Semua Bab Wanita yang Mencintai Suamiku: Bab 61 - Bab 70

91 Bab

Bab 61. Keinginan Menikah Lagi

Bab 61. Keinginan Menikah LagiJantung Olivia berdegup tidak normal. Senyum yang sejak tadi tersungging seketika memudar begitu mendengar permintaan Abyan.Padahal, sejak magrib tadi dia merasakan sesak di dada kian berkurang. Kenapa sekarang justru permintaan itu bagai belati yang menghunus jantungnya?Olivia menarik napas panjang, kemudian menghembuskannya kasar. Dia tidak bisa berkata-kata, hanya bisa menelan saliva juga membasahi bibir dengan lidah.Suasana dalam kamar seketika berubah menjadi tegang. Kedua pasangan itu saling menatap dalam, kaku. Tak ada suara, hanya detak waktu yang terus berputar membawa Olivia dalam luka."Kamu serius, Mas?""Iya.""Kenapa mendadak? Bukannya selama aku desak, kamu selalu menolak?" Olivia menahan air matanya agar tidak sampai tumpah. Perempuan itu merasa harus terlihat kuat di mata suami, orang tua maupun mertua.Meski sejumput nyeri tiba-tiba saja menjalan di setiap aliran darah, Olivia selalu berusaha tersenyum berharap semua hanya mimpi atau
Baca selengkapnya

Bab 62. Momentum

Bab 62. Momentum"Mas, mau ikan gurame bakar!" rengek Olivia ketika sang suami selesai menata makanan di tikar khusus yang sudah disediakan padahal makan di rumah saja.Hari ini, Pak Herman, Papa Zafir dan Abyan ditugaskan memasak dibantu oleh dua asisten rumah tangga karena mereka bertiga tidak terlalu pandai, khawatir nanti masakan terlalu asin atau pedas.Melihat ikan bakar sebanyak sepuluh piring dengan masing-masing piring terdiri atas dua ikan membuat Olivia harus menelan saliva. Dia tidak sabar untuk menyantap, meskipun masih panas.Jika terus menunggu sampai lima menit ke depan, bisa-bisa ada yang menetes dari sudut bibir. Aroma ikan gurame begitu menusuk indra penciuman. Olivia tidak bisa menahan diri terlalu lama, tangannya segera menyambar piring berisi nasi putih yang sedikit mengepulkan asap, lalu mengambil sepiring ikan gurame yang entah akan habis berapa olehnya.Bagaimana tidak, para kepala rumah tangga juga menyediakan ayam bakar asam manis dalam porsi lumayan. Tak lu
Baca selengkapnya

Bab 63. The Little Abyan

Bab 63. The Little AbyanSetiap hari diwarnai dengan senyum bahagia penuh canda dan tawa. Orang tua Olivia pulang setelah menginap selama sepuluh hari. Abyan pun lebih banyak meluangkan waktu untuk sang istri, menemani hari-hari saat dia mengandung calon anak mereka.Terkadang Olivia mengerjai sang suami dengan mengatakan ingin makan bakso sepuluh tusuk atau salad buah lima mika dengan cara mengatakan bahwa keinginan itu timbul karena calon anak mereka padahal akal-akalan Olivia saja.Sebagaimana Abyan selalu melarangnya memakan gorengan atau junk food, jadi Olivia harus menggunakan akal bulusnya. Dia bosan juga jika setiap hari makan nasi dengan lauk empat sehat lima sempurna.Di hari pertama sampai satu minggu latihan menghindari makanan berlemak, Olivia akhirnya berhasil. Sampai pada hari kelahiran setelah empat bulan latihan, stok makanan di kulkas dan yang selalu tersedia hanyalah sayuran, ikan goreng dan protein lainnya.Setiap siang dan malam akan meminum susu serta vitamin aga
Baca selengkapnya

