Share

Jangan Tinggalkan Aku

Penulis: Si Mendhut
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-22 13:43:18

Adam hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Jiya.

'Kok malah senyum kaya gitu, emangnya mereka bikin bisnis apa kok ibuk nggak pernah cerita sebelumnya,' pikir Jiya yang tentu saja penasaran dengan hal itu.

“Baiklah Bu nanti orang saya akan mengirimkan lagi ke sana, mungkin akan sampai dalam dua atau tiga hari,” jawab Adam dengan tenang.

“Baiklah, Ibuk tunggu loh barangnya,” sahut Bu Mutia. “Terus bagaimana keadaan Jiya saat ini? Apakah dia tamah gemuk atau tambah kurus, sudah seminggu dia tidak telepon ke rumah.“

Jiya langsung merebut ponsel di tangan Adam. “Kok Ibuk nanyanya ke Mas Adam. Kan bisa nanya ke aku langsung, kenapa harus nanya ke Mas Adam sih,” protesnya sambil melirik Adam yang saat ini sedang tersenyum kecil.

“Itu karena kamu nggak pernah jujur. Ibuk denger kamu bermasalah sama ibunya si Ra- Ra siapa itu namanya, aku lupa,” ucap Bu Mutia sambil menoleh ke arah lain.

“Raka.“ Suara Pak Ghofur menyahut.

“Iya, si Raka itu,” sahut Bu Mutia. “Dengar ya Ji, dari Tulungagung ke
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Keputusan Jiya

    Setelah itu Jiya mengusap air matanya dan menoleh ke arah yang berlawanan. Dia melihat ke arah anak-anak yang sedang bermain kejar-kejaran di pantai.“Apakah mereka masih melihat ke arahku?“ tanya Jiya tanpa menoleh ke arah Dila.“Nggak tahu, seharusnya sih nggak,” jawab Dila yang saat ini juga menatap ke arah pantai.“Ah, aku nyesel banget nangis kayak gitu. Emang nangis itu nggak nyelesaiin masalah,” gerutu Jiya yang merasa malu, tetapi terpaksa tetap duduk di tempat itu karena dia dan Dila terlanjur mengatakan akan menunggu pesanan mereka di lantai dua itu.“Sudah ah, nggak perlu dipikirkan banget. Toh kita juga nggak kenal mereka, iya kan?“ sahut Dila dengan santai.Jiya kemudian menoleh ke arah Dila. “Bener juga sih.““Emang aku selalu bener,” sahut Dila sambil tersenyum kecil.Setelah itu Jiya menghela napas panjang dan melirik ke arah Dila.“Kamu pengen ngomong apa?“ Tanya Dila sambil membalas lirikan Jiya.Jiya kembali menatap ke arah pantai. “Aku bingung, sangat bingung,” uca

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Bertemu Linda

    “Aku Linda, teman dari Raka yang pernah bertemu kamu di rumah Tante Desi,” jawab wanita yang ada di dalam panggilan itu.“Linda,” gumam Jiya sambil mengingat wanita tersebut. (”Siapa Ji?“ tanya Dila yang penasaran dengan ekspresi wajah sahabatnya itu.““Orang yang ingin dijodohkan untuk Raka,” jawab Jiya dengan suara yang lirih sambil mengangkat tinggi ponselnya agar orang yang ada di dalam panggilan itu tidak bisa mendengar ucapannya.Setelah itu Dila mengangkat alisnya. “Loud speaker,” pintanya.)Kemudian Jiya melakukan seperti permintaan Dila. “Ah maaf, iya aku mengingat kamu. Kamu wanita yang saat itu memangku Clayton, bukan?“ “Benar, itu aku.““Iya … lalu ada apa kamu menelponku?“ tanya Jiya sambil mengerutkan dahi.“Aku ingin bertemu dengan kamu, apakah kamu memiliki waktu?“ tanya Linda dengan nada bicara manisnya.“Mungkin nanti malam. Saat ini aku sedang mengantar kue,” jawab Jiya dengan tenang.“Baiklah kalau begitu. Aku akan mengirimkan alamatnya,” sahut Linda dengan sant

