"Tidakk...!"Zahwa tersentak bangun dengan keringat mengucur deras, jantung berdebar kencang, sekaligus napas terengah-engah seperti orang yang sedang dikejar oleh seekor harimau ganas. "Ya tuhan, apakah ini hanya mimpi buruk?" lirihku, ku sorot ke semua sudut kamar untuk memastikan bahwa tak ada mama mertuaku disini. Semoga ini benar-benar hanya mimpi buruk.Mimpi itu seperti benar nyata, membuat tenggorokanku serak dan haus, mungkin saja tadi teriakan yang keluar dari mulutku memang benar-benar terjadi sperti dalam mimpi. Aku bergegas pergi kedapur untuk mengambil air dingin didalam kulkas, tak lama kemudian kuteguk air dingin yang ada ditanganku ini cepat. "Alhamdulillah!" ucapku bersyukur karena tenggorokanku mulai basah dan rasanya begitu segar saat dirasa. Setelah minum aku langsung bergegas kembali ke kamar, aku menaiki anak tangga setapak demi setapak langkah kaki ini. Suasana malam ini begitu hening sepi hanya sedikit cahaya yang menerangi rumah, cahaya itu bersumber dari
"Tolong dok katakan! ada apa dengan Mama!" cecar pertanyaan Reza kepada dokter yang menangani Mama mertua. "Baik Pak, mohon maaf bahwa Mama anda mengalami kelumpuhan di total di kakinya!" ucap jelas dokter yang menangani Mama itu. "Apa Dok? Innalillahi Wa inna ilaihi rojiun!" ujar kaget diriku.Seketika perasaan adik tiri Leo bergemuruh hebat. Sudut netranya mulai memanas, kulihat kepalan tangan Reza semakin erat mengeringat saat kulihat jelas dimata. "Mama?" bibirnya mulai bergetar ketika ia mendengar kondisi terkini."Jika Bapak dan Ibu ingin bertemu dengan Mamanya, silahkan!" ucap dokter yanga ada didepan kamiAku dan Reza segera menemui ibu yang sedang berbaring diatas tempat tidur rumah sakit, niat hati aku ingin berbicara baik-baik dan meminta maaf kepada Mama mertuaku itu. "Mama!" lirihku memanggil wanita paruh baya itu. "Pergi kamu Zahwa! pergiiii! aku tak mau melihatmu lagi!" teriak Mama mengusirku. Tangisku terisak saat mama mertuaku mengusirku dan tak melihatku lagi.
"Pak berhenti!" paggilku semabari melambaikan tangan untuk menghentikan kang ojek online yang ada diluar Rumah Sakit. Tubuhku tergopoh-gopoh berjalan menuju ojek online pesananku lewat aplikasi hijau dari ponsel. "Pak ke Hotel Flowers Park ya!" seruku kepada kang ojek yang menjemputku ini. "Siap!" sahutnyaMumpung Mama dan Reza sekarang tidak ada dirumah, ini kesempatanku untuk melanjutkan rencana yang beberapa kali gagal yaitu mencari informasi terkait kejadianku dengan Reza di hotel waktu itu. Aku tak ingin problem antara aku dan Reza selalu menghantui hari-hariku. karena jika aku tak menemukan kejelasan yang pasti, Mama dan Keisya akan terus menjadikan alat senjata untuk memfitnahku habis-habisan. Tak lupa kusampaikan pesan lewat aplikasi hijau dari ponselku untuk Cindi, bahwa aku akan menemuinya sekarang di hotel tempat temanku itu bekerja. Setelah sekian menit motor matic ini membawaku dalam perjalanan akhiranya aku sampai didepan Hotel Flowers Park. "Pak terimakasih ya!" uc
"Zahwa, kamu dimana sayang?" teriak lelaki itu seperti orang gak waras"Hah kenapa dia memanggil namaku?" gumamku dalam hati Aku segera lari menuju kamar untuk sembunyi, segera ku kunci pintu kamar, supaya pria itu tak menemuiku, rasa takut, gemetar kini telah berkecamuk dipikirkanku."Astagfirullah, siapa lelaki itu? apakah dia rampok? tapi kalau beneran rampok bagaimana mungkin dia tau namaku, dan memanggilku dengan kata sayang? aku takut!" lirihku dengan bibir begematar dan tubuh bekeringat dingin. Segera kuambil ponsel, dan kutelfon Pak satpam yang sedang menjaga di pos depan rumah. "Pak satpam ada seorang laki-laki yang menyusup dirumah ini Pak, dan teriak-teriak gak jelas bapak tau gak itu siapa orang itu?" tanyaku dengan nafas terengah-engah karena takut. Pak satpam mengiyakan jika didalam rumah ini ada seorang lelaki yang masuk dan sudah ijin kepada Satpam. "Pak Satpam, siapa pria yang bapak ijinkan masuk kerumah malam-malam gini?" tanyaku dalam panggilan "Maaf Non, itu M