Bab 64. Perasaan yang Dipermainkan

Bab 64. Perasaan yang Dipermainkan"Wani, kenapa kamu di sini?""Harusnya aku tanya, kenapa kamu di sini, bukan langsung masuk?" Wani menaikkan sebelah alisnya. Perasaannya sangat dongkol melihat pemandangan di depan.Dia semakin yakin kalau pesan itu dikirim oleh Dewi. Tadi, Abyan buru-buru ke luar dan saat menyusul ke depan ternyata ada Dewi. Lantas, apakah ada alasan untuk mengelak?"Kamu jangan curiga karena aku bicara sama Mas Aby. Ini kebetulan saja. Aku ke sini untuk menjenguk Mbak Oliv." Dewi menjawab tanpa berani balas menatap mata tajam lawan bicaranya.Setelah itu, dia melengos masuk rumah tanpa peduli dengan dugaan Wani. Sambil membawa hadiah, terus melangkah melewati ruang tamu sampai di depan pintu kamar Olivia yang setengah terbuka.Tanpa rasa bersalah karena tak lagi ada orang di sekitarnya, Wani langsung masuk. Dia mengulum senyum sempurna diikuti Wani dan Abyan di belakang.Seharusnya lelaki itu berangkat kerja sejak tadi pagi, tetapi dia selalu punya segudang alasan
Baca selengkapnya

Bab 65. Perempuan Itu Lagi

Bab 65. Perempuan Itu LagiLepas salat asar, sebuah mobil agya kuning memasuki halaman rumah Abyan. Dia adalah Bu Lisa dan Pak Herman dengan perasaan bahagia siap menggendong cucu pertama mereka.Ya, walaupun tiga tahun lalu Olivia pernah melahirkan anak pertama setelah keguguran, tetap saja Muammar akan dianggap cucu pertama meskipun tidak mungkin melupakan mereka juga.Muammar yang berarti panjang umur berharap putra Olivia memiliki umur yang panjang. Terutama setelah menunggu selama tiga tahun. Itu bukan waktu yang sebentar."Ibu!" Abyan yang kebetulan membuka pintu utama langsung menyambut dengan senyum bahagia memeluk kedua mertua secara bergantian."Olivia mana?""Di dalam kamar, Bu. Abis mandi. Masuk saja dulu, barang-barang biar aku yang bawa!"Ibu Namira yang melihat kedatangan besannya menyambut dengan ramah. Dia juga memberitahu kalau Papa Zafir sedang demam, jadi hanya bisa terbaring lemas di kamar.Kedua asisten rumah tangga yang baru selesai salat langsung menuju ke depa
Baca selengkapnya

Bab 66. Aku Menyesal

Bab 66. Aku MenyesalPagi-pagi sekali, tepat hari minggu, Abyan pamit pada istrinya hendak keluar untuk membeli celana training baru dengan alasan berat badannya sedikit bertambah pun celana-celana itu sudah terlihat buluk.Olivia sendiri enggan menjawab karena masih kesal dengan sang suami. Pesan-pesan yang dikirim kontak itu masih menghantui pikiran sehingga sering lupa untuk menyusui bayi Muammar.Pukul delapan teng, Abyan sudah berdiri di depan rumah bernuansa krem berpadu dengan merah marun. Nampak ceria, tetapi hati Abyan resah dibuatnya."Mas, kamu sudah datang rupanya. Kenapa gak bilang, sih?" Seorang perempuan yang baru saja muncul dari balik pintu."Iya, Mbak.""Jangan manggil mbak, ih. Udah berapa kali dibilangin juga. Jangan sampai orang-orang ngiranya aku tuh kakak kamu, loh!""Iya, Nadin."Nadin memamerkan giginya yang berderet rapi, kemudian menarik tangan Abyan untuk masuk lebih dulu ke dalam rumahnya. Dia duduk di ruang tamu dengan perasaan gelisah khawatir ada orang
Baca selengkapnya

Bab 67. Terciduk

Bab 67. Terciduk"Mas, abis ini kamu langsung pulang?" Nadin bertanya dengan nada tak suka.Perempuan itu sangat senang berada di dekat Abyan. Selain karena dia lebih tampan dari suaminya dulu, Abyan unggul dari segala-galanya.Biasanya mereka pergi memakai motor, sekarang terlindung dari paparan sinar matahari dan polusi. Nadin merasa jauh lebih bahagia. Dia tidak peduli tentang tanggapan orang-orang yang mengatainya janda genit.Satu hal terpenting menurut Nadin adalah dia bisa bahagia menjalani hari bersama putranya, Kenzo. Untuk apa memikirkan masa lalu jika sekarang kebahagiaan datang secara beruntun? Tanpa harus bekerja, tinggal menangis mengharap belas kasihan.Air mata buaya."Tentu saja. Ini sudah sangat terlambat, Olivia pasti sedang menunggu.""Lagian apa susahnya sih beralasan mobil kempes lah, mogok lah dan sebagainya. Di luar sana, para suami sangat mudah mengelabui istrinya. Jangan-jangan kamu itu badan tegap doang, tapi hati Hello Kitty, ya, Mas?"Abyan sebenarnya ingi
Baca selengkapnya

