Home / Romansa / Pria Gemulai Itu Suamiku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Pria Gemulai Itu Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50

83 Chapters

Menyusun Rencana

"Tuan Aris?" Mandala dan adiknya terkejut saat melihat Aris berdiri di belakang mereka. "Ini berbahaya, Tuan. Mohon untuk tidak menyulitkan kami," pinta Juan. "Apakah kalian meremehkan aku? Hanya karena aku pemilik bengkel?" tanya Aris. Juan teringat sesuatu. Pekerja di bengkel Aris lebih dari setengahnya adalah mantan petarung jalanan. Tentu saja hal itu akan sangat membantu pekerjaan mereka kelak. Mandala menundukkan kepalanya. Meskipun lelaki yang berada di hadapannya ini lebih muda darinya, status sosial mereka tidak setara sama sekali. Mandala merasa khawatir akan menyinggung perasaan Aris jika menolaknya. "Maaf, Tuan. Kami lupa jika pekerja anda bisa diandalkan," jawab Juan. Mereka bertiga mengatur rencana dengan teliti dan sangat rapi, sehingga, tidak ada yang terluka serius. Aris meminta mereka untuk merahasiakan keterlibatannya dalam misi ini. Alasannya tentu saja tidak mau membuat orang tuanya resah dan khawatir. "Tuan, jika boleh tahu, dari mana anda tahu tentan
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more

Menjalankan Rencana

Handoko tersenyum dan tidak menampakkan raut cemas. Lelaki sepertinya sudah paham dan mulai meraba apa yang akan terjadi.   "Mungkin, Papa ga suka kalau ada orang tahu dimana Han dirawat, Kak," jawab Handoko.   Lelaki itu menjawab asal. Tidak mungkin mengatakan hal yang berada di pikirannya kepada kakaknya.   Julia diam, benaknya menolak untuk percaya jawaban dari adiknya.   'Apa yang Papa rencanakan?' batin Handoko.   Lelaki itu menatap langit-langit ruangan itu, mencoba menerka apa yang ayahnya lakukan.   Julia pun memandang adiknya, dia berpikir apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa terasa mencekam?   Mereka larut dengan pikirannya masing-masing, diam tanpa ada sepatah kata pun diantara keduanya. 
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Mahendra Tertangkap

"Hei ... Apa yang terjadi di dalam?"   Lelaki yang menodongkan senjata tadi pun mengalihkan pandangannya. Mandala menggunakan kesempatan ini untuk melumpuhkan lelaki itu.   Dua orang lelaki yang berusaha mengikat Mandala pun tidak tinggal diam. Mereka menyerang dengan kompak.   Mandala sedikit kewalahan, tiba-tiba dari dalam ruangan muncul seorang lelaki dan membantunya. Kedua orang itu kini berhasil diringkus.   "Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Mandala.   Lelaki itu menukar pakaiannya dengan pakaian orang yang menyerangnya tadi.   Petugas polisi yang menyamar itu pun mengatakan untuk membawanya. Menurut informasi yang diterimanya, akan ada sebuah mobil menunggu di halaman samping, di sebelah ruangan kamar mayat. &nbs
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Agnes Terpukul

"Gawat kenapa? Ada apa Nando?" tanya Agnes. Wanita itu terkejut saat Nando pengacara suaminya itu tiba-tiba sudah berada di ruang rawat Leofrand. Perasannya semakin tidak enak dengan hadirnya lelaki itu, namun, segera di tepisnya. Nando menghempaskan tubuhnya di sofa dan membuang napasnya dengan kasar. "Mahendra sekarang di tahan, tuduhan percobaan menghilangkan nyawa," ujar Nando. Agnes diam mematung. Tidak tau reaksi seperti apa yang akan dilakukan. Semua bercampur menjadi satu. Pikirannya kalut, benaknya seolah tidak mampu lagi berjalan dengan normal. Tubuhnya limbung, lalu luruh ke lantai, pingsan. "Lah? Malah pingsan. Duh, kalau saja aku tidak di bayar mahal, pusing aku berurusan dengan keluarga ini," ujar Nando. Lelaki itu memanggil perawat agar segera merawat Agnes yang pingsan. Agnes di baringkan di ranjang penunggu pasien. Perawat merusak untuk membuatnya siuman, tak lama, seorang dokter pun datang dengan tergesa-gesa. Nando bingung, belum sempat
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Mulai Membaik

