Home / Romansa / Pria Gemulai Itu Suamiku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pria Gemulai Itu Suamiku: Chapter 51 - Chapter 60

83 Chapters

Ketemu

"Memangnya ada apa? Saya kebetulan mau beli obat nanti malam," sahut Diandra."Di kota ini kalau malam, rawan dengan penculikan gadis muda. Katanya begitu, sudah ada beberapa kejadian," sambung seorang petugas itu lagi.Hari Diandra mulai dihinggapi rasa takut. Gadis itu pun mengucapkan terima kasih dan menuju kamarnya.Hari sudah mulai senja, gadis itu tidak mau mengambil resiko dengan nekad pulang. Diandra mencari informasi tentang kota yang kini di singgahi itu. Benar saja, sedang marak terjadi kasus penculikan gadis muda. Kini sedang diusut oleh petugas._Di rumah Darwin_"Apa! Kok bisa? Jadi kemana kira-kira arahnya? Mana ini sudah sore," resah Darwin.Sisy menangis dan sedang di tenangkan oleh Willa.Handoko hanya diam tertunduk. Meliana mencoba menghubungi nomor ponsel Diandra, namun, hanya suara operator yang mengatakan jika ponsel dalam keadaan tidak aktif.Hal ini yang membuat dua keluarga itu serta Dara semakin panik.[Kamu di mana, Dek? Biar Kakak jemput.] Tulis Meliana, l
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

Apa Jawabanmu?

"Ah ... Ini bukan apa-apa, hanya luka kecil," sahut Handoko.Diandra memandangi Handoko dari belakang menelisik kebenaran dari jawaban lelaki itu. Aris mendehem, Handoko memalingkan wajahnya lalu memandang ke depan, menimbang sesuatu."Sebaiknya katakan saja, daripada nanti semakin berabe," saran Aris.Handoko pun mengatakan akan menceritakan semuanya saat sudah tiba di rumah nanti. Diandra yang sedang malas untuk berpikir, memilih untuk tidur saja.Perjalanan pun berjalan mulus dan santai, Diandra sudah terjaga dari tidurnya. Gadis itu memegangi perutnya yang sudah berbunyi. Handoko dan Aris menahan tawa."Makan di rumah ya, Dek. Dua puluh menit lagi sudah sampai," bujuk Aris."Gak mau. Laparnya sekarang kok makannya nanti, berhenti cari makan, ya Kak, boleh ya, " rengek Diandra.Mereka pun mencari mini market dan mencari makanan di sana. Rangga pun ikut berhenti, Aris mengajak mereka untuk makan.Diandra memilih banyak roti dan makanan ringan serta minuman. Handoko memesan mi instan
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

Jawaban

"Betul, aku nungguin jawaban kamu," imbuh Handoko. Kini semua mata tertuju kepada Diandra. Dipandangi seperti itu, gadis itu mengulas senyum yang dipaksakan. "Baiklah, aku setuju untuk menikah dengan Domo. Ada syaratnya, bukan nikah sekarang dan tidak berpacaran. Diandra ga mau kelak Papa sama Mama dikasih kerikil sama malaikat, lalu mereka genggam dan kepalanya meleleh. Kalian juga berhutang penjelasan atas kejadian yang ditutupi," jawab Diandra. Semua yang mendengar jawaban Diandra menghela napas lega. Willa dan Hari senang mendengar jawaban calon menantu mereka itu. Raut wajah Handoko tampak masam. Di dalam benaknya sudah merancang akan mengunjungi banyak tempat bersama gadis yang berhasil menyentuh hatinya itu. Terselip rasa tidak setuju di hatinya. "Trus kalau ga pacaran, kita ngapain?" tanya Handoko. Diandra mengerutkan keningnya sambil memandang Handoko dengan tatapan tajam. Lelaki itu gelagapan saat ditatap seperti itu. "Sepertinya aku harus memikirkan kembali jawabank
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

Penjelasan.

