Semua Bab Wanita yang Mencintai Suamiku: Bab 31 - Bab 40

91 Bab

Bab 31. Dendam Kesumat 2

Bab 31. Dendam Kesumat 2"Stop, kalian sengaja kan mau ngejatuhin harga diri aku? Sejak kapan aku pelet orang? Udah cantik gini, banyak yang mau sama aku, termasuk suami kamu!" bentak Kamila semakin malu saja.Bukannya takut, Olivia justru tertawa. Perempuan itu hampir saja kehilangan akal sehat setelah lama menimbun dendam dalam hati, membara semakin gelap saja.Pak Satpam yang notabene-nya seorang duda semakin penasaran saja. Pasalnya, beberapa hari terakhir, Kamila menjadi trending topik, banyak diperbincangkan oleh orang lewat maupun karyawan lainnya.Padahal dulu hampir semua orang membenci karena sifat cerewet dan mulutnya yang begitu pedas. Sekarang Pak Satpam itu bahkan pernah melihat Kamila digoda banyak lelaki termasuk dirinya, diam-diam menaruh perasaan."Bukan aku, jelas kamu sendiri yang mau mempermalukan diri sendiri. Aku masih menyimpan chat-chat kamu, loh. Cincin yang mengandung pelet sudah aku hancurkan. Saksi lain selain ibu sama papa mertua aku itu adalah Kyai Anwar
Baca selengkapnya

Bab 32. Sebuah Janji

Bab 32. Sebuah JanjiBegitu sampai di rumah, Olivia langsung masuk setelah mengucap salam karena pintu setengah terbuka. Sudah tidak ada orang, padahal tadi kata Ibu Namira, calon pembeli sudah datang. Apakah urusannya dipermudah?Melangkah masuk ke ruang tengah setelah melewati tirai berwarna cokelat tua itu, Olivia melihat suami dan kedua mertuanya tengah berbincang serius. Dia langsung duduk untuk mendengarkan.Namun, sebelum mengerti arah pembicaraan, Abyan justru mencecar dengan banyak pertanyaan, "sudah ketemu kontrakannya? Harga berapa per bulan dan dekat sama rumah lama, kan? Ada berapa kamar, terus kamar mandi berapa? Kondisi dapur?""Satu-satu, Abyan. Istri kamu baru juga datang, dia pasti capek lah." Ibu Namira menegur.Olivia sendiri hanya bisa tersenyum, kemudian memberitahu letak kontrakan itu dan memang terbilang dekat dengan rumah lama. Semua pertanyaan tadi Olivia jawab dengan suara tenang. Entah berapa bulan mereka di sana, mungkin dua atau tiga bulan saja tergantung
Baca selengkapnya

Bab 33. Pindah Rumah

Bab 33. Pindah RumahTepat setelah salat asar, Abyan mengunci pintu rumah itu. Untuk kali pertama setelah tiga tahun berlalu, dia akan meninggalkan rumah pertama yang dia beli demi menyenangkan hati sang istri.Lelaki itu membuang napas berat, lantas mengedarkan pandangan ke sekeliling. Rumah yang dulu dianggap akan menjadi istana seumur hidup, ditinggali oleh anak-anak di masa depan, ternyata hanya menjadi masa lalu.Rumah bernuansa putih dengan tiga pilar di depannya itu menjadi saksi bisu bagaimana Abyan begitu mencintai istri, juga kedua orang tuanya meskipun dalam beberapa saat terakhir terpaksa menggores luka dalam hati Olivia."Yuk, berangkat!"Olivia masuk ke mobil dan duduk di kursi kemudi, sementara di sampingnya adalah Ibu Namira. Mobil hitam sendiri ditumpangi oleh dua kepala keluarga yang tak lain adalah Abyan dan papanya.Perlahan tetapi pasti, mobil itu melaju meninggalkan halaman rumah. Kunci satu sudah dia berikan pada pembeli, kunci kedua masih dipegang, besok baru d
Baca selengkapnya

