Home / Pernikahan / Wanita yang Mencintai Suamiku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Wanita yang Mencintai Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50

91 Chapters

Bab 41. Aku Hanya Meniru Caramu

"Apa katamu?!" Jelas sekali gurat kecewa di wajah Abyan mendengar jawaban dari istrinya.Seorang istri yang begitu dia cintai harus mendua bahkan mengusir mertua sendiri? Abyan tidak menduga, padahal perempuan itu telah banyak berkorban demi keluarga suaminya."Aku mengusir ibu dan papa karena sibuk ngurusin hidup aku, Mas!" ulang Olivia dengan raut wajah santai, lantas kembali menonton televisi.Semua yang Abyan dengar bagai sambaran petir di siang bolong. Napasnya tersengal, emosi tiba-tiba saja memuncak. Sayang sekali karena dulu dia bersumpah tidak akan menyakiti fisik Olivia lagi."Laki-laki mana yang menjadi selingkuhanmu? Ingin kupecahkan kepalanya!""Aku tidak mau memberitahumu. Duduk saja, nikmati hidup. Ibu sama papa sudah dewasa, mereka pasti tahu bagaimana cara bertahan hidup.""Olivia?!" bentak Abyan, kedua mata menampilkan semburat merah. Dia memaksa perempuan itu ikut berdiri.Mereka saling pandang. Jelas sekali tidak ada rasa takut dalam diri Olivia. Perempuan itu just
Read more

Bab 42. Teriakan Maut

Bab 42. Teriakan Maut"Mas!""Abyan!"Lelaki itu hanya tertawa. Sebenarnya sejak tadi dia memang marah, tetapi amarah itu meluruh seiring terdengarnya lagu Happy Birthday. Dia langsung tahu kalau memang mereka hanya mencoba memberi kejutan.Melihat dekorasi balon dalam kamar begitu banyak. Abyan tahu apa yang harus dia lakukan. Maka tanpa persiapan matang, dia akting pura-pura pingsan.Sayang sekali karena hanya berlangsung sebentar. Dia takut jika ibunya kerepotan membawa Abyan ke rumah sakit sambil menangis, padahal hanya prank semata. Bisa-bisa netizen memviralkan, lalu mengecap Abyan sebagai anak durhaka."Mas, kok tega banget, sih? Jantungku sampai mau copot rasanya!" gerutu Olivia memanyunkan bibir tipisnya."Iya, loh. Ibu sama papa kamu juga kaget." Ibu Namira menambahkan."Kalian pikir aku gak kaget? Semula aku pikir Olivia jatuh dari tangga, padahal di kontrakan kita gak ada tangga. Lalu aku pikir Ibu sama Papa emang diusir dari sini gara-gara Olivia mau berduaan sama pacarny
Read more

Bab 43. Rasa Cemburu

Bab 43. Rasa CemburuAbyan mendorong kasar tubuh Fatah. Namun, tanpa sengaja menyentuh dadanya. Perempuan jadi-jadian itu langsung menjilat bibir sendiri, sementara Abyan melompat ke belakang Olivia.Sungguh, dia bisa saja mematahkan leher makhluk tersebut, tetapi memilih menghindar saja karena tahu bahwa waria biasanya tidak punya malu berteriak mengaku hamil padahal bodong dan sebagainya.Abyan tidak mau menjadi korban. Apalagi sekarang dia sudah punya istri. Bagi Abyan, pacaran dengan makhluk jadi-jadian bisa merusak harga dirinya karena seolah tidak ada perempuan tulen lagi di dunia ini."Empuk, kan, Mas? Lebih empuk ketimbang dada rata istri kamu.""Heh, Pak Lampir. Pertama, jangan banding-bandingin yang kawe sama ori suami aku mau original walau kalah gede sama punya kamu. Terus, sejak kapan laki-laki punya rahim?""Aduh, calon adik madu aku. Kamu itu ya selalu lupa sama nama aku. Kenalin, Fatma. Oke? Fatma, ingat itu, bukan Pak Lampir atau Fatah. Bego banget, sih!" cetus Fatah
Read more