"Siapa yang beliin makanan sebanyak ini, Dek?" tanya Aris.Diandra pun tersadar. Benaknya berpikir keras tentang siapa yang mengirim makanan untuknya. "Mungkin teman Di, Kak. Mereka ga sempat datang waktu mendengar aku sakit," jawab Diandra."Cih, teman? Aku tidak tahu kalau kamu punya teman," celetuk Dara."Woooh, enak aja. Temenku banyak loh, tapi kalau sahabat, cuma satu, hehehe," sahut Diandra.Aris diam, benaknya mulai berpikir tentang siapa yang mengirimkan makanan untuk adiknya itu.Setelah termenung beberapa saat, Aris pun menjentikkan jarinya dan memukul pelan bahu Diandra."Kakak tau siapa pengirimnya," ucapnya."Tau sih tau, gak pake bikin kaget juga dong. Kalau jantung ini copot gimana? Kakak mau tanggung jawab," sungut Diandra.Aris meminta maaf sambil menahan senyum melihat adiknya sudah mengerutkan bibirnya."Siapa menurut Kakak yang mengirim makanan ini?" tanya Dara."Menurutku, ini pasti Handoko. Coba kalian ingat, kan tadi dia bikin Diandra marah. Ini pasti bentuk
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

Diandra Kabur

"Jadi, kalian berkelahi hingga menjadi seperti ini memperebutkan aku?" tanya Diandra.Handoko mengangguk, tampak raut wajah marah juga terselip rasa sesal di hati Gadis itu."Kenapa kalian sembunyikan ini semua dariku? apa aku bukan manusia? apa aku tidak dianggap ada, hah!" marah Diandra.Handoko menundukkan kepalanya, mencari kalimat yang tepat agar gadis itu tidak semakin marah.Diandra menunggu jawaban dari lelaki yang kini berdiri di depannya dengan menyilangkan tangan di dadanya."Aku tidak mau kau kembali jatuh sakit karena mendengar berita ini, demi kesehatan dan kebaikanmu juga. Maafkan aku jika membuatmu tersinggung," sesal Handoko.Diandra menghela napas dan membuangnya kasar. Gadis itu merasa sangat marah karena dianggap sebagai beban bagi mereka. Sedih mulai menjalar di hatinya, matanya mulai menghangat, pertanda buliran bening akan turun membasahi pipinya.Benar saja, air mata pun jatuh menetes tanpa aba-aba. Kepalanya mendadak sakit dan dadanya terasa sangat sesak. Ber
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

Rasa

"wa'alaikumussalam," jawab mereka bertiga.Tampak Fahri masuk ke dalam rumah, raut wajah tidak suka pun tergambar jelas di wajah kakaknya itu melihat Diandra."Kapan nyampe? Lagi ga bikin masalah kan?" tanya Fahri..Diandra pun mengatakan dirinya baru saja sampai. Fahri pun masuk ke dalam kamarnya tanpa berbicara apapun.Fikri dan keluarganya sangat mengenal Diandra, kedua orang tua Diandra juga mengenal mereka, hanya saja, tidak terlalu dekat. Biasanya Diandra datang dua Minggu sekali atau sebulan sekali mengunjungi mereka, namun sudah beberapa bulan ini gadis itu tidak mengunjungi mereka.Fikri adalah teman Diandra semasa SMA, bisa dibilang mereka saling suka di dalam diam. Keadaan sedikit kacau ketika Fahri juga menyukai Diandra dan memintanya untuk menjadi istrinya. kejadian itu enam bulan yang lalu, karena ditolak, Fahri marah kepada Diandra lalu enggan bersikap baik kepada gadis itu."Neng sudah makan? Umi masak banyak loh. Entah kenapa pengen masak banyak, ternyata gadis yang Um
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Panik

Sisy mengumpulkan semua pekerja di rumahnya, setelah mendapat laporan dari Bi Munih bahwa Diandra tidak berada di dalam kamarnya. Raut panik tergambar jelas di wajahnya yang cantik. “Maaf, Nyonya. Saya tidak tahu kalau Non Diandra kabur, karena penampilannya seperti biasa, tidak mencurigakan,” ungkap petugas keamanan.Lelaki paruh baya itu tertunduk dan takut jika dipecat karena membiarkan Diandra keluar rumah.Sisy berjalan hilir mudik sambil menghubungi nomor ponsel Diandra, tak jua kunjung ada jawaban. Wanita itu kini menghubungi Handoko, siapa tahu lelaki itu bisa memberikan informasi yang di butuhkannya.“Apa! Diandra kabur lagi? Saya tidak tahu, Tante. Waktu saya pulang dia masih berada di rumah,” terang Handoko.Handoko juga menceritakan bahwa saat itu Diandra sangat marah dan merasa tidak dianggap sama sekali. Melihat emosi sedang meluap, maka dirinya membiarkan gadis itu menenangkan diri dengan pulang ke rumahnya.Kediaman Darwin kembali panik. Handoko berusaha melacak, nam
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Kemarahan Dara