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Dia lebih cocok

    “Raka yang memberitahu hal itu kepadaku, bahkan aku yang membantunya untuk menentukan konsep mendekor ulang rumah itu,” jawab Linda dengan tenang.Jiya mengangguk beberapa kali lalu menyahut, “Jadi kamu mengajakku bertemu untuk mengatakan hal ini?““Tentu saja bukan,” jawab Linda dengan cepat.'Jika bukan, lalu kenapa kamu harus mengatakan hal itu kepadaku?' batin Jiya sambil terus diam dan menunggu kalimat selanjutnya dari Linda.“Aku mengajak kamu bertemu karena ingin membicarakan tentang Tante Desi,” ucap Linda lalu menghela napas panjang. “Aku tidak perlu bertanya kepada siapa pun apalagi kamu tentang hubungan kalian berdua yang sudah sangat terlihat tidak akur. Aku hanya ingin tahu apakah kamu masih serius ingin melanjutkan hubungan kamu dengan Raka?“ tanyanya.Jiya menarik garis bibirnya. “Jadi kamu ingin memastikan apakah aku benar serius dengan Raka aku tidak, begitu kan intinya?“ “Iya, benar. Karena aku bisa melihat kalau kamu bukan wanita yang mau direndahkan, maka seharusn

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Tidak di-DP

    “Ada apa ini?“ tanya seorang pelayan yang datang untuk mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.Kemudian Jiya menoleh ke arah pelayan tersebut. “Dia tiba-tiba datang dan duduk di tempat temanku lalu mengatakan kalau dia bayarku atau apalah itu,” jawabnya dengan amarah yang membara.Kemudian pelayan itu menatap ke arah laki-laki yang saat ini masih menatap Jiya dengan kesal. “Itu karena aku memang sudah menDP kamu tiga ratus ribu.““Kalau memang kamu menDP aku, mana buktinya? Dan coba hubungi wanita yang sudah kamu booking itu!“ tantang Jiya yang benar-benar merasa tidak terima karena laki-laki di depannya itu tetap ngotot kalau dirinya adalah wanita yang sudah dibooking.Kemudian laki-laki itu mengeluarkan ponselnya. “Coba nih lihat,” ucapnya sambil kembali menghubungi nomor itu. Jiya pun dengan cepat mengambil ponselnya dan mengangkat benda itu setinggi wajahnya agar semua orang yang menatapnya bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dan benar saja, setelah beberapa saat men

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu    Tidak Sat-Set

    Setelah beberapa saat berpikir sambil mengemudikan motornya. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Jiya saat melihat beberapa orang sedang berfoto di taman yang dia lewati. Segera saja dia membelokkan motor tersebut memasuki area parkir taman itu. Setelah melalui beberapa menit proses memarkirkan motor dan berinteraksi dengan tukang parkir, akhirnya Jiya pun berlari memasuki Area taman itu.“Nah itu ada tempat,” ucap Jiya sambil berlari kecil ke arah salah satu kursi yang ada di taman itu.Setelah berhasil duduk di kursi tersebut, Jiya dengan cepat mengambil ponsel di dalam tas selempangnya. “Ayolah, ayo … jangan sampai terlambat, ayo. Ayo angkat dong,” gumam Jiya sambil mengetuk-ngetukkan kakinya di tanah.Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya panggilan itu pun diangkat. “Halo, Nin, kamu di mana? Kamu ke mushola, nggak?“ tanya Jiya dengan cepat.“Iya, aku di mushola, kenapa? Eh, tumben kamu nelepon, biasanya sulit banget ditelepon,” jawab Nindy.“Apa kamu melihat ibuku?“

