Home / Pernikahan / Istri Sah CEO / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Sah CEO: Chapter 11 - Chapter 20

69 Chapters

Bab 11. Dijadikan Babu oleh Mama mertua

Setelah sehari Mas Leo pergi keluar kota, rasanya waktu demi waktu yang aku lalui begitu sangat berat. Ditambah orang-orang di rumah ini benci kepadaku, tak ada teman untuk kuajak ngobrol. "Zahwa!" terdengar suara Mama mertua yang secara tiba-tiba teriak memanggil namaku. "Iya Mah!" sahutkuAku segera berlari menghampiri Mama mertua yang suaranya berasal dari arah dapur."Zahwa tolong piring-piring ini cuci semua ya! kalau habis masak segera dicuci jangan ditumpuk seperti ini! dasar jorok!" ketus Mama mertua."Iya Mah maaf, akan Zahwa segera cuci piring-piringnya," sahutku tanpa membantah, aku tak ingin akan terjadi keributan lagi antara aku dengan Mama mertuaku. Kuambil mamajeruk yang ada disamping Mama mertua, dan segera kucuci piring-piring yang sudah menumpuk di kitchen sink, tanpa protes sedikitpun walau Mama mertua hanya mengawasiku layaknya aku seorang asisten rumah tangga yang masih baru bekerja. Prang [suara piring jatuh]Tak sengaja piring yang aku cuci tiba-tiba lepas d
Read more

Bab 12. Mama Mertuaku Semakin Menjadi

"Sayur kangkung lagi?" sungut Mama mertua saat membuka tudung saji yang ada di meja makan. Gubrak [suara tudung saji yang dilempar oleh Mama mertua]"Aku tak selera makan!" bentak marah Mama mertua kepadaku."Maafkan Zahwa Mah, biar Zahwa masakkan makanan yang Mama inginkan sekarang," tuturku menawarkan masakan yang Mama ingin. Mama mertua tak henti-hentinya mencari kesalahan dan selalu memarahiku layaknya babu. Tak lama kemudian Keisya datang kembali kerumah ini, semenjak Mas Leo tak ada dirumah, Keisya jadi sering main kesini dan seenaknya keluar masuk rumah Mas Leo. "Pagi Tan?" Keisya datang dengan membawa paper bag coklat yang lumayan besar. Entah apa yang ada di dalam paper bag itu, ia tersenyum simpul kearahku layaknya orang mengejek, lalu ia menyerahkannya sebuah paper bag yang ada ditangannya kepada Mama mertuaku. "Wah apa nih sayang?" ucapnya lembut kepada Keisya, perempuan yang sama liciknya dengan Mama"Tante udah sarapan belum?" tanyanya "Boro-boro tante sarapan, l
Read more

Bab 13. Mimpi Dan Nyata

"Tidakk...!"Zahwa tersentak bangun dengan keringat mengucur deras, jantung berdebar kencang, sekaligus napas terengah-engah seperti orang yang sedang dikejar oleh seekor harimau ganas. "Ya tuhan, apakah ini hanya mimpi buruk?" lirihku, ku sorot ke semua sudut kamar untuk memastikan bahwa tak ada mama mertuaku disini. Semoga ini benar-benar hanya mimpi buruk.Mimpi itu seperti benar nyata, membuat tenggorokanku serak dan haus, mungkin saja tadi teriakan yang keluar dari mulutku memang benar-benar terjadi sperti dalam mimpi. Aku bergegas pergi kedapur untuk mengambil air dingin didalam kulkas, tak lama kemudian kuteguk air dingin yang ada ditanganku ini cepat. "Alhamdulillah!" ucapku bersyukur karena tenggorokanku mulai basah dan rasanya begitu segar saat dirasa. Setelah minum aku langsung bergegas kembali ke kamar, aku menaiki anak tangga setapak demi setapak langkah kaki ini. Suasana malam ini begitu hening sepi hanya sedikit cahaya yang menerangi rumah, cahaya itu bersumber dari
Read more