"Berita apa Nando? Aku masih bisa menerima informasi apapun, tenang saja. Aku harus kuat untuk kedua lelakiku," jawab Agnes. "Besok jam sepuluh pagi Hari Hutomo bersedia berbicara dengan kita di kantor polisi. Siapkan kata-kata terbaik untuk mengupayakan damai," kata Nando. Agnes mengangguk tanda mengerti. Wanita itu lalu memandang Leofrand yang juga sedang memandang mereka. Wajah bingung tergambar jelas di wajahnya. Leofrand saat ini berusaha mengingat siapa namanya, di mana rumahnya dan mengapa berada di sini. lelaki itu hanya mendengarkan dan mengumpulkan informasi di benaknya untuk mencari siapa dirinya. Agnes menyadari keadaan putranya itu, lalu mendekatinya. "Nak, apa kamu masih bingung? Mama akan tunjukkan bukti kalau kamu anakku," ujar Agnes. Wanita itu mengambil ponselnya, kemudian menunjukkan foto keluarga yang berada di ponselnya. Leofrand memperhatikan foto itu dan mempertanyakan apakah itu benar dirinya? "Tentu saja itu kamu, Leo," ujar Nando. "Le
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Kangen?

Agnes terdiam sejenak sebelum menjawab. Jika menjawab jujur, takut menganggu kesehatan anaknya jika tidak jujur, bagaiman jika ternyata kemudian hari malah membencinya. "Mama mau urus Papa dulu. Supaya besok, Papa ada di sini, kamu paham kan, Nak," juar Agnes. Leofrand pun mengangguk pelan. Kepalanya masih terbalut perban, sedikit sulit untuk bergerak leluasa, belum lagi cedera pada bagian pinggangnya. Agnes pun meminta agar Leofrand segera tidur, dengan patuh, lelaki itu pun berusaha untuk tidur. 'Terima kasih, Tuhan. Paling tidak satu masalah mulai berkurang, Leo sudah sadar tinggal memulihkan ingatannya saja,' batin Agnes. Wajah Agnes kini tidak lagi layu dan cemas, hatinya mulai lega, sebab satu persatu masalahnya sudah mulai ada gambaran jalan keluar. Leofrand sudah sadar dan besok akan mengajukan upaya damai. Tanpa di sengaja, Agnes tertidur bersama dengan putranya. Seorang perawat masuk untuk memeriksa Leofrand, melihat sedang tertidur, dia pun mengurungkan nia
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Keluh Kesah Dara

"Mimpi buruk? Coba cerita," ucap Dara. Gadis itu merubah posisi duduknya menghadap Diandra. Diandra menghela napas dengan tatapan masih memandang kolam renang. "Aku mimpi si Domo berdarah-darah gitu, terus si Leofrand mati, kepalanya dipukul. Begitu terus berulang mimpinya. Makanya aku khawatir karena, berapa hari ini dia gak menghubungi aku sama sekali," ungkap Diandra. Dara terdiam sejenak, jika lelaki yang di sebut Domo, dirinya mengenalnya, tetapi, Leofrand, sama sekali tidak mengenal seperti apa penampakannya, hanya mendengar namanya saja. Gadis itu mengerutkan keningnya, mencoba mengingat, apakah pernah atau tidak bertemu lelaki dengan nama itu. Diandra memandang wajah sahabatnya yang tampak bingung. "Kamu belum kenal Leofrand kayanya. Aku ketemu pas dulu ada di pub waktu ketemu sama Domo dalam wujud wanita. Leo ini anak sahabat Papa, ternyata, Leo mendekati aku untuk menghancurkan Papa melalui aku," tukas Diandra. "Pengecut sekali lelaki itu," cibir Dara. Di
last updateLast Updated : 2023-07-13
Read more