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   CEO Tidur di Teras

    Setelah puas di Taman, kemudian Jiya memutuskan untuk pulang ke ruko. Tetapi ketika hampir sampai ke rukonya, Jiya melihat ada sesuatu yang mencurigakan di depan rukonya. Jiya pun menitipkan motornya di warung penjual mie ayam yang ada di sebelah ruko Jiya.“Pak, itu kok ada orang tidur di depan terasku?“ tanya Jiya kepada tetangganya yang saat ini baru saja selesai melayani pelanggan.Penjual itu pun menoleh ke arah teras ruko Jiya. “Loh, aku nggak tahu, Ji. Dari tadi ada banyak orang beli, jadi aku nggak memperhatikan tokomu,” jawab penjual mie ayam tersebut.Kemudian terdengar pelanggan memanggil penjual mie ayam itu hingga membuat jual mie ayam meninggalkan Jiya.“Lebih baik aku lihat dulu,” gumam Jiya sambil terus menatap ke arah orang yang berbaring di kursi teras rukonya.Dia berjalan pelan mendekati rukonya dengan jantung yang berdegup kencang. Dan ketika melewati sapu di sudut teras rukonya, seketika sapu itu terlihat seperti senjata yang tepat untuk menghadapi potensi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Permintaan Pak Ghofur

    “Terus tadi gimana?“ Nindy justru balik bertanya kepada Jiya.“Terus gimana apanya sih, Nin?“ tanya Jiya sambil mengeruhkan dahi mendengar pertanyaan sahabatnya yang tidak jelas.“Halah, aku dengar kalau calon suamimu datang ke sini? Terus gimana, kok kamu nggak ikut pulang ke sini?“ “Dia itu datang ke sana sendirian, nggak ngomong ke aku juga. Aku tahunya kalau dia ke sana itu setelah dia udah sampai di rumah,” jawab Jiya.“Lah kok bisa gitu?“ Sahut Nindy yang ada di dalam panggilan itu.“Ya nggak tahu emang kenyataannya gitu. Sudah, aku tutup teleponnya dulu aku sedang ada tamu,” jawab Jiya lalu menutup panggilan tersebut begitu saja. Sementara itu saat ini ketegangan menyelimuti rumah Jiya di Tulungagung. Raka saat ini duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumah itu, begitu juga dengan pak Ghofur yang baru saja sampai di rumah. Sedangkan Bu Mutia yang sebelumnya sudah menyapa Raka pun masuk ke dapur untuk membuatkan minuman.“Jadi maksud kedatangan saya ke sini, saya ingin m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Obrolan Santai

    Sementara itu di tempat Jiya, saat ini Adam dan Jiya berpindah duduk bersama di teras ruko. Saat ini mereka berdua sedang menunggu pesanan mie ayam mereka.“Jadi, apa kata Raka?“ tanya Adam setelah Jiya selesai berbicara dengan Raka lewat telepon dan kemudian meletakkan teleponnya di atas meja kecil di depan mereka.“Dia hanya berkata akan tetap mempertahankan hubungan kami,” jawab Jiya lalu menghela napas panjang. "Jiya, aku ingin membantumu berpisah dengan Raka," ucap Adam sambil terus menatap ke arah penjual mie ayam yang terlihat sangat sibuk karena banyak sekali pembeli, termasuk mereka berdua.Jiya menatap Adam, "Aku tahu, itu semua karena kamu ingin kita kembali bersama lagi 'kan?“ tanyanya.Adam tersenyum. "Aku melakukan ini karena ingin melihatmu bahagia, tapi apa yang kamu katakan ada benarnya juga, aku memang ingin kembali bersama kamu,” jawabnya dengan santai.“Itu sangat bisa ditebak oleh siapa pun,” sahut Jiya sambil berekspresi malas mendengar ucapan Adam.“Ya, a