Bab 14. Mama Lumpuh

"Tolong dok katakan! ada apa dengan Mama!" cecar pertanyaan Reza kepada dokter yang menangani Mama mertua. "Baik Pak, mohon maaf bahwa Mama anda mengalami kelumpuhan di total di kakinya!" ucap jelas dokter yang menangani Mama itu. "Apa Dok? Innalillahi Wa inna ilaihi rojiun!" ujar kaget diriku.Seketika perasaan adik tiri Leo bergemuruh hebat. Sudut netranya mulai memanas, kulihat kepalan tangan Reza semakin erat mengeringat saat kulihat jelas dimata. "Mama?" bibirnya mulai bergetar ketika ia mendengar kondisi terkini."Jika Bapak dan Ibu ingin bertemu dengan Mamanya, silahkan!" ucap dokter yanga ada didepan kamiAku dan Reza segera menemui ibu yang sedang berbaring diatas tempat tidur rumah sakit, niat hati aku ingin berbicara baik-baik dan meminta maaf kepada Mama mertuaku itu. "Mama!" lirihku memanggil wanita paruh baya itu. "Pergi kamu Zahwa! pergiiii! aku tak mau melihatmu lagi!" teriak Mama mengusirku. Tangisku terisak saat mama mertuaku mengusirku dan tak melihatku lagi.
Read more

Bab 15. Mencari Informasi

"Pak berhenti!" paggilku semabari melambaikan tangan untuk menghentikan kang ojek online yang ada diluar Rumah Sakit. Tubuhku tergopoh-gopoh berjalan menuju ojek online pesananku lewat aplikasi hijau dari ponsel. "Pak ke Hotel Flowers Park ya!" seruku kepada kang ojek yang menjemputku ini. "Siap!" sahutnyaMumpung Mama dan Reza sekarang tidak ada dirumah, ini kesempatanku untuk melanjutkan rencana yang beberapa kali gagal yaitu mencari informasi terkait kejadianku dengan Reza di hotel waktu itu. Aku tak ingin problem antara aku dan Reza selalu menghantui hari-hariku. karena jika aku tak menemukan kejelasan yang pasti, Mama dan Keisya akan terus menjadikan alat senjata untuk memfitnahku habis-habisan. Tak lupa kusampaikan pesan lewat aplikasi hijau dari ponselku untuk Cindi, bahwa aku akan menemuinya sekarang di hotel tempat temanku itu bekerja. Setelah sekian menit motor matic ini membawaku dalam perjalanan akhiranya aku sampai didepan Hotel Flowers Park. "Pak terimakasih ya!" uc
Read more

Bab 16. Balasan Untuk Sang Istri

"Zahwa, kamu dimana sayang?" teriak lelaki itu seperti orang gak waras"Hah kenapa dia memanggil namaku?" gumamku dalam hati Aku segera lari menuju kamar untuk sembunyi, segera ku kunci pintu kamar, supaya pria itu tak menemuiku, rasa takut, gemetar kini telah berkecamuk dipikirkanku."Astagfirullah, siapa lelaki itu? apakah dia rampok? tapi kalau beneran rampok bagaimana mungkin dia tau namaku, dan memanggilku dengan kata sayang? aku takut!" lirihku dengan bibir begematar dan tubuh bekeringat dingin. Segera kuambil ponsel, dan kutelfon Pak satpam yang sedang menjaga di pos depan rumah. "Pak satpam ada seorang laki-laki yang menyusup dirumah ini Pak, dan teriak-teriak gak jelas bapak tau gak itu siapa orang itu?" tanyaku dengan nafas terengah-engah karena takut. Pak satpam mengiyakan jika didalam rumah ini ada seorang lelaki yang masuk dan sudah ijin kepada Satpam. "Pak Satpam, siapa pria yang bapak ijinkan masuk kerumah malam-malam gini?" tanyaku dalam panggilan "Maaf Non, itu M
Read more

Bab 17. Ibu

"Astaghfirullah! Mas Leo menelfonku!" celetuk Zahwa, bola matanya mendelik fokus kearah layar ponselnya. Kini Zahwa dirundung kekhawatiran karena ia tak menerimanya panggilan dari sang suami sedari malam, sudah lebih dari lima kali panggilan tak terjawab itu terpampang dari contact pria yang ada diluar kota sana "Ya Allah bagaimana ini?" gumamnya dalam fikirannya. Saking khawatirnya Zahwa, ia segera menelfon balik sang suami, namun sayangnya Leo tak menjawabnya hingga beberapa kali panggilan yang Zahwa ulangi. "Ya Allah, bagaimana ini? pasti Mas Leo marah besar kepadaku?" lirihnya lagi. Mata Zahwa nyalang memperhatikan Reza yang masih tertidur pulas diatas ranjang, segera wanita malang itu menuang air kedalam cup untuk ia cipratkan kewajah pria yang membuat dirinya tersiksa dan berdosa sepanjang hidupnya. "Bangun Reza! cepat kamu keluar dari kamarku!" usir Zahwa kepada Reza yang baru saja membuka Perlahan kelopak matanya"Hoam"Reza menatap fokus kearahku, Ia seperti orang kebing
Read more