Bab 34. Tetangga Baru

Pukul sepuluh pagi, masakan untuk makan siang nanti sudah selesai. Secepat itu karena baik Olivia maupun Ibu Namira memang sangat bersemangat hari ini.Mereka memasak opor ayam yang lumayan banyak setelah pagi tadi sibuk berbelanja untuk keperluan dua pekan ke depan. Aroma yang sungguh menggugah selera."Oliv, bawa ke tetangga sebelah yang rumahnya warna hijau sage itu loh. Kemarin ibu lihat dia mengintip sama anaknya pas kita baru datang.""Yang mana, Bu?""Kalau gak salah ingat, rumah ke dua dari sini. Dia merhatiin kita kayak mau kenal gitu, Nak. Kan, bagus kalau beramah-ramah sama tetangga karena mereka adalah keluarga yang mungkin suatu hari nanti bakal nolongin kita."Panci ukuran kecil berwarna kuning Olivia bawa ke luar setelah mengangguk. Begitu melewati pintu utama, dia menoleh ke arah kiri. Benar saja, ada rumah berwarna hijau sage.Perempuan itu segera melangkah ke sana. Terbiasa bertemu dengan orang asing membuatnya lebih percaya diri. Olivia terus melangkah, sampai tiba
Baca selengkapnya

Bab 35. Tentang Masa Lalu

Seharian berada di dalam rumah, menghabiskan waktu dengan menonton, makan dan bernyanyi riang juga membosankan bagi Olivia sebab di masa gadis dia selalu memanfaatkan waktu libur dengan jalan-jalan. Apakah itu bersama Wani atau Rayan.Kembali terbayang saat-saat bersama Rayan. Dia memang lelaki romantis. Olivia ... pakah perempuan itu berdosa karena teringat akan masa lalunya? Sebuah tragedi memilukan terpaksa memisahkan mereka.Ya, sekalipun berusaha berada di garis takdir yang sama jika Tuhan berkehendak lain, pasti selalu ada cara untuk berpisah. Olivia menghela napas sambil menatap langit-langit kamar. Sudah hampir pukul lima sore, tetapi Abyan belum juga pulangPesan terakhir yang dia kirim adalah sebuah foto sedang bicara dengan tukang bangunan, lalu membeli sendiri bahan pondasi berupa semen, pasir dan juga batu besar. Olivia hanya mengirim jempol sebagai pertanda dia sedang kesal.Perempuan berhidung bangir itu merasa ada yang aneh pada diri sendiri karena hatinya selalu merin
Baca selengkapnya

Bab 36. Hari Paling Menyakitkan

Bab 36. Hari Paling MenyakitkanSejak tadi, Olivia hanya bisa menangis. Pernikahan yang dia duga akan berlangsung begitu megah penuh cinta meninggalkan luka di sudut hati terdalam.Olivia tidak pernah menduga kalau dia akan menitikkan air mata kesedihan menjelang hari pernikahan. Meskipun masih satu bulan lagi, tetap saja dia malu mengingat hampir semua orang sudah mengetahui rencana masa depan mereka.Berbagai prosesi sudah dilakukan, bahkan sore ini Olivia tengah duduk di depan gundukan tanah. Pada nisan tertulis nama Rayan bin Zafir. Entahlah, luka begitu menganga."Rayan, kenapa kamu tidak menepati janji untuk menikahiku? Bukannya kamu bilang, kita akan menikah, lalu hidup bahagia selama-lamanya? Kamu melupakan janji itu, huh?""Sudahlah, Nak. Ikhlaskan kepergian Rayan, biarkan dia tenang. Kalau kamu menangis terus, Rayan pasti sedih." Papa Zafir kembali duduk, menatap dalam mata gadis itu. Ada kesedihan terpancar di sana."Iya, Nak Oliv. Rayan sudah tenang, kamu ikhlaskan saja."
Baca selengkapnya

Bab 37. Sikap Aneh

Bab 37. Sikap Aneh"Olivia ...." Perempuan itu merasakan bahunya terguncang.Kedua mata bagai diolesi perekat karena sulit sekali terbuka. Suara itu terus memanggil, mengusik kenyamanannya.Beberapa menit berlalu, Olivia masih menggeliat di tempat tidur. Tiba-tiba wajahnya terkena percikan air. Terpaksa, perempuan itu bangun dan melihat Abyan memegang gayung."Mas, aku minta maaf. Aku tidak tahu kenapa bisa ada di tempat tidurmu. Tolong, kamu jangan marah, aku janji besok akan tidur di lantai!" Olivia mengatup kedua tangan di depan dada, merasa sangat bersalah dan takut.Sementara lelaki itu menaikkan sebelah alisnya tanpa ada niat untuk bertanya. Pasalnya, Olivia seperti orang asing. Lihatlah bagaimana dia sibuk menjauh. Tatapannya menyiratkan penyesalan.Abyan meletakkan gayung tersebut di nakas, kemudian mendekati Olivia yang ketakutan. Tangan dan kakinya gemetaran. Sementara otak sibuk menerka tujuan lelaki tersebut.Bukankah dia selalu marah pada Olivia dan tidak pernah memberiny
Baca selengkapnya