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25

Bab terbaru

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Bapak Rumah Tangga

    “Sudah turunin aku, aku bisa jalan ke kamar sendiri,” ucap Jiya yang juga mendengar panggilan dari lantai satu.“Tidak perlu, biarkan saja orang itu menunggu,” sahut Adam yang mempercepat langkahnya naik ke lantai dua.Jiya pun tersenyum menatap Adam yang sedang membawanya naik tangga. “Lucu,” gumamnya.“Apa?“ tanya Adam yang kini terus menatap ke arah depan.“Nggak ada Mas,” sahut Jiya lalu kembali menunduk.Setelah mengantar Jiya masuk ke dalam kamar mandi, kemudian Adam mengganti pakaiannya dan turun ke lantai satu untuk melihat orang yang bertamu ke rumahnya pagi itu. Dia berjalan ke arah ruang tamu, tetapi dia tidak menemukan siapa pun di sana.“Apakah orangnya sudah pulang?“ gumam Adam karena dia mendengar kalau orang yang bertamu itu memanggil namanya, jadi seharusnya orang itu sudah sangat mengenal dirinya.Sesaat kemudian terdengar langkah kaki yang berasal dari ruangan yang lebih dalam. Adam pun menoleh, menunggu pemilik suara langkah kaki tersebut.“Tuan muda,” ucap pemban

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Ngompol

    Mata Jiya terbelalak ketika tiba-tiba Adam mencium pipinya. “Apa sih kamu, Mas,” ketusnya.Adam terkekeh karena merasa geli melihat Jiya yang salah tingkah. Merasa kesal dengan tawa Adam, Jiya dengan cepat mengambil sebuah potongan apel dan memasukkannya ke dalam mulut Adam. Dan seketika Adam pun berhenti tertawa.“Bagaimana kalau aku tersedak,” ucap Adam sambil mengunyah apel itu.“Ya habisnya kamu ngeselin sih, Mas,” sahut Jiya sambil cemberut.Adam kemudian tersenyum kembali lalu menggelitiki pinggang Jiya, hingga membuat Jiya tertawa terbahak-bahak. “Aduh, ampun Mas,” ucap Jiya sambil mencoba untuk menjauh dari Adam, tetapi Adam terus menahan dan menggelitiki pinggang Jiya. Hingga akhirnya dia merosot ke lantai karena lemas terlalu banyak tertawa.Namun, tiba-tiba salah satu asisten rumah tangga kiriman Nyonya Titi masuk ke dalam ruangan itu dan membuat Adam berhenti menggelitiki Jiya.“Kenapa kamu ke sini?“ tanya Adam dengan tatapan tajamnya.“Itu … saya, saya ….“ Asisten rumah

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Mengusir ART

    Jiya mendesis cukup keras ketika dia akan bangun dari ranjangnya. 'Pinggangku rasane koyo copot,' batin Jiya lalu berpegangan pada pinggiran ranjang itu dan kemudian berdiri.“Apa yang yang kamu lakukan?“ tanya Adam sambil memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Jiya.“Aku ngadek Mas, berdiri.“ Jiya mengucap kata Berdiri dengan pernekanan agar Adam tahu arti istilah jawa yang dia ucapkan. “Masa kamu nggak lihat,” ketusnya.Adam tersenyum kecil. “Lalu kenapa kamu seperti nenek-nenek? Ingin berdiri harus berpegangan kepada sesuatu,” selorohnya.“Pinggangku habis diseruduk truk tronton, puas?“ Jiya masih menyahut dengan ketus. Kini Jiya berjalan ke arah kamar mandi sambil memegangi pinggangnya.“Apa perlu aku bantu?“ Tanya Adam.“Nggak usah Mas, yang ada kamu malah nyusahin bukannya ngebantu,” jawab Jiya sambil masuk ke dalam kamar mandi.Adam pun merebahkan tubuhnya. Matanya menatap langit-langit kamar itu, tak lupa sebuah senyum masih terukir di wajahnya.“Jiya,” gumam Adam.*Keesokan