"Astaghfirullah! Mas Leo menelfonku!" celetuk Zahwa, bola matanya mendelik fokus kearah layar ponselnya. Kini Zahwa dirundung kekhawatiran karena ia tak menerimanya panggilan dari sang suami sedari malam, sudah lebih dari lima kali panggilan tak terjawab itu terpampang dari contact pria yang ada diluar kota sana "Ya Allah bagaimana ini?" gumamnya dalam fikirannya. Saking khawatirnya Zahwa, ia segera menelfon balik sang suami, namun sayangnya Leo tak menjawabnya hingga beberapa kali panggilan yang Zahwa ulangi. "Ya Allah, bagaimana ini? pasti Mas Leo marah besar kepadaku?" lirihnya lagi. Mata Zahwa nyalang memperhatikan Reza yang masih tertidur pulas diatas ranjang, segera wanita malang itu menuang air kedalam cup untuk ia cipratkan kewajah pria yang membuat dirinya tersiksa dan berdosa sepanjang hidupnya. "Bangun Reza! cepat kamu keluar dari kamarku!" usir Zahwa kepada Reza yang baru saja membuka Perlahan kelopak matanya"Hoam"Reza menatap fokus kearahku, Ia seperti orang kebing
"Kurang apa aku didepanmu Zahwa! sehingga kau tega mengkhianati aku!" celetuknya dengan meremas ponsel yang dia pegang Leo mulai murka kembali setelah melihat nama Zahwa dipanggilan tak terjawab yang sudah lebih dari tiga kali terpampang dilayar ponselnya. "Aku tidak pernah menuntutmu yang tidak-tidak, tapi kenapa kamu tega Zahwa arrgghh!" celetuknya lagi dengan keras Byuar Kini ponsel yang ada ditangannya dibanting sekeras tenaga, hingga membuat ponsel itu terbelah menjadi dua keping .Perasaannya kini kembali hancur, hatinya sudah tak mampu lagi untuk memaafkan perbuatan istrinya. Ia mengusap keras keningnya, sebelum berangkat untuk menemui klien yang telah menunggunya. "Leo, pliss sekarang kamu gak usah mikirin perempuan gak penting itu! sekarang kamu harus fokus dengan pekerjaanmu!" lirihnya. "Hufft!"Pria itu menghela nafas panjang sebelum ia menemui kliennya. Sesampainya diruang meeting matanya tersorot fokus kepada para CEO yang sudah menunggunya sedari tadi. Dengan pera
"Arghh sialan,apakah wanita itu masih perawan? bagaimana jika kebobolan dan wanita itu menjadi hamil?" lirihnya didalam mobil yang masih terparkir diarea discotik. Leo kini semakin pening kepalanya, masalah yang satunya masih belum kelar kini bertambah lagi dengan masalah yang lain. Hufftt Leo menghela nafas panjang sebelum menancap gas mobilnya untuk meninggalkan tempat penuh dosa itu. "Aku sekarang harus pergi dari tempat ini! argh sialan!" lirihnya lagi Akhirnya Leo sekarang benar-benar mengemudi mobilnya untuk pergi dari tempat itu, entah kemana tujuan Leo sekarang, pria itu pergi tanpa tujuan yang pasti. "Allahu akbar, Allahu akbar".Terdengar ditelinga Leo, suara kumandang adzan yang merdu. Membuatnya termenung sejenak, dan kini ia mengarahkan mobilnya untuk menuju parkiran masjid. "Mungkin ini tempat untuk membuatku tenang sekarang!" gumamnya dalam hati sembari mengusap kasar wajahnya yang mulai lelah. Kini pria yang sempat mabuk berat itu turun dari mobilnya, kakinya m