Bab 38. Kemungkinan Berujung Harapan

Bab 38. Kemungkinan Berujung Harapan"Loh, Mas. Kamu gak mau? Mie doang loh padahal, tinggal dimakan dan emang kenapa kalau sendiri?" Olivia meninggikan suara, beberapa saat kemudian terdiam dengan mata berkaca-kaca. "Kamu gak sayang ya sama aku?""Oliv, kamu kenapa? Kalau ada masalah atau lagi kesal sama aku, please jangan nyiksa kayak gini. Cerita dengan jujur dulu, setelah itu baru tentuin hukumannya.""Jadi, kamu merasa tersiksa, Mas?"Sialnya, air mata Olivia turun tanpa permisi. Perempuan itu sedih mengetahui suaminya merasa tersiksa, padahal dia hanya ingin bersenang-senang.Dia menatap pada Abyan yang menggaruk kepala padahal tidak gatal, mengerutkan kening pertanda bingung. Adakah dia berubah? Olivia sangat takut apabila suaminya justru memikirkan perempuan lain meski mereka sedang bersama."Baiklah, aku makan baksonya doang. Untuk mie, nggak ya karena kenyang banget. Tadi aja sampai muntah loh, Sayang.""Mas, makan sama mie-nya!""Nggak!""Makan!""Nggak!""Makan, Mas.""Ngg
Baca selengkapnya

Bab 39. Bukan Tamu Istimewa

Bab 39. Bukan Tamu Istimewa"Selamat Pagi, Olivia. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Benar kata pepatah, kalau jodoh pasti bertemu, makanya aku bertamu ke sini."Olivia mengepalkan tangannya, memberi tatapan tajam serupa elang yang siap menerkam mangsa. "Apa maksudmu?" Suara itu keluar di antara gigi yang mengatup sempurna."Tentu saja aku ke sini buat ketemu Mas Abyan, kesayangan aku!" Suara yang sangat menjijikkan khas perempuan palsu.Ya, sosok berambut panjang itu bukan perempuan tulen. Dia seorang transgender yang mengubah seluruh tubuhnya sehingga menyerupai perempuan karena pernah jatuh cinta pada lelaki.Setelah ditinggal oleh lelaki yang dia cintai, Fatma yang sebenarnya adalah Fatah itu malah mendekati Abyan. Dia terus saja mengganggu ketika tak sengaja berpapasan di jalan."Bu, kok Mas Fatah bisa ada di sini?" "Dia ... ternyata saudaranya tetangga kemarin.""Rumah sage? Mbak Zelyn?!" Olivia memekik heran. Jika benar itu terjadi, maka dia telah salah memilih tempat.Selain keny
Baca selengkapnya

Bab 40. Apakah Ini Malapetaka?

Pintu utama terbuka, muncullah Olivia dengan wajah lesu dan pucat pasi. Abyan langsung menghambur dalam pelukan perempuan itu. Napasnya tersengal, terasa lelah. Namun, sekarang sedikit lega karena masih bisa melihatnya."Apa yang terjadi, Sayang? Kenapa tadi ibu nangis-nangis?""Tidak ada, Mas. Memangnya kenapa?" Kening Olivia mengerut, menatap malas pada suaminya."Firasatku, kamu jatuh dari tangga.""Kita gak punya tangga, Mas.""Oh iya." Abyan menepuk jidat sendiri. Entah kenapa dia bisa berpikir ke sana padahal kontrakan mereka tak ada tangganya. Bahkan rumah yang baru saja dijual pun sama.Ah ya, mungkin karena desain rumah baru mereka rencana akan ditingkat dua. Jadi, tentu saja ada tanggal di dalam rumah. Abyan menghela napas panjang, dia lantas melangkah menuju dapur hendak mengambil minuman untuk meredakan rasa lelahnya."Ibu mana?""Tidak tahu.""Papa?""Tidak tahu.""Sejak tadi kamu gak lihat ibu sama papa sampai gak tahu mereka di mana?""Iya."Melihat Olivia yang terkesan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status