“Leofrand menantangku bertarung dengan Diandra sebagai taruhannya. Maksudku, siapa saja yang kalah, harus pergi dari hidup Diandra. Itu terjadi saat dia dirawat di rumah sakit. kami pun bertarung dengan berakhir lelaki jelek itu kalah. Aku menderita luka tusukan di perut dan bahu, sementara Leo aku tidak tau bagaimana keadaanya. Demi kesehatan Diandra, kami sepakat untuk menyembunyikan hal ini darinya dan berakhir dengan kemarahannya dan kabur,” beber Handoko.Wajah Dara merah padam lalu menampar Handoko. Lelaki itu terkejut karena tidak mengira bahwa gadis yang irit berbicara dan berwajah dingin itu akan melayangkan tangan ke pipinya.“Kalian keterlaluan mempertaruhkan Diandra, Kalian pikir dia piala dan bukan mahluk bernyawa? Pantas saja kalau dia mengamuk seperti ini!” bentak Dara.Handoko mengelus pipinya yang terasa pedas dan menundukkan kepalanya. Kalau di pikir, bagaimana mungkin lelaki kaya dan angkuh menundukkan kepala di depan gadis aneh ini. Akan tetapi ini menyangkut gadis
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

Bertemu Leofrand

“Hei, kamu budeg, ya!” ujar seorang gadis.Tampak seorang gadis berlari ke arah Dara. Wajah gadis itu ayu, khas wanita desa, kulitnya putih dan berusia sekitar dua puluh satu tahun.“Kamu buta? Apakah kau lihat aku melakukan sesuatu kepadanya? Dasar gadis bodoh,” gerutu Dara.Gadis itu membelalakkan matanya, tidak terima dengan ucapan wanita asing yang baru di lihatnya itu.“Hei, gadis dungu! Ngapain melototin aku? Baru liat orang cantik? Ayo bawa lelaki menyusahkan ini ke dalam,” perintah Dara.Keduanya kini menggotong tubuh Leofrand ke dalam dan dibaringkan di ruang tamu.Gadis muda itu mengambil air dan kotak obat, kemudian menggosok hidung dan memijit pelipis lelaki itu dengan telaten, seolah istri bagi orang yang sedang tak sadarkan diri itu.Dara mendengar suara mobil menderu yang memasuki halaman rumah itu, gadis itu segera bangkit dan menuju ke luar, tetapi tangannya ditangkap oleh lekaki itu dan dengan mata terpejam memohon kepadanya.“Jangan pergi, ku mohon,” pinta lelaki it
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

Bertemu Leofrand (2)

“Melihat apa, Abah?” tanya Dara.Lelaki tua itu terdiam. Kemudian menggelengkan kepalanya.“Abah tidak bisa menembusnya, Non. Maaf,” jawab Abah Mamat.Kepala lelaki itu tertunduk dan tubuh Dara lemas seketika. Rintik hujan mulai membasahi mereka. Abah mengajak Dara untuk masuk dan menunggu hujan reda.Gadis itu mengikuti saran Abah dan duduk di ruang tamu. Satu jam kemudian, hujan semakin deras. Tubuh lelaki tampak menggeliat, Andini meminta Dara untuk mengembil selimut untuk lelaki itu di kamarnya.Dara diam dan tidak bereaksi apapun selain menatap tajam seolah akan menelannya hidup-hidup. Andini pun menundukkan kepalanya.“Memangnya kau siapa berani memerintah aku!” sergah Dara.Wajahnya tampak dingin dengan tatapan mata yang mengintimidasi, Andini seakan membeku melihat wajah dan sikap gadis yang berada di seberang sana.“Hei, mengapa aku memegang tanganmu, Andini?” tanya lelaki itu.Lelaki itu menghempaskan tangan gadis itu dan menatap Dara, kemudian berpindah ke sofa di mana gad
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status