Kicau burung bersahutan, terdengar dari atas atap masjid, sesakali mereka mengepakkan sayapnya, bernyanyi dan menari dengan senang gembira menyabut sang fajar pagi dari ufuk timur. "Mas Leo bangun" ucap marbot sembari tangannya perlahan mengguncangkan tubuh Leo yang masih terlentang diatas sajadah.Leo tertidur pulas saat ia selesai menunaikan sholat subuhnya, tanpa ia sadari pria itu sudah tak sadarkan diri sejak terakhir membaca dzikirnya. "Hoamm""Maaf Pak saya ketiduran!" sahutnya seraya mengucek kelopak mata yang masih mengantuk "Iya Mas gakpapa, jika Mas Leo masih ngantuk alangkah baiknya Mas Leo tidur di kamar saya!" ucapnya lagi dengan menawarkan tempat Leo untuk kembali tidur."Oalah tidak Pak, saya pagi ini harus pulang kerumah, karena saya sangat merindukan keluarga saya Pak, kebetulan juga tugas saya sudah selasai," terang Leo. Tak lama kemudian Leo bersiap-siap untuk pergi kehotelnya pria itu melakukan rutinitas seperti pagi sebelum-belumnya, setelah ia selesai melaku
Leo tampak bahagia saat sang istri menyuapinya dengan lembut. Diliriknya Zahwa yang tengah menunduk dan menyuapkan jeruk terakhirnya kemulut Leo. Sikapnya tenang, santun dan membuat dadanya berdesir samar.Hati Leo bahagia bukan main. Melihat begitu cantiknya wajah wanita yang selama ini tidak pernah lelah dan selalu ikhlas menemaninya. haruskah kini mendapati kalau mentari yang baru saja bersinar dalam hidupnya harus kembali mendung dengan kehadiran wanita lain yang tengah mengaku mengadung kepada suaminya. Entah mengapa, saat ini Leo merasa sangat bersalah saat kedatangan Chaca, terlihat tidak seperti yang ada dalam bayangannya selama ini. Kedatangan gadis masa yang pernah ia booking itu bukan lagi seperti yang dia harapkan dan dia hadirkan dalam doanya. Siang ini di mana dirinya baru menyadari kalau rasa bersalah, benci kepada dirinya sendiri yang keji pada sang istri.Tak terasa jam merambat menunjukkan pukul satu siang, namun Leo tidak segera beranjak dari atas tempat tidur Zah
"Wak, kamu ngerasa ada yang aneh gak siapa yang sedang ada diluar sana?" tanyanya pada dirinya sendiri seperti orang gak waras "Kayaknya diluar sana ada pria misterius itu, loh. Beberapa minggu lalu, aku juga merasakan hal yang aneh diluar kamarku ini!" gumamnya masih ketakutan.Ia masih saja tetap ada dalam selimut tebalnya karena ketakutan akan sosok moster yang kembali lagi "Aku khawatir jika sosok pria misterius itu akan datang kembali menyakitiku lagi?" ucapnya masih ketakutan lagi Tubuh Zahwa terus bercucuran keringat karena ia begitu ketakutan karena dikamarnya b"Khawatir Kirana terjerumus ke dalam pergaulan bebas, terus dia melewati batas, Mas," lirihku.Lelaki itu memang tidak pantang menyerah untuk meneror Zahwa . Selama beberapa pekan ini, dia berjuang selalu menerorku. Bagaimana aku bisa tenang jika aku selalu dihantui oleh sosok lelaki misterius yang menggunakan topeng jokers yang begitu menyeramkan. "Aduh bagaimana ini, aku jadi ketakutan, Mas Leo kamu kemana sih kok
"Ahh gue gak muji loh kok! gue cuma bilang yang sebenarnya!" ucap Zahwa kembali "Udah ahh, jangan muji gue mulu Wak!" celetuk Keisya kembali "Iya deh, gue diem aja!" ucap Zahwa kembali tak ingin memuji sahabatnya itu kembali. Berulang kali aku rasakan aku sungguh sangat beruntung memiliki sahabat sebaik Keisya, aku pernah menyesal karena pernah berfikir bahwa Keisya itu orangnya jahat dan licik kepadaku. Sungguh jika waktu bisa aku putar aku tidak akan berfikir jika Keisya adalah orang yang jahat dan licik sungguh aku sangat menyesal atas semua pikiran jelekku kepada sahabatku itu. "Key, gue mau jujur ya!" ucap Keisya!" ucap Zahwa "Jujur apa Wak? jujur saja!" celetuk Keisya kepada Zahwa "Maaf ya Key, gue pernah berfikir bahwa loh sahabatku yang jahat! maaf kalau aku pernah berpikiran seperti itu!" celetuk Zahwa kepada sahabatnya itu. "Hhmm dasar wanita sialan, berani-beraninya loh sampai berfikir seperti itu kepada gue! yang membuat gue jadi seperti ini kan loh wanita sialan!"
