dia tamah gemuk atau tambah kurus, sudah seminggu dia tidak telepon ke rumah.“Jiya langsung merebut ponsel di tangan Adam. “Kok Ibuk nanyanya ke Mas Adam. Kan bisa nanya ke aku langsung, kenapa harus nanya ke Mas Adam sih,” protesnya sambil melirik Adam yang saat ini sedang tersenyum kecil.“Itu karena kamu nggak pernah jujur. Ibuk denger kamu bermasalah sama ibunya si Ra- Ra siapa itu namanya, aku lupa,” ucap Bu Mutia sambil menoleh ke arah lain.“Raka.“ Suara Pak Ghofur menyahut.“Iya, si Raka itu,” sahut Bu Mutia. “Dengar ya Ji, dari Tulungagung ke
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Keputusan Jiya

Setelah itu Jiya mengusap air matanya dan menoleh ke arah yang berlawanan. Dia melihat ke arah anak-anak yang sedang bermain kejar-kejaran di pantai.“Apakah mereka masih melihat ke arahku?“ tanya Jiya tanpa menoleh ke arah Dila.“Nggak tahu, seharusnya sih nggak,” jawab Dila yang saat ini juga menatap ke arah pantai.“Ah, aku nyesel banget nangis kayak gitu. Emang nangis itu nggak nyelesaiin masalah,” gerutu Jiya yang merasa malu, tetapi terpaksa tetap duduk di tempat itu karena dia dan Dila terlanjur mengatakan akan menunggu pesanan mereka di lantai dua itu.“Sudah ah, nggak perlu dipikirkan banget. Toh kita juga nggak kenal mereka, iya kan?“ sahut Dila dengan santai.Jiya kemudian menoleh ke arah Dila. “Bener juga sih.““Emang aku selalu bener,” sahut Dila sambil tersenyum kecil.Setelah itu Jiya menghela napas panjang dan melirik ke arah Dila.“Kamu pengen ngomong apa?“ Tanya Dila sambil membalas lirikan Jiya.Jiya kembali menatap ke arah pantai. “Aku bingung, sangat bingung,” uca
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Bertemu Linda

“Aku Linda, teman dari Raka yang pernah bertemu kamu di rumah Tante Desi,” jawab wanita yang ada di dalam panggilan itu.“Linda,” gumam Jiya sambil mengingat wanita tersebut. (”Siapa Ji?“ tanya Dila yang penasaran dengan ekspresi wajah sahabatnya itu.““Orang yang ingin dijodohkan untuk Raka,” jawab Jiya dengan suara yang lirih sambil mengangkat tinggi ponselnya agar orang yang ada di dalam panggilan itu tidak bisa mendengar ucapannya.Setelah itu Dila mengangkat alisnya. “Loud speaker,” pintanya.)Kemudian Jiya melakukan seperti permintaan Dila. “Ah maaf, iya aku mengingat kamu. Kamu wanita yang saat itu memangku Clayton, bukan?“ “Benar, itu aku.““Iya … lalu ada apa kamu menelponku?“ tanya Jiya sambil mengerutkan dahi.“Aku ingin bertemu dengan kamu, apakah kamu memiliki waktu?“ tanya Linda dengan nada bicara manisnya.“Mungkin nanti malam. Saat ini aku sedang mengantar kue,” jawab Jiya dengan tenang.“Baiklah kalau begitu. Aku akan mengirimkan alamatnya,” sahut Linda dengan sant
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Dia lebih cocok

“Raka yang memberitahu hal itu kepadaku, bahkan aku yang membantunya untuk menentukan konsep mendekor ulang rumah itu,” jawab Linda dengan tenang.Jiya mengangguk beberapa kali lalu menyahut, “Jadi kamu mengajakku bertemu untuk mengatakan hal ini?““Tentu saja bukan,” jawab Linda dengan cepat.'Jika bukan, lalu kenapa kamu harus mengatakan hal itu kepadaku?' batin Jiya sambil terus diam dan menunggu kalimat selanjutnya dari Linda.“Aku mengajak kamu bertemu karena ingin membicarakan tentang Tante Desi,” ucap Linda lalu menghela napas panjang. “Aku tidak perlu bertanya kepada siapa pun apalagi kamu tentang hubungan kalian berdua yang sudah sangat terlihat tidak akur. Aku hanya ingin tahu apakah kamu masih serius ingin melanjutkan hubungan kamu dengan Raka?“ tanyanya.Jiya menarik garis bibirnya. “Jadi kamu ingin memastikan apakah aku benar serius dengan Raka aku tidak, begitu kan intinya?“ “Iya, benar. Karena aku bisa melihat kalau kamu bukan wanita yang mau direndahkan, maka seharusn
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status