Bahagia Itu Sederhana

Menjelang senja, Dara terbangun dari tidurnya. Dia melihat Diandra sedang melaksanakan salat. Dara pun menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Lalu berwudu dan akan menunaikan salat juga. Saat keluar dari kamar mandi, Diandra sudah selesai dengan salatnya. "Aku pinjem, mau salat juga," ujar Dara. Diandra bangkit sambil membuka mukenanya, lalu meneruskan kepada Dara. Gadis itu kini duduk di lantai, memperhatikan sahabatnya salat. Bibirnya terukir senyum. Entah mengapa dia sangat bahagia melihat sahabatnya itu salat. Usai salat, Dara berdoa, cukup lama. Entah apa yang diadukannya kepada Tuhannya itu. Setelah selesai, dia pun merapikan kembali peralatan salat itu dan menyimpannya di tempat yang sudah tersedia. "Ngapain kamu duduk di lantai? Apa gak dingin?" tanya Dara. "Gak, kok. Aku nungguin kamu selesai salat, makanya duduk di bawah sini. Kurang sopan aja rasanya saat kamu salat aku duduk di atas," sahut Diandra. Gadis itu bangkit dari duduknya, lalu menga
last updateLast Updated : 2023-07-13
Read more

Hutang Budi

"Ini ada beberapa design dan denah untuk rumah kamu. Pilih aja, nanti aku carikan tukang bangunannya," kata Aris.Lelaki itu menyodorkan beberapa gambar kepada Dara. Gadis itu menerima dan memperhatikan satu persatu dari empat buah gambar.Matanya berbinar dan tampak bingung dengan semua design yang kini berada di tangannya. Gadis itu kini menyusun berjejer gambar yang di terimanya di atas meja ruang keluarga, dan memandangi bergantian."Bagus semua, Kak. Dara bingung pilih yang mana," keluh gadis itu."Pilih yang kira-kira sesuai dengan karakter kamu," usul Aris. Dari keempatnya ada satu yang menarik perhatiannya. Sederhana tetapi tampak elegan, sesuai dengan karakternya.Dara memutuskan untuk memilih design yang di sukai ya itu, lalu menyerahkannya kembali kepada Aris. Lelaki itu mulai menghitung anggaran bahan bangunan dan juga upah pekerja."Total anggaran sekitar empat ratus juta, uang jaga-jaga lima pul
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

Diandra Salah Paham

"Keluarga Hutomo? Kepulangan anaknya? Memangnya Domo dari mana?" tanya Dara bermonolog dengan dirinya.Dara teringat ucapan Diandra bahwa Domo tidak menghubungi selama beberapa hari. _Di rumah sakit_Dokter sedang memeriksa keadaan Handoko."Kondisi sudah membaik, obatnya di minum terus, ya. Supaya tidak terjadi pendarahan," ujar dokter."Kapan saya bisa pulang, Dok?" tanya Handoko.Dokter itu melihat catatan medis terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan tersebut."Berdasarkan catatan ini, siang ini sudah boleh pulang. Tiga hari lagi datang untuk kontrol, ya," jawab dokter itu.Willa tampak bahagia mendengar itu. Handoko mengucapkan terima kasih, dokter itu pun mengangguk dan keluar ruangan.Wanita itu menghubungi suaminya agar mengirimkan orang untuk mengurus biaya rumah sakit dan mengantarkan mereka pulang.Tiga puluh menit setelahnya, Mandala datang dengan membawa sebuah plastik yang bertuliskan nama
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status