"Wak loh makan dulu ya! biar gue suapin loh! pokoknya loh harus habisin nasi ini supaya loh cepet sembuh!" celetuk Keisya kepada sahabatnya itu. "Key, kan gue udah makan pizza tadi, gue kenyang banget nih!" sahut Zahwa menolak kemauan Keisya "Oohh iya yah, loh kan udah makan pizza banyak!" celutuk Keisya kembali "Haha iya Key, kalau gue masih mau makan nasi itu, bisa begah perut gue dong!" ucap Zahwa kepada sahabatnya itu yang masih memegang piring di tangannya itu. Zahwa tertawa sumringah saat sahabatnya itu yang tengah memegang piring yang berisi sarapan pagi Zahwa. "Kok malah ketawa sih kamu Wak!" tanya Keisya kepada Zahwa "Ahh kamu ini Key kenapa sih kok lucu banget sihh?" ucap Zahwa. "Apa sih Wak kamu Wak!" ucap Keisya kembali. Mereka terus tertawa bersama tak ingin ia Zahwa melewatkan moment kebersamaan dengan sahabatnya itu. Kring kring kringTerdengar dering ponsel dari telfon Zahwa, terlihat dari layar ponsel Zahwa bahwa yang telfon adalah Leo sang suami. "Assalamual
"Makasih ya Key! kamu memang terbaik buatku saat ini!" celetuk Zahwa kepada Keisya yang sedang erat memeluk tubuhnya. Zahwa saat ini sangat bangga memiliki sahabat seperti Keisya yang sangat perhatian kepadanya, rasa haru saat Keisya begitu lama memeluk tubuhnya. "Wak, loh yang sabar ya, atas semua cobaan yang menimpa loh!" pesan Keisya kepada Zahwa "Iya Key, sekali lagi gue ucapkan banyak terimakasih!" ucap Zahwa sekali lagi. semabari keduanya menunggu pesanan makanan yang masih belum kunjung datang keduanya saling berbincang penuh kehangatan. kring kring kring Suara ponsel Keisya berdering terdengar ditelinga Keisya dan juga Zahwa "Key, ponselmu bunyi tuh!" ucap Zahwa "Eeeh iya Wak! tunggu ya gue terima dulu telfonnya, mungkin ini dari orang yang mau anterin makanan dari gofo*d!" ucap Keisya Segera Keisya mengangkat telfon dari orang yang menelfonnya. "Hallo!" ucap Keisya. "Mbak Keisya ya?" tanya pria yang ada diluar sana. "Iya dengan saya sendiri!" sahutnya. "Ini mbak,
"Hah, masak iya Leo punya wanita lain? kayaknya Leo bukan pria yang suka neko!" gumamnya dalam hati. "Kayakanya gue harus nyelediki Leo deh! gue harus buktikan bahwa dugaannya Zahwa tentang Leo salah!" gumamnya lagi Keisya terus kepikiran tentang Leo yang kata sang istri tengah memiliki perempuan lagi. Ia terus kepikiran tentang wanita baru yang Leo miliki. "Wak loh beneran yakin seratus persen kalau Leo punya wanita lain?" ucap Keisya. "Gak seratus persen sih Key! cuma fitasatku sangat kuat kalau Mas Leo punya wanita lain selain aku?" ucap Zahwa penuh keyakinan. "Kalau aku bantuin kamu gimana Wak?" ucap Keisya menawarkan bantuan kepada Zahwa "Serius loh Key? tapi kayaknya gak usah deh Key, nanti pas jadinya ngerepoti kamu!" ucap Zahwa. Keisya tetap saja ngotot karena Zahwa menolak tawarannya untuk membantu membuktika bahwa Leo sedang memiliki perempuan lain selain Zahwa."Ahh, nggak kok Wak! sumpah gue gak pernah ngerasa direpoti oleh loh!" ucap Keisya yang masih ngotot untuk