Bab 68. Luka yang Teramat Dalam

Bab 68. Luka yang Teramat DalamAbyan sibuk mengejar Wani yang berlari kecil menuju lift. Dia harus segera sampai ke parkiran untuk melajukan motornya agar bisa memberitahu Olivia.Hati perempuan itu pasti teramat sakit. Namun, jika Wani memendam entah sampai kapan, dia bisa turut dibenci. Bagaimana pun, Olivia adalah sahabatnya.Menjadi calon ayah sambung bagi Kenzo? Bukankah hal tersebut sudah menjadi bukti kalau mereka memiliki hubungan spesial? Kepala Wani rasanya mau pecah, tak terasa bulir bening jatuh membasahi pipi.Abyan tidak berhasil mengejarnya karena Wani buru-buru menekan menutup lift, lalu menekan angka satu sebelum lelaki itu berhasil mengulurkan tangan.Menyayangi anak orang lain, menyenangkannya dengan jalan-jalan di mall serta memberi banyak hadiah, lalu mengabaikan anak sendiri. Apa hal tersebut masuk dalam sesuatu yang lumrah?No, Wani tidak pernah setuju jika ada seseorang yang mengambil anak orang lain, kemudian membuang anak sendiri. Wani menghembuskan napas ka
Baca selengkapnya

Bab 69. Teruslah Bersandiwara, Mas

Bab 69. Teruslah Bersandiwara, Mas"Olivia ... maafin aku." Abyan berucap lirih setelah meletakkan ponsel istrinya. Dia menjatuhkan diri di lantai dengan perasaan sedih. Air mata menggenang di pelupuk mata."Kenapa kamu minta maaf, Mas?" tanya Olivia tanpa melepas bantal dari wajahnya."Karena aku telat pulang. Terlalu banyak masalah yang aku temui di jalan tadi, Oliv.""Masalah yang seperti apa, Mas? Ban mobil kempes? Kecopetan?""Iya, kamu dengar tadi aku jawab pertanyaan ibu ya?"Olivia tidak menjawab. Dia berusaha menelan kesedihan. Rasa penasaran tentang perempuan yang suaminya temui tadi masih menggerogoti jiwa.Sungguh, Olivia sangat tidak sabar untuk menemui Wani. Akan tetapi, bagaimana caranya sementara dia masih dalam masa nifas juga takut keluar rumah.Abyan terus menjelaskan tentang apa saja yang dia alami tadi. Tentu saja sebuah kebohongan seperti yang dia lakukan di hadapan ibu dan mertuanya tadi.Meskipun dalam hati merasa sangat berdosa, Abyan tetap melanjutkan karanga
Baca selengkapnya

Bab 70. Video Call

Bab 70. Video CallPOV Olivia________________________"Mas? Kenapa kamu diam saja?" Aku beralih memegang pipi Mas Abyan dengan kedua tangan. Terasa hangat, lantas perlahan memerah. Aku tidak bisa menebak apa yang ada dalam pikiran suami sendiri."Kenapa kamu menanyakan itu, Sayang? Dulu, aku pernah melahirkan dan apa rasa cintaku padamu berkurang?""Aku tidak tahu, Mas. Yang punya hati, kan, kamu. Jadi, pastilah kamu yang lebih tahu ketimbang aku.""Selama ini, kamu nggak merasakan? Aku cinta banget loh sama kamu!"Sedetik kemudian, aku tersenyum. Bukan karena bahagia, tetapi demi bisa menutupi luka. Kalau saja cinta, kenapa ada kasus dekat dengan perempuan lain?Sejumput nyeri kembali merebak cepat di dalam dada. Aku menarik napas panjang, menelan segala kesedihan yang ada. Andai saja boleh kembali ke masa lalu, mungkin sebaiknya aku hidup sendiri saja.Tanpa mengenal Mas Abyan, tanpa mengenal Rayan pula."Mas, aku merasakan semuanya. Sungguh, aku merasakannya!""Lalu?""Aku hanya b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status