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Ikat Pinggang Di Pergelangan Tangan

    “Pak Adam,” gumam semua orang sambil berdiri dari kursi mereka, termasuk Nathan yang langsung meletakkan berkas di tangannya.“Berani sekali kalian!“ teriak Adam dengan tatapan tajam yang seolah ingin membakar semua laki-laki yang ada di dalam ruangan itu.Para laki-laki itu saling melirik karena tidak mengerti asal mula kemarahan Adam.Kemudian Adam menoleh ke arah Jiya. “Ke sini!“ Namun Jiya langsung melengos. “Pulanglah, aku bisa pulang sendiri,” sahutnya dengan ketus.Mendengar hal itu Adam mengepalkan tangannya dan kemudian melangkah ke arah Jiya. “Apa yang ingin kamu lakukan di sini?“ tanyanya sambil menggenggam tangan Jiya.“Tunggu Pak,” ucap Nathan yang ingin membela Jiya karena merasa kalau Adam akan memarahi Jiya, walaupun dia juga tidak tahu apa penyebab kemarahan Adam saat ini. “Dia datang ke sini untuk menjemput Leni, dia—”“Siapa kamu berani berbicara mewakili istriku!“ sentak Adam.Mata Nathan pun membulat mendengar kalimat Adam, begitu juga dengan semua orang yang ada

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Jiya Bukan Anak Baru

    Feni lebih terkejut lagi saat melihat dua orang yang sedang belutut di halaman rumah itu. “Siapa mereka?“ tanya Feni karena saat ini dua orang itu menundukkan kepala mereka.“Angkat kepala kalian!“ teriak Dimas memberikan perintah.Kemudian dua orang tersebut mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Feni.“Dia …,” ucap Feni lalu kembali menatap ke arah Dimas.“Benar, orang yang ada di foto itu adalah dia bukan aku. Ada orang yang sengaja ingin merusak hubungan kita,” sahut Dimas.“Ini benar?“ tanya Feni sambil kembali menatap ke arah laki-laki yang mirip dengan suaminya itu.“Tentu saja. Aku tidak mungkin menghianati kamu dan dua anak kita,” sahut Dimas sambil mengusap perut Feni dengan lembut.Feni pun terdiam dan menundukkan pandangannya. “Maaf,” ucapnya lirih.Dimas kemudian menggenggam tangan Feni. “Kamu tidak perlu minta maaf, ini tidak sepenuhnya kesalahan kamu,” sahutnya sambil mengecup punggung tangan Feni itu.Feni kembali mengangkat pandangannya. “Apakah kamu tahu siapa

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Berhasil

    Mereka pun cukup lama bersantai di pinggir kolam tersebut sambil terus membicarakan masalah mereka masing masing, dan juga membahas masalah rencana Dimas dan memaltangkan rencana tersebut.Hingga malam menjadi semakin larut, dan mereka pun masuk ke dalam rumah. Mereka memutuskan untuk beristirahat malam itu. Dimas pun memilih menempati salah satu kamar tamu di rumah itu. Dimas juga sempat memperhatikan pelayan yang dibicarakan Adam tadi, dan benar saja pelayan itu ternyata cukup mencurigakan.****3 hari kemudian..Setiap hari Adam menjemput dan mengantar Jiya pulang ke rumah Dimas, tapi dalam beberapa hari itu semua yang mereka bahas hanya seputar masalah Dimas dan Feni tidak ada yang lain.Hingga malam pun tiba...Adam dan Dimas sedang berada di luar sebuah club malam. Anak buah Adam menemukan bahwa wanita itu bekerja di club malam ini sebagai penari striptis. “Gimana, semua udah siap?” tanya Dimas lewat telpon yang ada di genggamannya“Siap Tuan!” suara di dalam telpon