"Iya Key it's okay!" sahut Zahwa yang mulai luluh kembali pada wanita licik itu "Nah coba kamu belajar dari Keisya Mas! Keisya itu orangnya emang baik, dia juga tak segan untuk meminta maaf atas kesalahannya!" ucap Zahwa kepada sang suami yang masih saja cuek tak mau mendengarkan Zahwa. Mendengar ucapan Zahwa yang membela Keisya daripada dirinya membuat Leo sangat kecewa, ini bukan kali pertamanya Zahwa membela Keisya sampai telinganya panas bila mendengarnya. "Terserah kamu deh sayang!" sahut Leo cuek lalu meninggalkan Zahwa bersama Keisya dikamar itu. "Mas! Mas Leo! kamu emang benar-benar ya Mas!" teriak Zahwa memanggil sang suami yang tiba-tiba saja meninggalkan dirinya. Namun pria itu mengabaikan panggilan dari sang istri, ia tak peduli lagi dengan Zahwa yang membuat dirinya saat ini kecewa berat."Aishh, dasar kamu Mas! tega-teganya kamu ninggalin aku begitu saja!" celetuk Zahwa tak terima ia diperlakukan seperti ini. "Udah Wak, biarin saja suamimu pergi! toh walaupun kamu
"Woy, ngapain loh liatin gue seperti itu!" tanya Leo dengan keras kepada Keisya yang sedari tadi. Mendengar ucapan Leo seketika lamunan Keisya buyar. Ia seperti orang gugup saat ini untuk menjawab pertanyaan dari Leo. "Huh, apaan sih Leo! ngageti saja!" sahut Keisya mencoba untuk menjawab santai. "Ngapain loh bengong kearah gue gitu?" tanya Leo penasaran. "Gue itu bengong karena lagi mikirin pekerjaan gue yang sangat numpuk!" sahut Keisya dengan seribu alasannya. Leo masih saja terus mencecar pertanyaan kepada Keisya karena ia merasa tidak puas dengan jawaban Keisya. "Loh kalau lagi mikirin pekerjaan gak usah sambil fokus liatin gue seperti tadi! Gue kan risih jadinya!" celetuk Leo tak mau kalah sebelum mendapatkan jawaban yang pas dari Keisya. "Yeee,,, GR banget sih loh Leo! emang siapa yang fokus liatin loh! gue gak ngerasa pandangan gue kearah loh kok dari tadi! loh aja yang ke GR an!" ucap Keisya masih berusaha membuat alasan supaya Leo dan Zahwa percaya padanya. Mendenga
Mobilnya terus melaju kencang, hingga akhirnya mobil yang Keisya kendarai sampai disuatu salon kecantikan langganannya. "Hufft, akhirnya sampai juga!" celetuknya. Langkah kaki Keisya melangkah untuk cepat-cepat masuk kedalam salon kecantikan itu, ia tak sabar untuk membuat kantung matanya kembali menjadi indah seperti semula. "Yuuhhuu good morning semua!" sapa Keisya kepada pegawai yang kerja disalon itu. "Morning Say? tumben pagi-pagi banget say!" sahut salah satu pegawai salon kecantikan itu. "Iya nih, lagi urgent!" celetuk Keisya. "Ehh sis coba kamu liat kantung mata gue!" ucap Keisya kepada salah satu pegawai salon kecantikan itu. Keisya menunjukkan kantung matanya yang berwarna hitam bak hewan Panda kepada salah satu pegawai salon kecantikan. "Loh kok bisa begini say! hitam banget loh say! emang kok bisa jadi seperti itu sih say?" ucapnya Salah satu pegawai salon kecantikan itu heran, kenapa wanita yang sudah sering datang kesalon itu matanya bak hewan Panda, selama ini