Bab 44. Ucapan Selamat

Bab 44. Ucapan SelamatDua hari setelah kejadian itu, Olivia benar-benar memikirkan kehidupan pernikahannya. Bagaimana tidak, ucapan Fatah kemarin masih terngiang dalam pikiran.Belajar dari pengalaman Kamila kemarin, bisa saja dia melakukan kesalahan yang sama. Apalagi dia juga ibarat tak peduli dengan dosa. Olivia menghela napas panjang, resah dan gelisah.Hal paling dia takuti adalah saat tak bisa mengawasi aktivitas Abyan. Pasalnya, Olivia kerap mengantuk, mungkin saja memang pengaruh hamil."Kenapa, Sayang? Kamu sejak tadi kayak orang lagi banyak pikiran gitu sampai ngusap wajah kasat berkali-kali," tegur Abyan membawakan secangkir teh hangat pesanan sang istri.Sejak tadi pagi sampai sore, dia hanya menghabiskan waktu dengan rebahan dan sesekali makan camilan buatan ibu mertua. Selalu begitu, setiap hamil dia akan bersikap jauh lebih manja dari biasanya."Masih memikirkan omongan Fatah?" sambung Abyan lagi sesaat setelah meletakkan cangkir tersebut di nakas, lalu duduk di tepi r
Read more

Bab 45. Unek-Unek

Seratus hari berlalu tanpa terasa. Selama itu pula Abyan harus menuruti semua keinginan sang istri yang lebih dari kata aneh. Sebenarnya lelah, tetapi mau bagaimana lagi sakit sakitnya mengandung serta melahirkan bukan dia yang merasakan.Biasanya, Olivia akan meminta makanan semisal junk food atau fast food. Lihat saja, dalam kurun waktu tiga bulan berat badannya bertambah lima belas kilogram. Meski begitu, tetap tidak mengurangi kadar kecantikannya.Aneh bahkan semakin aneh dari hari ke hari. Olivia pernah minta dibelikan mie bakso tanpa bakso dan bumbu, lalu mie ayam tanpa ayam bahkan gado-gado tanpa bumbu kacang. Pernah pula memaksa Abyan membeli sepotong donat, juga selembar mie dengan semangkuk air sop bakso.Dan yang paling gila menurut Abyan adalah memintasetengah gelas jus di restaurant. Dia malu bukan main, meskipun memakai masker, menyamar sebagai konten kreator."Mas, cosplay dong jadi apa gitu!" Lagi, untuk ke sekian kalinya Olivia meminta sesuatu yang aneh."Kemarin jadi
Read more

Bab 46. Dia Kembali

Bab 46. Dia Kembali."Tadi kamu bilang apa, Wi? Namanya siapa?""Kamila, Mbak. Kamila Mentari."Jantung Olivia berdegup lebih cepat dari biasanya ketika mendengar nama itu. Sejak saat itu, mereka tidak lagi pernah bertemu dan kehidupan pernikahannya baik-baik saja. Entah apa yang membawa gadis sialan itu menemui Dewi.Cukup lama terdiam, Olivia tidak menyadari jika Dewi sudah duduk di sampingnya sambil membawa pizza. Ya, makanan yang dibawa oleh Kamila untuk Dewi sebagai tanda mereka berteman.Menghela napas berat, pikiran Olivia semakin tidak karuan. Beribu prasangka bersarang dalam otak, dia berharap kedatangan Kamila hanya sebuah kebetulan yang tak akan pernah ada kali ke dua lagi."Sendirian aja, Mbak?" tanya Dewi memecah lamunan Olivia. Perempuan itu mengangguk, lantas menjawab, "Mas Abyan di dalam. Ibu sama papa belum pulang.""Mbak Oliv kenapa kepo tentang perempuan tadi?""Kamu ada urusan apa sama dia? Maksudnya kalian sudah lama kenal? Kok tiba-tiba dia datang ke sini?""Ada
Read more

Bab 47. Tangisan Olivia

Bab 47. Tangisan Olivia"Kamu bilang melihat Kamila? Di mana?"Olivia menghela napas panjang. Tangannya menarik kasar kursi putih itu, kemudian menjatuhkan bobot di sana. "Di depan rumah kita, Bu. Dia bicara sama Dewi. Katanya mereka teman online dan baru pertama kali ketemu.""Ibu bukan mau su'udzon, tapi apa semuanya memang suatu kebetulan? Bisa jadi Kamila mengintai diam-diam sampai tahu alamat ini atau saat Abyan dalam pengaruh sihir dulu memang sudah pernah cerita masa lalu. Atau dia bekerjasama dengan Dewi? Toh, Dewi juga punya perasaan istimewa sama Abyan."Mendengar dugaan ibu mertua menambah keresahan dalam hati Olivia. Benar, ada kemungkinan mereka bekerjasama atau bisa jadi Kamila melakukannya sendiri dengan berpura-pura menjadi teman online Dewi.Untuk menanyakan pemilik rumah memang wajar karena rumah Abyan paling mencolok di antara yang lain. Akan tetapi, kenapa bertemunya saat mereka baru di sana?Resah dan gelisah. Olivia mengusap wajah gusar berulang kali. Melihat jam
Read more