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Rencana Dimas

    “Ahhkk!” ucap Jiya sambil bangun dari lantai tempatnya terjatuh. Setelah itu Jiya bangun, dan melihat ke arah orang yang sedang memegang daun pintu tersebut.“Astaga Mbak, kamu kenapa?” ucap Jiya terkejut melihat Feni yang kusut, berantakan. Kemudian Jiya segera menggandeng Feni untuk duduk di sofa ruang tamu tersebut. Feni lalu menangis keras “Hiks.. hiks.. huwa…!” “Bagaimana nasibku dan anakku. Kenapa mas Dimas tega seperti ini padaku,” ucap Feni sambil terus menangis memeluk Jiya.Kemudian Jiya pun memeluk sambil mengelus pundak Feni “Sabar mbak, Sabar. Ingat Mbak sedang mengandung, kasihan anak Mbak kalau Mbak menangis seperti ini,” ucap Jiya mencoba menenangkan Feni“Tapi Ji, bagaimana aku bisa tenang saat tahu kalau mas Dimas selingkuh seperti itu,” ucap Feni“Iya Mbak, aku sudah tahu itu dari Mas Dimas,” ucap Jiya“Jadi kamu kesini disuruh Dimas?” ucap Feni langsung melepaskan pelukannya dari dia‘Eh, aku salah bicara,’ batin Jiya kaget“Tentu saja tidak. Aku memang mendenga

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Ibu Kantin

    Pyarrrr! Brughhh!… Terdengar suara piring pecah dan di ikuti benda jatuh dari dapur.Kemudian Jiya, Lena dan Leni saling menatap sejenak. Lalu, mereka bertiga pun langsung berlari ke arah dapur. Dan saat sampai di pintu dapur, mereka pun kaget melihat Ibu kantin sedang terbaring di lantai dan sebuah piring pecah di sampingnya.Lena yang sampai di dapur duluan, langsung mencoba membangunkan ibu kantin, tapi tidak ada respon“Kita tidak mungkin kuat menggotong dia,” ucap Lena sambil melihat tubuh Ibu kantin yang memang bisa di sebut mengalami obesitas.Lalu Lena meletakkan kepala ibu kantin di pangkuannya, dan terlihatlah ada darah di lantai tepat di bagian bekas tempat kepala ibu kantin terjatuh.“Astaga, darah!” teriak Leni.Lena pun terdiam seketika, wajahnya berubah memucat.. “Len, sabar… Len,” ucap Leni menggoyang-goyangkan tubuh saudara kembarnya tersebut“Astaga!”teriak Jiya “Leni, kamu jaga Lena dan Ibu kantin. Aku cari bantuan,” ucap JiyaKemudian Jiya pun langsung berla

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Dimas Akan Bercerai

    Setelah mengendarai mobil selama 15 menit, kemudian mereka sampai di sebuah kafe langganan Adam dan Dimas.Adam pun segera masuk ke dalam cafe tersebut, dikuti oleh Jiya yang ada di belakangnya.Setelah mereka masuk ke dalam Cafe tersebut. Kemudian Adam dan Jiya melihat ke sekitar, lalu menemukan Dimas yang sedang duduk di salah satu meja yang agak jauh dari mereka. Dimas terlihat tak bergerak sedikitpun, ia teeus menatap ke arah luar jendela kaca di sebelahnya.Kemudian mereka pun mendekat ke arah Dimas. Tapi, Dimas tidak bergeming sedikitpun. Dia tidak sadar dengan kedatangan Jiya dan Adam yang sudah duduk di depannya.“Ehem!” Adam berdehem. Kemudian Dimas pun tersadar dari lamunannya, dan langsung menoleh dan melihat ada Adam dan Jiya yang sudah duduk depannyaLalu Dimas pun kini mengusap-ngusap wajahnya.“Ada apa?” tanya Adam penasaran pada sahabatnya tersebut karena terlihat sangat kacau“Aku sedang pusing, istriku minta cerai,” ucap Dimas“Apa!” ucap Adam dan Jiya bersamaan, kag

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status