Bab 18. Kembali hancur

"Kurang apa aku didepanmu Zahwa! sehingga kau tega mengkhianati aku!" celetuknya dengan meremas ponsel yang dia pegang Leo mulai murka kembali setelah melihat nama Zahwa dipanggilan tak terjawab yang sudah lebih dari tiga kali terpampang dilayar ponselnya. "Aku tidak pernah menuntutmu yang tidak-tidak, tapi kenapa kamu tega Zahwa arrgghh!" celetuknya lagi dengan keras Byuar Kini ponsel yang ada ditangannya dibanting sekeras tenaga, hingga membuat ponsel itu terbelah menjadi dua keping .Perasaannya kini kembali hancur, hatinya sudah tak mampu lagi untuk memaafkan perbuatan istrinya. Ia mengusap keras keningnya, sebelum berangkat untuk menemui klien yang telah menunggunya. "Leo, pliss sekarang kamu gak usah mikirin perempuan gak penting itu! sekarang kamu harus fokus dengan pekerjaanmu!" lirihnya. "Hufft!"Pria itu menghela nafas panjang sebelum ia menemui kliennya. Sesampainya diruang meeting matanya tersorot fokus kepada para CEO yang sudah menunggunya sedari tadi. Dengan pera
Read more

Bab 19. Leo Mengingat Zahwa.

"Arghh sialan,apakah wanita itu masih perawan? bagaimana jika kebobolan dan wanita itu menjadi hamil?" lirihnya didalam mobil yang masih terparkir diarea discotik. Leo kini semakin pening kepalanya, masalah yang satunya masih belum kelar kini bertambah lagi dengan masalah yang lain. Hufftt Leo menghela nafas panjang sebelum menancap gas mobilnya untuk meninggalkan tempat penuh dosa itu. "Aku sekarang harus pergi dari tempat ini! argh sialan!" lirihnya lagi Akhirnya Leo sekarang benar-benar mengemudi mobilnya untuk pergi dari tempat itu, entah kemana tujuan Leo sekarang, pria itu pergi tanpa tujuan yang pasti. "Allahu akbar, Allahu akbar".Terdengar ditelinga Leo, suara kumandang adzan yang merdu. Membuatnya termenung sejenak, dan kini ia mengarahkan mobilnya untuk menuju parkiran masjid. "Mungkin ini tempat untuk membuatku tenang sekarang!" gumamnya dalam hati sembari mengusap kasar wajahnya yang mulai lelah. Kini pria yang sempat mabuk berat itu turun dari mobilnya, kakinya m
Read more

Bab 20. Kecewa

Kicau burung bersahutan, terdengar dari atas atap masjid, sesakali mereka mengepakkan sayapnya, bernyanyi dan menari dengan senang gembira menyabut sang fajar pagi dari ufuk timur. "Mas Leo bangun" ucap marbot sembari tangannya perlahan mengguncangkan tubuh Leo yang masih terlentang diatas sajadah.Leo tertidur pulas saat ia selesai menunaikan sholat subuhnya, tanpa ia sadari pria itu sudah tak sadarkan diri sejak terakhir membaca dzikirnya. "Hoamm""Maaf Pak saya ketiduran!" sahutnya seraya mengucek kelopak mata yang masih mengantuk "Iya Mas gakpapa, jika Mas Leo masih ngantuk alangkah baiknya Mas Leo tidur di kamar saya!" ucapnya lagi dengan menawarkan tempat Leo untuk kembali tidur."Oalah tidak Pak, saya pagi ini harus pulang kerumah, karena saya sangat merindukan keluarga saya Pak, kebetulan juga tugas saya sudah selasai," terang Leo. Tak lama kemudian Leo bersiap-siap untuk pergi kehotelnya pria itu melakukan rutinitas seperti pagi sebelum-belumnya, setelah ia selesai melaku
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status