Bab 48. Rindu yang Tiba-Tiba Hadir

Bab 48. Rindu yang Tiba-Tiba HadirJam sudah menunjuk pukul sebelas malam, tetapi Olivia belum juga memejamkan matanya. Perempuan itu tak bisa tidur, pikirannya terlalu sibuk akan sesuatu.Sementara itu, Abyan sudah terlelap sejak satu jam yang lalu setelah mengobrol panjang dengan Olivia. Lelaki tersebut mengaku selalu mencintai istrinya hari ini, kini dan nanti.Dan entah kenapa, Olivia tidak terlalu senang dan hanya menanggapi dengan senyum tipis. Sekarang, mata perempuan itu menatap langit-langit kamar, pikirannya masih melanglang buana.Tak bisa mengelak bahwa malam itu dia sangat merindukan sosok Rayan. Seorang lelaki yang menjadi cinta pertamanya. Salahkah dia sementara status diri telah menjadi istri Abyan dan calon ibu dari anak yang sedang dikandung?Mata Olivia memerah dengan air mata yang sejak tadi tumpah. Dia menggigit bibir agar isakannya tak terdengar oleh suami. Rindu itu benar-benar menyiksa batinnya.Besok, Olivia berniat mengunjungi makan Rayan. Akan tetapi, apakah
Read more

Bab 49. Keinginan Berpisah

Matahari kembali menyapa seperti biasa, sinarnya begitu menyilaukan mata yang memandang. Bunga-bunga bermekaran indah halaman semua tetangga, berwarna-warni memanjakan mata.Pukul tujuh tadi, mereka sarapan bersama. Setelah tiga puluh menit berlalu, Abyan harus berangkat untuk mengurus sayur-mayurnya. Papa Zafir pun ikut serta karena merasa bosan berada di rumah.Saat sedang menjemur pakaian yang baru saja dia keringkan dengan mesin cuci, mata Olivia tak sengaja menangkap sosok yang selalu dia benci sejak mengenalnya. Menggertakkan gigi, terus menajamkan pendengaran berharap bisa menguping pembicaraannya dengan Dewi.Gadis itu bersikap sangat ramah padanya. Jika tahu dia pernah menjadi selingkuhan Abyan, apakah sikap tersebut masih akan ditunjukkan? Entahlah, segalanya masih menjadi tanda tanya bagi Olivia sendiri.Sepertinya Kamila memang tidak tahu kalau mereka adalah tetangga Dewi. Buktinya dia cuek saja dan menatap lurus ke depan tanpa melirik sedikit pun. Jika memang demikian, Ol
Read more

Bab 50. Pikirkan Anakmu

Bab 50. Pikirkan Anakmu"Kenapa, Olivia?" tanya Ibu Namira dengan suara gugup. Dia berharap apa yang didengarnya tadi itu salah atau sedang bermimpi saja."Aku ingin pisah, Bu. Kalau Ibu mau tahu alasannya, aku akan bicara. Tapi perlu ibu ingat kalau sudah menjadi hakku memilih bertahan atau tidak.""Katakan, Nak. Apa Abyan punya salah?""Sepertinya hubungan pernikahan kami memang cukup sampai di sini, Bu. Aku tidak mau melanjutkannya lebih jauh. Hanya Rayan yang ada dalam hatiku, bukan orang lain!" Jawaban yang terdengar tegas. Ibu Namira menatap lekat mata menantunya dan bulu kuduk seketika meremang."Nak, jangan katakan itu pada Abyan. Ibu tidak mau kalau Abyan terluka. Dia sangat mencintaimu dan ketika tahu kalau kamu sudah bosan atau memang tidak mencintainya.""Kenapa, Bu? Bukannya kalau aku jujur itu lebih baik daripada menimbulkan tanda tanya? Aku jujur atau bohong, perpisahan tetap menyakitkan. Ibu, tolong sampaikan pada Mas Abyan untuk segera menceraikan aku."Air mata Ibu N
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status